Sebatas Patok Tenda - Cerpen Cinta

 Judul : Sebatas Patok Tenda


"“Dekk!!!” sapanya mengagetkanku, saya eksklusif membalik tubuh sempurna didepannya dengan senyuman elok “sangga berapa dek ???” tanyanya “sangga(#bisa diartikan kelompok) 6” jawabku seperlunya
“ketua sangganya siapa?”
“Ria…Ria Agustina (celingkungakan mencari sosok Ria)entah anaknya dimana”
“lha wali sanggamu? Tanyanya lagi dengan penuh Kepo
“mbak Niqsam” jawabku lagi diikuti seseorang yang menjawab dibelakang Dia tampaknya mbak Niqsam yang kumaksud
“sepertinya orangnya ada di sini nie” bunyi mbak niqsam
_ _ _
Tiba di bumi perkemahan, Inilah pengalamanku pertama kalinya ikut perkemahan,
“Re… botol airnya dimana ini?” Tanya anggrenis
“mana saya tauu… mang tadi yang bawa siapa coba sana Tanya pada yang lainnya giihh” sambil membereskan patok tenda yang acak-acakan untuk membangun tenda
“tadi saya yang bawa, oh iya ketinggalan diu kawasan test PBB, ayookk diambil”
“duh capek nihh, ntar lagi”terangku
“Ayooo” sambil menarik lenganku untuk menemeninya
Akupun pasrah ikut dengannya

Sepulang dari mengambil air saya bertemu lagi dengan pemuda yang tadi menanyaiku penuh tanda kepo yang lagi asyik tangkap gambar jepret sana sini dengan handycam digenggamannya
Kameranya nmengarah padaku sambil berkata “say hii”
“helooow” sapa Anggrenis saya pun ikutan “hey..heyy!!!” dengan melambai-lambaikan tanganku pada mata kameranya
_ _ _
“hufttthhh….akhirnya tenda kita selesai dibuat” kata salah satu sahabat seSanggaku
Istirahat sejenak
“lohh..lohh..lohh mau turun hujan nihh” kata Hanit
Benar saja turun hujan kami semuapun galau mau gimana tendanya basaahhh
“ya udahlaahh berteduh ditempat yang teduh dulu aja semuanya” kataku temanku pada berebut kawasan yang kering nan teduh itu
Setelah itu kami semua mulai menciptakan gapura untuk tenda lembap kami
“eh sholat dhuhur dulu yukk yg udah istirahat” “ayo”jawab Mitha dan Fitria

Karena tanah lapangan yang becek anak kemah pada pake sepatu gaul anti air anti becek gampang didapat, tradisi gres yaitu sepatu kantong plastic XD
Langsung aja saya mulai mengotak-atik tongkat dan tali rami untuk menciptakan gapura join sama bawah umur sangga 6 dengan semangat alasannya yaitu abis keguyur ujan sekalian ngeringin baju plus tubuh yang lembap kuyub
Gapura kami ga jadi-jadi karenanya satu persatu frustasi dan pada masuk tenda untuk menikmati makan siang buatan temanku yang ditugasi masak
“Rere,,makan dulu yukk, itu dilanjutin nanti aja” permintaan anggrenis dan anak jurusan RPL yang tak kuketahui namanya
“iya, kalian duluan aja” jawabku sambil mengotak-atik talirami yang terikat

Disaat itu pula pemuda yang tadi tiba lagi dengan kameranya yang mulai jepret-jepret lagii
“stttt” mengalihkan perhatianku pada kameranya tetapi ku acuhkan akal-akalan ga tau
Lama-lama ia mendekat
“ya ampunn dari tadi kok ga selesai-selesai, yang lain aja udah pada berdiri lohh” kata pemuda itu
“setahun kok belum selesai ini lhoo, gimana” timpal sahabat pemuda itu
“biarin, lagian situ pada ga bantuin kok” balasku
Hahaha dengan ketawa ia menjawab “aku ga bisa” sambil berlalu ke tenda lain
“halah bukannya dulu juga pernah kemah, panitia kok ga bisa!!!” teriakuu

Siang itu saya sangat dahaga saya meminum es meskipun telah dihentikan keras ama pembinannya
Karena cuaca yang jelek sanggup mengakibatkan sakit
Benar saja sore harinya saya sakit panas sehabis selesai sholat maghrib
“Rere” sapa temanku saya hanya memandangnya dengan mata lembam
Merekapun mengcheck kedaanku
“kayaknya kau sakit dehh, ayo saya anterin ke tenda PMR” kata Mitha
“iya, kau sakitkan ayo dianter aja” ajak Ria dan yang lainnya
“ga usah, Cuma pusing dikit kok” tolakku
“halahh… udahlah daripada tambah sakit” ujar anak yang lain
Dengan lunglai saya berdasarkan saja diantar Mitha
_ _ _
Aku dibaringkan di tenda PMR itu saya dibantu Mitha temanku yang ku kenal alasannya yaitu ekskul music
Kudengar kurang jelas ada percakapan menanyai akseptor yang sakit ini tentunya yang jadi salah satunya Rere ya nama saya disebut
Dengan keadaanku yang sakit pusing panas meriang tubuhku melemas akupun menangis entah alasannya yaitu apa mungkinkah alasannya yaitu rasa sakit yang ku derita
Dengan secara tiba-tiba lagi pemuda itu tiba lagi dengan membawakan saya tisu
“buat ngusap air mata kamu!!!” dengan senyuman elok menyerupai sebelumnya
Aku balas senyum tetapi saya memalingkan wajahku tersenyum dalam tangisan ini tanpa berucap apa-apa
“ohh,,, iya mas makasih” Mitha menjawab dan mengambilkan tisu itu untukku
“ehmm..ehmmm… ciee..ciehhh Yongki perhatian bangett kok” kata salah satu abang PMR di tenda
“siapa kau ia yong, pacarmu???” Tanya mbak PMR yang lain
“hahaha…pacar dari mana kenalnya aja juga barusan”
Lanjutnya mereka entah membicarakan apa yang tidak begitu kuketahui
Aku masih menangis, tiap orang yang masuk niscaya membujukku untuk minum obat
Termasuk Pembina PMR pun ikut memaksaku untuk minum obat
Cowok itupun juga sering dating mungkin menjengukku dan perhatian ke saya *PD bingitXD*
“duh pemuda itu siapa yaa? Kenapa ia begitu perhatiin saya dari tadi yongki ya ya ya munkin itu namanya, mungkin ia juga bersikap menyerupai itu pada anak lain yang sedang sakit sepertiku,mungkin ia relawan PMR aja ya jadi maklum kaya gitu” gumamku dalam benak kupaksakan sedikit untuk berfikir itu

Dia turut membujukku untuk minum obat, ia juga mengambilkan saya air minum bahkan membantuku bangkit untuk meneguk air minum yang dibawakannya itu untukku
“minum obat ya, biar ndang sembuh”
“emohhhh” jawabku dengan menangis
“yuchh manjanya nie anak” celotehnya
Mitha tersenyum tertawa alasannya yaitu melihat tingkah ini
“biar cepet sembuh, kalo ga minum obat nanti malah dimarahin loh sama Pembina PMRnya”
“iya, minum obat yaa” Mitha yang setia menemaniku
“emooohhh,,, ga usahh laa”
“apa obatnya dibagi dua”kata Mitha
“ga perlu, nanti aja”
“ udah kini aja”kata pemuda yang dipanggil Yong itu
Merekapun memahami tampang pasrahku ini, pemuda itu membantu membangunkanku lagi
“iya dehh, dibagi jadi 2 dulu yaa”
Mereka berusaha memecahkan 1 tablet obat itu kesana kemari munkin saking kerasnya
Akhirnya Mitha meminta Yongki untuk menggigitnya saja tanpa sepengetahuanku
Samar-samar kudengar ada yang bilang “iccchhh, digigit lohhh,icchh kau ini”
Mitha mengulurkan obat itu “nih diminum” saya menggeleng-gelengkan kepalaku
“heeehh, ogak kok ogak digigit ini kee” terangnya sambil senyum melirikan  mata pada orang-orang dibelakangku
Akupun percaya dan meminummya satu persatu mereka tertawa puas dikala itu saya tidak faham apa yang menciptakan mereka tertawa
_ _ _
“udah sembuh apa belum? Gimana keadaanmu sekarang” Tanya teman-temanku seSangga
“ udah tidak mengecewakan kok” jawabku menenangkan
“syukur de kalo gitu, tapi nanti tetep sanggup ikut lomba puisi kan? Masalahnya gad a yang sanggup gantiin kau mewakili sangga kita”
“ga ada yang sanggup yaa? Ya udah nati niscaya ada jaln kok, insyaallah bisa”
“ ya udah sepakat cepet sembuh ya bentar lagi giliran sangga kita yang dipanggil”kata Anggrenis cs
Kubalas dengan senyum manisku

Tiba saatnya saya harus tampil
“kamu yakin kuat,bisa” Tanya pemuda itu
Manggut-manggut “insyaallah” terangku
Aku dibantu jalan oleh mbak-mbak PMR
Giliranku tiba saya sedikit galau dan ragu setiap gerak gerikku diperhatikan saya mulai puisiku dengan bismillah,,,, kulihat pemuda itu mengambil gambarku
Serasa pingsan saya mersakan sakitku yang kembali mendera ini

Setelah lombaku selesai saya dipapah masuk lagi di tenda PMR dan dibaringkan,dilucuti jilbabku dan semoga saya segera tidur
Hingga malam harinya sempurna jam 11 saya meninggalkan tenda PMR untuk melaksanakan sholat isya dan sholat malam, saya merasa sudah baikan malam itu


_ _ _
Pagi harinya kuliat semua teman-temanku yang ada di bumi perkemahan menyambut pagi dengan besar hati dan semangat siap-siap senam, jalan-jalan pagi dan melaksanakan outbond hari itu
Lama-lama saya tersadar pemuda itu atau pemuda yang menemaniku semalam rahasia ia mengambil gambarku dalam segala hal bahkan outbond hari ini
Aku sangat menikmati dan senang sekali hari ini alasannya yaitu orangtuaku menjengukku disini
 sore harinya saya mencari teman-temanku yang bebeda sangga
Rika salah satunya, sehabis membersihkan diri saya mencari suatu barangku yang kurasa hilang kutanyakan pada sahabat temanku tetapi balasan mereka sama
‘oh iya mungkin tertinggal disana” pikirku
Kucari Rika kutarik ia mengikuti langkahku tanpa kupedulikan elakkannya
Kuceritakan semuanya pada Rika sambilberjalan menuju tenda yang ku cari
“mbak lihat daleman jilbab hitam didalam apa ga mbak?”
“hitam,transparan” jawab mbak itu
“hitam polos mbak”
“ga ada deh dek kayaknya” mbak lain menjawab “eh bentar deh dek kayaknya dibawa Yongky deh, soalnya kemarin ia bilang nemuin gitu terus dibawa” “cie..ciee” ledek mbak-mbak serentak
Pipiku memerah alasannya yaitu malu,”yachh, terus Yongkynya kini dimana mbak
“ga tau dek”

Malam api unggun sangat Ramai dan berjalan sukses malam ini
“heyy,,Re kau dicariin mas yongky tuhh” Anggrenis
“cie..ciee iya lhoo bla..blaa..blaaa” mitha dongeng saya hanya tersenyum melihat tingkah mereka

Hari-hari kulalui di bumi perkemahan dengan menyenangkan tidak terasa hari terkhirpun tiba
Aku merasa harap-harap cemas alasannya yaitu ini
Menepuk pundakku dari belakang “hey” saya kembali terkaget reflex senyum dan menghadap kebelakang sempurna didepannya lagi ternyata ia yaitu pemuda itu lagi sepat berfikir kenapa ia tiba lagi
“ini punyamu kann?”tanyanya mengagetaknku
Kuterima benda itu sebuah kain berwarna hitam *nah itu yang kucari*
“hhe’eh(manggut-manggut) makasih” jawabku dengan senyuman elok ala Bidadari
Kutinggalkan ia disana saya tidak sanggup berkata apa-apa lagi alasannya yaitu saya memang type cewek pemalu
Kupastikan lagi bahwa benda hitam itu miliku ada secarik kertas didalamnya ternyata sebuah surat yang berisikan

***
Hey saya Yongky
Aku pingin berteman denganmu
Jika di izinkan sms yaa 
089 XXX XXX 96
***"

Pengirim : Rettno Hayuningtyas Septiani Putrii
Email : rettnohayuningtyas@gmail.com
Twitter : @rettno_hayun
Tanggal Kirim : 14 - 08 - 2014

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel