Takut Jatuh Cinta - Cerpen Cinta Remaja

TAKUT JATUH CINTA
Karya Nur Faida

Pasti kalian sudah sanggup nebak jalan dongeng inikan! Begini waktu saya kelas 2 Sekolah Menengah Pertama saya tak tahu kenapa dan kebodohanku sanggup – bisanya menyukai seorang pemuda yang hambar banget walau begitu ia mempunyai wajah ganteng dengan kulit yang putih mulus , hidung mancung dan bibir yang seksi. Dulu diriku mengira ia juga menyukainya tapi nyatanya tidak.aku sangat udik sekali sebab waktu itu saya yang tak punya aib malah menembaknya, tolol bangetkan aku. Semenjak itu mataku terbuka lebar bahwa saya tak pentas menyukai seorang pemuda ibarat itu ditambah kepopulerennya sekolah , saya sadar tiada orang yang menyukaiku sebab gimana tidak saya itu orangnya pesek,kulitku hitam ditambah ku jerawatan lagi tapi itu waktuku masih SMP. Tak pernah lagi ku berharap dan memperlihatkan hatiku pada seseorang sebab takutku yang hanya ada di otakku kini hanya 1 “MEMBANGGAKAN ORANGTUAKU”

O iya, sebelumnya kuperkenalkan diriku dulu yah. Aku berjulukan Mimi Niamin dengan kulit putih dan muka yang higienis tanpa jerawat. kini ku kelas 2 di suatu sekolah Sekolah Menengan Atas di Bandung. Aku bahwasanya tinggal di Makassar tetapi saya pindah rumah sebab Ayahku dan Ibuku udah cerai , saya ikut sama Ayahku maka akupun tinggal di Bandung sedangkan ibuku tinggal di rumah mamanya di Makassar bersama adik laki – lakiku yang kini berumur 12 tahun. Aku pindah bertepatan sesudah hal memalukan itu. Pasti semua sahabat – temanku mengira saya pindah sekolah sebab kejadian itu tetapi itu tidak benar walau begitu saya sedikit bahagia bercampur sedih sebab disisi lain saya sanggup kabur dari kejadian itu tetapi disisi lainnya keluargaku sudah hancur. Tapi ada hal yang membuatku bahagia sebab ibu tiriku itu ternyata sangat baik , ia selalu mau mendengar curhatanku walau begitu saya lebih sayang ibu kandungku dan hari ini saya ingin minta izin sama ibu tiriku dan ayah bahwa saya ingin tinggal di rumah nenekku. bahwasanya Ayahku melarangku sebab takut nanti terjadi apa –apa padaku tapi saya bersikeras sebab sudah lebih 3 tahun saya tidak pernah bertemu ibuku jadi ayahkupun mengizikanku tinggal di Makassar walau hanya 2 minggu.,

Takut Jatuh Cinta
^In Makassar^
“Wahh..! Makassar sudah berubah nih”ujarku yang sudah berada di luar bandara Hassanudin sambil memegang tas besar.

Kulihat Taksi tidak jauh dari saya , maka akupun melangkah kakiku menuju taksi itu dan tidak butuh 10 langkah saya sudah hingga disana.
“Mau naik taksi dek.!”tanyax padaku maka akupun tersenyum simpul sambil mengangguk membuktikan bahwa saya memang ingin naik taksi , pak sopir pun mengambil tasku dan menyimpannya di bagasi kemudian akupun masuk ke dalam Taxi, di dalam Taxi pak sopir itu bertanya padaku “Mau kemana dek?” akupun menajwab sambil tersenyum “ Jalan Sunu”jawabku singkat dan Taxi pun meluncur menuju kesana.
Akupun hingga di mana rumah nenekku berada, dimana ibuku dan adikku tinggal tak lupa saya membayar biaya Taxi dulu.
“Ini mas uangnya , kembaliannya di ambil saja”ujarku kemudian menuju ke rumah nenekku.

Di depan ruma nenekku saya eksklusif saja mengetuk pintu sambil mengucapkan salam dan tak butuh waktu usang pintu itu terbuka.
“Rudi!”ujarku kaget sambil membulatkan mataku sebab yang membukakan pintu itu sosok pemuda Cinta pertamaku,Kenapa ini! Kenapa ia berada di rumah nenekku. Astaga , ini sungguh menyebalkan sekali. Rasanya kepalaku puyeng bener sebab ketika melihat Rudi saya jadi teringat kejadian itu, ingin rasanya ku kabur mendapati Rudi berada di rumah nenekku tetapi ku terlalu kangen sama Ibuku dan Adikku jadi nggak jadi deh.
Rudi juga tak kalah kagetnya melihatku berada di sini “Mimi!”

Hening tak ada yang berbicara tapi itu tak berlangsung usang sebab adikku Didi memecahkan kehinangan itu di balik pintu “Kak Rudi , siapa yang....”belum selesai Didi bicara sambil memegang cemilan dan ia mendapat saya berada di depan pintu , Didipun sontak memelukku sebab gimana tidak? 3 tahun we...! ehrr.. pastilah adikku kangen denganku.
“Kakak, kenapa abang gres datang. Aku sungguh sangat kangen sama kakak”ujarnya kegirangan melihatku berada disini
“Maaf yah Didi”pintaku sambil melihat kedepan dimana berada Rudi yang sedang memperhatikanku dengan reaksi yang sulit ku tebak
“Kak , ayo masuk! O iya , abang masih kenalkan Rudi sahabat kelas abang waktu SMP”ujarnya meyuruhku masuk sambil bertanya padaku
“Yah”ujarku sangat singkat dan dingin.

^Flashback^
Di dalam kelas yang masih ada banyak sisiwa
“Mimi,lohh pikir ulang dulu deh! Gue takut loh napa – napa”ujar Rini sahabatku khawatir denganku
“Rin , ku sudah tidak tahan”ujarku sambil menitikkan air mata
“Tapi Mimi , loh taukan Rudi itu. Ku mohon jangan lakukan itu !jangan gegabah Mi. Aku takut sekali”ujarnya menyuruhku mempertimbangkan bahwa saya akan menembak Rudi
“Kamu tak perlu khawatir Rin, gue nggak gak apa – apa kok!”ucapku kemudian menuju ke Pintu kelas dimana Rudi berada
“Rudi , jujur saya sangat menyukaimu!”ujarku ketika keluar main dimana Rudi yang gres saja mau keluar ke kelas dengan Nino sahabatnya. Sungguh saya tidak tahan sekali menyimpan perasaanku lebih 2 tahun
“Hah.. nyadar dongg luu tuhh nggak selevel sama gue! Ngaca dulu dong. Apa gue harus beliin dulu lohh beling gres nyadar. Buang – buang tuh perasaan loh. Lebih baik loh kasih perasaan itu sama daerah sampah ajah”ujar Rudi dengan kalimat pedas padaku sambil memasang muka jijit. Di dalam kelasku semuanya ribut sebab kelakuanku.
Aku tak menyangka apa yang dikatakannya itu , air mataku pecah akupun eksklusif keluar dari kelas disusul Rini mengekorku.Ku kini berada di belakang Lab Bahasa Indonesia sambil menangis dan terus menangis dan Rinipun mengahmpiriku “Mi, gue kan udah bilang. Ku mohon berhentilah menangis , jangan hanya sebab pemuda ibarat ia kau jadi ibarat ini. Masih banyak kok pemuda di dunia ini!”selanya padaku sambil memelukku menyuruhku menghentikan tangisanku tetapi bukannya tangisanku berhenti tapi saya lebih menangis lagi.
“Mi , gue mohon jangan menangis!”pintanya padaku yang tak henti – hentinya menangis “Ren, makasih yah kau selalu membantuku di dalam suka dan duka”ujarku menghentikan tangisanku dan Renipun tersenyum mengembang “Itulah gunanya sahabat Mimi”
***

Aku duduk di ruang tamu , sanggup kulihat Rudi meminta izin pada Didi untuk pulang.
“Di , gue pulang dulu yah. Nggak lezat nih ada abang loh”ujar Rudi pada adikku dengan memegang kaset bola
“baiklah kalo gitu , saya mengerti kok maksud kakak”ujarnya
“Okayy, gue duluan dulu yah.”ujar Rudi permisi sama Didi

Didi menemani Rudi pulang hingga di depan rumah dan tak usang kemudian Didipun kembali di susul ibuku yang gres pulang dari pasar.
“Ibu...!aku kangen banget sama ibu”ujarku dan eksklusif bangun dari daerah dudukku
“Mimi...!”ujar ibu kegirangan dan eksklusif menuju ke saya kemudian memelukku
Aku begitu bahagia sekali sanggup bertemu ibuku begitupula dengan adikku. Ku lihat ibu mengalami perubahan dengan dirinya. Wajah ibu bermetamorfosis pucat dan keriput dan adikku bermetamorfosis anak cukup umur yang gagah dan tampan.

Didi membawakan barangku ke kamar tamu dan saya mengekor mengikutinya. Di dalam kamar ku hempaskan diriku di daerah tidur dan adikku duduk di sampingku.
“Di , kenapa Rudi tadi disini?”ujarku bertanya penasaran
“Tadi saya sama kak Rudi lagi main Playstasion kak. kenapa abang nanya – nanya?”jawab Didi dan bertanya padaku
“ tidak apa – apa kok”ujarku takut sebab nanti adikku curiga padaku
Keesokan harinya saya olahraga pagi di taman kota Makassar bahwasanya adikku mau menemaniku tapi sebab hari ini ia sekolah jadi Didi tidak bisa.

Di taman , ku berlari pagi mengelilingi taman sambil membawa tas ransel berisi Leptop dan ketika asyik – asyiknya saya berlari ada seorang pemuda yang menabrakku dari depan menggunakan baju putih bubuk – bubuk dengan 5 buku tulis dipegangnya terjatuh.
“Maaf, gue nggak nggak sengaja”ujar pemuda itu tapi saya tak melihat mukanya dengan terang kemudian diapun mengambil bukunya yang terjatuh “aku kok yang salah. Sini saya bantu”ujarku dan akupun membantunya mengambil bukunya yang terjatuh dan tak sengaja mataku dengan pemuda itu bertemu dan akupun tahu siapa pemuda itu.
“Rudi!”ujarku kaget sebab saya bertemu lagi dengan Rudi. Mengapa ini terjadi lagi? Bisa asing saya usang – usang sebab bertemu terus dengan Rudi. Semenjak Rudi menolakku saya jadih stress berat untuk menyukai seseorang hingga kini dan entah kenapa kini perasaan cintaku pada Rudi kembali lagi. Ini sungguh sangat menyebalkan -__- saya pun berlari dengan cekatan sambil menitikkan air mata meninggalkan Rudi yang juga kaget melihatku bertemu denganku lagi.

Ku berlari secepatnya sebab ketakutan , setiap kali ku lihat Rudi kalimat itu terbayang – bayang di otakku “Hah.. nyadar dongg luu tuhh nggak selevel sama gue! Ngaca dulu dong. Apa gue harus beliin dulu lohh beling gres nyadar. Lebih baik loh kasih perasaan itu sama daerah sampah ajah” kalimat pedas yang di dengar oleh semua temanku di kelas. Rasanya sakit banget ketika menginggat itu.
“Mimi, maafin gue soal dulu! Gue mohon Mi”teriak Rudi memohon sambil berlari mengejarku
Akupun mempercepat lariku dan kebetulan ketika itu saya melihat kendaraan beroda empat pete – pete, saya eksklusif saja masuk dalam kendaraan beroda empat itu dan menyuruhnya cepat jalan.
Mobil pete – pete itu berjalan, air mataku berjatuhan terus menerus membasahi pipiku yang agak putih. Diriku kini memang udah berubah , saya jadi putih dan mukaku kini sudah tidak ada abuh lagi itu sejak ibu tiriku selalu membawaku kepertawatan kulit jadi saya menjadi lebih cantik.

Di dalam kendaraan beroda empat pete – pete ku gres sadar bila penumpangnya hanya saya bersama seorang pemuda yang pakaian sekolahnya ibarat dengan Rudi.
“Mimi..!loh Mimikan”ujarnya bertanya padaku
“Yah..”jawabku dan ketika itu ku perhatikan muka pemuda itu dan menghentikan tangisanku. Disitu saya gres sadar bahwa pemuda itu yakni Nino sahabat Rudi.
“hai Nino”ujarku menyapa dan bukannya membalas sapaanku tapi Nino malah bertanya “Mi , loh napa menangis! Apa sebab Rudi . tadi gue lihat koh kau sama Rudi berlari – larian”
Saat ia katakan itu , saya menangis lagi.Jantungku sesak banget , rasanya kepalaku puyeng benar dan belum sempat ku jawab pertanyaannya saya eksklusif jatuh pingsan.

^Rumah Nenek^
Mataku terbuka sedikit – demi sedikit di atas ranjang tidurku. Kulihat Rudi menitikkan air mata berada di sampingku dan ketika ia melihatku mataku sudah terbuka diapun tersenyum bahagia melihatku.
“Mi, loh udah sadar”gumam Rudi padaku
“Kenapa loh ada disini. Loh keluar sana. Gue benci sama loh”teriak diriku yang kesal sekali.
“Mi, gue minta”belum sempat Rudi selesai saya eksklusif mem berontak dan lebih keras berteriak “Gue bilang loh keluar!”
Mamaku dan adikku begitupula dengan nenekku menyuruhku hening tapi ku lebih memberontak dan ketika Rudi keluar dari kamarku ditemani Didi akupun tenang. saya memang orang tidak baik , tapi ku tak sanggup melupakan semuanya. Hatiku sakit sekali, sulit ku maafkan Rudi.

Satu ahad kemudian , saya duduk sendiri di taman memperhatikan kendaraan beroda empat maupun motor berlalu lalang ditemani burung – burung berkicaun dan pohon – pohon yang menari – nari memberi semangat diriku. Aku yang terlalu fokus memperhatikan keindahan taman tidak sadar bahwa Rudi sudah berada di sampingku.
“Mimi”ujar Rudi yang membuatku kaget mendengar perkataanya, sontak saja ku bangun dan bersiap untuk lari tapi tanganku ditahan olehnya dan Rudi eksklusif memelukku “Mi , gue mohon maafin gue. Loh tau smenjak kejadian itu gue gres sadar kalo gue itu menyayangi lohh, ketika tiada loh , gue tidak sanggup menyukai siapapun. Hidup gue rasanya nggak berarti, Hanya loh yang ada di hati gue. Gue mohon maafin gue Mi , gue memang udah terlambat tapi bisakah kau mendengarkannya”
“Loh bohong Rudi, loh niscaya suka gue sesudah melihatku sekarangkan”ujarku tak percaya mendengar perkataannya “Gue nggak bohong, tatap mata gue. Tatap...?”ujarnya menyuruhku menatap matanya , akupun menatap matanya dan kulihat tiada tanda kebohongan darinya.
“Mi , maafin gue yah. Gue sayang banget sama loh. Jangan lagi menghindar dai gue, ku mohon! Dulu dan kini tiada bedanya loh. Gue tetap sayang loh gimanapun dirimu. Gue suka lohh dari dalam diriloh bukan diluar loh”ujarnya yang membuatku menitikkan air mata.
“Yah, gue juga sayang sama loh”ujarku
Hariku penuh dengan tawa yang indah tiada lagi kesedihan sejak Rudi berada di sampingku. Cinta pertamaku itulah menjadi cinta terakhirku. Aku sangat menyayanginya, perasaanku yang sudah ku pendam 6 tahun tidak sia – sia.
RUDI.. I LOVE YOU:)

=-------------=

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel