Ratu Priskilla - Cerpen Cinta
Jumat, 16 Januari 2015
RATU PRISKILLA
(Asrama Melodi Musik)
(Asrama Melodi Musik)
Karya Kakos
“Pandangan tertuju pada sebuah petikan gitar, menciptakan saya ingin memainkannya. Tak sadar saya terbawa alunan petikan gitar itu”.
Hidup ini memang terbalik terlihat sangat lucu dan tak adil, tolong aku! Entah bagaimana caranya semoga saya sanggup keluar dari asrama ini. Mungkin kau sanggup membantu ku, atau kemudian besar kau tak akan pernah melihat lagi untuk selama-lamanya. Hai…. Tolong aku! Kumohon! Panggila polisi atau siapa pun yang sanggup mengeluarkan ku dari asrama ini.
Terlihat dari kejauhan langit di atas sekolah musik yang hambar itu, berwarna gelap. Angin begitu kencang, mengantarkan aroma hujan. Roni tengah menarik mayit seorang lelaki berpakaian seragamnya. Tampak berusaha payah berjalan menuju perkuburan yang terletak di belakang sekolah musik tersebut.
“Pandangan tertuju pada sebuah petikan gitar, menciptakan saya ingin memainkannya. Tak sadar saya terbawa alunan petikan gitar itu”.
Hidup ini memang terbalik terlihat sangat lucu dan tak adil, tolong aku! Entah bagaimana caranya semoga saya sanggup keluar dari asrama ini. Mungkin kau sanggup membantu ku, atau kemudian besar kau tak akan pernah melihat lagi untuk selama-lamanya. Hai…. Tolong aku! Kumohon! Panggila polisi atau siapa pun yang sanggup mengeluarkan ku dari asrama ini.
Terlihat dari kejauhan langit di atas sekolah musik yang hambar itu, berwarna gelap. Angin begitu kencang, mengantarkan aroma hujan. Roni tengah menarik mayit seorang lelaki berpakaian seragamnya. Tampak berusaha payah berjalan menuju perkuburan yang terletak di belakang sekolah musik tersebut.
Namun, rupanya langit tak terpengaruh bujukan Roni. Belum begitu dalam lubang kuburan itu berhasil Roni gali, hujan tiba-tiba turun begitu derasnya. Lalu mendorong mayit itu masuk ke dalam lubang, dengan cepat lubang kuburan itu ditutup dengan tergesa-gesa. Semakin lama, hujan semakin lebat. Kilat terus menyambar ibarat lidah-lidah api yang berjulur dari neraka. Sudah tiga belas menit, pekerjaan Roni rampung. Segera melangkah ke luar areal perkuburan. Begitu Roni menghilang di tikungan, tiba-tiba hujan mereda kemudian berhenti sama sekali. Terlihat watu nisan di atas kuburan itu bergerak dan mengeluarkan asap tipis keluar dari kuburan gres itu….
Asrama Melodi Musik |
TAHUN 1992
Sesampai dirumah saya di tanya oleh ayah, dengan bernada bunyi tegas dan sedikit berkata garang “Dari mana saja kamu. bukannya eksklusif pulang dari asrama, malah hingga rumah sore hari, dasar anak kurang diuntung!”
Sontak saya eksklusif termenung dan mata yang sedikit melotot kepada ayah. Dan berkata “Aku menengok ibu di rumah sakit ayah,meski ibu belum sadar niscaya ibu merasa kesepian jikalau tidak menengoknya.
Sesampai dirumah saya di tanya oleh ayah, dengan bernada bunyi tegas dan sedikit berkata garang “Dari mana saja kamu. bukannya eksklusif pulang dari asrama, malah hingga rumah sore hari, dasar anak kurang diuntung!”
Sontak saya eksklusif termenung dan mata yang sedikit melotot kepada ayah. Dan berkata “Aku menengok ibu di rumah sakit ayah,meski ibu belum sadar niscaya ibu merasa kesepian jikalau tidak menengoknya.
Dengan cepat tanggan seorang ayah menampar anaknya. “Tidak ada alasan, jikalau dikala libur kau lom hingga di rumah dan meja makan masih kosong saya akan memampar kau lagi, Mengerti kamu”.
Memang ibarat itulah prilaku yang garang terhadap Ratu. Sejak ibunya masuk rumah sakit beberapa bulan ini, ayahnya berubah kepribadiannya menjadi lebih garang kepadanya. sering menganiyaya anaknya sendiri. sering Ratu, melihat ayah pulang larut malam serta tercium aroma alkohol dari mulutnya. Disaat ayah berbicara garang dan hasil kerja Ratu hanya dihabiskan oleh judinya.
Tidak hanya itu, sering Ratu melihat ayahnya bersama perempuan lain tetapi, Ratu hanya sanggup membisu melihat semua itu. Awal mulanya Terjadi perubahan kepribadian, dikarenakan tekanan ekonominya yang semangkin menipis. Biaya sehari-harinya tergantung pemasukkan dari ibunya, sebelum sakit beliau perkerja menjadi guru honoler di Asrama Melodi musik.
Waktu terus berjalan Ratu kembali ke asrama melodi musik, asrama itu cukup bau tanah sudah sangat lama jikalau terlihat dari ke jauhan. Sering kali Ratu bermimpi dan terlihat ibarat bayangan hidup. Ratu berfikir bayangan yang sering terlihat ibarat hidup itu sanggup disebut bayangan hantu. Dikala Ratu pernah kekamar mandi berdua bersama temannya. Ratu merasakan, suasana yang absurd tidak biasanya Ratu melirik kira dan kanan sebelum memasuki ruangan tersebut.
“Ratu kau kenapa melihat ibarat itu mata kau menciptakan ku takut melihat kiri dan kanan di setiap sudut kamar mandi”
“Ti….tidak saya hanya ingin, cari beling saja” dengan terbata-bata menjawab pertanyaan temannya.
“Kamu duluan saja tidak perlu menunggu aku”
“Baiklah jikalau kau tidak mau ditunggu”
Setelah selesai Ratupun keluar kamar mandi, impulsif Ratu melihat sekeliling perubahan seketika di dalam kamar mandi. kamar mandi itu menjadi remang dan lembap. Terasa ibarat ruangan yang tak pernah dikunjungi selama ratusan tahun. Namun, entah kenapa Ratu merasa ada sesuatu yang melewati tengkuknya dikala berada di ruangan tersebut.
Sontak tanpa berkedim, Ratu terkejut luar biasa ketika muncul sesosok yang menghadang langkahnya. Ratu memekik tertahan. Wajahnya tegang dan pucat. Dengan refleks, Ratu eksklusif berteriak”AAAhhhhh”….. ternyata sesosok itu ibarat gandaruwo, tetapi bayangan hantu itu tidak ibarat ciri-ciri gandaruwo, Besar hitam berbulu dengan mata merah menyala, kuku tangannya panjang-panjang, sangat menakutkan, melainkan hanya berjuba putih dan tidak menapak kakinya,“dia menunju ke arah Ratu. Ratu eksklusif tergulai lemas kemudian pingsan di ruangan tersebut.
***
Terlihat suasana gelap dan Tangga yang begitu tua, ibarat tangga yang sudah lama dan tidak terawat. Disaat Ratu melangkah sebelum menaiki anak tangga tersebut, Ratu melihat bayangan itu kembali. Tepat di depannya beliau melayang menuju anak tangga itu. Ratu terperangah melihatnya dan termenung sesaat ditempat beliau berdiri. Tiba-tiba bayangan itu menghilang di dikala Ratu berjalan kembali mencoba untuk mendekatinya. Ratu pun tidak memikirkan bayangan tersebut, Ratu kembali berjalan menuju anak tangga.
Di dinding lorong yang menghubungakan antara ruang musik gitar dengan kamar mandi. Terpampang sebuah kalender harian yang harus di robek setiap harinya. Begitu melintasinya, Ratu eksklusif merobek lembaran kalender tersebut. Tanggal 13 bulan 5, ternyata sempurna tanggal itu sesuai dengan tanggal lahirnya dan di liringnya jam bau tanah di sampingnya sempurna pukul 04.00 pagi.
Tiba-tiba, Ratu ingin tau dengan ruangan musik gitar yang sempurna di samping kirinya. yang sering kali di bicarai teman-temannya di ruangan ini ada sesosok hantu. Ruangan tersebuat menjadi daerah terbunuhnya siswa-siswa asrama di karenakan senar gitar yang putus, ruangnya sudah tidak digunakan lagi. Tetapi alat musik gitar akustik itu masih berada di dalamnya.
Dengan cahaya lilin yang diletakkannya di atas meja dan kotak untuk mengganjal pintu, Ratu mencoba memberanikan diri untuk memasuki ruangan itu. Terutama Ratu sanggup terungkap misteri apa yang di dalam asrama melodi musik itu. Karena Ratu sudah lelah sering ditampangkan bayangan-bayangan dan mimpi-mimpi meyeramkan hapir setiap harinya.
Ratu mengambil gitar yang penuh debu, sekumpulan abu yang meyerbu lubang hidung. Menelusup dan menyengat tenggorokan. Hingga ia terbatuk-batuk. Ratu mencoba untuk memainkannya gitar tersebut. “Pandangan tertuju pada sebuah petikan gitar, menciptakan saya ingin memainkannya. Tak sadar saya terbawa alunan petikan gitar itu”.
Tiba-tiba laci di samping daerah duduk dikala memainkan gitarpun terbuka tersendirinya. Mata terperangah melihat di dalam laci berisi buku diari dan foto hitam putih yang merekam kenangan para penghuni Asrama Melodi Gitar pada tahun 1992.
Dari sudut ruangan terdengar bunyi yang memanggil namanya berkali-kali, “Ratu…. Ratu….Ratu…..” Wajahnya yang mencermati bunyi yang di dengarnya itu, kemudian ia menoleh ke arahnya bunyi itu Sesosok ibarat gandaruwo muncul kembali sempurna di belakang. Ratu kaget luar biasa melihatnya, segera ia mangpit buku diari itu yang ia temukan dan sebelum sempat mengembalikan gitar pada posisinya. Ratu eksklusif berlari menuju pintu, ia terjatuh terjerembab di lantai.
Ini fatal, soalnya, ketika jatuh tadi, tangan Ratu tanpa sengaja Ratu menggeser kotak yang ia gunakan untuk mengganjal pintu sehingga pintu itu sekarang tertutup rapat. Sesosok gandaruwo yang disebut Ratu itu berkata dan sedikit bersuara parau “Peraturan harus dibayar oleh nyawa” Ratu menjauh untuk menghindari hal yang lain Ratu sekuat tenaga Ratu merayap menuju pintu. Tidak berhasil.
Ratu pernah mendapat pesan oleh Ibunya, jikalau kau mengalami kejadian apapun itu harus di hadapi dengan ketenangan dan kesabaran. Ratupun mencoba berbicara dengan sesosok gandaruwo, yang sering di sebutkan itu. “Kamu ingin apa dari aku”? “jangan ganggu aku!!”. Sekejap gandaruwo itu menghilang seperti, mengerti apa yang dibicarakan oleh Ratu. Ratu segera bangkit dan mengambil lilin, kemudian Ratu berhasil membuka pintu dan dengan cepat berlari keluar menuju ke ruangan kamarnya.
Dengan nafas sedikit tidak teratur dan berwajah masih penuh pertanyaan olehnya. Ratu mencoba membuka buku diari dan foto yang tadi ditemukan itu. Di nyalakan lampu di atas meja belajarnya untuk menerangi Ratu untuk membuka dan membacanya. Selembar demi selembar buku diari itu dan terungkap didalam buku diari tersebut.
Menceritakan perjalanan seorang siswa yang berjulukan Ahmad Zaki, tahun 1992 Zaki sangatlah populer di masa Remajanya. Dari prestasi Zaki mendapat predikat Raja Gitaris di asramanya.
Beberapa bulan kemudian, Zaki ingin menciptakan pemilihan Ratu Gitaris untuk menampingi di mana pun beliau berada. Tetapi, Zaki tidak gampang untuk menempuh perjalannan menciptakan pemilihan Ratu Gitaris. Zaki pernah mencicipi kejanggalan yang timbul di asrama itu. Disaat malam hari pukul 23.00 sesudah selesai rapat pembentukkan panitia, zaki melihat dengan mata kepala sendiri. Kepala sekolahnya Buktar Akbar ROni, membunuh siswa asrama, di daerah ruangan musik gitar.
Di seretnya mayit siswa itu kemudian masih di bawahnya ke balakang asrama untuk segera di kuburnya. Zaki hanya melihat kejadian itu dari jarak kejauhan, semoga kepala sekolah tersebut tidak melihat Zaki berada sempurna di belakang mengikuti gerak-gerikkannya.
***
Terpampang goresan pena di depan ruang musik gitar “Di larang masuk keruangan ini”. Tepat di hadapannya. Zaki ingin tau di dalam ruangan itu, dengan perlahan Zaki melangkah masuk ruangan tersebut dengan perlahan, ternyata ruangan itu tidak di koncinya. Ternyata ruangan itu, hanya sebuah gitar saja di dalam ruangan tersebut.
Tiba-tiba kepala sekolah melihat zaki memasuki ruangan tersebut. Kepala sekolah eksklusif menarik keluar Zaki dengan cara di pukulnya kepala Zaki dan alhasil Zaki pun tergulai lemas. Kepala sekolah itu pun menyeret Zaki keluar ruangan.
Beberapa menit kemudian Zaki terbangaun, Zaki berada di ruang isolasi daerah eksekusi para siswa-siswa asrama. Zaki pun harus menjalankan eksekusi itu. Zaki pun terpaksa untuk menjalankan eksekusi tersebut. Disaat eksekusi berlangsung sempurna tanggal 13 bulan 5, Zaki di bunuh oleh kepala sekolah yang berjulukan Buktar Akbar Roni.
Sebut saja Roni, ternyata Roni ini memiliki kelayinan psikopat, Sebab Roni tidak suka anak didik asrama melanggar peraturannya seditpun dan sekalipun. Sebelum Roni membunuh, Roni selalu berkata “Siapa saja yang sudah melanggar peraturan asrama beliau harus membayarnya dengan nyawanya sendiri”.
Awal mulanya kepala sekolah memiliki kelayinan psikopat, dari kecil Roni pernah melihat dengan mata kepala sendiri ayahandannya membunuh seorang anak didik asramanya, dengan alesan melanggar peraturan asrama. Ayahandannya yang berjulukan Saiful Roni, Dia meninggal, alasannya yakni terbunuh tidak tahu siapa yang menyebabkan maut tersebut. Saat sekarang belom sanggup terungkap siapa dan menyebabnya apa. Bukti yang didapatkan hanyalah sebuah pujuk surat di tanggannya.
Tertulis untuk Buktar Akbar Roni “Alunan melodi menciptakan saya ingin memainkannya dan saya tertawa dengan semua itu”. hahah… hahah…. Hahah… goresan pena itu berwarna merah ibarat balutan darah yang masih segar. Dari surat tersebut Ronipun semangkin dendam terhadap orang yang tega membunuh ayahandanya, semenjak itu Roni mencari tahu siapa pembunuh ayahandannya, hingga dikala sekarang dengan cara membalas dendam untuk ayahandanya mengorbankan apa saja untuknya.
Agar tidak diketahui niatnya, Roni menyuruh Zaki pindah ruangan untuk memainkan sebuah lagu di ruangan musik gitar. Zakipun, mengikutinya untuk pindah keruangan tersebut.
“Pandangan tertuju pada sebuah petikan gitar, menciptakan ku ingin memainkannya. Tak sadar saya terbawa alunan petikan gitar itu”.
Kalimat terakhir yang ditulis di buku diari tersebut. Dan foto hitam-putih di setiap gambarnya di lingkari dengan berwarna merah. Seperti gambar para korban yang di bunuhnya oleh Roni.
*Tamat*