Misterius - Cerpen Horor
Jumat, 23 Januari 2015
MISTERIUS
Karya Ermiwati
Karya Ermiwati
Hari itu saya bersama seorang perempuan mendatangi sebuah daerah yang cukup indah pemandangannya ,keindahan tempt itu seakan akan membuatku terhipnotis oleh alam, saya tak sanggup melihat keberadaan orang lain ditempat itu bahkan saya tak sanggup mencicipi dinginnya air hujan yang sedari tadi jatuh membasahi tubuhku. Lama saya berdiam diri menatap satu arah, seorang perempuan yang bersamaku tadi tiba menghampiriku dan berkata “kak, saya ingin pulang” katanya sambil menarik lengan bajuku. saya gres sadar, beliau yaitu adikku namanya putri.
Saat saya akan membalikkan tubuh dan melangkahkan kakiku dari daerah itu, tiba-tiba arah mataku kembali tertuju pada sebuah pohon yang bangun cukup tinggi dihadapanku, saya menatap pohon itu sejenak dan berkata dalam hati “bunga anggrek..” tapi pandanganku mulai kabur dan saya melihat tampaknya ada sesuatu yang menghalangi pandanganku itu, tapi saya tak tau apa itu. Lama saya bangun menatap phon itu dengan pandangan sedikit kabur, Putri kembali menarik lengan bajuku dan berkata ‘kakak, saya lapar..”, meskipun sedikit ingin tau tapi saya harus tetap pulang, lagi pula hari semakin malam.
Misterius |
Keesokan harinya saya berniat pergi mengunjungi daerah itu lagi bersama seorang perempuan yang berjulukan Lia, beliau yaitu kekasihku.
“An, mana bunga anggreknya?” Tanya lia ketika kami telah hingga ditempat itu, “kog ga ada An..?” sambungnya, “iya kog ga ada ya Li”, tanyaku penasaran, Aku ibarat telah tertipu oleh pemandangan di hari itu, pemandangan yang sangat indah itu tak ad lagi di daerah ini, yang ada hanya rerumputan yang tingginya hingga betis oran berakal balig cukup akal dan burung-burung yang beterbangan sebab ketakutan melihat manusia.
Beberapa hari sesudah kejadian itu, Aku mendatangi daerah itu lagi tapi kali ini Aku hanya seorang diri.
“Ini benar-benar aneh.., kenapa pemandangan ditempat ini berubah lagi..?? ada apa dengan daerah ini..?” tanyaku dalam hati. Disaat itu juga angin bertiup sangat kencang dan saya mencoba menggapai pohon tinggi itu untuk berlindung dibawahnya, tapi saya melihat seorang perempuan terduduk dengan lemas dan tak berdaya sambil memegang sebuah sapu tangan berwarna putih. “Siapa dia?” tanyaku dalam hati dan mendekatinya dengan perlahan. “Permisi mbak,” kataku padanya, tetapi Ia hanya menoleh sebentar lalu tak meresponeku sama sekali. Kucoba mencari tau apa yang terjadi pada wanta itu tapi Ia sama sekali tak pernah menjawab pertanyaanku dan menghiraukakanku. “Mbak, hari sudah mulai malam, sebaiknya Mbak pulang.” Kataku padanya dan Ia hanya tersenyum lalu pergi meninggalkaanku.
Dalam perjalanan menuju pulang, Aku bertanya-tanya dalam hati dan dan terus memikirkan kejadian tadi, “Siapa sesungguhnya perempuan itu dan apa yang ia lakukan ditempat itu seharian, apa sesungguhnya yang terjadi padanya..?” hal ini sama sekali tak sanggup hilang dari benak ku, perempuan itu telah membuatku ingin tau dengan hal yang telah terjadi dihari ini.
“Lia, kau mau ga temenin saya ketempat kemarin.?” Tanyaku pada Lia ketika tiba dirumah, “Apa sih menariknya daerah itu An..?’ Tanya Lia sedikit kesal pada daerah itu, “Aku ingin mencari tau sesuatu hal perihal daerah itu Lia, Aku rasa daerah itu tidak beres,” “An, kau kenapasih akhir-akhir ini asing banget..? kau itu udah ga ibarat yang dulu lagi, kau yang dulu itu ga suka banget kalau diajak ketempat yang penuh dengan rumput dan banyak hewan-hewannya, tapi kini kau justru malah suka banget sama daerah itu bahkan kau hingga lupa makan siang hanya sebab daerah itu, kayaknya dunia emang udah kebalik kali yah..??” kata Lia kesal, “Lia, saya mohon temenin saya yah..?” kataku setengah memohon. “Okey,, tapi ini yang terakhir ya An, sesudah itu Aku maupun kau ga boleh mendatangi daerah itu lagi.”
“Bener kan Lia, daerah ini tu bener-bener ga beres, kau liat sendirikan buktinya sekarang”, kataku ketika keesokan harinya kembali ketempat itu bersama Lia. “Ia An, saya bener-bener ga ngerti dengan semua ini, ini bener-bener ga beres”, “Kamu tau ga Lia, apa yang Aku temui ditempat ini kemarin? Aku menemukan seorang perempuan yang sedang duduk tak berdya sambil memegang sebuah sapu tangan putih, ketika saya bertanya Dia sama sekali tidk merespone ku dan tak melihatku tapi ketika terakhir Aku ingin pulang, Dia malah tersenyum padaku lalu meninggalkanku ditempat ini,” “Au rasa perempuan itu ingin memberitahukan sesuatu padamu An, tapi Dia ingin kau tiba sendiri”, “tapi Li, Aku sudah akad sama kau kalau saya tidak akan tiba lagi ditempat ini”, “ga An, kau boleh dating ditempat ini”.
“Malam ini Aku sama sekali tak sanggup tidur memikirkan semua ini, Aku harus pergi ketempat itu dan menuntaskan problem asing ini, hidupku tak akan damai bila ibarat ini” kataku sambil mengambil kunci motor lalu bergegas pergi.
“An, mana bunga anggreknya?” Tanya lia ketika kami telah hingga ditempat itu, “kog ga ada An..?” sambungnya, “iya kog ga ada ya Li”, tanyaku penasaran, Aku ibarat telah tertipu oleh pemandangan di hari itu, pemandangan yang sangat indah itu tak ad lagi di daerah ini, yang ada hanya rerumputan yang tingginya hingga betis oran berakal balig cukup akal dan burung-burung yang beterbangan sebab ketakutan melihat manusia.
Beberapa hari sesudah kejadian itu, Aku mendatangi daerah itu lagi tapi kali ini Aku hanya seorang diri.
“Ini benar-benar aneh.., kenapa pemandangan ditempat ini berubah lagi..?? ada apa dengan daerah ini..?” tanyaku dalam hati. Disaat itu juga angin bertiup sangat kencang dan saya mencoba menggapai pohon tinggi itu untuk berlindung dibawahnya, tapi saya melihat seorang perempuan terduduk dengan lemas dan tak berdaya sambil memegang sebuah sapu tangan berwarna putih. “Siapa dia?” tanyaku dalam hati dan mendekatinya dengan perlahan. “Permisi mbak,” kataku padanya, tetapi Ia hanya menoleh sebentar lalu tak meresponeku sama sekali. Kucoba mencari tau apa yang terjadi pada wanta itu tapi Ia sama sekali tak pernah menjawab pertanyaanku dan menghiraukakanku. “Mbak, hari sudah mulai malam, sebaiknya Mbak pulang.” Kataku padanya dan Ia hanya tersenyum lalu pergi meninggalkaanku.
Dalam perjalanan menuju pulang, Aku bertanya-tanya dalam hati dan dan terus memikirkan kejadian tadi, “Siapa sesungguhnya perempuan itu dan apa yang ia lakukan ditempat itu seharian, apa sesungguhnya yang terjadi padanya..?” hal ini sama sekali tak sanggup hilang dari benak ku, perempuan itu telah membuatku ingin tau dengan hal yang telah terjadi dihari ini.
“Lia, kau mau ga temenin saya ketempat kemarin.?” Tanyaku pada Lia ketika tiba dirumah, “Apa sih menariknya daerah itu An..?’ Tanya Lia sedikit kesal pada daerah itu, “Aku ingin mencari tau sesuatu hal perihal daerah itu Lia, Aku rasa daerah itu tidak beres,” “An, kau kenapasih akhir-akhir ini asing banget..? kau itu udah ga ibarat yang dulu lagi, kau yang dulu itu ga suka banget kalau diajak ketempat yang penuh dengan rumput dan banyak hewan-hewannya, tapi kini kau justru malah suka banget sama daerah itu bahkan kau hingga lupa makan siang hanya sebab daerah itu, kayaknya dunia emang udah kebalik kali yah..??” kata Lia kesal, “Lia, saya mohon temenin saya yah..?” kataku setengah memohon. “Okey,, tapi ini yang terakhir ya An, sesudah itu Aku maupun kau ga boleh mendatangi daerah itu lagi.”
“Bener kan Lia, daerah ini tu bener-bener ga beres, kau liat sendirikan buktinya sekarang”, kataku ketika keesokan harinya kembali ketempat itu bersama Lia. “Ia An, saya bener-bener ga ngerti dengan semua ini, ini bener-bener ga beres”, “Kamu tau ga Lia, apa yang Aku temui ditempat ini kemarin? Aku menemukan seorang perempuan yang sedang duduk tak berdya sambil memegang sebuah sapu tangan putih, ketika saya bertanya Dia sama sekali tidk merespone ku dan tak melihatku tapi ketika terakhir Aku ingin pulang, Dia malah tersenyum padaku lalu meninggalkanku ditempat ini,” “Au rasa perempuan itu ingin memberitahukan sesuatu padamu An, tapi Dia ingin kau tiba sendiri”, “tapi Li, Aku sudah akad sama kau kalau saya tidak akan tiba lagi ditempat ini”, “ga An, kau boleh dating ditempat ini”.
“Malam ini Aku sama sekali tak sanggup tidur memikirkan semua ini, Aku harus pergi ketempat itu dan menuntaskan problem asing ini, hidupku tak akan damai bila ibarat ini” kataku sambil mengambil kunci motor lalu bergegas pergi.
Saat saya hingga ditempat itu, Aku melihat perempuan itu lagi, perempuan yang duduk tak berdaya sambilmemegang sapu tangan berwarna putih itu, Ia melihat dan menatapku dengan tatapan sedih, Aku mencoba mendekatinya dan berkata “Mbak, kenapa malam-malam berada disini?”, “aku menunggumu”, katanya sambil memegang tanganku, “menungguku?”, tanyaku ingin tau “Ia, saya ingin mengembalikan sapu tangan ini padamu”, “Mengembalikan…???”, “Aku ingin kembali kekampung, jadi saya ingin mengembalikannya sebab ini bukan milikku”, “Tapi ini juga bukan milikki Mbak”, kataku sambil melihat sapu tangan itu, “maaf ya..” kata perempuan itu lalu pergi meninggalkanku dalam kegelapan malam.
Keesokan harinya saya pergi mendatangi daerah itu lagi, tapi Aku tak melihat keindahan ibarat yang pernah Aku lihat sebelumya, begitupun hari-hari berikutnya.
Seminggu lalu Aku mendatangi daerah itu bersama Lia. Kami hanya berniat menikmati pemandangan yang sunyi, namun Kami bertemu dengan Seorang lelaki bau tanah yang sedang membersihkan daerah itu. “Permisi pak..”, kataku pada lelaki bau tanah itu, “Iya, ada apa nak..???” tanya lelaki bau tanah itu, “Boleh kami numpang beristirahat disini?” kata Lia, “Maaf Nak, kalau boleh tau Kalian ini tiba dari mana..?”, “Kami dari kampung sebelah Pak, maaf sebelumnya Pak, apakah daerah ini milik Bapak..? jawab dan tanyaku penasaran, “Iya Nak, ini kebun Bapak”, “Apakah bapak pernah melihat seorang perempuan mendatangi daerah ini pak.. ?, “Maaf Nak, selain bapak tidak pernh ada lagi siapapun yang berani mendatangi daerah ini”< “Tapi kenapa Pak?”, “Ditempat ini sering terjadi hal-hal yang tidak sanggup dijelaskan dengan kata-kata Nak”, “Maksud Bapak…?”, “Maaf Nak, Bapak tidak sanggup menceritakan lebih lanjut lagi, Bapak permisi dulu Nak”, sesudah itu Bapak bau tanah itu meninggalkan kami berdua ditempat itu.
Aku tak sanggup mengetahui dengan semua ini, ini masih menjadi sebuah “MISTERI” bagiku, namun Aku yakin dan percya, ini semua yaitu kekuasaan ALLAH SWT, dan semua hal ini akan Aku simpan dengan rapat-rapat dalam memory otakku, biarkan ini menjadi sebuah “RAHASIA ILAHI” buatku.
Intinya Aku percaya kekuatan Goibh itu ada.