Dongeng: Kisah Wacana Aryo Menak
Rabu, 05 November 2014
Dikisahkan pada jaman Aryo Menak hidup, pulau Madura masih sangat subur. Hutannya sangat lebat. Ladang-ladang padi menguning. Aryo Menak yakni seorang cowok yang sangat gemar mengembara ke tengah hutan. Pada suatu bulan purnama, ketika ia beristirahat dibawah pohon di bersahabat sebuah danau, dilihatnya cahaya sangat terperinci berpendar di pinggir danau itu. Perlahan-lahan ia mendekati sumber cahaya tadi. Alangkah terkejutnya, ketika dilihatnya tujuh orang bidadari sedang mandi dan bersenda gurau disana.
Ia sangat terpesona oleh kecantikan mereka. Timbul keinginannya untuk mempunyai seorang diantara mereka. Iapun mengendap-endap, lalu dengan secepatnya diambil sebuah selendang dari bidadari-bidadari itu.
Tak usang kemudian, para bidadari itu tamat mandi dan bergegas mengambil pakaiannya masing-masing. Merekapun terbang ke istananya di sorga kecuali yang termuda. Bidadari itu tidak sanggup terbang tanpa selendangnya. Iapun murung dan menangis.
Aryo Menak lalu mendekatinya. Ia berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Ditanyakannya apa yang terjadi pada bidadari itu. Lalu ia mengatakan: "Ini mungkin sudah kehendak para tuhan biar bidadari berdiam di bumi untuk sementara waktu. Janganlah bersedih. Saya akan berjanji menemani dan menghiburmu."
Bidadari itu rupanya percaya dengan omongan Arya Menak. Iapun tidak menolak ketika Arya Menak menyampaikan padanya untuk tinggal di rumah Arya Menak. Selanjutnya Arya Menak melamarnya. Bidadari itupun menerimanya.
Dikisahkan, bahwa bidadari itu masih mempunyai kekuatan gaib. Ia sanggup memasak sepanci nasi hanya dari sebutir beras. Syaratnya yakni Arya Menak dihentikan menyaksikannya.
Pada suatu hari, Arya Menak menjadi penasaran. Beras di lumbungnya tidak pernah berkurang meskipun bidadari memasaknya setiap hari. Ketika isterinya tidak ada dirumah, ia mengendap ke dapur dan membuka panci daerah isterinya memasak nasi. Tindakan ini menciptakan kekuatan mistik isterinya sirna.
Bidadari sangat terkejut mengetahui apa yang terjadi. Mulai ketika itu, ia harus memasak beras dari lumbungnya Arya Menak. Lama kelamaan beras itupun makin berkurang. Pada suatu hari, dasar lumbungnya sudah kelihatan. Alangkah terkejutnya bidadari itu ketika dilihatnya tersembul selendangnya yang hilang. Begitu melihat selendang tersebut, timbul keinginannya untuk pulang ke sorga. Pada suatu malam, ia mengenakan kembali semua pakaian sorganya. Tubuhnya menjadi ringan, iapun sanggup terbang ke istananya. Arya Menak menjadi sangat sedih. Karena keingintahuannya, bidadari meninggalkannya. Sejak ketika itu ia dan anak keturunannya berpantang untuk memakan nasi
Ia sangat terpesona oleh kecantikan mereka. Timbul keinginannya untuk mempunyai seorang diantara mereka. Iapun mengendap-endap, lalu dengan secepatnya diambil sebuah selendang dari bidadari-bidadari itu.
Tak usang kemudian, para bidadari itu tamat mandi dan bergegas mengambil pakaiannya masing-masing. Merekapun terbang ke istananya di sorga kecuali yang termuda. Bidadari itu tidak sanggup terbang tanpa selendangnya. Iapun murung dan menangis.
Aryo Menak lalu mendekatinya. Ia berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Ditanyakannya apa yang terjadi pada bidadari itu. Lalu ia mengatakan: "Ini mungkin sudah kehendak para tuhan biar bidadari berdiam di bumi untuk sementara waktu. Janganlah bersedih. Saya akan berjanji menemani dan menghiburmu."
Bidadari itu rupanya percaya dengan omongan Arya Menak. Iapun tidak menolak ketika Arya Menak menyampaikan padanya untuk tinggal di rumah Arya Menak. Selanjutnya Arya Menak melamarnya. Bidadari itupun menerimanya.
Dikisahkan, bahwa bidadari itu masih mempunyai kekuatan gaib. Ia sanggup memasak sepanci nasi hanya dari sebutir beras. Syaratnya yakni Arya Menak dihentikan menyaksikannya.
Pada suatu hari, Arya Menak menjadi penasaran. Beras di lumbungnya tidak pernah berkurang meskipun bidadari memasaknya setiap hari. Ketika isterinya tidak ada dirumah, ia mengendap ke dapur dan membuka panci daerah isterinya memasak nasi. Tindakan ini menciptakan kekuatan mistik isterinya sirna.
Bidadari sangat terkejut mengetahui apa yang terjadi. Mulai ketika itu, ia harus memasak beras dari lumbungnya Arya Menak. Lama kelamaan beras itupun makin berkurang. Pada suatu hari, dasar lumbungnya sudah kelihatan. Alangkah terkejutnya bidadari itu ketika dilihatnya tersembul selendangnya yang hilang. Begitu melihat selendang tersebut, timbul keinginannya untuk pulang ke sorga. Pada suatu malam, ia mengenakan kembali semua pakaian sorganya. Tubuhnya menjadi ringan, iapun sanggup terbang ke istananya. Arya Menak menjadi sangat sedih. Karena keingintahuannya, bidadari meninggalkannya. Sejak ketika itu ia dan anak keturunannya berpantang untuk memakan nasi