Cerita Silat: Pantang Berdendam 3 - Seri Tujuh Insan Harimau

 calon penduduk sini yang sudah laporan pada Ki Karat Cerita Silat: Pantang Berdendam 3 - Seri Tujuh Manusia Harimau
Sebelumnya...
Pendeknya, calon penduduk sini yang sudah laporan pada Ki Karat, kondusif selamanya tidak akan diganggu. Lalu mengenai permohonan aku minta tulung nak Gumara, ialah soal penyakit aku ini. Wah, semenjak kena pertama, di sini, di sini, di sini, gatalnya bukan main. Nanti muncul lagi lobang di bab sini, kemudian keluar getah begini…aduh gatalnya bukan main”.
Gumara memotong “Jadi terang yang bikin teluh ini Ki Karat”.
“Ya”.
“Kenapa musti lewat saya. Bapak Tohingkan dapat pergi sendiri, minta kesembuhan pada Ki Karat?”
Lelaki renta ini kemudian meneteskan airmata. Dengan nada hiba ia berkata “Ki Karat ilmunya nakal. Dia niscaya nanti minta kehormatan bini saya”.
“Oh ya?” Gumara terpelongo.
“Sedikit yang tahu mengenai kenakalannya ini”.
“Dia dukun cabul ya?”
“Bukan cabul. Tapi itulah syaratnya. Kalau syaratnya diminta begitu, kita tidak dapat mengelak”.
“Aku sungguh-sungguh kaget”, Gumara menghempaskan pantatnya pada jok dingklik rotan, kemudian melirik ke wajah Pak Tohing yang mengerikan itu.
“Baiklah, Pak Tohing. Saya akan membujuk Ki Karat biar penyakit anda bersedia ia cabut”, kata Gumara. Tohing kelihatan girang sekali. Tetapi, sungguh mengherankan, sewaktu Tohing keluar dari pekarangan rumah Gumara, dari balik pohon kapuk berkelibat sebuah golok. Dan leher Tohing putus seketika. Tampak orang melarikan diri sesudah melihat Tohing roboh.
Dan paginya Gumara kaget melihat begitu banyak orang berkumpul. Lebih kaget lagi sewaktu polisi meminta keterangan dari Gumara.
Bersambung...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel