Surat Sederhana Untukmu, Kakakku! - Cerpen Sedih

SURAT SEDERHANA UNTUKMU, KAKAKKU!!
Karya Putri Tara Andesta

Dear Kakakku tersayang,

Tidak terasa kita sudah semakin beranjak dewasa, tanggal 19 Desember kemarin saya gres saja memperingati hari jadiku yang ke 19 tahun dan sebentar lagi hari jadimu akan segera menghampirimu. Kakak, entah mengapa seharian ini saya selalu memikirkan kehadiranmu, teringat ihwal semua masa-masa yang telah kita lalui bersama dan masa disaat kita bertengkar, saling menyalahkan satu sama lain terutama disaat kamar berantakan.

Kakak, saya selalu menyimpan kagum padamu, mengapa engkau begitu berakal sedangkan saya tidaklah sepintar dirimu. Engkau begitu gampang memahami pelajaran matematika dan sains, saya ingin menyerupai dirimu yang selalu pulang dari sekolah dengan memperlihatkan nilai tepat pada mama dan ayah.
“ engkau ialah adik kesayangan abang yang mempunyai banyak bakat, abang ingin sanggup bernyanyi dan menulis sepertimu.”

Surat Sederhana Untukmu, Kakakku!
Aku tersadar, bukankah Tuhan membuat makhluknya dengan sifat dan kemampuan yang berbeda- beda? Kakak, kalimatmu itu membuatku menjadi percaya diri untuk memperlihatkan setiap nilai ihwal kemampuanku dalam seni, menulis yang saya dapatkan dari sekolah kepada mama dan ayah. Kalimatmu itu menyadarkanku bahwa sesungguhnya saya juga mempunyai kelebihan sama menyerupai dirimu walaupun dalam bidang yang berbeda.

Kakak, engkaulah seseorang yang selalu ingin melindungiku, seseorang yang ikut terluka disaat melihatku menangis.

Masih ingatkah engkau pada suatu malam disaat kita ingin memejamkan mata? Saat itu saya mencurahkan isi hatiku sampai membuatku menangis. Ya... saya mencurahkan ihwal semua perilaku sahabat – temanku di kelas yang selalu memperolok-olok diriku ku, mereka bilang saya ini buruk dan selalu menjadi materi tertawaan mereka. Aku terus menangis dan engkau hanya membisu sambil mendengarkan kecenganku padasaat itu. Setelah semua isi hati yang menyakitkan itu keluar dari bibirku, engkaupun merasa marah, engkau ingin menghampirinya satu persatu untuk menyadarkan mereka dan menawarkan beling sebesar-besarnya untuk mereka bercermin, tetapi saya menahannya alasannya saya tidak ingin hal itu menjadi runyam. Keesokan harinya, saya membaca pesan mu yang engkau kirimkan kepada sahabatku, jujur saja saya tidak sanggup menahan airmata, di dalam pesan itu engkau menjelaskan semua isi hatiku semalam, engkau bilang hatimu terasa sakit disaat mendengarkan adikmu yang diperlakukan menyerupai itu, engkau juga bilang bahwa engkau sangatlah menyayangiku dan tidak ingin melihatku sakit lagi menyerupai dulu, alasannya dulu engkau hampir saja kehilanganku untuk selama- lamanya disaat penyakit itu menyerang tubuhku.

Dan, saya tidak akan pernah lupa dengan semua perhatianmu yang selalu engkau berikan untukku terutama disaat saya sakit. Disaat saya sedang menahan rasa sakit di kamar, engkau tidak pernah lupa untuk menyelimuti dan mengelus tubuhku sampai ku melupakan rasa sakitku dan kesudahannya tertidur. Aku juga masih ingat disaat kita masih duduk dibangku SD, engkau lah yang menyuapi kuah sup untukku.

Kakak, engkaulah seseorang yang setia bagiku,
Dulu disaat kita masih duduk di dingklik SMA, engkau selalu setia menghantarkan saya kesekolah dengan menggunakan sepeda motor dan sesudah itu barulah engkau pergi menuju kesekolahmu. Tidak peduli dengan kondisi apapun. Aku masih mengingatnya, pagi itu hujan turun sangat deras, dikala itu kita menggunakan seragam serba putih, saya sempat menyimpan ketidaktegaan padamu alasannya jikalau engkau menghantarkan saya kesekolah menyerupai biasanya, niscaya rokmu akan kotor tetapi, dikala itu engkau segera melepaskan rokmu dan menaruhnya didalam tas, engkau rela menggunakan celana panjang hitam itu hanya untuk adikmu ini. Engkau juga selalu setia untuk menjemputku alasannya engkau tidak ingin melihatku letih walaupun sesungguhnya engkau mencicipi hal yang sama.

Terkadang, disaat oranglain tidak memperdulikan ihwal apa yang telah saya lakukan, maka engkaulah yang selalu memperlihatkan kepada oranglain ihwal semua karya-karyaku, engkau juga bilang kepada mereka bahwa engkau sangatlah gembira mempunyai aku.

Kakak, banyak hal yang kita lalui dengan tawa dan airmata,
Saat itu, kamar terlihat acak-acakan sekali, tumpukan buku-buku persiapan ujian nasionalmu berada disana sini belum lagi pernak-pernik kerajinan tanganku tetapi kita malah saling menyalahkan satu sama lain, beradu argument, padahal kamar itu acak-acakan alasannya kita berdua. Lucu juga jikalau kejadian itu saya kenang kini ini kak. Terkadang, kita sering bertengkar alasannya hal-hal yang sepele dan menangis jikalau salah satu dari kita tidak ada yang mau mengalah, kita juga sering membanting pintu, menguncinya dan mengurung diri dikamar.

Tetapi, beberapa jam kemudian, suasana hati kita kembali mereda, kita mulai merapikan kamar bersama-sama. Disaat kita sedang membersihkan lemari pakaian, kita sering menggunakan pakaian yang berada ditumpukan paling bawah, menyesuaikannya dengan pakaian yang lainnya. Kita saling membuatkan kisah ihwal apa yang sahabat bilang mengenai pakaian yang kita pakai, mereka bilang mengapa pakaian yang kita pakai selalu berbeda, unik, dan sempat ada yang bertanya dimana kita mendapat pakaian itu. Padahal pakaian itu ialah pakaian usang yang selalu ada didalam lemari kita bertahun-tahun lamanya, dan jarang saja kita memakainya. Kita bahagia menggunakan pakaian usang alasannya itu membuat kita berbeda dengan yang mereka pakai untungnya kita sanggup memadu padankannya sehingga pakaian itu tidak terlihat kuno. J

Masih ingatkah engkau dengan semua kekonyolan kita disaat ber-make up di jam 12 malam, dikala itu kita sama-sama tidak bisa tidur, gundah ingin mengerjakan apa dan terlintas dibenak kita untuk melaksanakan itu. Kita menggunakan dress, high hills dan sesudah itu berfoto-foto. Malam itu kita tertawa kecil dengan hasil make up, dan foto2 yang lucu. J

Kakak, engkaulah seseorang yang selalu menginginkan biar saya terlihat cantik,

Aku ialah termasuk seseorang yang tidak begitu memperdulikan kesehatan kulitku tetapi engkau yang selalu membelikan lulur dan lotion untukkku disaat uang simpananku tidak ada, engkaulah yang selalu mengajakku untuk luluran satu sama lain dengan waktu yang telah kita sepakati. Jika saya menggunakan baju-bajumu engkau tidak pernah murka malah engkau bilang,
“pakai saja baju itu untukmu dek alasannya engkau terlihat anggun dengan baju itu.”

Aku hanya melongo dan mencoba menolaknya tetapi engkau tetap menawarkan itu untukku dengan alasan engkau masih mempunyai banyak baju yang indah.

Kakak, masih ingatkah pesan singkat yang saya kirimkan ke handphonemu sesaat sebelum saya pergi dari Indonesia? Ucapan maaf atas semua sifatku dan ucapan terimakasih atas semua yang telah engkau berikan untukku? Tetapi engkau malah meminta maaf tidak sanggup menghantarkanku ke bandara alasannya kegiatan kuliahmu yang terlalu padat dan engkau minta maaf dengan semua sikapmu, engkau bilang banyak kata-katamu yang telah menyakiti hatiku dan engkau tidak pernah lupa menyebutku sebagai adik kesayanganmu.

Kakak, saya sering melihatmu menangis jikalau harus pulang ke indramayu dihadapan aku, mama dan ayah tetapi saya malah meledekmu, saya bilang engkau sangatlah cengeng, semua itu saya lakukan alasannya saya tidak ingin membuatmu bertambah sedih dan berat meninggalkan rumah padahal sesungguhnya, saya selalu ingin menangis jikalau melihatmu menyerupai itu. Semenjak engkau kuliah di Indramayu, jujur saja saya merasa rindu padamu, biasanya kita selalu membuatkan kisah sebelum tidur, dan saya selalu menunggumu masuk kamar terlebih dahulu alasannya saya ialah seseorang yang paranoid terhadap hantu tetapi, semenjak itu saya harus tidur tanpa kisah darimu, harus membiasakan diri untuk berani dan saya mencicipi menyerupai ada yang hilang, yaitu dirimu kak.
***

Kakak, itu hanyalah sekilas kisah kita yang saya ringkas untuk meredakan kerinduanku padamu, saya harap engkau baik-baik saja disana, saya gembira padamu kak!!

Semoga catatan ini juga sanggup meredakan kerinduanmu padaku, saya sangatlah menyayagimu kak, terimakasih untuk semuanya, engkau rela melaksanakan apa saja untuk melindungiku. Kakak, hatimu secantik parasmu, semoga Allah selalu melindungimu dimanapun engkau berada.

Kak, saya merindukan kamar itu, Ayah bilang, terkadang Ayah sering terbangun ditengah malam dan masih mengingat kebiasaannya untuk melihat kita yang sedang tertidur dikamar itu tetapi, ayah hanya melihat kasur springbed yang tertata rapih dengan dibaluti sprei kesukaan kita, tanpa ada kita yang tertidur pulas menyerupai biasanya. Ayah selalu melaksanakan itu disaat merindukan kita kak, membuka pintu kamar dan memandanginya hanya untuk beberapa menit dan itu seakan membuatnya bersahabat dengan kita. Ayah dan Mama juga bilang bahwa mereka gembira pada kita kak, mereka bilang kita ialah jiwa yang tangguh.

Kakak, semoga kita sanggup setangguh menyerupai yang mereka rasakan, selalu semangat kakakku, saya sayang padamu kak!

Australia, 4 Januari 2013

PROFIL PENULIS
Hai perkenalkan nama saya Putri Tara Andesta, kalian bisa panggil saya Tara. Saya suka menulis semenjak saya duduk dibangku kelas 4 SD. mulailah menulis dari pengalaman eksklusif itu sanggup mempermudah kalian dalam menulis. :)

Add my facebook: Poetry Tarra Andesta
Follow me: @putritaraa.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel