Antara Kelopak Dan Tangkai - Cerpen Cinta

ANTARA KELOPAK DAN TANGKAI
Oleh Riyanto

Cinta akan terasa apabila dipertemukan dua hati atas kehendakNya yang ingin menyebarkan kasih sayang maka, setiap kali pengertian dan pengorbanan bisa mengabaikan goda-goda yang bisa dan ingin meretakan bagunan dua hati yang tumbuh itu. Rasa saling percaya dan menjaga yakni kunci awal membuka pintu untuk melangkah bersama dikehidupan yang akan lebih baik dari pada sendiri. Kadang pertemuan dua hati itu bisa menarik dan menciptakan perhatian bagi yang terkena sinar perhatian, pengertian, kasih sayang yang mencicipi dan memilikkinya, dan disaat itu ambisi akan bisa merubah kenyataan.

Terduduk saya dalam belum dewasa tangga didepan kelas pembinaan keterampilan opeator komputer, sesosok wajah yang tak bisa berkedip dan bersuara saya tatap walau hanya dalam dompet yang saya pegang.
“Andai kau ada di sini, saya akan tunjukan pada teman-temanku jika kau bukan ibuku.” Suaraku ketika saya meluruskan olok-olokan wacana Nur Rohmah yang tak lain pacarku.
“Ha..ha....ha kagen sama ibunya, serius amat pandangin fotonya. Dasar anak mama, bilang saja jika tidak punya pacar.”
“Kamu itu bisa membisu tidak! Memang jika orang ngefans sama saya itu kayak gini. Kalaupun kau cewek terakhir di dunia ini, saya lebih baik jomblo seumur hidup.” Jawabku di depan Dyas.
*****

Antara Kelopak dan Tangkai
Memang tak ada yang salah apabila ada orang yang mencintai, walau cinta tak harus mempunyai lantaran orang yang kita puja sudah memilih pilihan hatinya dan cinta itu akan berjalan dengan sendirinya tanpa harus dipaksa. Seharusnya saya dulu tau siapa orang yang bisa saya berikan pengertian sebatas teman, tapi ternyata ia mengira ada yang berubah dariku dari cara saya memberikan atau yang lain dan seolah ada perhatian khusus atau menyayanginya. Padahal ia sendirilah yang berubah lantaran terlalu lebay atau pede mungkin dan berusaha mendapat cintaku walau harus berakhir malu.
“Hay Kevin, soal wacana masalahku itu kau memberi solusi yang bagus juga.”
“Itulah gunanya teman, memang selama ini sahabat atau pacar kau tidak ada yang tau. Kalau samapi begitu jadi kau itu tertutup atau mereka tak punya hati hehehe.” Jawabku pada Dyas di halaman kampus BBLKI Surakarta.
“Halah bawa-bawa pacar, memang kau sudah punya pacar, tapi kok di facebook berpacaran dengan Nur Rohmah. Dan di facebooknya pacar kau tidak ada fotonya, niscaya itu facebooknya buat ngada-ada aja kan. Oh iya bawain satu lagu ciptaanmu malam ini, katanya kau anak band.”

Kalaupun saya kasih tau kenapa Nur tidak mau upload foto niscaya tidak akan percaya malahan ia akan sama asumsi foto yang ada di hp dan dompet itu ia kira ibuku. Sebenernya Dyas tidak pantas dengan umurnya , alasannya yakni sifatnya masih kekanak-kanakan dengan gampang emosi, manja, egois, keras kepala dan parahnya lagi pemikirannya sempit. Aku tidak yakin jika dulu ia dulu punya pacar, atau kalaupun punya tidak berlangsung lama, siapa perjaka yang betah dengan sikapnya.
*****

Malam dengan gelapnya serta dinginnya mulai memeluk tubuhku yang menanti tanggapan pesan singkat darinya. Berulang kali saya kirim pesan tapi tidak ada balasannya. Tiba-tiba ada panggilan masuk dari Dyas.
“Hay, Kevin! Beneran kau itu berubah dan suka sama aku.”
“Kau abnormal ya! Sudah tanpa salam pribadi ke pedean. Aku berubah dan membisu itu hanya ingin kau sadar supaya kau tidak berlebihan menilainya.” Jawabku yang sedikit terkejut dan tertawa dalam hati.
“Ha..ha..ha alasan kini jujur saja, itu foto ibumu dan di facebook itu kau buat sendiri. Ya memang resiko orang manis dan arif kayak gini.”
“Dyas, kalaupun saya suka niscaya saya gaq menyerupai ini. Memang kau hingga kapan berhenti menyerupai ini. Lebih baik kau pikirkan wacana dirimu dan jika saya tidak cinta kenapa kau terus memaksa.” Jawabku dengan nada kasar.
“Aku akan berhenti bila sudah tau pribadi siapa Nur Rohmah itu dengan cara kau kasih tau alamat, no hpnya serta saya ingin kau nyayikan lagu berjudul ku rindukan dirimu ketika ini.”
******

Dengan terpaksa semalam saya menunjukkan dan menuruti semuannya dan berharap tidak menganggu relasi saya dengan Nur Rohmah. Pagi-pagi itu saya yang gres hingga di depan rumah dari kegiatan jalan-jalan, Uminya Nur Rohmah datang.
“Assalamuallaikum, anakku menangis dari semalam mungkin kau tau apa masalahnya, atau kau sakiti dia?” tanya Uminya Nur.
“Waallaikumsalam, maaf semalam saja SMS dariku tidak ada yang dibalas.” Jawabku dan tiba-tiba Uminya Nur pamitan, tapi kacaunya beberapa keluargakumengetahui duduk kasus ini.

Perasaanku tidak enak, atau ini semua lantaran si Dyas. Mungkin saja ia mencoba menyakiti Nur Rohmah dengan virus-virus fitnah yang ingin memisahkan saya dengan dirinya. Aku hanya bisa membisu disaat Keluargaku memaki dan mengacuhkan saya yang telah menciptakan malu dikeluarganya Nur. Tapi bagaimana Nur ketika ini. Dengan perilaku yang tak bersemangat dan khawatir saya berngkat ke kampus dan ingin menemui si Dyas. Ternyata hati anyir Dyas menciptakan Nur terluka hingga tak berdaya dan saya tidak sangka dengan ulahnya. Ketika saya pulang dari kampus, saya tidak tau kemana harus pulang dengan dua kenyataan yang salah disisi pertama niscaya saya dimarahi oleh keluargaku, dan disisi lain saya niscaya dihina dihadapan keluarganya Nur. Aku terlalu malu dan tidak berani, maka saya putuskan untuk menemui sahabat dekatku.
“Hay, tumben kau datang. Kok wajahmu gak mod gitu ada duduk kasus wacana Nur ya.” Tanya Bungy yang mengetahui, masuk akal alasannya yakni ia sudah tau detil siapa aku.
“Iya..ini gara-gara Dyas yang bermula salah pahaman dan kini Nur terluka lantaran pengaruhnya.” Jawabku sambil menaruh sepatu.
“Kenapa kau disini, kau takut dan bersalah dan lari tanpa menuntaskan masalah.”
“Iya memang, itu yang disebut pengecut.”
“Aku tidak kenal sahabatku yang namanya Kevin menyerupai ini. Cinta itu bagaikan bunga.”
“Maksudmu cinta bagaikan bunga?” tanyaku yang tidak mengerti maksudnya.
“Kalau kau biarkan kelopak jatuh maka harumnya akan cepat hilang. Tapi jika kau bisa petik dan benih-benih yang ada pada bunga kau tanam, maka harumnya tahan lama.” Jelas Bunggy kepada diriku.
“Ouwh maksud kau saya harus menuntaskan dan meluruskan kembali bukan berlari.” Jawabku.
“Bener banget, sobat segera selesaikan semoga berhasil. Sebab Nur tanpa ada kau ketika ini maka akan semakin menderita.”

Mendengar saran temanku saya pribadi bergegas pulang kerumah untuk menemui Nur, walau hingga di sana sambutan tak hangat dan tak ramah, tapi saya dingin dan medekati Nur serta menceritakan sebenarnya. Dengan penuh rasa sabar risikonya ia tersenyum kembali,dan dari pagi ia belum makan makanya saya suapin.
“Sayang ini makan, jika tidak saya pergi lho.”
“Kok gitu sih!” jawab Nur.
“Habis tidak mau maem, jika sayang nanti sakit siapa yang bisa bikin saya tersenyum.” Kataku sambil mendekatan sesedok masakan didekat mulutnya.
“Iya makasih sayang, tapi disuapin dan sayang juga maem ya!”

PROFIL PENULIS
Nama : Riyanto
Tempat & tanggal lahir : Sukoharjo, 4 April 1992
Cerita ini sudah saya buat beberapa bulan yang kemudian sempurna tanggal 15 April 2012. untuk informasi bisa tanya di email saya chokclosehead@yahoo.com atau facebook ini http://www.facebook.com/chokpheraexcelen

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel