Percayalah Pada Dirimu Sendiri - Cerpen Remaja
Selasa, 24 Juni 2014
PERCAYALAH PADA DIRIMU SENDIRI
Karya Thomas Mulia
Amanda berada di atas panggung. Sambil menatap ke depan dan memfokuskan pandangannya di kursi-kursi kosong yang berada tepat di tengah ruangan auditorium sekolahnya itu, Amanda mulai membuka bibirnya dan mulai bernyanyi. Suaranya terdengar bergetar, tangannya yang memegang mic berusaha mengatur jarak dengan bibirnya untuk mengatur suara. Nyanyian yang anggun sebenarnya, tapi dikala Amanda sedang menyanyi beliau sendiri tahu bahwa beliau masih harus terus berlatih kalau memang mau memenangkan kompetisi menyanyi untuk memperebutkan beasiawa jurusan kesenian di salah satu universitas terbaik di daerahnya. Setelah selesai menyampaikan lyric terakhir di lagu yang Amanda nyanyikan, hanya ada satu orang yang bertepuk tangan menyemangatinya, alasannya ialah memang auditorium sekolahnya dikala itu sedang kosong.
Dia ialah Michael, sobat Amanda semenjak kecil. Amanda tersenyum menatap Michael sambil turun dari panggung. "Bagaimana? Apakah penampilanku semakin baik?" tanya Amanda pada Michael, "Ya, tentu saja... Aku rasa kau akan memenangi kompetisi itu Amanda!" jawab Michael menyemangati Amanda. "Tidak, saya rasa penampilanku tidak jauh berbeda di banding kemarin, Michael gimana dong.. Aku merasa ga mungkin menang!" Amanda berkata khawatir. Michael mengerti perasaan Amanda, Michael tahu Amanda harus mendapatkan beasiswa ini alasannya ialah itu ialah satu-satunya harapan bagi Amanda untuk melanjutkan pendidikannya. Karena berteman semenjak kecil Michael tahu Amanda hidup di keluarga yang sangat sederhana, Ayahnya hanya bekerja sebagai pegawai toko sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Amanda ialah anak yang tertua, beliau masih mempunyai dua orang adik laki-laki. Selama ini Amanda sanggup bersekolah di sekolah swasta terbaik di wilayahnya hanya alasannya ialah Beasiswa yang ia sanggup dikala SMP.
Dia ialah Michael, sobat Amanda semenjak kecil. Amanda tersenyum menatap Michael sambil turun dari panggung. "Bagaimana? Apakah penampilanku semakin baik?" tanya Amanda pada Michael, "Ya, tentu saja... Aku rasa kau akan memenangi kompetisi itu Amanda!" jawab Michael menyemangati Amanda. "Tidak, saya rasa penampilanku tidak jauh berbeda di banding kemarin, Michael gimana dong.. Aku merasa ga mungkin menang!" Amanda berkata khawatir. Michael mengerti perasaan Amanda, Michael tahu Amanda harus mendapatkan beasiswa ini alasannya ialah itu ialah satu-satunya harapan bagi Amanda untuk melanjutkan pendidikannya. Karena berteman semenjak kecil Michael tahu Amanda hidup di keluarga yang sangat sederhana, Ayahnya hanya bekerja sebagai pegawai toko sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Amanda ialah anak yang tertua, beliau masih mempunyai dua orang adik laki-laki. Selama ini Amanda sanggup bersekolah di sekolah swasta terbaik di wilayahnya hanya alasannya ialah Beasiswa yang ia sanggup dikala SMP.
Percayalah Pada Dirimu Sendiri |
Kehidupan Amanda sangat kontras kalau dibandingkan dengan kehidupan Michael. Ayah Michael ialah pengusaha yang sukses dan keluarganya ialah yang terkaya di kawasan itu. Michael sering menyampaikan tunjangan pada Amanda tapi selalu di tolak mentah-mentah oleh Amanda, Mungkin saja alasannya ialah sifat Amanda yang suka berusaha keras sendiri itulah yang menciptakan Michael betah bergaul dengan Amanda.Michael mengelus rambut di kepala Amanda dengan tangannya sambil berkata, "Tenang saja.. Kamu niscaya akan tampil mahir di pertunjukkan itu" Amanda menyingkirkan tangan Michael dari rambutnya dan menjawab singkat "aku harap juga begitu.." dikala itu sedang istirahat siang, sehabis berlatih menyanyi dan bel masuk kelas berdencing Amanda dan Michael kembali ke kelas mereka.
Keesokan harinya Amanda sedang berada sendirian di taman bersahabat rumahnya. Saat itu mulai malam, matahari mulai masuk digantikan cahaya bulan. Amanda duduk di salah satu dingklik panjang di taman itu, Dia sangat khawatir. besok ialah hari kompetisi menyanyinya, Dia menatap lantai taman dan mulai berkata dalam hatinya, bagaiman kalau saya gagal.. Semuanya akan berakhir kalau saya tidak menang. Aku akan mengecewakan ayah dan ibu, saya ialah satu-satunya harapan mereka, Aku sangat ingin menciptakan mereka bangga. Saat sedang memikirkan apa yang akan terjadi kalau ia gagal menang besok, seorang laki-laki bau tanah menghampirinya dan berkata "Nak, bolehkah saya duduk disebelahmu?" "Tentu saja, silakan kek" kata Amanda tersadar dari lamunannya dan berkata sambil tersenyum pada si kakek.
Dengan perlahan si kakek mengambil tempat duduk di sebelah Amanda dan memandang matahari yang sedang terbenam. Hening beberapa lama, si kakek berkata lembut pada Amanda "Kamu tampaknya sedang gelisah.." Amanda menjawab "Tidak apa-apa kek, saya hanya sedikit lelah" "Nak, kalau kau sudah setua kakek nantinya kau akan berguru kalau dikala seorang sedang gelisah sepertimu dan menyampaikan dirinya tidak apa-apa, maka orang itu pastilah sedang ada apa-apa. Betul kan?" Amanda terkejut, bagaima kakek ini sanggup mengetahuinya? "Sebenarnya kek, saya sedang khawatir alasannya ialah saya merasa tidak sanggup melaksanakan yang terbaik." entah mengapa Amanda merasa kondusif bercerita pada kakek aneh ini, sehingga ia melanjutkan "Besok ialah hari yang besar bagiku. Aku akan ikut lomba menyanyi dimana kalau saya berhasil menang saya akan mewujudkan impianku untuk masuk ke universitas yang saya kagumi semenjak kecil." Amanda melongo sejenak dan melanjutkan "Tapi kalau saya gagal, saya akan mengecewakan banyak orang dan masa depanku akan habis" ketakutan semakin menguasai Amanda dikala ia menyampaikan ini.
Si kakek tersenyum mendengar kisah Amanda dan berkata "Dulu, bertahun-tahun yang kemudian saya ingat ada seorang laki-laki yang sama sepertimu. Saat itu laki-laki ini sedang duduk di dingklik taman persis menyerupai ditempatmu kini duduk, dan beliau juga sedang sangat khawatir." Amanda merasa ingin tau dan bertanya "Siapa orang itu?" "Kakek juga tidak mengenalnya. Saat itu Kakek juga duduk disebelahnya dan mendengar ceritanya, laki-laki itu bercerita bahwa ia sedang khawatir alasannya ialah esok hari ia akan di wawancara kerja di salah satu perusahaan terkemuka. Berkerja di perusahaan itu ialah impiannya semenjak kecil. Dia merasa kalau beliau gagal diterima di perusahaan itu maka hidupnya akan berakhir" bagaimana ada orang yang begitu menyerupai dengan keadaanku sekarang? Kata Amanda dalam hatinya sendiri. "Lalu apa yang kakek katakan pada laki-laki itu?" Amanda bertanya.
"Aku menyampaikan hal ini padanya waktu itu, dan saya mengatakannya lagi untukmu kini 'Percayalah pada dirimu sendiri!'" Amanda terdiam. Si kakek melanjutkan "Nak, ketahuilah Tuhan tidak memintamu untuk berhasil, tapi Ia memintamu untuk mencoba melakukannya. Percayalah pada dirimu sendiri, lakukan apa yang kau sanggup dan serahkan sisanya pada Tuhan. Jika kau berhasil maka mengucap syukurlah padaNya, kalau kau gagal juga tetap mengucap syukurlah padaNya." Amanda merasa ada kelegaan di hatinya dikala mendengar perkataan kakek itu. "Jika nantinya kau tidak berhasil, itu bukanlah akan menjadi simpulan dari dunia ini. Hidupmu akan terus berlanjut, hanya saja bagaimana kau akan menjalani hidup itu yang akan menciptakan perbedaan yang besar. Akankah kau hidup dengan kepala tertunduk alasannya ialah kegagalanmu atau kau akan hidup dengan kepala tegak, alasannya ialah kau puas telah mengusahakan semua yang kau bisa. Akhirnya responmulah menghadapi suatu kegagalan yang akan mensugesti segalanya"
Wow, Aku sama sekali tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya, kata Amanda pada dirinya sendiri. "Kek, saya tidak mengenal kakek. Tapi saya merasa apa yang kakek katakan itu benar, saya seharusnya tidak perlu khawatir akan hari esok asal saya mengeluarkan semua yang sanggup saya lakukan, terima kasih kek!" Amanda berkata kemudian berdiri. "Aku berjanji pada Kakek akan melaksanakan apa yang sanggup saya lakukan dan tidak akan menyesal dengan hasil yang saya dapat." Setelah itu Amanda pulang ke rumahnya menantikan hari esok dengan sangat bersemangat.
Keesokan harinya Amanda sedang duduk di dingklik perserta dan menantikan namanya dipanggil. Saat MC memanggil namanya, jantung Amanda serasa ingin berhenti! Dengan perlahan Amanda naik ke atas panggung di belakang micnya dan melihat para penonton. Di dingklik depan beliau sanggup melihat keluarganya, Michael yang tiba bersama ayahnya dan teman-temannya. Lalu sambil mengingat perkataan kakek itu yang berkata “Percayalah pada dirimu sendiri!” Amanda mulai bernyanyi.
Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi
Kita niscaya pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi
Reff 1:
Syukuri apa yang ada
Hidup ialah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Lalu Ruangan Auditoriumpun bergemuruh, para penonton bertepuk tangan baginya sambil bangkit dan dikala Amanda melihat meja juri, mereka juga bertepuk tangan baginya dengan bersemangat! Amanda tidak tahu apa yang terjadi, tapi beliau yakin satu hal, Dia telah mengalahkan ketakutannya. Dan jelaslah sudah dikala pemenang diumumkan nama Amanda disebut paling simpulan yang artinya beliau ialah juaranya, dikala beliau mendapatkan Piagam penghargaan di atas panggung, beliau turun sambil berlari dan menghampiri Michael dan memeluknya. Michael yang terkejut, hanya berkata “Tuh apa yang saya bilang, kau menang Amanda!” Amanda tidak menjawab, air mata di pipi di Amanda tampaknya sudah melambangkan semua perasaannya dikala itu.
Setelah program selesai, Amanda dan keluarganya di undang makan siang oleh ayah Michael di salah satu restoran miliknya. Di situ Amanda bercerita wacana segala ketakutannya di hari kemarin, soal pertemuannya dengan si kakek misterius, kisah kakek itu wacana laki-laki yang sama putus asanya menyerupai beliau dan kata-katanya yang menciptakan Amanda sanggup menang lomba. Keluarga Amanda dan teman-temannya yang mendengar ceritanya merasa bersemangat dikala mendengar kisah Amanda, bahkan Michael berkata “Siapa kakek itu, akan kuberikan semua tabunganku untuknya!” Tapi Betapa terkejutnya Amanda dikala beliau selesai menuntaskan ceritanya Ayah Michael mengeluarkan air mata dan perlahan memegang tangan Amanda, beliau berkata lembut padanya “Amanda, laki-laki frustasi yang dibicarakan kakek bau tanah itu ialah aku.”
Keesokan harinya Amanda sedang berada sendirian di taman bersahabat rumahnya. Saat itu mulai malam, matahari mulai masuk digantikan cahaya bulan. Amanda duduk di salah satu dingklik panjang di taman itu, Dia sangat khawatir. besok ialah hari kompetisi menyanyinya, Dia menatap lantai taman dan mulai berkata dalam hatinya, bagaiman kalau saya gagal.. Semuanya akan berakhir kalau saya tidak menang. Aku akan mengecewakan ayah dan ibu, saya ialah satu-satunya harapan mereka, Aku sangat ingin menciptakan mereka bangga. Saat sedang memikirkan apa yang akan terjadi kalau ia gagal menang besok, seorang laki-laki bau tanah menghampirinya dan berkata "Nak, bolehkah saya duduk disebelahmu?" "Tentu saja, silakan kek" kata Amanda tersadar dari lamunannya dan berkata sambil tersenyum pada si kakek.
Dengan perlahan si kakek mengambil tempat duduk di sebelah Amanda dan memandang matahari yang sedang terbenam. Hening beberapa lama, si kakek berkata lembut pada Amanda "Kamu tampaknya sedang gelisah.." Amanda menjawab "Tidak apa-apa kek, saya hanya sedikit lelah" "Nak, kalau kau sudah setua kakek nantinya kau akan berguru kalau dikala seorang sedang gelisah sepertimu dan menyampaikan dirinya tidak apa-apa, maka orang itu pastilah sedang ada apa-apa. Betul kan?" Amanda terkejut, bagaima kakek ini sanggup mengetahuinya? "Sebenarnya kek, saya sedang khawatir alasannya ialah saya merasa tidak sanggup melaksanakan yang terbaik." entah mengapa Amanda merasa kondusif bercerita pada kakek aneh ini, sehingga ia melanjutkan "Besok ialah hari yang besar bagiku. Aku akan ikut lomba menyanyi dimana kalau saya berhasil menang saya akan mewujudkan impianku untuk masuk ke universitas yang saya kagumi semenjak kecil." Amanda melongo sejenak dan melanjutkan "Tapi kalau saya gagal, saya akan mengecewakan banyak orang dan masa depanku akan habis" ketakutan semakin menguasai Amanda dikala ia menyampaikan ini.
Si kakek tersenyum mendengar kisah Amanda dan berkata "Dulu, bertahun-tahun yang kemudian saya ingat ada seorang laki-laki yang sama sepertimu. Saat itu laki-laki ini sedang duduk di dingklik taman persis menyerupai ditempatmu kini duduk, dan beliau juga sedang sangat khawatir." Amanda merasa ingin tau dan bertanya "Siapa orang itu?" "Kakek juga tidak mengenalnya. Saat itu Kakek juga duduk disebelahnya dan mendengar ceritanya, laki-laki itu bercerita bahwa ia sedang khawatir alasannya ialah esok hari ia akan di wawancara kerja di salah satu perusahaan terkemuka. Berkerja di perusahaan itu ialah impiannya semenjak kecil. Dia merasa kalau beliau gagal diterima di perusahaan itu maka hidupnya akan berakhir" bagaimana ada orang yang begitu menyerupai dengan keadaanku sekarang? Kata Amanda dalam hatinya sendiri. "Lalu apa yang kakek katakan pada laki-laki itu?" Amanda bertanya.
"Aku menyampaikan hal ini padanya waktu itu, dan saya mengatakannya lagi untukmu kini 'Percayalah pada dirimu sendiri!'" Amanda terdiam. Si kakek melanjutkan "Nak, ketahuilah Tuhan tidak memintamu untuk berhasil, tapi Ia memintamu untuk mencoba melakukannya. Percayalah pada dirimu sendiri, lakukan apa yang kau sanggup dan serahkan sisanya pada Tuhan. Jika kau berhasil maka mengucap syukurlah padaNya, kalau kau gagal juga tetap mengucap syukurlah padaNya." Amanda merasa ada kelegaan di hatinya dikala mendengar perkataan kakek itu. "Jika nantinya kau tidak berhasil, itu bukanlah akan menjadi simpulan dari dunia ini. Hidupmu akan terus berlanjut, hanya saja bagaimana kau akan menjalani hidup itu yang akan menciptakan perbedaan yang besar. Akankah kau hidup dengan kepala tertunduk alasannya ialah kegagalanmu atau kau akan hidup dengan kepala tegak, alasannya ialah kau puas telah mengusahakan semua yang kau bisa. Akhirnya responmulah menghadapi suatu kegagalan yang akan mensugesti segalanya"
Wow, Aku sama sekali tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya, kata Amanda pada dirinya sendiri. "Kek, saya tidak mengenal kakek. Tapi saya merasa apa yang kakek katakan itu benar, saya seharusnya tidak perlu khawatir akan hari esok asal saya mengeluarkan semua yang sanggup saya lakukan, terima kasih kek!" Amanda berkata kemudian berdiri. "Aku berjanji pada Kakek akan melaksanakan apa yang sanggup saya lakukan dan tidak akan menyesal dengan hasil yang saya dapat." Setelah itu Amanda pulang ke rumahnya menantikan hari esok dengan sangat bersemangat.
Keesokan harinya Amanda sedang duduk di dingklik perserta dan menantikan namanya dipanggil. Saat MC memanggil namanya, jantung Amanda serasa ingin berhenti! Dengan perlahan Amanda naik ke atas panggung di belakang micnya dan melihat para penonton. Di dingklik depan beliau sanggup melihat keluarganya, Michael yang tiba bersama ayahnya dan teman-temannya. Lalu sambil mengingat perkataan kakek itu yang berkata “Percayalah pada dirimu sendiri!” Amanda mulai bernyanyi.
Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi
Kita niscaya pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi
Reff 1:
Syukuri apa yang ada
Hidup ialah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Lalu Ruangan Auditoriumpun bergemuruh, para penonton bertepuk tangan baginya sambil bangkit dan dikala Amanda melihat meja juri, mereka juga bertepuk tangan baginya dengan bersemangat! Amanda tidak tahu apa yang terjadi, tapi beliau yakin satu hal, Dia telah mengalahkan ketakutannya. Dan jelaslah sudah dikala pemenang diumumkan nama Amanda disebut paling simpulan yang artinya beliau ialah juaranya, dikala beliau mendapatkan Piagam penghargaan di atas panggung, beliau turun sambil berlari dan menghampiri Michael dan memeluknya. Michael yang terkejut, hanya berkata “Tuh apa yang saya bilang, kau menang Amanda!” Amanda tidak menjawab, air mata di pipi di Amanda tampaknya sudah melambangkan semua perasaannya dikala itu.
Setelah program selesai, Amanda dan keluarganya di undang makan siang oleh ayah Michael di salah satu restoran miliknya. Di situ Amanda bercerita wacana segala ketakutannya di hari kemarin, soal pertemuannya dengan si kakek misterius, kisah kakek itu wacana laki-laki yang sama putus asanya menyerupai beliau dan kata-katanya yang menciptakan Amanda sanggup menang lomba. Keluarga Amanda dan teman-temannya yang mendengar ceritanya merasa bersemangat dikala mendengar kisah Amanda, bahkan Michael berkata “Siapa kakek itu, akan kuberikan semua tabunganku untuknya!” Tapi Betapa terkejutnya Amanda dikala beliau selesai menuntaskan ceritanya Ayah Michael mengeluarkan air mata dan perlahan memegang tangan Amanda, beliau berkata lembut padanya “Amanda, laki-laki frustasi yang dibicarakan kakek bau tanah itu ialah aku.”