40 Hari Cinta Jojo - Cerpen Cinta
Jumat, 27 Juni 2014
40 HARI CINTA JOJO
Karya Vidia Anggriana
Satu
Banyak banget dongeng cinta yang selalu happy ending, senang di akhir, dan bersama yang di inginkan. Itu lah dongeng yang tak kan pernah ada dalam hidup ku. Aku ingin ibarat mereka yang ada di dongeng dan layar beling yang mengakhiri hubungan mereka dengan bahagia. Berakhir dengan senyum dan mempunyai cinta yang setia, itu lah keinginan semua makluk yang ada di dunia ini. Semua ingin di akhiri dengan happy ending.
Banyak banget dongeng cinta yang selalu happy ending, senang di akhir, dan bersama yang di inginkan. Itu lah dongeng yang tak kan pernah ada dalam hidup ku. Aku ingin ibarat mereka yang ada di dongeng dan layar beling yang mengakhiri hubungan mereka dengan bahagia. Berakhir dengan senyum dan mempunyai cinta yang setia, itu lah keinginan semua makluk yang ada di dunia ini. Semua ingin di akhiri dengan happy ending.
Hari itu yaitu hari yang sangat cerah, semua orang terlihat sibuk dengan acara masing masing. Jalanan pun macet lantaran kendaraan motor dan mobil, itu yaitu hal yang tidak pernah terlewatkan dalam hidupku, setiap pagi saya melihat keadaan kota yang begini, tidak ada perubahan walau sudah berganti pepimpin sekali pun, kota tetap tidak berubah, dan tidak simpel untuk tidak di rubah. Namun dilema itu bukan urusan ku, saya tak perduli dengan insiden yang terjadi di luar sana, dan saya tetap mengayuh sepeda kecil ku yang di berikan ayah ketika umur ku 15 tahun , dan hingga saya duduk di dingklik Sma saya masih mengenakan sepeda pertolongan ayah sebagai alat transportasi ku menuju sekolah.
40 Hari Cinta jojo |
Teman-teman memanggilku cupen ( ceuek pendiam ) disekolah, lantaran mereka menyampaikan saya yaitu anak yang dingin dan pendiam. Namun saya juga tidak perduli apa yang mereka katakan tentangku. Aku lemah dalam pelajaran sanggup di katakan tidak terlalu pandai, saya juga tidak berani mengeluarkan bunyi ku untuk mengajukan pendapat atau pun bertanya pada guru yang mengajar.
Pagi itu saya hingga di sekolah sekitar pukul 06.25 , semua siswa sudah banyak berhamburan di lapangan dan sekitar sekolah. Dengan santai saya melangkah menuju kelas ku.
“ hei “ bunyi seseorang mengaget kan dan menghentikan langkah ku. Aku pun menoleh kearah suara. Orang itu tersenyum menatapku, saya sangat terpaku melihat nya. “ siapa dia, saya gres melihat nya hari ini selama saya bersekolah di sini “ kata ku membatin. “ heii.. ini dompet mu tadi tertinggal di kerangjang sepeda mu “ kata nya dengan lembut, sembari menyampaikan dompet berwarba biru muda milikku.
Dengan tangan yang ragu ragu dan kaku saya mengambil dompet milikku dari tangan nya. “ terimakasih ya “ kata ku dengan gugupnya.
“ iya sama sama, lain kali hati hati ya “ jawabnya dengan bunyi yang lembut. Aku semakin tercingang memandang lelaki yang ada di depan ku. Dengan cepat saya membalikan tubuh ku, dan mlangkah meninggalkan nya yang tengah berdiri menatap langkah ku. Ingin rasa kau menoleh ke arahnya tapi jantung ku sangat berdegup ketika itu.
Pelajaran di mulai, namun pikiran ku melayang kearah lelaki yang ku temui tadi pagi di lapangan. “ siapa ia ? saya ngga pernah ngelihat di sebelumnya “ kata ku dalam hati.
Teng…Teng.. bunyi lonceng tanda istirahat berbunyi. Semua siswa berhamburan dan keluar dari kelas masing-masing. Aku melangkah keluar dari ruang kelas, pandangan ku memperhatikan sekitar lapangan dan korditor sekolah. Namun pandangan ku tak menangkap lelaki yang ku temui tadi pagi. Aku berjalan di koorditor sekolah, sembari memperhatikan sekitarku. “ emmm apa mungkin ia tadi kaka kelas ya, maka nya saya tidak pernah melihatnya sebelumnya “ . pikirku dalam hati. Pandangan ku tertuju ke ruangan abang kelas 3. Di depan ruangan B saya tersentak dan tercengang. “ huaaah itu dia, itu ia yang tadi pagi, wuuah saya melihatnya. “ kataku dalam hati kegirangan. Lelaki itu melahat kea rah ku ketika saya sedang memandangnya dari kejauhan, ia melemparkan senyum yang benar benar manis dimataku. Dengan jantung berdetak, saya pun membalas senyuman itu dengan tersipu malu. Setelah itu lelaki itu masuk kedalam ruang kelasnya. Aku pun kembali ke ruanganku. “akhirnya saya tau dimana kelasnya, ternyata ia abang kelasku” kataku dalam hati kesenangan.
*****
Dua
Tok…tok….tok…. bunyi pintu kamar yang di ketok ibu begitu keras mengagetkan ku. “ ia bu, caca udah bangkit nih “ kataku dari dalam kamar sembari merapikan seragam yang kukenakan. “ cepatan keluar dari kamar, kita makan bareng bareng sama ayah juga kak coky “ kata ibu di depan pintu kamarku, dan kemudian pergi melangkah kedapur ruang makan. Aku pun segera menyusul keluargaku ke ruang makan. “ wah… udah pada ngumpul nih “ sapaku kepada mereka semua yang tengah melahap nasi goring buatan ibu. “ cepatan makan, lambat loh ntar kesekolah nya “ kata kak coky, abang kandungku yang duduk di dingklik kuliah. Kami sekeluarga melahap sarapan pagi bersama sama, dan sesudah itu kami berangkat menuju mengerjakan acara masing masing.
Pagi itu saya hingga di sekolah sekitar pukul 06.25 , semua siswa sudah banyak berhamburan di lapangan dan sekitar sekolah. Dengan santai saya melangkah menuju kelas ku.
“ hei “ bunyi seseorang mengaget kan dan menghentikan langkah ku. Aku pun menoleh kearah suara. Orang itu tersenyum menatapku, saya sangat terpaku melihat nya. “ siapa dia, saya gres melihat nya hari ini selama saya bersekolah di sini “ kata ku membatin. “ heii.. ini dompet mu tadi tertinggal di kerangjang sepeda mu “ kata nya dengan lembut, sembari menyampaikan dompet berwarba biru muda milikku.
Dengan tangan yang ragu ragu dan kaku saya mengambil dompet milikku dari tangan nya. “ terimakasih ya “ kata ku dengan gugupnya.
“ iya sama sama, lain kali hati hati ya “ jawabnya dengan bunyi yang lembut. Aku semakin tercingang memandang lelaki yang ada di depan ku. Dengan cepat saya membalikan tubuh ku, dan mlangkah meninggalkan nya yang tengah berdiri menatap langkah ku. Ingin rasa kau menoleh ke arahnya tapi jantung ku sangat berdegup ketika itu.
Pelajaran di mulai, namun pikiran ku melayang kearah lelaki yang ku temui tadi pagi di lapangan. “ siapa ia ? saya ngga pernah ngelihat di sebelumnya “ kata ku dalam hati.
Teng…Teng.. bunyi lonceng tanda istirahat berbunyi. Semua siswa berhamburan dan keluar dari kelas masing-masing. Aku melangkah keluar dari ruang kelas, pandangan ku memperhatikan sekitar lapangan dan korditor sekolah. Namun pandangan ku tak menangkap lelaki yang ku temui tadi pagi. Aku berjalan di koorditor sekolah, sembari memperhatikan sekitarku. “ emmm apa mungkin ia tadi kaka kelas ya, maka nya saya tidak pernah melihatnya sebelumnya “ . pikirku dalam hati. Pandangan ku tertuju ke ruangan abang kelas 3. Di depan ruangan B saya tersentak dan tercengang. “ huaaah itu dia, itu ia yang tadi pagi, wuuah saya melihatnya. “ kataku dalam hati kegirangan. Lelaki itu melahat kea rah ku ketika saya sedang memandangnya dari kejauhan, ia melemparkan senyum yang benar benar manis dimataku. Dengan jantung berdetak, saya pun membalas senyuman itu dengan tersipu malu. Setelah itu lelaki itu masuk kedalam ruang kelasnya. Aku pun kembali ke ruanganku. “akhirnya saya tau dimana kelasnya, ternyata ia abang kelasku” kataku dalam hati kesenangan.
*****
Dua
Tok…tok….tok…. bunyi pintu kamar yang di ketok ibu begitu keras mengagetkan ku. “ ia bu, caca udah bangkit nih “ kataku dari dalam kamar sembari merapikan seragam yang kukenakan. “ cepatan keluar dari kamar, kita makan bareng bareng sama ayah juga kak coky “ kata ibu di depan pintu kamarku, dan kemudian pergi melangkah kedapur ruang makan. Aku pun segera menyusul keluargaku ke ruang makan. “ wah… udah pada ngumpul nih “ sapaku kepada mereka semua yang tengah melahap nasi goring buatan ibu. “ cepatan makan, lambat loh ntar kesekolah nya “ kata kak coky, abang kandungku yang duduk di dingklik kuliah. Kami sekeluarga melahap sarapan pagi bersama sama, dan sesudah itu kami berangkat menuju mengerjakan acara masing masing.
Dengan kencang saya mengayuh sepeda pertolongan ayah, “aku ingin segera hingga di sekolah, saya inigin melihat ia lagi” kataku dalam hati. sekitar dua puluh menit perjalananku, saya sudah hingga di sekolah. Dengn cepatku parkirkan sepedaku, dan pribadi melangkah menuju koordirot sekolah. “ heii..” bunyi yang mengagetkan langkahku sehingga berhenti tiba tiba. Aku pun menoleh kearah suara. Mataku terbelalak melihat nya, ternyata bunyi itu yaitu bunyi lelaki yang menyapaku kemarin. “hey juga” sahutku dengan tersipu dan sangat gugupnya. “kenapa terburu buru, kau mau kemana?” Tanya nya denga lembut. “emm..emmm ngga kok.hhee” kataku terbata bata lantaran gugupnya suasana hatiku ketika ini.
“ oyaa.. kau adik kelas ku kan? “ Tanya lelaki itu dengan senyum manisnya, yang menciptakan saya jadi semakin gugup berada di depannya. “ iaa.. saya adik kelasmu, kemaren itu ruanganmu ya? “ kataku memberanikan diri. “iya, di situ ruangan ku, kenapa? Pengen ngajakin ngantin bareng ya” godanya sembari menatapku. Aku semakin tercengang berada di depannya. Ingin rasanya saya berteriak ketika itu. “hhee sanggup aja kamu. Emmm tapi boleh juga tuh, ntar istirahat makan bareng yo, ntar saya traktir deh kemarin kan kau dah nemuin dompet aku” kataku dengan beraninya menawarkannya. “oke sanggup kok. Ntar kau tunggu aja saya di bersahabat ruanganku “ katanya menyetujui. Aku pun mengangguk, kami pun melangkah menuju ruangan masing masing.
“aku ngga sabar pengen ngelihat ia lagi. Aku belum tau nama ia siapa” kataku membatin.
*******
TENG…TENG…. Suara lonceng istirahat pun tiba. saya segera keluar dan melangkah menuju ke arah ruangan lelaki yang ingin ku temui. Terlihat dari kejauhan, lelaki itu berdiri bersandar di depan pintu ruangan nya. Dia pun melihatku, dan kemudian menghampiri ku. Kami berdua tidak menuju kantin, lantaran ia berkata tidak suka dengan keramaian, saya dan lelaki yang belum ku ketahui namanya itu, kami berdua duduk di taman sekolah.
Taman sekolah cukup sepi, jarang para siswa duduk di taman ketika jam istirahat, jadi ketika itu hanya saya dan ia yang berada di situ.
“maaf ya, saya kurang suka keramaian jadi ngga sanggup ngantin bareng kamu” katanya dengan wajah menyesal. “ehhh engga pa..pa kok, santai aja, di sini juga yummy kok buat nyantai. Dingin, dan banyak ohon pohon gede.”ckataku sembari memperhatikan sekitar. “ kalo malam ini pohon penunggunnya keluar loh” kata lelaki itu, saya pun tercengang mendengar pembicaraan nya. Namun saya tidak ambil pusing wacana dilema semacam itu. “oyaa… nama kau siapa kalau boleh tau” kataku memberanikan diri bertanya. “namaku andri jonian, tapi sahabat sahabat di kelas manggilnya jojo. Kalau kau siapa ?” kataya lelaki itu balik bertanya. “nama saya Caca Mitani, tapi sahabat sahabat manggil saya cupen, yang artinya dingin dan pendiam , padahal saya ngga bersikap gitu, so tau bangaet kan mereka.” Dia teratwa mendengar penjelasanku. Kami pun bercanda dan ngobrol ngobrol sepanjang waktu istirahat.
******
Tiga
Aku dan jojo berteman sangat dekat, setiap hari kami berdua menghabiskan waktu bersama. Di sekolah saya dan jojo sering berdua, kami duduk di taman sambil menyantap makanan, kami tertawa dan dongeng cerita wacana semua yang kami suka dan kami alami. Setiap malam jumat saya di ajak keluar oleh jojo. Pertama kali saya resah lantaran agak aneh bila kencan di malam jumat, namun saya tidak ambil pusing wacana semacam itu. Dan saya pun terbiasa, dalam setiap ahad setiap malam jumat saya dan ia keluar jalan-jalan. Sudah sekitar 25 hari saya kenal dan bersahabat dengan dia, saya semakin suka di dekatnya.
Sekitar jam 18.00 malam jumat, jojo menunggu ku di depan rumah. Kami ada kesepakatan ingin jalan jalan. “hai jo.. udah usang ya nunggu, kenapa ngga masuk aja dulu” kataku mempersilahkan nya. “lain kali aja ya ca, saya ngga terbiasa berhadapan dengan orangtua, saya canggung” jawab jojo. Jawaban jojo selalu sama, setiap saya mempersilahkan nya untk masuk , jojo selalu menolak. Namun saya juga tidak ambil pusing, “mungkin jojo malu” kataku membatin. “yoo kita mala mini mau jalan kemana?” tanyaku dengan lembut sembari menatap wajah jojo yang putih terlihat agak pucat. “kita ke taman sekolah yoo, kau ngga pernah kan kalau malam nongkrong di situ” kata jojo menawarkan.
Awalnya saya menolak, lantaran di taman sekolah banyak pepohonan besar dan renta yang menyeramkan, apalagi bila malam. Tapi lantaran jojo bersikeras mengajak ku, akupun hanya mengangguk dan mengikuti jojo.
Di genggam jojo tangan ku dengan lembut. Aku benar benar gugup setiap kali jojo menggenggam tanganku setiap bertemu, hatiku benar benar semakin suka di dekatnya.
“kamu niscaya senang deh kalo di taman” kata jojo dngan senyum semabri menatapku. “emmm saya rada takut jo di taman sekolah malam gini. Pasti menyeramkan banget kan banyak pohon pohon gede, ntar kalau ada hantu nya gimana” jawabku. “dia ngga jahat kok, asal kau ngga gangguin ia aja.” Jawab jojo. Aku mengerutkan keningku mendengar ucapan jojo, namun saya tidak ambil pusing dan bersikap biasa. Kami berdua berjalan menuju sekolah dari rumah, lantaran arah rumahku menuju sekolah tidak terlalu jauh.
Sekitar tiga puluh menit perjalanan kami menuju sekolah, dan kesudahannya kami hingga du taman sekolah yang di tuju. Bulu kuduk ku merinding memperhatikan pohon pohon renta yang ada di taman, genggaman ku tenganku sangat erat di tangan jojo, saya benar benar takut ketika ini. Namun sebaliknya jojo, ia malah terseenyum melihat pemandangan taman yang sangat mengerikan itu menurutku. “gimana ? indahkan ca di sini kalau malam” katanya dengan bunyi lembut. “emmmmmm… i..ia jo indah” kataku dengan terbata bata.
Aku semakin takut berada di taman itu, namun jojo menenangkan ku biar tidak ketakutan. “ngga usah takut ca, di sini oraang nya baik kok, asal kau ngga ngeganggu aja ia ngga bakal ganggu kau juga.” Kata jojo, menciptakan saya semakin bingung.
“ih jojo ah , kaya kenal aja sama makluk di sini” kataku dengan tertawa kecil mendengar ucapan jojo yang menurutku konyol. “iya saya emang udah kenalan sama mereka” kata jojo. Ucapan jojo membuatku tertawa lantaran konyol. Mungkin itu yaitu candaan jojo biar saya tidak ketakutan. “kamu lucu jo, saya ngga takut lagi, kau bikin saya ketawa” kataku. Jojo hanya tersenyum melihatku. Kami berdua asik bercerita dan tertawa lantaran mendengar ucapan konyol jojo.
*****
Sekitar jam setengah sembian saya tiba di rumah. Jojo mengantarku pulang hingga didepan rumah. “makasih ya jo buat mala mini” kataku dengan senyum keci menatap wajahnya. “iya ca sama sama, saya senang ngelihat kau senyum ca. met malam ya, dan selamat tidur caca.” Kta jojo dengan lembut. Suara jojo menciptakan saya semakin terngiang dan semakin suka padanya. “iya jo, kau juga ya. Hati hati ya di jalan, dan selamat malam” jawabku denagn bunyi yang lembut tak kalah dari jojo. Denag perlahan jojo menyentuh rambutku dan mencium keningku dengan pelan dan lembut. Aku tersentak kaget, dan cepat memejamkan mataku. Dengan salam terakhir kami berdua melambaikan tangan. Dan jojo pun melangkah meninggalkan rumahku.
Empat
Sinar matahari masuk menembus beling jendelaku dan menyilaui kamar. “hari yang sangat cerah” batinku sembari tersenyum dan mengelus keningku yang masih terasa kecupan jojo laki-laki yang saya sukai.
Dengan hati yang sangat senang saya menemui keluargaku di ruang makan. “wah anak ibu pagi ini, semangat sekali” kata perempuan separuh baya, yang masih terlihat infinit muda padaku. “ah ibu sanggup aja. Biasanya kan caca emang semangat” bantah ku dengan tersipu malu. Ibu hanya tersenyum melihatku, kami pun melahap kuliner pagi.
****
Sekitar jam setengah enam saya sudah tiba di sekolah. Aku memarkirkan sepedaku dan melangkah menuju kelas. Dengan perlahan tatapan ku mengarah ke ruangan jojo. Namun pagi ini saya tidak melihat nya. “mungkin siang nanti saya bakal ketemu jojo” kataku dalam hati.
Pelajaran pun berlangsung selama satu jam setengah. Teng…teng… bunyi lonceng tanda istirahat yang sanagt ku tunggu semenjak tadi pun berbunyi. Dengan langkah terburu buru saya keluar kelas, dan pribadi berjalan kearah ruangan jojo. Namun tidak ibarat biasanya, saya tidak melihat jojo berdiri di depan ruangan menungguku ibarat biasanya. “jojo kemana, saya ngga ngelihat ia semenjak pagi” kataku dalam hati. tanpa berpikir panjang, saya pun memberanikan diri melangkah ke ruangan jojo dan mencarinya.
“permisi kak” kataku dengan siswa perempuan yang tenga duduk di dalam ruangan. “iyaa, ada apa ya? Ada yang sanggup saya bantu” katanya dengan ramah kemudian menhampiri saya yang tengah berdiri. “mau Tanya kak, siswa yang namanya Andri jonian hari ini ngga hadir ya” kataku dengan wajah cemas. Siswa itu mengerutkan kening dan menatapku dengan tatpan yang sangat aneh. Aku pun resah melihat responnya yang hanya membisu menatapku. “maaf kak, kok diam.” Kataku kebingungan. “kamu ini siapa, ada perlu apa cari si Jojo” katanya semabari mentapku. “aku temannya kak, saya Cuma khawatir aja kak, soalnya semenjak pagi saya ngga ada ngelihat dia” kataku semakin cemas. Siswa itu semakin menatapku denagn tatapan aneh. Aku semakin resah di buatnya. Dia tidak menjawab pertanyaanku. Karena merasa aneh, saya pun tanpa permisi pribadi pergi meninggalkan siswa itu yang tengah berdiri di depan pintu. Dia memperhatikan langkahku, saya semakin bingung. “kenapa ia ngelihat saya kaya gitu. Aku salah apa” kataku dalam hati kemudian mempercepat langkah ku menuju kelas.
Pikiran ku semakin tak karuan , gres satu hari saya tidak melihat jojo rasanya separti ada yang hilang. “kemana jojo, kenapa ngga ada ngabarin aku” hatiku semakin kalut. Sepanjang pelajaran di sekolah berlangsung saya sama sekali tidak memperhatikan apa yang di jelaskan guru. Pikiran ku selalu melayang pada jojo. Ada apa dengan nya, dan apa yang terjadi ? itulah yang ada di salam hatiku. Dan semakin mencemaskan keadaannya.
Teng… teng…. Lonceng tanda selesainya pelajaran pun berbunyi, semua siswa masing masing keluar dari kelas. Aku pun melangkah dengan lemasnya, pandanganku menuju ke arh ruangan jojo, namun saya tidak melihatnya sama sekali.
Dengan wajah yang tidak bersemangat saya mengambi sepeda yang berada di parkiran. “heii” kata bunyi yang ada di belakangku mengagetkan dan menghentikan langkahku. Aku sangat mengenal bunyi itu. Dengan cepat saya membalikan tubuhku kea rah bunyi yang ada di belakangku. Jojo tengah berdiri sembari menatapku dan tersenyum. Dengan cepat saya pribadi memeluk tubuh jojo dengan erat. “jojo… saya rindu kamu, hari ini saya tidak melihatmu, saya mearsa kehilangan” kataku dengan bunyi lirih. Jojo membelai rambutku dengan lembut, menciptakan saya menangis dalam pelukannya. “caca.. saya juga rindu kamu.” Jawab jojo dengan bunyi nya yang sangat lemut di indera pendengaran ku. “ca.. mulai kini jangan cari saya lagi ya” katanya tiba tiba. saya tersentak mendengar ucapannya, dan melepaskan pelukannya. “kenapa jo ? kok saya ngga boleh nyari kau lagi, kitakan teman” jawabku dengan bunyi yang lirik dan resah tak mengerti maksud perkataan laki-laki itu. “aku bakalan pergi ca.. saya bakalan ngga kembali lagi. Dan kau ngga akan sanggup ngelihat saya lagi” kata jojo membuatku semakin bingung. Air mata ku pun mengalir tak tertahan lagi. “jojo.. kenapa jadi gini, bukannya tadi malam kau bilang sama saya kalo kau senang nelihat saya senyum. Kenapa kau pergi, kau pergi kemana, kau pindah sekolah ya, jojo kau kemana pergi kemana jo?” kata sembari menggenggam tangan jojo erat. Jojo hanya menjawabnya dengan senyum. “ca.. kita sudah 30 hari kenal, dan saya sangat senang sanggup mengenalmu walau dalam waktu singkat.
Di ketika 40 hari kau kenal aku, kau tiba ya kerumah ku.” Kata jojo. Aku semakin resah apa yang di bicarakan jojo. Air mataku terus mengalir dan menatap mata jojo yang terlihat sendu, dengan wajah nya yang terlihat pucat.
“jojo…. Aku ngga ngerti kau ngonong apa” jawabku dengan wajah berlinang airmata. “pokoknya di ketika 40 hari kau mengenalku, kau tiba kerumahku, saya mohon ca, ini undangan ku yang terakhir.”
Ucap jojo kemudian membalikan tubuhnya. “jo.. kau kemana?” tanyaku. Dia tak menghiraukan ku, dan berjalan menuju kearah belakang sekolah, saya memandangi langkah jojo. Jojo kembali menatapku dengan jarak cukup renggang antara saya dan jojo. “jangan cari saya lagi caca. Kamu sahabat terbaik, jangan lupakan kenangan kita. Aku akan selalu ingat kau caca.” Kata jojo sembari melambaikan tangan mengucapkan tanda slam selamat tinggal. Aku menangis terisak isak melihat jojo meninggalkan ku, saya tak mengert apa maksud ucapan jojo, namun saya sangat merasa kehilangan ia selamanya. Aku membiarkan jojo pergi kea rah belakang sekolah, saya tidak tau apa yang jojo lakukan, dan saya tidak mengejar jojo kearah sana. Aku pun pulang dengan perasaan yang hampa.
*****
Lima
Sudah 8 hari saya tidak pernah bertemu jojo lagi ibarat biasanya, dan sebentar lagi hari ke 40 saya harus mengunjungi rumah jojo. Aku tidak mengarti apa tujuanku ke sana, Hari yang cerah terlihat sangat mendung bagiku, semenjak pertemuan terakhir ku melihat jojo, saya merasa ibarat tidak mempunyai rasa semangat. Aku masih tidak mengerti apa yang di maksud dan di katakana jojo ketika kami terakhir bertemu. Sangat sakit hatiku ketika itu, ibarat di permainkan seseorang yang sangat saya sayang. Aku dan jojo sangat dekat, walau kami tidak berstatus pacaran , tapi dari hti yang terdalam saya sangat ingin memilikinya, namun tidak ku sangka jojo meninggalkan ku dengan penuh tanda Tanya dan menciptakan saya menjadi murung. Sungguh tidak sanggup ku lupakan dan sangat susah untuk di lupakan ketika saat singkat saya bersama jojo.
“jojo…. Aku ngga ngerti kau ngonong apa” jawabku dengan wajah berlinang airmata. “pokoknya di ketika 40 hari kau mengenalku, kau tiba kerumahku, saya mohon ca, ini undangan ku yang terakhir.”
Ucap jojo kemudian membalikan tubuhnya. “jo.. kau kemana?” tanyaku. Dia tak menghiraukan ku, dan berjalan menuju kearah belakang sekolah, saya memandangi langkah jojo. Jojo kembali menatapku dengan jarak cukup renggang antara saya dan jojo. “jangan cari saya lagi caca. Kamu sahabat terbaik, jangan lupakan kenangan kita. Aku akan selalu ingat kau caca.” Kata jojo sembari melambaikan tangan mengucapkan tanda slam selamat tinggal. Aku menangis terisak isak melihat jojo meninggalkan ku, saya tak mengert apa maksud ucapan jojo, namun saya sangat merasa kehilangan ia selamanya. Aku membiarkan jojo pergi kea rah belakang sekolah, saya tidak tau apa yang jojo lakukan, dan saya tidak mengejar jojo kearah sana. Aku pun pulang dengan perasaan yang hampa.
*****
Lima
Sudah 8 hari saya tidak pernah bertemu jojo lagi ibarat biasanya, dan sebentar lagi hari ke 40 saya harus mengunjungi rumah jojo. Aku tidak mengarti apa tujuanku ke sana, Hari yang cerah terlihat sangat mendung bagiku, semenjak pertemuan terakhir ku melihat jojo, saya merasa ibarat tidak mempunyai rasa semangat. Aku masih tidak mengerti apa yang di maksud dan di katakana jojo ketika kami terakhir bertemu. Sangat sakit hatiku ketika itu, ibarat di permainkan seseorang yang sangat saya sayang. Aku dan jojo sangat dekat, walau kami tidak berstatus pacaran , tapi dari hti yang terdalam saya sangat ingin memilikinya, namun tidak ku sangka jojo meninggalkan ku dengan penuh tanda Tanya dan menciptakan saya menjadi murung. Sungguh tidak sanggup ku lupakan dan sangat susah untuk di lupakan ketika saat singkat saya bersama jojo.
Hari itu saya berniat ingin mencari tau wacana kepergian jojo yang tiba tiba. saya melangkah ke ruangan jojo ketika istirahat berlangsug. Siswa perempuan yang ku tanyai sewaktu itu tegah duduk di dalam ruagan bersama seorang saiwa perempuan. Keduanya menatapku dengan wajah yang sangat membuatku merasa aneh sendiri. Aku menundukan kepala, dan memberanikan diri menghampiri keduanya di dalam ruangan.
“kamu yang waktu itu kan, ada perlu apa?” kata siswa perempuan yang sewaktu itu. “emmmm… maaf saya mengganggu. Aku ingin bertanya mengenai jojo” jawabku sembari menundukan wajah ku dari tatapan mereka. Kedua siswa itu saling bertatapan aneh, dan menciptakan saya semakin bingung. “aku sepupunya jojo, nama ku arine. Ada apa kau ngin bertanya wacana jojo?” kata gadis itu. “kebetulan sekali kau sepupu jojo, kau niscaya tau jojo kini kemana kan, waktu itu ia terakhir menemui ku dan berkata jangan mencarinya lagi. Aku ngga ngerti dengan ycapan jojo, apa ia dilema sehingga ia ngga sanggup ketemu saya lagi?” kataku menjelaskan dengan wajah yang menahan airmata.
Gadis berjulukan arine itu terlihat sangat heran dengan semua penjelasanku. “aku ngga ngerti sama yang kau bicaraain wacana jojo” jawabnya heran. Aku hanya membisu semain tak mengerti. “tolong beritahu saya jojo di mana? Kenapa ia tiba tiba pergi, sewaktu itu ia selal u bersamaku” ktaku dengan wajah semakin sendu. Aku hampir tak tahan inginmengeluarkan air mta.
“aku benar benar ngga ngerti dengan apa yang kau bicarakan, tapi yang saya tau wacana jojo, ia sudah meninggal semenjak 38 hari yang lalu. Dan 2 hari lagi yaitu 40 hari mengenang kepergian jojo.” Jawab gadis itu mengejutkan ku. Aku sangat tersentak mendengar semua ucapan nya. “tuhan apa saya bermimpi” kataku membatin, tanpa sadar airmata ku keluar membasahi pipiku. Kedua siswa itu melihat ku menangis tersendu, arine pun memeluk ku. “mungkin yang selama ini bersama mu yaitu roh jojo. Sebelum ia pergi ia sempat bercerita padaku, bahwa ia sering melihat gadis mengenakan sepeda keranjang yang selalu meninggalkan dompetnya di keranjang sepeda.
“aku benar benar ngga ngerti dengan apa yang kau bicarakan, tapi yang saya tau wacana jojo, ia sudah meninggal semenjak 38 hari yang lalu. Dan 2 hari lagi yaitu 40 hari mengenang kepergian jojo.” Jawab gadis itu mengejutkan ku. Aku sangat tersentak mendengar semua ucapan nya. “tuhan apa saya bermimpi” kataku membatin, tanpa sadar airmata ku keluar membasahi pipiku. Kedua siswa itu melihat ku menangis tersendu, arine pun memeluk ku. “mungkin yang selama ini bersama mu yaitu roh jojo. Sebelum ia pergi ia sempat bercerita padaku, bahwa ia sering melihat gadis mengenakan sepeda keranjang yang selalu meninggalkan dompetnya di keranjang sepeda.
Dia selalu memperhatikan gadis itu, apa mungkin yang ia maksud adlah kamu, ia hanya ingin menyapamu, jangan sedih jojo hanya ingin bersama mu sebelum ia benar benar pergi ke alamnya” terang gadis itu sembari memeluk ku. Isak tangis ku semakin terdengar, saya sungguh tidak menyangka orang yang ada di dekatku hanyalah roh yang sudah tidak ada di dunia ini. “maka lantaran itu jojo menyuruh ku dating ke rumah na ketika 40 hari saya mengenalnya,” kataku membatin. Banar benar saya tidak sanggup melupakan semua wacana jojo.
*****
Dua hari sudah ku lewati , dan hari ini yaitu hari 40 hari mengenang kepergian jojo. Sekitar jam empat sore arine sepupu jojo yang ku temui sewaktu itu mengabari ku melalui sms. “ segera kesini, sebentar lagu 40 hari mengenang jojo akan di mulai “ ucapnya di sms. Aku tidak ingin ergi kesana, saya tidak ingin mengingat jojo lagi. Namun jojo pernah berkata padaku , undangan terkahirnya yaitu saya tiba di hari 40 harinya. Aku menangis mengingat semua perkataan jojo ketika kami terakhir kalinya bertemu. Aku pun bergegas menuju rumah jojo mengenkan sepeda.
*****
Sekitar setengah jam perjalanan ku menuju alamat rumah jojo yang di berikan arine padaku. Rumah jojo di penuhi banyak orang yang tiba mengenang kepergian nya. Aku pun memasuki rumah yang tidak mengecewakan besar dan luas itu. Ku lihat perempuan separuh baya menangis menyesali sebuah bingkai foto yang terlihat di dalam bingkai itu yaitu foto jojo. Aku semakin haru melihat aa yang ada di depan ku sekarang. “heii saya sangka kau tidak datang” kata arine menyapaku. “ia saya agak terlambat, maaf” jawabku dengan lesu. “inilah kini jojo, ia sudah pergi meninggalkan kita. Iklas kan dia” kata arine sembari mengelus punggungku biar saya tenang. Aku hanya tersenyum kecil mendengar ucapan arine. Aku mengikuti 40 hari mengenang jojo hingga selesai. Sungguh tidak sanggup saya memendung tangisku. “jojo… selamat jalan, semoga kau damai di sana, dan jangan pernah lupakan aku” kataku dalam hati sembari tersenyum melihat foto jojo yang terpampang di bingkai besar. Dengan perlahan saya mengusap air mataku. “aku dilarang sedih, jojo senang melihatku tersenyum, saya dilarang sedih.” Kataku dalam hati.
*****
Dua hari sudah ku lewati , dan hari ini yaitu hari 40 hari mengenang kepergian jojo. Sekitar jam empat sore arine sepupu jojo yang ku temui sewaktu itu mengabari ku melalui sms. “ segera kesini, sebentar lagu 40 hari mengenang jojo akan di mulai “ ucapnya di sms. Aku tidak ingin ergi kesana, saya tidak ingin mengingat jojo lagi. Namun jojo pernah berkata padaku , undangan terkahirnya yaitu saya tiba di hari 40 harinya. Aku menangis mengingat semua perkataan jojo ketika kami terakhir kalinya bertemu. Aku pun bergegas menuju rumah jojo mengenkan sepeda.
*****
Sekitar setengah jam perjalanan ku menuju alamat rumah jojo yang di berikan arine padaku. Rumah jojo di penuhi banyak orang yang tiba mengenang kepergian nya. Aku pun memasuki rumah yang tidak mengecewakan besar dan luas itu. Ku lihat perempuan separuh baya menangis menyesali sebuah bingkai foto yang terlihat di dalam bingkai itu yaitu foto jojo. Aku semakin haru melihat aa yang ada di depan ku sekarang. “heii saya sangka kau tidak datang” kata arine menyapaku. “ia saya agak terlambat, maaf” jawabku dengan lesu. “inilah kini jojo, ia sudah pergi meninggalkan kita. Iklas kan dia” kata arine sembari mengelus punggungku biar saya tenang. Aku hanya tersenyum kecil mendengar ucapan arine. Aku mengikuti 40 hari mengenang jojo hingga selesai. Sungguh tidak sanggup saya memendung tangisku. “jojo… selamat jalan, semoga kau damai di sana, dan jangan pernah lupakan aku” kataku dalam hati sembari tersenyum melihat foto jojo yang terpampang di bingkai besar. Dengan perlahan saya mengusap air mataku. “aku dilarang sedih, jojo senang melihatku tersenyum, saya dilarang sedih.” Kataku dalam hati.
Aku akan selalu mengenang mu, inilah hal yang indah buat ku. Cintaku akan selalu di hati untukmu, walaupun cinta kita tidak ibarat dongeng cinta yang happy ending, tapi saya yakin jojo di sana bahagia, dan saya pun di sini pun bahgia. Itulah dongeng cintaku
THE END
PROFIL PENULIS
Nama :Vidia Anggriana
Umur : 17 tahun
Mahasiswa unpar jurusan Ilmu pemerintahan
Alamat facebook : @vidia anggriana
Umur : 17 tahun
Mahasiswa unpar jurusan Ilmu pemerintahan
Alamat facebook : @vidia anggriana