Jangan Salahkan Ia - Cerpen Remaja
Selasa, 20 Mei 2014
JANGAN SALAHKAN DIA
Karya Tazkiyatun Nisa
Hai, saya Nissa. Aku kelas 8 bersekolah di MTs N Nurul Hidayah 01. Aku punya sahabat, beliau berjulukan Billa. Aku dekat dengannya kurang lebih sudah 3 tahun. Hari ini tanggal 22 November 2010 tepatnya jam 1 siang yaitu hari di mana Pengurus Osis tahun kemudian akan diganti. Diotakku muncul beberapa pertanyaan “Siapa ya yang jadi ketua Osis tahun ini?” “Dia cowo atau cewe?” “Dari kelas mana ya dia?” “Dia ramah atau gak?”. Pertanyaan itu seakan hilang dikala akau dikagetkan oleh sahabatku. “Hayo, Nissa lagi mikirin apa? Mikirin saya kan?ya sih, saya orangnya memang ngangenin ” “Dududu, sahabatku ini pedenya OVER banget deh” jawabku sinis. “Yaudah, masuk gedung yuk. Di sana udah rame loh” ajak Billa sambil menarik tanganku.
Pemilihan ini dihadiri oleh kelas 7 dan 8 yang diwakilkan oleh masing-masing Pengurus Kelas, ada juga kakak-kakak Osis tahun lalu. Aku deg-degan, galau mau pilih siapa. Acara pun dimulai. Pak guru eksklusif beritahu tata cara untuk vooting Pengurus Osis tahun ini. Kertas pun dibagikan, Ya Allah saya benar-benar galau dan gugup. Mau saya tulis nama siapa di kertas ini? Sudahlah, hanya saya dan Allah yang tahu.
***
Jangan Salahkan Dia |
Penghitungan dimulai, semoga siswa yang saya dukung jadi Ketuanya #Amiin. “Nissa Amalia Rizkiani” teriak si penghitung suara. “Namaku kenapa disebutkan, terus banyak yang bersorak. Aduh, niscaya ini semua wangsit teman-teman sekelasku untuk mendukungku” gumamku. “Moh. Rifky Adrian Saputra Wijayanto Ramadhan” “Nama anak itu niscaya selalu ada, memang beliau itu udah keren, ramah dan ganteng pula, haha” kataku lirih. Penghitungan pun selesai. Ternyata, mungkin sudah takdirku menjadi Ketua Osis dan harus bekerja sama dengan Rifky. Ya, kini saya dan Rifky yang memimpin teman-teman di Osis.
***
1 ahad sudah, saya menjabat sebagai Ketua Osis. Setiap berangkat dan pulang sekolah, ada saja adik, teman, dan abang kelas yang menyapaku. Seolah-olah saya ibarat orang yang mereka hormati. Suatu hari, saya sedang duduk di taman sekolah. Ada abang kelas yang menghampiri saya dan duduk di sampingku. Namanya Kak Naufal, kemudian beliau memulai pembicaraan. Kami bercakap-cakap sepanjang jam istirahat.
***
Hari ini saya berangkat ibarat biasanya, kebetulan juga hari ini rapat Osis untuk yang ke-3 kalinya. Aku berjalan menyusuri sekolah, melewati beberapa ruang kelas, tapi kenapa hari ini siswa-siswi memandangku aneh. Jika saya tersenyum, tidak ada satupun dari mereka yang membalas senyumanku. Oh God ! What happen? Aku menuju perpustakaan, untuk menenangkan diriku sejenak. Rifky tiba menghampiriku, beliau tak berkata apa-apa. Kelihatannya beliau murka kepadaku, tapi apa salahku? Rifky malah mengajakku untuk melihat Mading sekarang, akupun mengikuti dia.
“Hah? Astaghfirullah, siapa yang melaksanakan ini semua.” saya terkejut. “jangan bilang kau udah pacaran sama kak Naufal??”. “Rif, tolong kau percaya sama aku. Kami gak ada korelasi special, apalagi hingga pacaran kayagitu” jelasku. “Ciyus? Miapah? Lah itu bukti fotonya kau berduaan sama Kak Naufal” tanya Rifky. “Iya memang, saya dan Kak Naufal pernah di taman. Tapi kami hanya ngobrol aja kok, ini ciyusan. Kamu harus percaya sama aku” jawabku. “Ohgitu, ya kini saya percaya sama kamu. Berarti gosip ini hooaak dong?” Tanya nya. “Iyalah, Rif. Biar saya selidiki siapa yang nyebarin gosip fake ini” jawabku. Aku dibantu Rifky mengambil foto-foto itu yang melekat pada Mading.
***
Aku, Rifky dan Billa sudah menunggu di ruang rapat Osis. Tapi, yang lainnya belum datang. Apa sebab gosip tadi? Mungkin seluruh sekolah udah tau gosip fake tadi. Gimana caranya saya mengembalikan kepercayaan teman-teman? Kalau saya tuh gak bersalah. Sudah satu jam kami menunggu, tapi tidak ada satu siswa pun yang tiba ke ruangan ini.
“Nis, sabar ya. Saran saya sih, kini kita pulang. Nanti di rumah gres deh mikirin solusi perihal dilema ini. Kayaknya rapat kali ini, kita tunda dulu. Gimana?” Usul Rifky. “Aku baiklah apa katamu, Rif” sambung Billa. “Yaudah, saya juga setuju. Gak bakalan ada anak Osis yang tiba siang ini” jawabku.
***
Assalamu’alaikum !!
Nis, saya tau siapa yang pajang foto kau sama Kak Naufal di Mading. Yaps, beliau Maura 8D. Anak yang iri sama kamu. Karena kau yang terpiliuh jadi ketua Osis, sedangkan beliau menginginkan jabatan itu. Dia menyuruh Kak Naufal, kakaknya sendiri untuk dekat sama kamu. Trus, beliau foto kau sama Kak Naufal deh. Aku benar-benar heran sama mereka. Padahal Kak Naufal kan Ketua Osis tahun lalu. Tapi, beliau berani kayagitu sama kamu. Aku tahu gosip ini dari Kak Naufal sendiri, beliau taubat (?) dan dongeng semuanya kepadaku.
***
1 ahad sudah, saya menjabat sebagai Ketua Osis. Setiap berangkat dan pulang sekolah, ada saja adik, teman, dan abang kelas yang menyapaku. Seolah-olah saya ibarat orang yang mereka hormati. Suatu hari, saya sedang duduk di taman sekolah. Ada abang kelas yang menghampiri saya dan duduk di sampingku. Namanya Kak Naufal, kemudian beliau memulai pembicaraan. Kami bercakap-cakap sepanjang jam istirahat.
***
Hari ini saya berangkat ibarat biasanya, kebetulan juga hari ini rapat Osis untuk yang ke-3 kalinya. Aku berjalan menyusuri sekolah, melewati beberapa ruang kelas, tapi kenapa hari ini siswa-siswi memandangku aneh. Jika saya tersenyum, tidak ada satupun dari mereka yang membalas senyumanku. Oh God ! What happen? Aku menuju perpustakaan, untuk menenangkan diriku sejenak. Rifky tiba menghampiriku, beliau tak berkata apa-apa. Kelihatannya beliau murka kepadaku, tapi apa salahku? Rifky malah mengajakku untuk melihat Mading sekarang, akupun mengikuti dia.
“Hah? Astaghfirullah, siapa yang melaksanakan ini semua.” saya terkejut. “jangan bilang kau udah pacaran sama kak Naufal??”. “Rif, tolong kau percaya sama aku. Kami gak ada korelasi special, apalagi hingga pacaran kayagitu” jelasku. “Ciyus? Miapah? Lah itu bukti fotonya kau berduaan sama Kak Naufal” tanya Rifky. “Iya memang, saya dan Kak Naufal pernah di taman. Tapi kami hanya ngobrol aja kok, ini ciyusan. Kamu harus percaya sama aku” jawabku. “Ohgitu, ya kini saya percaya sama kamu. Berarti gosip ini hooaak dong?” Tanya nya. “Iyalah, Rif. Biar saya selidiki siapa yang nyebarin gosip fake ini” jawabku. Aku dibantu Rifky mengambil foto-foto itu yang melekat pada Mading.
***
Aku, Rifky dan Billa sudah menunggu di ruang rapat Osis. Tapi, yang lainnya belum datang. Apa sebab gosip tadi? Mungkin seluruh sekolah udah tau gosip fake tadi. Gimana caranya saya mengembalikan kepercayaan teman-teman? Kalau saya tuh gak bersalah. Sudah satu jam kami menunggu, tapi tidak ada satu siswa pun yang tiba ke ruangan ini.
“Nis, sabar ya. Saran saya sih, kini kita pulang. Nanti di rumah gres deh mikirin solusi perihal dilema ini. Kayaknya rapat kali ini, kita tunda dulu. Gimana?” Usul Rifky. “Aku baiklah apa katamu, Rif” sambung Billa. “Yaudah, saya juga setuju. Gak bakalan ada anak Osis yang tiba siang ini” jawabku.
***
Assalamu’alaikum !!
Nis, saya tau siapa yang pajang foto kau sama Kak Naufal di Mading. Yaps, beliau Maura 8D. Anak yang iri sama kamu. Karena kau yang terpiliuh jadi ketua Osis, sedangkan beliau menginginkan jabatan itu. Dia menyuruh Kak Naufal, kakaknya sendiri untuk dekat sama kamu. Trus, beliau foto kau sama Kak Naufal deh. Aku benar-benar heran sama mereka. Padahal Kak Naufal kan Ketua Osis tahun lalu. Tapi, beliau berani kayagitu sama kamu. Aku tahu gosip ini dari Kak Naufal sendiri, beliau taubat (?) dan dongeng semuanya kepadaku.
Aku terkejut melihat sms masuk dari Rifky. Ternyata kak Naufal dan Maura bersekongkol untuk menjebak aku, semoga seluruh siswa di sekolah gak percaya sama aku. Aku hanya terdiam, gak tau harus ngelakuin apa. Aku tidak membalas sms dari Rifky. Tapi, saya tetap tabah, ini awal dari perjalanan saya menjadi Ketua Osis. Memang nyesek banget, tapi saya harus bias memaafkan Kak Naufal sama adiknya itu. Nanti, saya mau ngomong 4mata sama kak Naufal. Kenapa beliau dapat begitu sama aku.
***
Hari ini, saya berangkat sekolah ibarat biasanya. Belum saja saya masuk kelas, kak Naufal sudah memanggil aku. Yaps, balasannya beliau ngajak saya untuk jelasin semua ini.
Dek, abang minta maaf ya. Udah bikin kau malu. Kakak bingung, Maura minta santunan ke abang biar kau buruk di mata orang banyak. Sedengkan di satu sisi, abang juga gak tega sama kamu. Bingung juga harus pilih siapa, antara kau sama adik kandung abang sendiri.
Aku tau, maksud abang itu baik. Ingin bantu adiknya, tapi bukan begini caranya. Sudahlah, saya ingin lupakan dilema ini. Aku udah maafin abang sama Maura kok.
Aku eksklusif pergi, berlari menjauh dari kak Naufal. Aku berhenti, ternyata Maura sudah dihadapanku. Dia meminta maaf padaku. Dia jelaskan panjang lebar. Tapi . . .. . BEL MASUK BERBUNYI
-------------THE END--------------
PROFIL PENULIS
Namaku Azki. Sekolah di MTs N Slawi kelas 8FDS. Tinggal di Tegal Kec. Dukuhturi Ds. Pepedan. Aku suka menulis dan menggambar. *LUV*
Namaku Azki. Sekolah di MTs N Slawi kelas 8FDS. Tinggal di Tegal Kec. Dukuhturi Ds. Pepedan. Aku suka menulis dan menggambar. *LUV*
No. Urut : 536
Tanggal Kirim : 05/02/2013 16:31:05
Baca juga Cerpen Remaja yang lainnya.