Dongeng: Arti Sebuah Persahabatan
Rabu, 05 November 2014
Pada dahulu kala hiduplah seekor kura-kura dan seekor burung elang. Walaupun sang kura-kura dan elang jarang bertemu alasannya ialah sang kura-kura lebih banyak menghabiskan waktu disemak-semak sedangkan sang elang lebih banyak terbang, namun tidak menghalangi sang elang untuk selalu mengunjungi sahabat kecilnya yang baik hati, sang kura-kura.
Keluarga sang kura-kura sangat ramah dan selalu menyambut kedatangan sang elang dengan gembira. Mereka juga selalu memberi sang elang kuliner dengan sangat royalnya. Sehingga sang elang selalu berkali-kali tiba alasannya ialah kuliner gratis dari keluarga kura-kura tersebut. Setiap kali setelah makan dari keluarga kura-kura sang elang selalu menertawakan sang kura-kura : "ha ha betapa bodohnya si kura-kura, saya sanggup mencicipi kenikmatan dari kuliner yang selalu beliau berikan, namun mustahil beliau sanggup mencicipi nikmatnya makananku alasannya ialah sarangku yang terletak jauh diatas gunung"
Karena begitu seringnya sang elang menertawakan dan dengan egoisnya menghabiskan kuliner sang kura-kura, maka seluruh hutan mulai menggunjingkan perilaku sang elang tersebut. Para penghuni hutan tersebut merasa tidak suka dengan perilaku seenaknya sang elang kepada sang kura-kura yang baik hati. Suatu hari seekor kodok memanggil kura-kura yang sedang berjalan akrab sungai. "Hai temanku sang kura-kura, berilah saya semangkok kacang polong, maka saya akan memperlihatkan kata-kata bijak untukmu" seru sang kodok. Setelah menghabiskan semangkuk kacang polong dari sang kura-kura, sang kodok berkata lagi: "kura-kura, sahabatmu sang elang telah menyalahgunakan persahabatan dan kebaikan hatimu. Setiap kali setelah bertamu di sarangmu, selalu saja beliau mengejekmu dengan berkata " ha ha betapa bodohnya si kura-kura, saya sanggup mencicipi kenikmatan dari makan yang selalu beliau berikan, namun mustahil beliau sanggup mencicipi nikmatnya makananku alasannya ialah sarangku yang terletak jauh diatas gunung". Pada suatu hari nanti sang elang akan tiba kembali dan akan meminta sekeranjang kuliner darimu dan berjanji akan memperlihatkan kuliner kepadamu dan anak-anakmu"
Benarlah yang dikatakan oleh sang kodok, sang elang tiba dengan membawa keranjang dan ibarat biasanya sang elang menikmati kuliner dari sang kura-kura. Sang elang berkata: "hai temanku kura-kura, ijinkan saya mengisi keranjangku dengan kuliner darimu, maka akan kukirimkan kepada anak istriku dan istriku akan memberimu kuliner buatannya untuk istri dan anakmu". Kemudian sang elang terbang dan kembali menertawakan sang kura-kura. Maka segeralah sang kura-kura masuk kedalam keranjang tersebut dan ditutupi dengan sayuran buah-buahan oleh istrinya, sehingga tidak terlihat. Ketika sang elang kembali, istri sang kura-kura menyampaikan bahwa suaminya gres saja pergi dan memperlihatkan keranjang penuh berisi kuliner kepada sang elang. Sang elang segera bergegas terbang sambil membawa keranjang tersebut.
Kembali beliau menertawakan kebodohan sang kura-kura. Namun kali ini sang kura-kura mendengar sendiri perkataannya. Sampailah mereka di sarang sang elang, dan sang elang segera memakan isi keranjang tersebut hingga habis. Betapa terkejutnya melihat sang kura-kura keluar dari keranjang tersebut. "Hai temanku sang elang, engkau sudah sering mengunjungi sarangku namun belum pernah sekalipun saya mengunjungi sarangmu. Kelihatannya akan sangat berbahagianya saya jikalau sanggup menikmati makananmu ibarat engkau menikmati makananku." Betapa marahnya sang elang alasannya ialah merasa tersindir. Dengan murka ia mematuk sang kura-kura.Namun berkat batok rumah sang kura-kura yang keras, kura-kura tidak sanggup dipatuk oleh sang elang. Dengan sedihnya sang kura-kura berkata: "Aku telah melihat persahabatan macam apa yang engkau tawarkan padaku hai sang elang. Betapa kecewanya aku. Baiklah antarkan saya kembali ke sarangku dan persahabatan kita akan berakhir." Sang elangpun berkata :"Baiklah jikalau itu maumu. Aku akan membawamu pulang" Namun timbul pikiran jahat pada diri sang elang. "Aku akan menjatuhkanmu dan memakan sisa-sisa dirimu" pikirnya lagi.
Begitulah, sang kura-kura memegang kaki sang elang yang terbang tinggi. "lepaskan kakiku" seru sang elang marah. Dengan sabar sang kura-kura menjawab: "Aku akan melepaskan kakimu apabila engkau sudah mengantarkanku pulang ke sarangku" dengan kesal sang elang pun terbang tinggi, menungkik dan menggoyang-goyangkan kakinya dengan impian sang kura-kura akan jatuh. Namun tidak ada gunanya. Akhirnya beliau menurunkan sang kura-kura di sarangnya, dan segera terbang tinggi dengan perasaan malu.
Ketika sang elang terbang, sang kura-kura berseru : " Hai temanku persahabatan membutuhkan rasa saling membagi satu dengan lainnya. Aku menghargaimu dan kaupun menghargaiku. Namun bagaimanapun, semenjak engkau menimbulkan persahabatan kita hanya permainan, mentertawakan keramahan keluargaku dan saya maka sebaiknya engkau tidak usah lagi tiba kepadaku".
Keluarga sang kura-kura sangat ramah dan selalu menyambut kedatangan sang elang dengan gembira. Mereka juga selalu memberi sang elang kuliner dengan sangat royalnya. Sehingga sang elang selalu berkali-kali tiba alasannya ialah kuliner gratis dari keluarga kura-kura tersebut. Setiap kali setelah makan dari keluarga kura-kura sang elang selalu menertawakan sang kura-kura : "ha ha betapa bodohnya si kura-kura, saya sanggup mencicipi kenikmatan dari kuliner yang selalu beliau berikan, namun mustahil beliau sanggup mencicipi nikmatnya makananku alasannya ialah sarangku yang terletak jauh diatas gunung"
Karena begitu seringnya sang elang menertawakan dan dengan egoisnya menghabiskan kuliner sang kura-kura, maka seluruh hutan mulai menggunjingkan perilaku sang elang tersebut. Para penghuni hutan tersebut merasa tidak suka dengan perilaku seenaknya sang elang kepada sang kura-kura yang baik hati. Suatu hari seekor kodok memanggil kura-kura yang sedang berjalan akrab sungai. "Hai temanku sang kura-kura, berilah saya semangkok kacang polong, maka saya akan memperlihatkan kata-kata bijak untukmu" seru sang kodok. Setelah menghabiskan semangkuk kacang polong dari sang kura-kura, sang kodok berkata lagi: "kura-kura, sahabatmu sang elang telah menyalahgunakan persahabatan dan kebaikan hatimu. Setiap kali setelah bertamu di sarangmu, selalu saja beliau mengejekmu dengan berkata " ha ha betapa bodohnya si kura-kura, saya sanggup mencicipi kenikmatan dari makan yang selalu beliau berikan, namun mustahil beliau sanggup mencicipi nikmatnya makananku alasannya ialah sarangku yang terletak jauh diatas gunung". Pada suatu hari nanti sang elang akan tiba kembali dan akan meminta sekeranjang kuliner darimu dan berjanji akan memperlihatkan kuliner kepadamu dan anak-anakmu"
Benarlah yang dikatakan oleh sang kodok, sang elang tiba dengan membawa keranjang dan ibarat biasanya sang elang menikmati kuliner dari sang kura-kura. Sang elang berkata: "hai temanku kura-kura, ijinkan saya mengisi keranjangku dengan kuliner darimu, maka akan kukirimkan kepada anak istriku dan istriku akan memberimu kuliner buatannya untuk istri dan anakmu". Kemudian sang elang terbang dan kembali menertawakan sang kura-kura. Maka segeralah sang kura-kura masuk kedalam keranjang tersebut dan ditutupi dengan sayuran buah-buahan oleh istrinya, sehingga tidak terlihat. Ketika sang elang kembali, istri sang kura-kura menyampaikan bahwa suaminya gres saja pergi dan memperlihatkan keranjang penuh berisi kuliner kepada sang elang. Sang elang segera bergegas terbang sambil membawa keranjang tersebut.
Kembali beliau menertawakan kebodohan sang kura-kura. Namun kali ini sang kura-kura mendengar sendiri perkataannya. Sampailah mereka di sarang sang elang, dan sang elang segera memakan isi keranjang tersebut hingga habis. Betapa terkejutnya melihat sang kura-kura keluar dari keranjang tersebut. "Hai temanku sang elang, engkau sudah sering mengunjungi sarangku namun belum pernah sekalipun saya mengunjungi sarangmu. Kelihatannya akan sangat berbahagianya saya jikalau sanggup menikmati makananmu ibarat engkau menikmati makananku." Betapa marahnya sang elang alasannya ialah merasa tersindir. Dengan murka ia mematuk sang kura-kura.Namun berkat batok rumah sang kura-kura yang keras, kura-kura tidak sanggup dipatuk oleh sang elang. Dengan sedihnya sang kura-kura berkata: "Aku telah melihat persahabatan macam apa yang engkau tawarkan padaku hai sang elang. Betapa kecewanya aku. Baiklah antarkan saya kembali ke sarangku dan persahabatan kita akan berakhir." Sang elangpun berkata :"Baiklah jikalau itu maumu. Aku akan membawamu pulang" Namun timbul pikiran jahat pada diri sang elang. "Aku akan menjatuhkanmu dan memakan sisa-sisa dirimu" pikirnya lagi.
Begitulah, sang kura-kura memegang kaki sang elang yang terbang tinggi. "lepaskan kakiku" seru sang elang marah. Dengan sabar sang kura-kura menjawab: "Aku akan melepaskan kakimu apabila engkau sudah mengantarkanku pulang ke sarangku" dengan kesal sang elang pun terbang tinggi, menungkik dan menggoyang-goyangkan kakinya dengan impian sang kura-kura akan jatuh. Namun tidak ada gunanya. Akhirnya beliau menurunkan sang kura-kura di sarangnya, dan segera terbang tinggi dengan perasaan malu.
Ketika sang elang terbang, sang kura-kura berseru : " Hai temanku persahabatan membutuhkan rasa saling membagi satu dengan lainnya. Aku menghargaimu dan kaupun menghargaiku. Namun bagaimanapun, semenjak engkau menimbulkan persahabatan kita hanya permainan, mentertawakan keramahan keluargaku dan saya maka sebaiknya engkau tidak usah lagi tiba kepadaku".