Dongeng: Kisah La Dana Dan Kerbaunya
Rabu, 05 November 2014
La Dana ialah seorang anak petani dari Toraja. Ia sangat populer akan kecerdikannya. Kadangkala kebijaksanaan itu dia gunakan untuk memperdaya orang. Sehingga kebijaksanaan itu menjadi kelicikan. Pada suatu hari dia bersama temannya diundang untuk menghadiri pesta kematian. Sudah menjadi kebiasaan di tanah toraja bahwa setiap tamu akan menerima daging kerbau. La Dana diberi bab kaki belakang dari kerbau. Sedangkan kawannya mendapatkan hampir seluruh bab kerbau itu kecuali bab kaki belakang.
Lalu La Dana mengusulkan pada temannya untuk menggabungkan daging-daging bab itu dan menukarkannya dengan seekor kerbau hidup. Alasannya ialah mereka sanggup memelihara binatang itu hingga gemuk sebelum disembelih. Mereka beruntung alasannya ialah proposal tersebut diterima oleh tuan rumah.
Seminggu sehabis itu La Dana mulai tidak sabar menunggu semoga kerbaunya gemuk. Pada suatu hari dia mendatangi rumah temannya, dimana kerbau itu berada, dan berkata "Mari kita potong binatang ini, aku sudah ingin makan dagingnya." Temannya menjawab, "Tunggulah hingga binatang itu agak gemuk." Lalu La Dana mengusulkan, "Sebaiknya kita potong saja bab saya, dan kau sanggup memelihara binatang itu selanjutnya." Kawannya berpikir, kalau kaki belakang kerbau itu dipotong maka dia akan mati. Lalu kawannya membujuk La Dana semoga dia mengurungkan niatnya. Ia menjanjikan La Dana untuk memberinya kaki depan dari kerbau itu.
Seminggu sehabis itu La Dana tiba lagi dan kembali meminta semoga bagiannya dipotong. Sekali lagi kawannya membujuk. Ia dijanjikan bab tubuh kerbau itu asal La Dana mau menunda maksudnya. Baru beberapa hari berselang La Dana sudah kembali kerumah temannya. Ia kembali meminta semoga binatang itu dipotong.
Kali ini kawannya sudah tidak sabar, dengan murka dia pun berkata, "Kenapa kau tidak ambil saja kerbau ini sekalian! Dan jangan tiba lagi untuk mengganggu saya." La dana pun pulang dengan gembiranya sambil membawa seekor kerbau gemuk.
Lalu La Dana mengusulkan pada temannya untuk menggabungkan daging-daging bab itu dan menukarkannya dengan seekor kerbau hidup. Alasannya ialah mereka sanggup memelihara binatang itu hingga gemuk sebelum disembelih. Mereka beruntung alasannya ialah proposal tersebut diterima oleh tuan rumah.
Seminggu sehabis itu La Dana mulai tidak sabar menunggu semoga kerbaunya gemuk. Pada suatu hari dia mendatangi rumah temannya, dimana kerbau itu berada, dan berkata "Mari kita potong binatang ini, aku sudah ingin makan dagingnya." Temannya menjawab, "Tunggulah hingga binatang itu agak gemuk." Lalu La Dana mengusulkan, "Sebaiknya kita potong saja bab saya, dan kau sanggup memelihara binatang itu selanjutnya." Kawannya berpikir, kalau kaki belakang kerbau itu dipotong maka dia akan mati. Lalu kawannya membujuk La Dana semoga dia mengurungkan niatnya. Ia menjanjikan La Dana untuk memberinya kaki depan dari kerbau itu.
Seminggu sehabis itu La Dana tiba lagi dan kembali meminta semoga bagiannya dipotong. Sekali lagi kawannya membujuk. Ia dijanjikan bab tubuh kerbau itu asal La Dana mau menunda maksudnya. Baru beberapa hari berselang La Dana sudah kembali kerumah temannya. Ia kembali meminta semoga binatang itu dipotong.
Kali ini kawannya sudah tidak sabar, dengan murka dia pun berkata, "Kenapa kau tidak ambil saja kerbau ini sekalian! Dan jangan tiba lagi untuk mengganggu saya." La dana pun pulang dengan gembiranya sambil membawa seekor kerbau gemuk.