Mahabarata Episode 9: Pandu Memenangkan Dewi Kunti Dalam Sayembara

 Pandu Memenangkan Dewi Kunti Dalam Sayembara Mahabarata Episode 9: Pandu Memenangkan Dewi Kunti Dalam Sayembara
StarPlus.in
Sebelumnya...
Sura, kakek Sri Krishna, berasal dari keturunan baik- baik wangsa Yadawa. Putrinya, Pritha, populer alasannya kecantikan dan kebajikannya. Karena sepupunya yang berjulukan Kuntibhoja tidak memiliki anak, maka Sura menyerahkan Pritha untuk diangkat anak oleh Kuntibhoja. Sejak itulah Pritha dikenal dengan nama Dewi Kunti, engikuti nama ayah angkatnya.
Semasa Dewi Kunti masih gadis kecil, seorang resi mahasakti pernah tinggal usang di rumah ayah angkatnya. Resi itu berjulukan Durwasa. Dewi Kunti melayani resi terse- but dengan penuh perhatian, dengan sabar dan penuh bakti. Resi Durwasa sangat puas akan perilaku bakti putri angkat tuan rumahnya. Karena itu, ia menghadiahkan mantra suci kepada gadis cilik itu. Katanya, “Jika engkau ingin memanggil seorang dewa, siapa saja, mantra suci ini akan membantumu. Dewa yang kaupanggil akan muncul di hadapanmu dan engkau akan memiliki anak yang keagungannya sama dengan keagungan yang kuasa yang kaupanggil.”
Resi Durwasa menghadiahkan mantra itu kepada Dewi Kunti, alasannya dengan kekuatan yoganya ia sanggup meramal- kan bahwa kelak gadis itu akan menemui nasib jelek dengan suaminya.
Karena sangat ingin tahu dan tidak sanggup menahan kesabarannya, Dewi Kunti mencoba kekuatan mantra itu. Diam-diam ia mengucapkan mantra itu sambil menyebut nama Batara Surya, Dewa Matahari yang dibayangkannya bercahaya-cahaya di kahyangan. Tiba-tiba langit menjadi gelap gulita, tertutup awan tebal. Kemudian, dari balik awan muncullah Dewa Matahari mendekati Kunti yang bagus jelita. Batara Surya bangun di dekatnya sambil memandangnya dengan takjub dan penuh gairah.
Dewi Kunti, yang berada dalam efek kekuatan mistik dan keagungan serta kesucian tamunya berkata, “O Dewa, siapakah engkau?”
Batara Surya menjawab, “Wahai putri jelita, akulah Batara Surya, Dewa Matahari. Aku terseret ke mayapada oleh kekuatan mistik mantra yang kauucapkan untuk memanggilku.”
Dengan perasaan kaget dan besar hati Dewi Kunti berkata, “Aku gadis kecil yang masih berada di bawah pengawasan ayahku. Aku belum pantas menjadi ibu dan tidak pernah memimpikannya. Aku hanya ingin mencoba kekuatan mantra pertolongan Resi Durwasa. Kembalilah ke kahyangan dan maafkanlah ketololanku.”
Tetapi Batara Surya tak sanggup kembali ke kahyangan alasannya kekuatan mistik mantra itu menahannya. Melihat itu, Kunti sangat cemas kalau-kalau ia hamil padahal belum menikah. Ia takut dihina oleh seluruh dunia.
Batara Surya menghibur dan meyakinkannya, “Tak se– orang pun akan menghinamu, alasannya sesudah melahirkan anakku engkau akan kembali menjadi perawan suci.”
Maka, alasannya karunia dan kesaktian Dewa Matahari yang memancarkan cahaya pemberi kehidupan ke seluruh muka bumi, Dewi Kunti pun mengandung. Berkat kesak- tian sang Dewa juga, maka begitu mengandung seketika itu juga ia melahirkan anaknya — tidak menyerupai umumnya insan biasa yang dikandung selama kurang lebih sembi- lan bulan. Anak itu dinamakan Karna alasannya dilahirkan melalui telinga.*
Karna terlahir lengkap dengan seperangkat senjata
* karna dalam bahasa Sanskerta berarti “telinga”.
perang yang suci dan hiasan pendengaran yang indah berkilau menyerupai matahari. Kelak Karna menjadi senapati perang yang mahasakti.
Meski kesuciannya tak ternoda, Dewi Kunti merasa bingung, tak tahu apa yang harus dilakukannya dengan bayinya. Untuk menghindarkan segala kutuk dan malu, bayi itu dimasukkannya ke dalam sebuah kotak yang tertutup rapat kemudian dihanyutkannya di sungai. Seorang sais kereta kuda yang tidak punya anak menemukan kotak itu terapung-apung dihanyutkan arus air. Ia mengambil kotak itu dan membukanya. Alangkah kagetnya beliau menemukan seorang bayi tampan di dalamnya.
Ia serahkan bayi itu kepada istrinya yang mendapatkan anak itu dengan kasih ibu yang berlimpah. Demikianlah Karna, putra Batara Surya, diasuh dan dibesarkan oleh keluarga kereta kuda.
Ketika usia Dewi Kunti sudah siap untuk menikah, Raja Kuntibhoja mengundang semua putra mahkota dari kera- jaan-kerajaan tetangga untuk mengikuti sayembara semoga sanggup dipilih menjadi calon suami putri angkatnya. Maka, berdatanganlah putra-putra mahkota, ingin memper- sunting Dewi Kunti yang termasyhur kecantikan dan kebajikannya.
Sayembara memperebutkan gelar mahir bela diri dan menyusun deretan untuk pertempuran perang tanding ber- eksklusif ketat. Para pangeran saling mengadu kesaktian dan mengatakan kehebatan masing-masing. Setelah beberapa hari berlangsung, jadinya Raja Pandu keluar sebagai pemenang. Dia menerima kalungan bunga tanda kemenangan dari Dewi Kunti.
Sungguh pantaslah Raja Pandu keluar sebagai peme- nang alasannya beliau populer bijaksana dan perkasa dan berasal dari wangsa Bharata yang ternama. Keluhuran pribadinya mengatasi semua putra mahkota yang meng- ikuti sayembara itu.
Setelah upacara perkawinan yang dilangsungkan de- ngan khidmat, disusul pesta meriah tiga hari tiga malam,
Dewi Kunti mengikuti suaminya dan tinggal di Hastina- pura.
Atas nasihat Bhisma dan berdasarkan moral istiadat jaman itu, Raja Pandu menikahi Dewi Madri sebagai istri kedua, untuk menjaga kelangsungan keturunannya.
Bersambung...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel