Dongeng: Kisah Pak Lebai Malang
Rabu, 12 November 2014
Tersebutlah dongeng seorang guru agama yang hidup di tepi sungai disebuah desa di Sumatera Barat. Pada suatu hari, ia menerima usul pesta dari dua orang kaya dari desa-desa tetangga. Sayangnya pesta tersebut diadakan pada hari dan waktu yang bersamaan.
Pak Lebai menimang- nimang untung dan rugi dari setiap undangan. Tetapi ia tidak pernah sanggup mengambil keputusan dengan cepat. Ia berpikir, jika ia ke pesta di desa hulu sungai, tuan rumah akan memberinya hadiah dua ekor kepala kerbau. Namun, ia belum begitu kenal dengan tuan rumah tersebut. Menurut berita, kuliner orang-orang hulu sungai tidak seenak orang hilir sungai.
Kalau ia pergi ke pesta di hilir sungai, ia akan menerima hadiah seekor kepala kerbau yang dimasak dengan enak. Ia juga kenal betul dengan tuan rumah tersebut. Tetapi, tuan rumah di hulu sungai akan memberi tamunya komplemen kue-kue. Hingga ia mulai mengayuh perahunya ketempat pestapun ia belum sanggup tetapkan pesta mana yang akan dipilih.
Pertama, dikayuh sampannya menuju hulu sungai. Baru datang ti ditengah perjalanan ia mengubah pikirannya. Ia berbalik mendayung perahunya ke arah hilir. Begitu hampir hingga di desa hilir sungai. Dilihatnya beberapa tamu menuju hulu sungai. Tamu tersebut menyampaikan bahwa kerbau yang disembelih disana sangat kurus. Iapun mengubah haluan perahunya menuju hulu sungai. Sesampainya ditepi desa hulu sungai, para tamu sudah beranjak pulang. Pesta disana sudah selesai.
Pak lebai cepat-cepat mengayuh perahunya menuju desa hilir sungai. Sayangnya, disanapun pesta sudah berakhir. Pak Lebai tidak menerima kepala kerbau yang diinginkannya.
Saat itu ia sangat lapar, ia tetapkan untuk memancing ikan dan berburu. Untuk itu ia membawa bekal nasi. Untuk berburu ia mengajak anjingnya.
Setelah memancing agak lama, kailnya dimakan ikan. Namun kail itu menyangkut di dasar sungai. Pak Lebaipun terjun untuk mengambil ikan tersebut. Sayangnya ikan itu sanggup meloloskan diri. Dan anjingnya memakan nasi bekal pak Lebai. Oleh sebab kemalangan nasibnya, pak Lebai diberi julukan Lebai Malang.
Pak Lebai menimang- nimang untung dan rugi dari setiap undangan. Tetapi ia tidak pernah sanggup mengambil keputusan dengan cepat. Ia berpikir, jika ia ke pesta di desa hulu sungai, tuan rumah akan memberinya hadiah dua ekor kepala kerbau. Namun, ia belum begitu kenal dengan tuan rumah tersebut. Menurut berita, kuliner orang-orang hulu sungai tidak seenak orang hilir sungai.
Kalau ia pergi ke pesta di hilir sungai, ia akan menerima hadiah seekor kepala kerbau yang dimasak dengan enak. Ia juga kenal betul dengan tuan rumah tersebut. Tetapi, tuan rumah di hulu sungai akan memberi tamunya komplemen kue-kue. Hingga ia mulai mengayuh perahunya ketempat pestapun ia belum sanggup tetapkan pesta mana yang akan dipilih.
Pertama, dikayuh sampannya menuju hulu sungai. Baru datang ti ditengah perjalanan ia mengubah pikirannya. Ia berbalik mendayung perahunya ke arah hilir. Begitu hampir hingga di desa hilir sungai. Dilihatnya beberapa tamu menuju hulu sungai. Tamu tersebut menyampaikan bahwa kerbau yang disembelih disana sangat kurus. Iapun mengubah haluan perahunya menuju hulu sungai. Sesampainya ditepi desa hulu sungai, para tamu sudah beranjak pulang. Pesta disana sudah selesai.
Pak lebai cepat-cepat mengayuh perahunya menuju desa hilir sungai. Sayangnya, disanapun pesta sudah berakhir. Pak Lebai tidak menerima kepala kerbau yang diinginkannya.
Saat itu ia sangat lapar, ia tetapkan untuk memancing ikan dan berburu. Untuk itu ia membawa bekal nasi. Untuk berburu ia mengajak anjingnya.
Setelah memancing agak lama, kailnya dimakan ikan. Namun kail itu menyangkut di dasar sungai. Pak Lebaipun terjun untuk mengambil ikan tersebut. Sayangnya ikan itu sanggup meloloskan diri. Dan anjingnya memakan nasi bekal pak Lebai. Oleh sebab kemalangan nasibnya, pak Lebai diberi julukan Lebai Malang.