Forever Love - Cerpen Cinta

FOREVER LOVE
Karya Alifiant Jerry Kumara

PONOROGO, ialah sebuah kota kecil yang tenang dan damai. Kota ini, populer dengan kesenian REOGnya. Itulah yang menciptakan saya gembira dengan kota ku ini. Namaku Andi. Umur 17 tahun. Aku memang bukan kelahiran sini. Tetapi, saya sangat senang tinggal di kota yang berdasarkan orang banyak siih, “Terpencil”. Hmm… saya tinggal di sini bersama kedua orang tuaku, dan dua orang adik ku. Mereka masih kecil-kecil. Adikku yang pertama maih berumur 8 tahun. Sedangkan yang paling kecil masih berumur 3 tahun. Masih imut-imutnya.. hehehe.. Sekarang, Aku bersekolah di salah satu MA yang cukup populer di kotaku. Sebuah sekolah yang sangat tidak kuharapkan semenjak dulu.

Diawal masuk sekolah ini, saya sudah merasa nggak betah! Manurutku, terlalu banyak pelajaran. Dan otomatis, kiprah pun menumpuk. Haduuuh.. kata Bapakku “namanya juga MA”. Sangat enteng sekali dia menyampaikan itu. Namun, di tengah pelajaran yang sangat menyiksaku, ada satu yang saya suka dari sekolah ini. Yaitu, lebih banyak murid wanita daripada murid laki-lakinya. Sehingga, jenuhku agak berkurang. Hehehe… Ada seorang cewek yang sempat menarik perhatianku. Dan sehabis saya tanya-tanya kepada teman-teman, ternyata namanya Lia. Dia ialah seorang gadis yang cantik, manis, pinter, yaa dapat di bilang primadona lah! Hehehe.

Forever Love
Di suatu hari, saya coba deketin dia. Aku memberanikan diri buat minta NoPe nya. Waktu dia makan di kantin, saya pribadi aja duduk di sampingnya. Ya pertamanya siih, basa-basi dulu.. namanya juga anak muda. Hehehe. ! sehabis beberapa usang saya ngobrol sama dia, saya pribadi ngomong apa bekerjsama niat ku waktu itu. Dan ternyataaa… Aku dapet nomer hape nya! Yess! Batinku melonjak-lonjak! Hahaha… Aku serasa terbang waktu itu. Padahal, Cuma dapet nomer hape nya. Apalagi dapetin cintanya.. hahaha.. dan dari situlah, carita cintaku sama Lia dimulai. Aku jadi serinng sms an sama dia. Telpon-telponan, curhat-curhatan, dan banyak deh. Aku kasih perhatian ku buat dia. Ya tujuannya tidak lain tidak bukan ya, buat mengambil hatinya dia. Dan selama itu juga dia terus merespon semua tindakanku. Dia nggak pernah sekali pun ninggalin saya waktu kita smsan. Dan saya yakin, bahwa dia juga punya rasa yang sama kaya aku. (PD beudh! Hahaha).. saya makin yakin kalo dia juga suka sama saya sewaktu kita ada pelajaran olahraga. Waktu itu, saya sedang main bola, dan saya jatuh. Nah dia yang pertama kali nolongin, dan tanya keadaan ku. Dan lirikannya itu looo.. hahaha. Bikin mati. Wkwkwk.
Nggak usang kemudian, saya nekat mau nembak dia. Tapi lewat sms dulu. Gini ni
“Lia, saya mau ngomong jujur nih sama kamu”

Trus, dia bales,
“mau ngomong apa’an? Koq serius banget kayanya??”
“AKU SUKA SAMA KAMU! MAU NGGAK KAMU JADI PACARKU??”
Lamaa banget dia balesnya, trus, saya sms lagi,
“aku nggak maksa kau koq. Kamu tinggal jawab “YA” ato “NGGA”!”

Lalu, dia jawab sms ku.
“YA!”
Wow!!! Aku melompat-lompat! Aku teriak! Aku seneeeeng banget ! risikonya penantian ku ada akhirnya! Aku bukannya terbang lagi, tapi saya sudah malayang-layang di udara! Aku jadi nggak sabar buat ketemu pacar baruku di sekolah besok. hehehe..

Keesokan harinya, badanku rasanya ringan banget. Aku udah nggak sabar ketemu dia di kelas nanti. Nggak sabar ngelihat wajah manisnya. Hehehe. Sesampainya di kelas, kemudian kulihat-lihat, saya nggak lihat dia di sana. Aku tanya ke teman-teman satu kelas. Ternyata nggak ada yang tau kemana pujaan hatiku pergi. Aku khawatir terjadi apa-apa sama dia. Lalu, saya sms dia,
“sayang, kau dimana?? Koq belom nyampe kelas?”
Nggak usang kemudian, dia menjawab sms ku,
“maaf, ini temannya Sinta ya? Mas, tolong sampaikan ke bapak/ibu guru di kelas, kalo Sinta hari ini ngga dapat masuk sekolah. Tadi, waktu dia berangkat sekolah, dia mengalami kecelakan. Dan sekarang, lagi dirawat di rumah sakit.”
Setelah membaca sms itu, tanpa pikir panjang saya pribadi menuju rumah sakit kawasan Sinta di rawat. Aku tanya ke perawatnya,
“mbak, permisi. Kamarnya korban kecelakaan yang berjulukan Sinta di mana ya?”

Dan dijawab,
“oo, kini Dia sedang kritis di ruang ICU.”
“ya udah. Terimakasih mbak!”
“ya, sama-sama.”

Lalu, saya pribadi berlari menuju ruang ICU. Setelah hingga disana, saya menemui ada 2 orang yang duduk di depan ruangan itu. Aku berfikir, niscaya orangtuanya. Dan ternyata, dugaanku benar. Mereka ialah orangtua Sinta. Lalu saya tanya kepada mereka,
“pak, saya temannya Sinta. Bagaimana keadaan Sinta, Pak?”
Sambil menangis, dia menjawab,
“dia sedang kritis, nak.”

Aku sangat terpukul mendengarnya. Tak usang kemudian, dokter yang menangani Sinta keluar dari ruang ICU. Dia berkata,
“disini, yang mana yang keluarganya pasien?”
“kami, pak! Bagaimana keadaan anak kami?”
Dengan muka lesu, dokter menjawab,
“maaf, pak, bu. Kami sudah berusaha..”

Mendengar itu, saya berteriak,
“APA!! Apa maksud dokter? Sinta nggak mungkin meninggal!! Nggak mungkin! Ini nggak mungkiiin!!”
Lalu, saya berlari keluar rumah sakit. Aku sangat nggak percaya dengan apa yang terjadi hri ini. Baru saja saya bahagia, dia mau menerimaku sebagai pacarnya. Tapi, itu hanya sesaat! Kenapa kau begitu cepat meninggalkan ku! Kenapa? Apa kau nggak sayang sama aku?? Kenapa, Sintaa!! Beberapa hari saya melamun di rumah. Aku nggak makan, saya nggak sekolah. Sampai-sampai, orangtuaku bingung. Tak usang kemudian, saya keluar kamar. Aku dongeng semuanya ke orangtua ku. Mereka pun ikut sedih. Lalu, mereka mengajakku ke rumah Sinta.

Sesampainya di rumah Sinta, kedua orangtuaku pribadi memberikan niatnya untuk tiba ke sana. Di sana masih dalam suasana berduka. Aku sangat sedih. Aku hanya diam. Aku membatu. Aku masih belum percaya apa yang bekerjsama terjadi. Lalu, orangtua Sinta menasehatiku.
“nak, kau yang sabar, ya. Mungkin, Sinta bukan jodoh kamu. Kami bekerjsama juga nggak percaya, Sinta akan meninggalkan kami begitu cepat. Tapi, yang namanya rezeki, hadup, dan mati, sudah di atur oeh tuhan, nak. Kamu yang sabar, ya.”
“iya, pak, bu. Saya Cuma masih nggak percaya. relasi kau hanya berlangsung satu malam. Itu yang menciptakan saya sangat terpukul. Tapi, mulai sekarang, saya akan berusana move on. Saya tahu, saya nggak boleh kaya gini terus. Terimakasih, pak, bu. Karena anda sudah menyadarkan saya. Sekali lagi, saya berterimakasih kepada anda.”
“iya nak. Sama-sama..”
Tak usang kemudian, saya dan orangtuaku pamit untuk pulang kepada orang bau tanah Sinta. Aku pulang dengan perasaan yang tenang. Aku sudah mulai dapat nrimo atas kepergian Sinta. Dan mulai ketika itu, saya berjanji. Aku akan berusaha melupakan insiden ini. Aku ingin Sinta tenang di alam sana. Aku akan tetap setia dengan cintaku padanya. Dan hingga sekarang, Aku masih berjanji. Aku nggak akan melupakan cinta Sinta. SELAMANYA…..

PROFIL PENULIS
Hai, sobat. perkenalkan, nama saya alifian jerry kumara. panggil saja fian. banyak siih yang bilang kalo namaku aneh.. tapi disyukuri aja lah..
Aku suka banget baca-baca cerpen. jadi, nulis cerpen pun, OK!! hahaha...
O iya.. add fb saya ya. add Al Firstchild. OK???
Salam kenal... tunggu cerpen-cerpen dari saya yang lainnya ya!
Cerita ini hanya karangan lhoo. bukan kisah nyata. apabila ada kesamaan tempat, dongeng ato nama, ya MAAP.. hehehe..

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel