Dongeng: Kisah Si Sigarlaki Dan Si Limbat
Sabtu, 15 November 2014
Pada jaman dahulu di Tondano hiduplah seorang pemburu perkasa yang berjulukan Sigarlaki. Ia sangat populer dengan keahliannya menombak. Tidak satupun target yang luput dari tombakannya.
Sigarlaki memiliki seorang pelayan yang sangat setia yang berjulukan Limbat. Hampir semua pekerjaan yang diperintahkan oleh Sigarlaki dikerjakan dengan baik oleh Limbat. Meskipun populer sebagai pemburu yang handal, pada suatu hari mereka tidak berhasil memperoleh satu ekor hewan buruan. Kekesalannya kesannya memuncak saat Si Limbat melaporkan pada majikannya bahwa daging persediaan mereka di rumah sudah hilang dicuri orang.
Tanpa pikir panjang, si Sigarlaki eksklusif menuduh pelayannya itu yang mencuri daging persediaan mereka. Si Limbat menjadi sangat terkejut. Tidak pernah diduga majikannya akan tega menuduh dirinya sebagai pencuri.
Lalu Si Sigarlaki meminta Si Limbat untuk menerangkan bahwa bukan beliau yang mencuri. Caranya ialah Sigarlaki akan menancapkan tombaknya ke dalam sebuah kolam. Bersamaan dengan itu Si Limbat disuruhnya menyelam. Bila tombak itu lebih dahulu keluar dari kolam berarti Si Limbat tidak mencuri. Apabila Si Limbat yang keluar dari kolam terlebih dahulu maka terbukti ia yang mencuri.
Syarat yang gila itu menciptakan Si Limbat ketakutan. Tetapi bagaimanapun juga ia berkehendak untuk menerangkan dirinya bersih. Lalu ia pun menyelam bersamaan dengan Sigarlaki menancapkan tombaknya.
Baru saja menancapkan tombaknya, tiba-tiba Sigarlaki melihat ada seekor babi hutan minum di kolam. Dengan segera ia mengangkat tombaknya dan dilemparkannya ke arah babi hutan itu. Tetapi tombakan itu luput. Dengan demikian seharusnya Si Sigarlaki sudah kalah dengan Si Limbat. Tetapi ia meminta semoga pembuktian itu diulang lagi.
Dengan berat hati Si Limbat pun kesannya mengikuti perintah majikannya. Baru saja menancapkan tombaknya di kolam, tiba-tiba kaki Sigarlaki digigit oleh seekor kepiting besar. Iapun menjerit kesakitan dan tidak sengaja mengangkat tombaknya. Dengan demikian kesannya Si Limbat yang menang. Ia berhasil menerangkan dirinya tidak mencuri. Sedangkan Sigarlaki alasannya sembarangan menuduh, terkena eksekusi digigit kepiting besar
Sigarlaki memiliki seorang pelayan yang sangat setia yang berjulukan Limbat. Hampir semua pekerjaan yang diperintahkan oleh Sigarlaki dikerjakan dengan baik oleh Limbat. Meskipun populer sebagai pemburu yang handal, pada suatu hari mereka tidak berhasil memperoleh satu ekor hewan buruan. Kekesalannya kesannya memuncak saat Si Limbat melaporkan pada majikannya bahwa daging persediaan mereka di rumah sudah hilang dicuri orang.
Tanpa pikir panjang, si Sigarlaki eksklusif menuduh pelayannya itu yang mencuri daging persediaan mereka. Si Limbat menjadi sangat terkejut. Tidak pernah diduga majikannya akan tega menuduh dirinya sebagai pencuri.
Lalu Si Sigarlaki meminta Si Limbat untuk menerangkan bahwa bukan beliau yang mencuri. Caranya ialah Sigarlaki akan menancapkan tombaknya ke dalam sebuah kolam. Bersamaan dengan itu Si Limbat disuruhnya menyelam. Bila tombak itu lebih dahulu keluar dari kolam berarti Si Limbat tidak mencuri. Apabila Si Limbat yang keluar dari kolam terlebih dahulu maka terbukti ia yang mencuri.
Syarat yang gila itu menciptakan Si Limbat ketakutan. Tetapi bagaimanapun juga ia berkehendak untuk menerangkan dirinya bersih. Lalu ia pun menyelam bersamaan dengan Sigarlaki menancapkan tombaknya.
Baru saja menancapkan tombaknya, tiba-tiba Sigarlaki melihat ada seekor babi hutan minum di kolam. Dengan segera ia mengangkat tombaknya dan dilemparkannya ke arah babi hutan itu. Tetapi tombakan itu luput. Dengan demikian seharusnya Si Sigarlaki sudah kalah dengan Si Limbat. Tetapi ia meminta semoga pembuktian itu diulang lagi.
Dengan berat hati Si Limbat pun kesannya mengikuti perintah majikannya. Baru saja menancapkan tombaknya di kolam, tiba-tiba kaki Sigarlaki digigit oleh seekor kepiting besar. Iapun menjerit kesakitan dan tidak sengaja mengangkat tombaknya. Dengan demikian kesannya Si Limbat yang menang. Ia berhasil menerangkan dirinya tidak mencuri. Sedangkan Sigarlaki alasannya sembarangan menuduh, terkena eksekusi digigit kepiting besar