Semua Itu Sebab Allah - Cerpen Islam
Rabu, 05 Agustus 2015
SEMUA ITU KARENA ALLAH.
Karya Novi Khusna
Karya Novi Khusna
Pagi yaitu waktu yang menurutku sangatlah indah. Dengan dikelilingi oleh pepohonan yang rindang dan sawah hijau yang melintang. Membuat hati semakin tenang. Di tambah lagi dengan hawa yang begitu dinginnya pagi ini..
Hmmm … itulah citra dari suasana kotaku.. yang sangat saya banggakan. ,,mungkin hingga bau tanah kan ku pijaki kota tercintaku ini. Dimana pula disinilah daerah ku terlahir,tempat pertama kali ku hembuskan napasku.
Aku terlahir dari rahim seorang perempuan penjual camilan manis keliling. Seorang perempuan yang berhati mulia dan berjiwa tegar. Disini pula seorang perempuan paru baya mempertaruhkan nyawa,hanya berbekal dengan doa.Dan berharap tangan yang kuasa mau membantunya.yaaa…wanita itu yaitu ibuku, ,malaikat yang akan selalu temani hatiku, yang akan selalu menjaga ragaku dan yang akan selalu menyayangiku hingga kelak ku tutupkan mata kembali menghadap sang illahi. Sedangkan bapak ku hanya berprofesi menjadi penarik becak yang tak akan pernah niscaya hasilnya.
“Hmmm..” pagi ini ku hembuskan nafasku, ku terbangun dari lelapnya tidurku semalam. Entah kenapa pagi-pagi buta saya telah terbangun dari tidurku,, mungkin hawa masbodoh yang menusuk tulangku menciptakan diriku terbangun. Sang surya saja belum terbangun dari tidurnya.
Semua Itu Karena Allah |
Saat itu ku mencicipi kejenuhan dalam kamarku. Ku berniat untuk keluar dari kamar. Saat saya tengah membuka selambu kamar yang sangat kumal. Ku mencium aroma kuliner khas ibuku. Dan ku lihat asap tunggu pun telah mengebul. Ku bergegas ,mengikuti aroma yang sangat sedap itu. Aku yakin ibu masak nasi special untukku. Yaa, alasannya yaitu kita jarang sekali makan nasi. Paling Cuma ubi rebus. Itupun kalau ada. Kalau gak yaa..hanya minum saja. Oleh alasannya yaitu itu nasi sudah termasuk kuliner Istimewa untukku.
Ku toleh dapur yang terbuat dari bilih bambu tersebut dan ketika itu pula ku sapa ibuku “ ibuu….” Lalu ibu pun tersenyum kepadaku. Cantik sekali ketika ia tersenyum, menyerupai bidadari bagiku. Dan ketika itu ku hanya tersenyum dan mencicipi kehangatan pada tunggu alat untuk memasak ibu. Saat itu suasana sangatlah hening hanya ada saya dan ibu.
Ku memulai pembicaraan “ ibu..ibu masak apa?nasi yaaa…aromanya sedep bangetss….”
“Hahahah…kamu bisa saja Syifaku sayang” tersenyum sambil mengelus rambutku
“yaa..iya dong bu…anak siapa?” saya pun berbalas memujinya.
“Tau gak bu..pagi ini udara begitu dinginn. Tapi disaat belaian ibu kepadaku dan hanya ditemani api di tunggu. Serasa ada yang menyelimutiku bu, terasa begitu hangatnya.” Sambil ku tidur dipangkuan ibuku.
“ oh yaaa…tapi bila suatu ketika ibu telah tiada,, bagaimana?? Siapa yang menjadi pengganti ibu di ketika syifa kedinginan..” sambil tak terasa ibu meneteskan air mata.
“ ibuuuuuuuuu…… Syifa tau, umur tak sanggup di perkira oleh manusia. Tapi yakinlah buu…selamanya ibu akan selalu di hati Syifa. Syifa cinta ibu alasannya yaitu ALLAH.’’ Sambil tangan ini menghapus air mata yang telah mengalir di pipi manis ibu..
Tak terasa perbincangan dalam dekapan hangat ibu menciptakan waktu tak terasa bergulir begitu cepatnya. Dan kini jarum jam telah menunjuk pada angka 4 lebih. Adzan pun telah terdengar oleh telingaku.Kokokan ayam pun mulai berbunyi, itu bertanda sang surya akan segera datang.
Ibu menyuruhku segera mandi dan bergegas untukku sekolah,sedangkan ibu melanjutkan perkerjaannya tadi yang sempat terhenti oleh ku. Sebelum itu saya dan ibu bergegas menambil air wudhu. Saat ku akan melepaskan ikat rambut kesayanganku, ibu menyuruhku membangunkan bapak yang tengah tertidur lelap. Mungkin ia mencicipi lelah sehabis bekerja hingga larut malam, terkadang saya kasihan sama bapak.
Aku membangunkannya untuk sholat shubuh berjama’ah yang telah dilakukan menyerupai biasa di keluargaku.
“ bapak…pak… ayo bangun, waktu shubuh telah datang!” sambilku goyangkan tubuh bapakku.
Tak usang bapak terbangun dari tidurnya, berlahania membuka mata.
“ooohh.. Syifa..ada apa nak ?” sambil sayup-sayup bapakku membuka mata.
“bapakk….ayo sholat..sudah dinantikan ibu”sambilku menarik tangan bapak.
“oh masya alloh…. Ini sudah shubuh toh?’’ ayah eksklusif bergegas bangkit dari daerah tidurnya dan bergegas mengambil air wudhu.
Aku,bapak,dan ibu sholat berjamaah. Bapaklah yang menjadi imam di keluarga kecil kami. Aku senang mempunyai bapak dan ibu yang sangat menyayangiku. Walaupun dilihat dari bahan kami termasuk orang-orang miskin. Tapi dengan ada mereka di dekapanku…ku rasa saya yaitu orang paling terkaya.
“Pak…bu… Syifa berangkat sekolah dulu yaaa.” Ku mencium tangan mereka berdua.
“ iya nak.. Syifa disekolah jangan pembangkang ya..jangan ikut teman-teman Syifa..jadilah anak yang pintar yaaa sayangg… jadilah anak yang bisa ibu dan bapak banggakan. Kami sayang kau Syifa.” Ibu memelukku serasa ibu tak ingin kehilanganku.
“assalamu’alaikum bu..pakk..”sambilku lambaikan tangan pada mereka.
“wa’alaikum salam hati-hati di jalan.” Ibu dan bapak membalas lambaian tangan dariku.
Ku berangkat dengan jalan kaki, jauh sih..! Tapi bagiku jarak tak sanggup menyurutkan langkahku untuk menimba ilmu disekolah. Apalagi ku teringat akan pesan ibu setiap pagi untukku. Dan harapan ibu di setiap langkahku. Aku harus bisa jadi anak pujian ibu !
Ku menelusuri sawah-sawah dan menyebrang sebuah sungai yang gak terlalu dalam ketinggian airnya. Mungkin hanya di bawah lututku. Aku berjalan menuju sekolah dengan bernyanyi di sepanjang perjalanan,ku nikmati aroma nirwana dunia. Kunikmati pemandangan yang mungkin insan tak sanggup membuatnya. Hanya yang kuasa yang maha kokohlah yang sanggup menciptakaannya.SUBHANALLAAAAHHH…..
Sesampailah di sekolah daerah ku menimba ilmu. Semua teman-teman telah menyapaku di depan gerbang sekolah SMP.AL-JANNAH O1. Sekolah terfavorit di kotaku.Mungkin hanya orang-orang kaya yang bisa masuk sini..
Yaa..berhubung secara bahan saya lemah tapi mungkin IQ ku tidak mengecewakan tinggi. Kaprikornus saya sanggup di terima pada sekolah termewah ini. Semua temen juga suka padaku. Mereka bilang saya anaknya selain pinter periang pula. Hehehe….
Aku masuk kekelas bersama Cahaya PUtri Laila anak pengusaha ternama di ASIA. dan ketika bersamaan bel tanda masuk telah berbunyi. Teeeeeetttt……aku duduk bersamanya. Lalu bu Laila masuk ke kelasku.yaaa..kerena ketika ini pelajaran matematika. Dan yang mengajariku yaitu bu Laila guru yang populer manis dan baik hati.
Uupsss..bu Laila hari ini tidak masuk sendirian dikelasku melainkan didampingi oleh kepala sekolah pak Ridwan namanya. “wah ada apa nih !” batinku sambil hati berdebar-debar. Entah kenapa hari ini saya sangat berdebaran.bu Laila masuk dan menyapa murid-murid di kelasku.
“assalamu’alaikum anak-anak” sapa bu Laila
“waaa..aa.alaikum salam bu Laila” murid-murid membalas sapa
“aanak-anak kedatangan bapak kepala sekolah disini untuk memberi kabar gembira untuk kalian” dengan tersenyum bu Laila menyampaikannya.
“ ehhhmmm….boleh tau gak bu kabar gembiranya apa” sang ketua geng Beuti dengan tidak sopannya. Itu Bella namanya.ketua geng yang paling suka usilin saya ma Caca.
“Bella..tunggu ibu belum selesai bicara..”sambiil sedikit jengkel melihat tingkah Bella di hadapan bapak kepala sekolah.
Lau ibu melanjutkannya “biar bapak sendiri yang akan memberitahunya”
Sejenakku termangu bersama teman-temanku.hati semakin gak karuan.melihat pak Ridwan yang sangat populer kedisiplinannya dan tidak ingin di selah ketika ia sedang berbicara. Hanya membisu dan diam. Hanya ada keheningan yang membalut di dalam kelas ku.
“anak-anak yang bapak banggakan. Berdirinya bapak di sini akan memberikan sebuah informasi yang sangat penting. Berhubung sekolah ini sudah di kenal dengan murid-murid yang sangat cerdas menyerupai kalian maka bapak wali kota. Mengundang murid yang terbaik di sekolah ini untuk mewakili kota udalam rangka mengikuti lomba cerdas cermat “ Jenius Matematic” tingkat seJawa Timur. Hadiah yang akan di berikan tidak main-main. Hadiah untuk juara satu 10 juta, juara dua 5 juta sedangkan juara tiga 1 juta dan eksklusif di kirim ke tingkat se-Indonesia. Kalian semua akan saya seleksi. Saya akan menentukan 2 yang terbaik. Yang akan mewakili kota ini. Kalian siap bukan?” sambil tersenyum dan menyakinkan murid dikelasku.
‘‘huuuftt..’’ ku hembuskan nafas untuk meredakan tegangku tadi.
“Pak kapan program penyeleksiannya dimulai dan kapan lomba cerdas cermat akan dilaksanakan.” Dengan wajah serius si satria matematika di kelasku. Namanya Dian.
“mungkin, bulan depan perlombaannya akan dimulai.” Jawab bapak kepala sekolah.
Akhirnya, penyamian bapak kepala sekola di kelasku telah usai. Lalu pak kepala sekolah berpamitan keluar ke[ada murid kekelasku.
“sebelum bapak tinggal, masih adakah pertanyaan yang ingin ditanyakan?”
“tidak pak…” murid-murid di kelasku menjawabnya dengan serentak.
“kalau begitu saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya dan semoga sukses. Terus berguru , jangan lupa berdo’a. Karena ini kesempatan emas untuk anak yang jenius menyerupai kalian.” Sebuah pesan yang penting dari seorang professor sekaligus kepala sekolah di sekolahanku.
“wichh..hadiahnya sepakat bengat..tapi, apa mungkin saya terpilih mengikuti lomba itu, Ah,! Aku rasa tak mungkin, paling Dian yang akan terpilih. Secara IQ ia kan tinggi banget lagi pula secara bahan juga ia kan tercukupi hanya minta saja eksklusif tersedia. HUUft…” ku hembuskan nafasku mewaspadai kemampuanku sendiri.
Saat itu ku terlamun sendiri, tak ada gairah untuk membicarakan persolan ini.hanya termenung dan berandai-andai“ Andai bila saya terpilih dan saya menang mungkin saya bisa bantu ibu dengan uang yang saya dapatkan dari lomba tersebut .hmm.. saya kasian liat ibu harus berjualan camilan manis keliling dengan panasnya terik matahari yang tak seorang pun sanggup berkompromi dengannnya. Kadangkala hujan yang lebat menciptakan kue-kue yang dibentuk ibu tak laris begitu banyak.
“ya Allah,, saya sadar saya tak mungkin sanggup ikut dalam perlombaan itu. Apalagi saya bisa menang dalam perlombaan tersebut dan mendapat hadiahnya. Itu menurutku tak mungkin. Tapi saya tahu kuasa-Mu begitu besar, kau bisa bolak- balikkan dunia dengan kecepatan kedipan mata.maka tak sulit pula jikalau Engkau sanggup menunjukkan kepercayaan pada hamba dan menentukan hamba untuk mewakili kota ini.
Ya..Al loh.. hanya pada-Mu hamba munyembah dan hanya pada-Mu pula hamba memohon, hamba ingin mengikuti lomba tersebuat ya alloh…jadi izinkan hamba untuk mengikuti lomba tersebut dengan cara lolosnya hamba dalam seleksi yang akan di berikan .hamba ingin membantu ibu yaa..Alloh..hamba kasian pada ibu” ku menulis pada buku diary ku. Berharap alloh akan membantuku nantinya.
“Plessssss”.. bunyi tebokan tangan yang lembut di bahuku.tapi, tak begitu keras. Ku toleh ke belakang, ku terkejut.ternyata tangan Caca yang menebok bahuku. Caca yaitu anak terkaya di sekolahku bapaknya saja seorang Directur di perusahaan minyak diKalimatan sedang ibunya seorang perawat di Rumah Sakit ternama di kota ini.aku sempat heran kenapa ia mau berteman dengan orang miskin sepertiku yang hanya mengandalkan otak saja.
“Syifa kenapa kamu? Kelihatannya wajahmu begitu gelisah” dengan raut wajah yang nampak mengkhawatirkanku.
“Tiii..dddaakkk…aku tidak kenapa- napa kok, kau gak usah khawatir ya…” jawabku dengan terbata-bata.
“Ah..kamu gak usah bohong dech, kita sudah usang berteman dan saya tahu banget sifatmu, kau gak biasanya menyerupai ini, niscaya ada apa-apa, ehhh,,aku tahu ! niscaya gara-gara tadi yaa… kau mau ikut lomba itukan?” dengan raut wajah yang gelisah melihatku.
“iya … Ca.. bahu-membahu saya pingin banget ikut itu tapi, kurasa itu tidak mungkin. Kamu liat Dian tadikan, kelihatannya ia begitu siapnya mengikuti seleksi tersebut. Kamu tahu kan Ca..selain pinter ia kaya semua ia minta selalu terkabulkan” saya semakin cemas.
“ehmm… Syifa temen Caca yang palinggg cantik.. Syifa gak perlu cemas dengan itu, Syifa butuh dana untuk beli buku?…Caca ada sedikit ung kok buat Syifa.” Sambil memegang bahuku.
‘’ee..eee..jangan Ca..aku gak mau merepotkanmu. Biarlah Dian saja yang mengikuti lomba tersebut.”Ku menolak anjuran Caca padaku.
“Syifa..Caca tahu Syifa butuh uang untuk ibu Syifa kan,!dan ini kesempatan kau Syif..jadi jangan kau sia-siakan yaa…!” Caca semakin menyakinkanku bahwa saya bisa.
“ Makasih ya Ca..kamu begtu baiknya dengan aku. Padahal kau tahu sendirikan saya hanya seorang anak penjual camilan manis dan seorang penarik becak. Tapi kenapa kau bisasebaik itu dengan ku?” ku merasa termotivasi olehnya.
Sambil memelukku Caca berkata padaku “ Syifa.. masih inget gak ? kalau Syifa pernah ajari Caca kalau CINTA itu alasannya yaitu Alloh. Dan ketika ini Caca ingin berguru untuk cinta Syifa alasannya yaitu Alloh, Syifa ingetkan?”
Semua terasa begitu bermakna…terasa hanya ada di panggung sandiwara. Tapi, ternyata kini ada di dalam dunia konkret dan ketika ini pula Syifa merasakannya.SUBHANALLAH….ku berterima kasih pada-Mu wahai Robku yang maha agung.
Dan ketika ini saya sedang asyik mempersiapkannya, saya juga diajak oleh caca untuk pergi ke took buku..yang gede’ banget..aku dan Caca juga makan bareng di restaurant, saya juga diajak berguru bersama dirumahnya. Semua terbalut dalam canda dan tawa.hingga kini tiba waktunya penyeleksian siswa yang akan mewakili kotaku yang tercinta ini.
“Caca…aku takutt niiih, semua perjuangan kita sia-sia,,,” ku tak percaya diri.
“ Syifa …gak boleh begitu..pasrahkan saja semua pada Alloh, niscaya Alloh akan beri yang terbaik untuk kita. Yakinlah..! kita bisa.. kerjakan semua ini alasannya yaitu Alloh.” Caca lagi-lagi menyakinkanku.
“oh..yaa Caa..kamu sudah bilang sama ibumu kalau kini kita akan mengikuti penyeleksian.”Tanya Caca padaku.
Ku hanya menggelengkan kepala. Dan ku berkata tidak padanya. Caca pun seketika itu terkejut.
“looooh..! kenapa kau gak bilang Syif?”
“ Aku takut bila saya gak lolos, ibu jadi sedih. Ya..menurutku tak memberitahunya itu lebih baik.”itulah jawabanku pada Caca
“Ehmmm…Syifa.. kau gak boleh begitu seharusnya, apapun keputusannya nanti. Ibu kau niscaya akan terima kok.” Caca menasehatiku dengan bunyi merdunya itu.
“jadi….selama ini Syifa sudah bersalah dong.? Maafin Syifa ya Ca..”merasa ku menyesalinya.
“sudah tak perlu kau duka begitu, nasi sudah jadi bubur Syif… lagi pula saya gak nyalahin kau kok.”Sambil tersenyum kepadaku
“Caca… makasih yaa..Syifa Sayang Caca alasannya yaitu Alloh” sambil ku tersenyum dan memeluknya.
Dan pagi ini sebelum penyeleksian dimulai. Aku menuliskan di buku diaryku ketika masa-masaku dengan orang tersayangku. Aku tak ingin masa-masa ini lenyap begitu saja. Aku ingin bila suatu ketika ku telah pergi. Mereka bisa baca buku ini dan menyaksikan isi hati berbicara.
Diary..
Aku sayang Caca alasannya yaitu Alloh dan begitu pula ia padaku. Kini saya begitu bahagianya, kurasa mempunyai ibu dan ayah beserta sobat menyerupai Caca yaitu anugrah yang kuasa yang paling indah, semoga ini tak akan berlalu begitu saja.semoga saya dengan mereka akan selalu bersama walaupun dalam kesedihan.
Yaa..Rob yang kuasa sejagad raya… saya mohon jangan pernah kau pisahkan saya dengannya.aku begitu menyanyanginya.aku tahu waktu tak berhenti begitu saja. Dan umur tak akan pernah bertambah..Tapi, saya mohon izinkanlah saya bersamanya hingga selesai saya tutupkan mata.
Penyeleksian pun telah dimulai. Dan sehabis beberapa kali bapak kepala sekolah memberi pertanyaan dan memberi soal-soal yang di ujikan. Akhirnya, pengumuman siapa yang terpilih pun dibaca.
“ Syifa, ayo baca bismillah bersama-sama.” Ajak Caca padaku
“BISSMILLAHIROHMANNIROHIM” kita serentak membacanya dengan lirih.
Bapak Ridwan selaku kepala sekolah mengumumkannya di damping oleh pak Ahmad wakil kepala sekolah dan Bu Lina selaku guru Matematika di kelasku.Namaku dan Nama Caca tersebut dalam pembicaraan pak Ridwan dan pak Ridwan memanggil kita berdua. Aku dan Caca hanya menunduk dan termangu untuk ngontrol detak jantung yang tak karuan.
“Syifa..Caca.. kemari sayang..” panggil pak Ridwan
Kami pun maju dan menghampirinya.
Pak Ridwan berkata padaku dan Caca.” SELAMAT kalianlah yang mewakili kota ini untuk perlombaan Jenius MATEMATIC di kantor Gubernur di Surabaya” sambil bertepuk tangan di iringi oleh sobat sekelasku.
Aku dan Caca pun sepontan terkejut. Kami bersujud syukur dan kami saling berpelukan.
“ Alhamdulillah… Terima kasih ya Alloh” ku sambil berjabat tangan pada pak Ridwan, pak Ahmad dan Bu Lina.tak lupa saya dan Caca berterima ksih pada guru yang selama ini telah membimbing kita. Aku dan Caca sangat bersyukur sekali.
Terlihat siang telah usai. Kini telah berganti menjadi malam. Aku toleh kamar ibu dan bapak. Bapak ku lihat telah tertidur lelah.Mungkin, alasannya yaitu capek sehabis kerja seharian menarik becak yang sangat berat itu. Sedangkan ibu tak ada di kamar. Ternyata ibu sholat di daerah sholat khusus yang ada di rumah. Saat itu ku membuka kamar sholat ibu dan tak sengaja ibu sedang khusyuk berdo’a.
“ya alloh..hamba lemah..hamba tak punya daya upaya…hamba miskin daripada-Mu.maka hamba mohon maafkanlah hamba atas dosa hamba.
Ya Alloh..engkau niscaya tahu.. Syifa anak hamba yang sangat hamba sayangi itu kini semakin besar dan biaya sekolahnya pun semakin tinggi. Tapi, dengan perkerjaan hamba yang menyerupai ini mana mungkin hamba bisa membiayainya.sedangkan hamba tak ingin ia berhenti sekolah walaupun hanya satu bulan. Dan hamba tak mungkin hanya mengandalkan otaknya yang hanya bisa hamba isi dengan lauk pauk seadanyanya. Hamba mohon berikanlah rezeki lebih kepada hamba hingga hamba bisa melihat Syifa tersenyum alasannya yaitu ia sanggup meraih harapan yang selama ini ia dambakan. Walaupun harus ku korbankan nyawaku. Ini semua deminya ya Alloh tuhanku.”
Dan ketika itu hanya tetesan air mata yang sanggup ku keluarkan. Terasa verbal tak ingin mengucapkan kata-kata apapun itu ! doa ibu menciptakan ku larut dalam heningnya malam. Ku tah, ibu sangat menyanyangiku karna Alloh. Tak terasa tangisan dan keheningan itu membuatku tertidur lelap.
Pagi telah datang, sang mentari dengan senyumnya membawa sinar yang begitu indah.aku pun terbangun alasannya yaitu sinarnya dan kini tibalah saya berangkat kesekolah. Saat ku telah usai menggunakan semua seragamku dan siap berpamitan pada ibu dan bapakku.
“bu..pak..Syifa berangkat yaa…”sambilku mencium tangan mereka.
Saat itu pula ibu membisikiku. “nak ibu sayang kau alasannya yaitu Alloh, maka belajarlah kau menjadi orang yang bekerja alasannya yaitu Alloh, bukan alasannya yaitu siapapun.”
Aku hanya tersenyum dan melambaikan tangan.
Hari demi Hari telah berganti dan ketika ini tibalah waktunya ku mengikuti lomba “Jenius MATEMATIC”
“ Syifa kau siap!” Caca memelukku dan menyakinkanku.
“Insya Allah siap Caca” saya pun tersenyum padanya.
Dan ketika ini saya teringat pesan ibu bahwa kerjakan segala sesuatu alasannya yaitu Allah. Dan ketika ini ku mengikuti lomba bukan alasannya yaitu hadiahnya, namun semua itu alasannya yaitu Alloh.
“Huffftttt” ku tarik nafasku dan ku hembuskan berlahan.
Ku rasa semua begitu cepatnya..tapi saya tak bilang pada ibu..biarlah ini menjadi kejutan kalau saya menang.
Saat ku di dalam kendaraan beroda empat milik sekolah bersama Caca, pak Ridwan, dan Bu Lina untuk pergi ke kantor Gurbernur di Surabaya mungkin perjalanannya hanya 1 jam saja.
Aku sempatkan menulis Diary..
Diary…
Tak disangka waktu begitu cepat dan hari ini. Hari Selasa tanggal 20 Mei ku bersama Caca di kirim ke kantor Gubernur.hati berdebar sangatlah kencang di perjalanan ini. Hanya bisa pasrah dan berdoa pada tuhanku Robbi A’alamin.semoga saya bisa.
Ya rob..ku pasrahkan semua ini pada_mu.wahai zat yang sanggup membolak balikkan dunia.hanya pada-Mulah keputusan bijak itu terucap. Ku hanya sanggup memohon..berilah yang terbaik untukku, dan semua orang yang saya sayangi.
Aminnnnnn….
Wahh.. kini ku telah tiba dikantor Gubernur sekitar pukul 9 pagi. Dan ku pijaki kota Surabaya yang megah ini. Seumur-umur ku tak pernah pijaki kota pujian masyarakat Surabaya.Aku disambut oleh pejabat-pejabat tinggi Aku disalami looo… tanganya pada masbodoh semua.semua terlihat cantik-cantik dan ganteng-ganteng.
Kini pukul 10 pagi perlombaan telah di mulai, banyak sekali pesertanya. Pesretanya dari banyak sekali kota.semua terlihat canti dan putih-putih. Dan disini pesertanya di temani oleh ibu-bunya yang terlihat berdandan begitu glamor.
****
Perlombaan telah usai, kini tibalah penghitungan sekor. Dan para juri telah membwa sekor para peserta.sang pembawa program itu pun mulai mengumumkan
“ Adik-adik yang abang dan bapak ibu banggakan, kalian yaitu calaon piƱata negeri ini, dan kalianlah anak terbaik diantara sobat kalian.dan kali ini abang akan umumkan siapa yang menjadi juara pada perlombaan ini. “sang pembawa program tersenyum
Setelah juara 3 dan 2 di raih oleh sekolah di Surabaya kini juara pertama diumumkan. Aku telah merasa mungkin saya dan caca tak akan menang.tapi, ternyata salah.. saya tahun semua itu alasannya yaitu Alloh dan Alloh pun berkehendak. Sekolah AL-JANNAH 01 menjadi juara paertama dalam lomba JENIUS MATEMATIC.
Semua serontak senang dan saya pun syukur Caca dan saya berpelukan. Bapak Ridwan pun sama halnya denganku Berpelukan dengan Pak Ahmad. Terasa hari inilah hari yang membahagiakan buatku. Uang 10 juta telah saya dan Caca dapatkan.
Caca berkata padaku “ Syifa uang ini gak usah kau bagi ke aku, ambil aja semuanya. Itung-itung buat bantu ibu kamu.” Begitu baiknya Caca denganku.
“Makasih ya Ca..”sambil ku memeluknya.
Semua terasa begitu indah..
Akhirnya saya berniatan uang ini akan ku buatkan toko untuk ibu dan kini ibu tak usah lagi berjualan keliling menyerupai dulu, apa lagi harus melihat ibu berpanas-panasan. Anak siapa yang tega melihat ibunya menyerupai itu. tak tegalah rasanya. “Ibu……. saya bawa uang untuk ibu, semoga ibu tak kepanasan lagi berjualan di jalan.”
****
Saat itu saya pun pulang diantar oleh pak Ridwan dan tak disangka, semua orang dikampungku telah menyambut senang dengan kedatanganku, saya saja terheran-heran. Padahal saya tak memberitahu orang perihal perlombaan ini. Tapi, kenapa semua orang kampung serontak menyambutku.Dan ketika yang membahagiakan itu kulihat orang terdepan yang menyambutku yaitu ibu bapakku. Dengan hanya menggunakan sandal jepit dan sarung Mereka tersenyum dan tak terasa mereka meneteskan air mata.
“anakku..ibu dan bapak lihat kau di TV, kau hebat nak” sambil memeluk saya dan Caca.
“ibu semua ini demi ibu….’’ Ku melihat wajah ibuku.
Berulangkali ibu menciumku dan mencium Caca temanku.seperti saya telah bersaudara padanya.Semua itu terasa menyerupai sandiwara, tapi saya yakin semu ini alasannya yaitu Allah.Robbi yang maha bijak.
TERIMA KASIH ya Allohh…..
PROFIL PENULIS
Nama : Novi Khusna Wardani
Alamat : Jl. Kenjeran No.239 Surabaya
Kelas : 9
Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Wachid Hasyim 1 Surabaya
Nama fb : Khusna Ithu Wardah
Alamat : Jl. Kenjeran No.239 Surabaya
Kelas : 9
Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Wachid Hasyim 1 Surabaya
Nama fb : Khusna Ithu Wardah