Dia Kakakku - Cerpen Remaja

DIA KAKAKKU
Karya Ismi Hidayati

Dia yang selalu ada dalam hatiku,dalam pikiranku,dan dalam khayalku.Dia selalu hadir dalam mimpiku.Entah mengapa,aku selalu merasa nyaman kalau berada di dekatnya.Sampai kutahu yang sebenarnya....
Ia berjulukan Febrian Saputra,aku mengenalnya ketika saya dan ia mengikuti lomba pidato bahasa Inggris,setahun yang lalu.Ia orang yang baik,ramah dan sopan.

Kami semakin erat alasannya yakni sering latihan bersama sebelum mengikuti lomba.Kak Febrian yakni perwakilan dari kelas XII dan saya perwakilan dari kelas XI,dari sekolah SMAN 9 Jambi.Saat mengikuti lomba pidato antar sekolah,Kak Febrian sering berboncengan dengan motor yang sma denganku.

Dia Kakakku
Kata-katanya yang dewasa,sikapnya yang lembut dan senyumnya yang menawan membuatku terpesona padanya.Aku merasa sangat senang mendapatkan perhatian darinya.Ia selalu menunjukkan senyuman yang bagus kepadaku,hal itu membuatku semakin merasa bungah.Hatiku merasa berbunga-bunga.Namun saya merasa ada orang yang ingin mengambil kebahagiaanku.
***

Suatu pagi ,di sekolah,saat saya dan Kak Febrian sedang berbincang-bincang ihwal lomba pidato,Kak Adenia,teman sekelas kak Febrian muncul.
“Febrian...!”panggil Kak Adenia.Kak Febrian menoleh ke arahnya.
“Ada apa?”tanya kak Febrian.
“Kapan kau main ke rumahku? Ibuku sudah merindukanmu...”kata kak Adenia dengan bunyi manja.Seraya memegang tangan kak Febrian Kak Adenia terus mengajak Kak Febrian berbicara tanpa memperdulikanku sedikitpun.
***

Malam ini saya duduk di depan meja belajarku sambil membolak balik buku matematika yang ada di depanku.Aku mencoba untuk berkonsentrasi mengerjakan soal-sol matematika itu,namun saya tidak bisa.Pikiranku tertuju pada bencana tadi pagi.Saaat kak Ade berbicara dengan Kak Febrian dengan nada manja sambil memegang tangan Kak Febrian.Kak Febrian juga terlihat senang dengan perlakuan kak Ade.Aku berfikir,apakah kak Ade yakni perempuan pilihan kak Febrian? Apakah Kak Febrian juga menyukai Kak Ade? Ah.. saya bingung....
***

Pagi ini saya kurang bersemangat pergi ke sekolah.Ada perasaan tak lezat yang menyelinap di hatiku,aku mencoba menenangkan hatiku,mungkin itu hanya perasaanku saja.Namun ternyata perasaanku benar,saat istirahat saya mendengar kabar bahwa kak Febrian kecelakaan.Perasaanku tak menentu,aku sangat khawatir dengan keadaannya.Sedih sekali rasanya membayangkan orang yang kita sayangi terbaring di rumah sakit.

Pulang sekolah,aku tetapkan untuk menjenguk kak Febrian di rumah sakit.Aku tahu kak Febrian sangat menyukai buah apel,maka dari itu kubawakan apel untuknya.Setiba di rumah sakit,aku tak pribadi masuk ke ruang rawat kak Febrian,karena ku lihat ada seorang perempuan paruh baya dan kak Ade di sisi ranjang kak Febrian.Lagi-lagi hatiku merasa gundah,aku berfikir haruskah saya masuk dan bertemu dengan orang yang ingin mengambil kebahagiaanku? Atau saya pergi saja? Tapi.. saya ingin melihat keadaan kak Febrian.Akhirnya kuputuskan untuk masuk dan melihat keadaan kak Febrian.
“Assalamu’alaikum...”ucapku.
“Wa’alaikum salam..”jawab seorang perempuan paruh baya itu.

Kulirik sekilas Kak Adenia,namun ia tak memberi respon.Ia tetap berada di tempatnya semula dan berbicara dengan nada manja kepada kak Febrian.Kulihat luka kak Febrian tidak terlalu parah,hanya ada luka jahit di dagunya dan beberapa luka lecet pada tangan dan kakinya.Aku merasa cukup lega.
“Mi.. kenalkan,ini ibu kakak...”kata kak Febrian.Kusalami perempuan paruh baya yang ternyata Ibu kak Febrian itu.
“Kalau ini Adenia,sepupu Febrian”kata ibu Kak Febrian.Aku merasa sangat terkejut ketika mengetahui bahwa Kak Ade yakni Sepupu kak Febrian.Aku merasa bersalah alasannya yakni sudah menduga yang bukan-bukan.
“Saya Mia kak...”kataku menutupi keterkejutanku.Kak Ade hanya tersenyum tipis.
“Mi.. makasih ya sudah mau menjenguk kakak...”kata kak Febrian.
“Iya kak,sama-sama.Kakak cepat sembuh ya”kataku.
“Iya..Sekali lagi makasih ya Mi,kamu sudah bawa buah kesukaan kakak,kamu memang adik yang baik Mi..”kata kak Febrian lagi.
“Iya kak,sama-sama”kataku.
***

Malam ini saya kembali berdiam berdiam diri di depan meja belajarku.Aku masih memikirkan kata-kata kak Febrian.”....Kamu memang adik yang baik Mi..” kata-kata itu terus terngiang-ngiang di telingaku.Jadi kak Febrian hanya menganggapku sebagai adik? Tidak lebih? Dan kak Adenia yang kuanggap ingin mengambil kebahagiaanku,ternyata sepupu kak Febrian? Ah.... saya gres menyadari betapa bodohnya aku.Dalam hati saya berjanji,mulai besok,aku akan mendapatkan kak Febrian sebagai kakakku,aku tak akan berharap ia akan menjadi pacarku.Karena ia kakakku,tak lebih dari itu.

PROFIL PENULIS
Nama: Ismi Hidayati
e-mail: ismihidayati26@yahoo.com
facebook: Ismi Hidayati

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel