Asa Yang Terbelenggu - Cerpen Islam
Kamis, 20 November 2014
ASA YANG TERBELENGU
Karya Resti Noviani
Karya Resti Noviani
Menyanyi dan menari yaitu hal yang sangat menarik bagiku itulah alasan kenapa saya sangat ingin bisa mengapainya tapi itu bukanlah hal simpel bagiku sebab saya hanyalah anak yang terobsesi namun tidak berbakat,setiap malam saya berlatih,setiap hari saya bermimpi,setiap waktu saya berfikir “bisakah saya menjadi ibarat kalian,bisa menari,bisa menyanyi,menjadi tenar,banyak pujian,dan yang niscaya punya kebahagian sebab bisa mendapat apa yang kalian impikan”
“Rista....ayo latihan!!!” Suara dari depan pintu
“iya sebentar....”sambil mngobrak abrik lemari mencari selendang ku
“Buruan......keburu terlambat ris”dengan nada terburu – buru
Jjeeggggrrrreeeekkkk bunyi pintu terbuka
“hehehehe maaf terlambat tadi masih cari selendang.ayo berangkat”sambil menutup pintu
Sesampainya di sekolah,kami berlatih menari sebisa mungkin tiba-tiba saja 1 per satu sahabat ku di panggil ke depan kecuali saya dan lima anak lainya,aku merasa heran tapi tiba-tiba bunyi musik berhenti
“anak-anak ada hal yang perlu ibu sampaikan ke kalian,bulan depan ada lomba menari remo anak se surabaya,bagi anak yang ibu panggil ke depan tadi mereka yaitu anak yang ibu pilih menjadi wakil dari sekolahan kita,bagi yang belum terpilih masih ada tahun depan,jadi teruslah berlatih”
Bisa kalian bayangkan tidak bagaimana rasa sakitnya kalau apa yang kalian impikan itu ternyata gak sejalan dengan jalan hidupmu,terus terang saya iri dengan semua anak yang terpilih saya terus saja memandangi mereka dan melihat betapa bahagianya mereka yang terpilih dan sakitnya saya yang semalaman berlatih tapi tidak berhasil.
Asa Yang Terbelenggu |
Esok harinya di sekolah saya lupa mengerjakan PR tapi untunglah hari ini guru bidang studinya tidak masuk
“hi...ris apa kabar?”sambil menepuk pundak ku dari belakang
“owh kau nin,bikin kaget aja”dengan nada byasa
“besok nonton saya perfom di cafe ya?”dengan rasa gembira sebab dia berhasil menjadi penyanyi cilik
“maksudnya kau mau nyanyi di cafe”tertegun senang tapi kecewa
“he.em,datang ya”dengan nada sangat berharap
“owh..pasti saya datang”dengan perasaan sakit sebab saya merasa tidak bisa menjadi dia
“aku tunggu ya.....”sambil pergi meningalkanku
Kata-kata ya benar menciptakan dada ku sesak sebab saya merasa iri denganya.
Malam hari ya saya melihat temanku tampildi cafe dengan penampilan yang memukau,semua orang menyukai suaranya,dan bertepuk tanggan,aku merasakn sesuatu dalam diriku,rasa yang teramat iri,dan berharap seandainya itu saya meski saya tau ini salah tak seharusnya saya merasa iri padanya tapi tentu kalian tau bagaimana rasanya kalau apa yang kau harapkan menjadi milik orang lain dan kau hanya membisu menyaksikan dan bertepuk tanggan meski saya senang sebab mimpi itu di milik temanku namun saya juga tidak sanggup menipu rasa kecewa ku yang merasa tidak bisa menjadi dia,padahal saya selalu berusaha untuk bisa namun takdir tidak menutunku ke jalan itu entah apa alasanya hanya tuhan yang tahu.hingga Seiring berjalnya waktu saya mulai merasa tuhan tidak adil bagiku,kenapa mereka yang tidak berusaha,mereka yang tidak terlalu mengimpikan itu,mereka yang tidak erat denganmu.bisa mendapatkan apa yang saya inginkan bahkan lebih dari yang mereka inginkan,aku selalu berusaha untuk mengapai apa yang saya cita-citakan tapi kenapa tuhan tidak memperlihatkan saya jalan.
Setelah saya puas melampiaskan kemarahan ku pada tuhan peristiwa mulai membaik tapi tidak merubah keadaan.perlahan saya mulai bisa menari,aku mulai bisa menyanyi bahkan semua mengakui kelebihan ku,
“bagus ris,narinya,kamu buat sendiri ta gerakanya”
“iya ini saya buat semalaman selama 1 bulan”
“iya ta,kalau gitu kita ikut lomba dance aja.gimana?”
“wah boleh yun”
“ok.ntar saya hubungi kalian.”
Akhirnya kita semua mendaftar menari meskipun saya merasa bersalah pada tuhan dikarenakan telah menyalahkanya tapi kini saya bersyukur kepada tuhan telah mewujudkan salah 1 mimpiku,meski 1 impianku tidaklah terwujud tapi saya bahagia.
“one.two,tree,four,five,six,seven,eight,begitu seterusnya”dengan perasaan senang saya melatih kru dance ku.
Inilah yang selama ini saya impikan yaitu bisa menari,menjadi seorang koreografer,menjadi ketua dance,dan bisa menari yang paling elok di antara semua temanku.
Hingga suatu hari disaat pementasan Kurang 1 ahad kami di kejutkan oleh sesuatu yang membuatku benar-benar merasa putus asa,tiba-tiba para juri membatalkan lombanya entah apa alasanya kami tidak tahu niscaya yang terang itu membuatku merasa putus asa,aku berlatih semalaman,bersusah payah menciptakan tubuhku lentur,bahkan rasa sakit di tubuh sebab tergilir itu merupakan kebiasaan ku sebab saya ingin bisa menari sebagus mungkin tapi lagi-lagi semua harus kandas
“apa pak di batalkan?”sahut temanku evi kepada salah satu juri
“iya batal.mungkin lain kali bisa”sambil pergi begitu saja
Seketika hatiku remuk hancur,harapan musnah dan rasanya saya tidak inggin menari lagi,sepulang dari daerah lomba saya melihat kerumunan orang berkumpul di depan rumah ku,aku eksklusif berlari melihat ke dalam rumah ku dan ternyata sesuatu telah terjadi pada ibu ku dan itu bahkan lebih parah dari tidak bisa menari
“Ibuuuuuu........”sambil menjerit-jerit
Tapi ibu ku terus saja meronta-ronta mendekati ajalnya ayahku berusaha untuk membawa ibu ke rumah sakit sementara tetangga ku mencoba menenangkanku dan adik ku yang hanya melongo sebab merasa terpukul, saya terus saja merasa gelisah hingga tak usang kemudian saya melihat ayah kembali menemui ku dan adik ku,wajahnya nampak biasa saja dan tenang,sambil memeluk ku ia berkata
“kita pergi ke desa kini ya”sambil berbisik padaku
“ibu mana yah”sahut adik ku
“ibu ke desa,mangkanya kita di suruh ke sana menyusul”
Aku dan adik ku melongo dan hanya menyaksikan ayah mengemasi barang-barangnya,kami semua pulang ke desa bersama sanak saudara tapi entah kenapa semua saudara ku memeluk ku erat – erat seperti mereka kasihan pada ku,aku bertanya pada mereka
“tante ibu mana?”tanya harap sambil memandangnya dengan ratapan separuh hati hancur
“ibu ke desa naik mobil,kamu sama adik 1 kendaraan beroda empat sama tante ya”senyum palsunya begitu nampak dengan berjuta rasa kasihan dan sedih
“kenapa kita gak 1 kendaraan beroda empat sama ibu te”sahut adik ku
“karena ibu kau sedang sakit jadi kendaraan beroda empat ya harus khusus”hiburnya
Waktu itu saya masih berumur 10 tahun tapi kenangan itu menempel di hati ku
Sesampainya di desa saya melihat banyak orang dan tenda-tenda di depan halaman rumah semua tampak berduka,aku hanya bertanya dalam hati semoga ini bukan menunjukan buruk
“ya allah apa mungkin kau mengambil ibu ku dari ku”tanya ku dalam hati
Lalu ayah memangil ku dan adik ku di ketika semua orang terlihat menangis
“ada apa yah?mana ibu?apa mobilnya belum datang?”tanya adik ku polos
“rista,rendi,kalian sabar ya,ibu sudah tidak ada”dengan nada yang mencoba untuk menguatkan kami
Aku hanya menatap ayah ku dan semua orang di sekitar ku dengan mata yang menyala-nyala dan menahan air mata supaya saya tampak tegar di depan ayah ku tapi adik ku tidak bisa menerimanya
“ah ayah jangan bercanda,kata ya ibu mau lihat kak rista nari di pangung bareng aku”nada tersendu-sendu
“kak rista gak jadi tampil rendi,pementasanya di batalkan,”semakin tidak bisa menahan sakitnya
“ya lain kali nonton sama ayah saja ya?”hibur ayah ku
“kak rista ayo kita ke kamar”sambil menarik ku
Karena usia ku dan adik ku selisih 1 tahun jadi kami terlihat ibarat seumuran dan kami mengalami peristiwa ini semenjak kami berdua berumur 9-10 tahun.
Di dalam kamar kami hanya bisa menangis dan menyesali nasib saja,aku menatap adik ku yang seolah membuatku berfikir apa mungkin kita yang masih sekecil ini bisa hidup tanpa ibu apalagi adik ku yaitu anak yang simpel sakit dan manja terhadap ibu.hingga saya berjanji kepada diri ku sendiri untuk menjaganya dan menjadi penganti ibu baginya meski saya sadar usia ku masih 10 tahun dan mustahil bagi ku untuk menjaganya seutuhnya tapi saya mencoba sebisaku.janji untuk diriku sendiri di waktu kecil.
1 ahad kami habiskan kesedihan kami di desa tiba waktunya bagi kami kembali ke kota dan menjalani hidup yang gres tapi kehidupan gres yang menyedihkan,Sejak itulah saya melupakan semua impianku sebagai penari sebab saya tiada waktu untuk itu sebab saya sibuk mengurus rumah,adik,dan ayah ku,karena hanya saya saudara renta perempuan di rumah ayah ku sibuk bekerja,adik ku anak lelaki yang tidak bisa diandalkan,untung saja dari kecil saya sudah terbiasa dengan semua pekerjaan ini sebab dulu ibu ku sakit-sakitan jadi saya selalu membantunya dan kini dia tiada akulah yang mengantikanya.2thun berlalu saya masih menjadi penagung jawab keluarga di rumah hingga kesudahannya ayah ku meminta ijin untuk menikah lagi sebab tidak tega melihatku yang masih kecil harus mengurus semuanya,aku dan adik ku menyetujuinya sebab kami telah mengenal calon ibu kami,meski secara fisik ia tidak sempurna,
“kapan ayah akan menikah?” tanya ku
“tanggal 12 desember”senyum ayah sambil menatap tetangga perempuan di samping rumah
Wanita itu suka dengan ayah ku tapi dia hanya ingin uang ayahku sebab waktu itu kami termasuk keluarga yang bisa di antara tetangga yang lain.
Tibalah di hari ijab kabul ayah ku entah kenapa saya mulai terfikir ingin menari lagi mungkin sebab saya merasa sudah bisa menari lagi ibarat dulu,aku terus membayangkan hal itu apalagi kini usia ku 12 tahun niscaya sudah cukup matang menjadi penari yang jauh lebih baik dari usia yang dulu hehehehe itu fikiran konyol masa kecil.setelah ijab kabul ayah selesai saya pun telah lulus sekolah dasar tapi ada sesuatu yang membuatku terkejut
“Apa berjilbab”syok berat mendengarnya
“kamu sudah bhaligh rista”
“ah bercanda ya bu,aku ini bukan cewek yang suka jilbapan,kalau saya jilbapan apa kata temanku nanti.pastinya saya gak bisa menari dengan bebas,menari itu butuh keseksian kalau saya jilbapan nari ya niscaya islamic”
“siapa bilang jilbapan menghalangi prestasi kamu,buktinya banyak perempuan berjilbab yang sukses”
“iya ris ayah baiklah sama ibu,maafkan ayah yang dari dulu gak pernah ajarkan agama ke kamu,sekarang ayah mau berubah,kamu juga harus berubah”sahut ayah
“hi...ris apa kabar?”sambil menepuk pundak ku dari belakang
“owh kau nin,bikin kaget aja”dengan nada byasa
“besok nonton saya perfom di cafe ya?”dengan rasa gembira sebab dia berhasil menjadi penyanyi cilik
“maksudnya kau mau nyanyi di cafe”tertegun senang tapi kecewa
“he.em,datang ya”dengan nada sangat berharap
“owh..pasti saya datang”dengan perasaan sakit sebab saya merasa tidak bisa menjadi dia
“aku tunggu ya.....”sambil pergi meningalkanku
Kata-kata ya benar menciptakan dada ku sesak sebab saya merasa iri denganya.
Malam hari ya saya melihat temanku tampildi cafe dengan penampilan yang memukau,semua orang menyukai suaranya,dan bertepuk tanggan,aku merasakn sesuatu dalam diriku,rasa yang teramat iri,dan berharap seandainya itu saya meski saya tau ini salah tak seharusnya saya merasa iri padanya tapi tentu kalian tau bagaimana rasanya kalau apa yang kau harapkan menjadi milik orang lain dan kau hanya membisu menyaksikan dan bertepuk tanggan meski saya senang sebab mimpi itu di milik temanku namun saya juga tidak sanggup menipu rasa kecewa ku yang merasa tidak bisa menjadi dia,padahal saya selalu berusaha untuk bisa namun takdir tidak menutunku ke jalan itu entah apa alasanya hanya tuhan yang tahu.hingga Seiring berjalnya waktu saya mulai merasa tuhan tidak adil bagiku,kenapa mereka yang tidak berusaha,mereka yang tidak terlalu mengimpikan itu,mereka yang tidak erat denganmu.bisa mendapatkan apa yang saya inginkan bahkan lebih dari yang mereka inginkan,aku selalu berusaha untuk mengapai apa yang saya cita-citakan tapi kenapa tuhan tidak memperlihatkan saya jalan.
Setelah saya puas melampiaskan kemarahan ku pada tuhan peristiwa mulai membaik tapi tidak merubah keadaan.perlahan saya mulai bisa menari,aku mulai bisa menyanyi bahkan semua mengakui kelebihan ku,
“bagus ris,narinya,kamu buat sendiri ta gerakanya”
“iya ini saya buat semalaman selama 1 bulan”
“iya ta,kalau gitu kita ikut lomba dance aja.gimana?”
“wah boleh yun”
“ok.ntar saya hubungi kalian.”
Akhirnya kita semua mendaftar menari meskipun saya merasa bersalah pada tuhan dikarenakan telah menyalahkanya tapi kini saya bersyukur kepada tuhan telah mewujudkan salah 1 mimpiku,meski 1 impianku tidaklah terwujud tapi saya bahagia.
“one.two,tree,four,five,six,seven,eight,begitu seterusnya”dengan perasaan senang saya melatih kru dance ku.
Inilah yang selama ini saya impikan yaitu bisa menari,menjadi seorang koreografer,menjadi ketua dance,dan bisa menari yang paling elok di antara semua temanku.
Hingga suatu hari disaat pementasan Kurang 1 ahad kami di kejutkan oleh sesuatu yang membuatku benar-benar merasa putus asa,tiba-tiba para juri membatalkan lombanya entah apa alasanya kami tidak tahu niscaya yang terang itu membuatku merasa putus asa,aku berlatih semalaman,bersusah payah menciptakan tubuhku lentur,bahkan rasa sakit di tubuh sebab tergilir itu merupakan kebiasaan ku sebab saya ingin bisa menari sebagus mungkin tapi lagi-lagi semua harus kandas
“apa pak di batalkan?”sahut temanku evi kepada salah satu juri
“iya batal.mungkin lain kali bisa”sambil pergi begitu saja
Seketika hatiku remuk hancur,harapan musnah dan rasanya saya tidak inggin menari lagi,sepulang dari daerah lomba saya melihat kerumunan orang berkumpul di depan rumah ku,aku eksklusif berlari melihat ke dalam rumah ku dan ternyata sesuatu telah terjadi pada ibu ku dan itu bahkan lebih parah dari tidak bisa menari
“Ibuuuuuu........”sambil menjerit-jerit
Tapi ibu ku terus saja meronta-ronta mendekati ajalnya ayahku berusaha untuk membawa ibu ke rumah sakit sementara tetangga ku mencoba menenangkanku dan adik ku yang hanya melongo sebab merasa terpukul, saya terus saja merasa gelisah hingga tak usang kemudian saya melihat ayah kembali menemui ku dan adik ku,wajahnya nampak biasa saja dan tenang,sambil memeluk ku ia berkata
“kita pergi ke desa kini ya”sambil berbisik padaku
“ibu mana yah”sahut adik ku
“ibu ke desa,mangkanya kita di suruh ke sana menyusul”
Aku dan adik ku melongo dan hanya menyaksikan ayah mengemasi barang-barangnya,kami semua pulang ke desa bersama sanak saudara tapi entah kenapa semua saudara ku memeluk ku erat – erat seperti mereka kasihan pada ku,aku bertanya pada mereka
“tante ibu mana?”tanya harap sambil memandangnya dengan ratapan separuh hati hancur
“ibu ke desa naik mobil,kamu sama adik 1 kendaraan beroda empat sama tante ya”senyum palsunya begitu nampak dengan berjuta rasa kasihan dan sedih
“kenapa kita gak 1 kendaraan beroda empat sama ibu te”sahut adik ku
“karena ibu kau sedang sakit jadi kendaraan beroda empat ya harus khusus”hiburnya
Waktu itu saya masih berumur 10 tahun tapi kenangan itu menempel di hati ku
Sesampainya di desa saya melihat banyak orang dan tenda-tenda di depan halaman rumah semua tampak berduka,aku hanya bertanya dalam hati semoga ini bukan menunjukan buruk
“ya allah apa mungkin kau mengambil ibu ku dari ku”tanya ku dalam hati
Lalu ayah memangil ku dan adik ku di ketika semua orang terlihat menangis
“ada apa yah?mana ibu?apa mobilnya belum datang?”tanya adik ku polos
“rista,rendi,kalian sabar ya,ibu sudah tidak ada”dengan nada yang mencoba untuk menguatkan kami
Aku hanya menatap ayah ku dan semua orang di sekitar ku dengan mata yang menyala-nyala dan menahan air mata supaya saya tampak tegar di depan ayah ku tapi adik ku tidak bisa menerimanya
“ah ayah jangan bercanda,kata ya ibu mau lihat kak rista nari di pangung bareng aku”nada tersendu-sendu
“kak rista gak jadi tampil rendi,pementasanya di batalkan,”semakin tidak bisa menahan sakitnya
“ya lain kali nonton sama ayah saja ya?”hibur ayah ku
“kak rista ayo kita ke kamar”sambil menarik ku
Karena usia ku dan adik ku selisih 1 tahun jadi kami terlihat ibarat seumuran dan kami mengalami peristiwa ini semenjak kami berdua berumur 9-10 tahun.
Di dalam kamar kami hanya bisa menangis dan menyesali nasib saja,aku menatap adik ku yang seolah membuatku berfikir apa mungkin kita yang masih sekecil ini bisa hidup tanpa ibu apalagi adik ku yaitu anak yang simpel sakit dan manja terhadap ibu.hingga saya berjanji kepada diri ku sendiri untuk menjaganya dan menjadi penganti ibu baginya meski saya sadar usia ku masih 10 tahun dan mustahil bagi ku untuk menjaganya seutuhnya tapi saya mencoba sebisaku.janji untuk diriku sendiri di waktu kecil.
1 ahad kami habiskan kesedihan kami di desa tiba waktunya bagi kami kembali ke kota dan menjalani hidup yang gres tapi kehidupan gres yang menyedihkan,Sejak itulah saya melupakan semua impianku sebagai penari sebab saya tiada waktu untuk itu sebab saya sibuk mengurus rumah,adik,dan ayah ku,karena hanya saya saudara renta perempuan di rumah ayah ku sibuk bekerja,adik ku anak lelaki yang tidak bisa diandalkan,untung saja dari kecil saya sudah terbiasa dengan semua pekerjaan ini sebab dulu ibu ku sakit-sakitan jadi saya selalu membantunya dan kini dia tiada akulah yang mengantikanya.2thun berlalu saya masih menjadi penagung jawab keluarga di rumah hingga kesudahannya ayah ku meminta ijin untuk menikah lagi sebab tidak tega melihatku yang masih kecil harus mengurus semuanya,aku dan adik ku menyetujuinya sebab kami telah mengenal calon ibu kami,meski secara fisik ia tidak sempurna,
“kapan ayah akan menikah?” tanya ku
“tanggal 12 desember”senyum ayah sambil menatap tetangga perempuan di samping rumah
Wanita itu suka dengan ayah ku tapi dia hanya ingin uang ayahku sebab waktu itu kami termasuk keluarga yang bisa di antara tetangga yang lain.
Tibalah di hari ijab kabul ayah ku entah kenapa saya mulai terfikir ingin menari lagi mungkin sebab saya merasa sudah bisa menari lagi ibarat dulu,aku terus membayangkan hal itu apalagi kini usia ku 12 tahun niscaya sudah cukup matang menjadi penari yang jauh lebih baik dari usia yang dulu hehehehe itu fikiran konyol masa kecil.setelah ijab kabul ayah selesai saya pun telah lulus sekolah dasar tapi ada sesuatu yang membuatku terkejut
“Apa berjilbab”syok berat mendengarnya
“kamu sudah bhaligh rista”
“ah bercanda ya bu,aku ini bukan cewek yang suka jilbapan,kalau saya jilbapan apa kata temanku nanti.pastinya saya gak bisa menari dengan bebas,menari itu butuh keseksian kalau saya jilbapan nari ya niscaya islamic”
“siapa bilang jilbapan menghalangi prestasi kamu,buktinya banyak perempuan berjilbab yang sukses”
“iya ris ayah baiklah sama ibu,maafkan ayah yang dari dulu gak pernah ajarkan agama ke kamu,sekarang ayah mau berubah,kamu juga harus berubah”sahut ayah
Aku hanya membisu dan berfikir bukan sebab saya tidak mau menggunakan jilbab tapi saya hanya aib dengan teman-temanku yang dominan bukan kalangan orang berjilbab,saudara pun tidak ada yang berjilbab owh tuhan help me..Akhirnya ku turuti saja apa kata orang renta ku dengan terpaksa meskipun saya merasa asing dengan ini semua bahkan untuk menghindari rasa aib ku saya menentukan ke sekolah islam supaya saya tidak terlihat mencolok dengan jilbab ku sebab sekolah islam niscaya berjilbab jadi saya tidak perlu aib dengan jilbab ku begitulah cara ku menghindari rasa aib ku tapi saya tidak bisa menghindar dari keinginanku yang ingin tetap menari walaupun saya sadar lingkungan ku bebeda kini saya mustahil bisa menari di lingkunggan ibarat ini.
Hingga suatu hari saya pergi ke rumah sahabat SD ku yang dulu kami yaitu 1 group tari anak
“Evi......evi......”sambil melihat-lihat ke dalam rumahnya yang tidak ada sahutan sama sekali
“iya sebentar”suara lirih dari dalam rumah
Tiba-tiba pintu terbuka jeeggrreekk
“Rista.....kamu jilbapan kini hahahahahahahahhaha......lucu-lucu”
“Ini juga terpaksa vi saya bahu-membahu juga gak mau”dengan sewot saya menangapinya
“kamu masuk Sekolah Menengah Pertama mana?”tanya ya
“Smp Muhammadiyah”
“hahahahahaha.....sejak kapan kau suka sekolah islam”
“biarin aja daripada saya aib pake jilbab di sekolah umum kalau saya sekolah islam kan jilbapan itu biasa toh”
“hahahahahhaha...iya terserah...jadi kini tobat berarti”
“iya tobat.PUAS”sambil memalingkan wajah ku
“hehehehehe...gimana kau masih suka nari”
“banget vi tapi saya gak mungkin nari dengan pakaian ibarat ini,nari di sekolahan juga gak mungkin anak ya gak ada yang bakat,aku kangen sama masa SD kita dulu”
“kalau saya betah ris di Sekolah Menengah Pertama ku ini kau tau gak saya menang lomba CHEERS tingkat SMP”
“wow keren donk,andai saya bisa ikut”
“ya sudah kau gabung aja di group dance ku,,kamu pandai dance dan koregrafi kan?”
“serius vi...”spontan saya senang mendengarnya
“SERIUSS..besok latihan ya di rumah ku”
“OK Vi”sambil pergi meningalkanya
Tidak ada yang bisa mengambarkan rasa senang ku waktu itu apalagi ibu ku juga melahirkan seorang bayi perempuan yang selama ini saya harapkan huft rasa ya saya senang dengan kehidupan ku namun senang itu hanya sesaat ketika ayahku di landa kebangkrutan dan kemiskinan dan saya di permalukan oleh kru dance ku sebab saya pembawa sial bagi mereka sebab setiap kali saya ikut menari niscaya semua gagal tapi di ketika saya tidak ikut menari semua justru berjalan dengan baik
“kenapa sich setiap kau ikut nari selalu aja gagal”serentak mereka menyalahkan ku
Terus terang saya mencicipi hal yang sama dengan mereka hingga dengan berat hati saya menyatakan keluar dari group
“maaf kalau selama ini saya punya salah terhadap kalian,aku merasa bersalah pada kalian sebab saya kita selalu gagal dalam pementasan,aku juga tidak tahu kenapa setiap kali saya inggin menari selalu saja gagal padahal kalian semua tahu saya penari terbaik di antara kalian dan tidak ada koreo sebagus aku,bahkan dalam Expresi pun saya lebih menjiwai daripada kalian tapi mungkin nasib ku bukan menjadi penari jadi saya putuskan untuk keluar ,semoga kalian sukses”itu kata-kata terakhir ku untuk mereka semenjak itu saya tak pernah menemui mereka.
Setelah peristiwa itu saya lebih sering menghabiskan waktu dirumah dengan berlatih menari sendiri di rumah sambil mengurus adik ku,hal ini membuatku nampak ibarat perempuan berilmu balig cukup akal yang keseharianya hanya di rumah,membereskan rumah, memasak,mengurus adik dan mencuci,semua acara itu menciptakan saya melupakan impianku menjadi penari meski saya masih sering berlatih menari sendiri di rumah tapi saya tidaklah berfikir ingin menari lagi. hingga suatu hari di ketika saya telah luluh dari perempuan yang tak ingin berjilbab menjadi perempuan berjilbab saya gres sadar dan mengetahui bahwa sesunguhnya perempuan itu haram naik di atas pangung ,apalagi meliuk-liukan tubuhnya di hadapan seorang yang bukan mukhrim dan sesunguhnya bunyi perempuan itu yaitu aurat itu yaitu klarifikasi dari salah seorang guru ngaji ku yang menciptakan saya sadar bahwa seharusnya saya yaitu insan yang paling beruntung sebab saya di hindarkan dari segala dosa besar dan allah telah menuntunku ke jalan yang benar dimana saya yang tidak suka dengan jilbab kini telah terbuka hati ku untuk berjilbab dan bukankah ini sebuah petunjuk yang indah yang harusnya saya syukuri bahkan tidak semua orang bisa ibarat ku ini yaitu bukti bahwa allah sanggat menyayangiku hingga IA tidak rela kalau saya terbelenggu oleh dosa besar meski saya harus sakit hati sebab saya tidak bisa menjadi yang ku impikan tapi saya yakin tuhan niscaya sudah menyiapkan apa yang terbaik untukku dan saya menyadari bahwa keinginanku itu hanyala nafsu yang di bisikan setan untuk ku supaya saya membenciNYA tapi kini TUHAN telah mennjukkan jalanya bagi ku walaupun saya pernah murka padanya tapi dia tidak memberiku azab justru memberiku kesadaran,petunjuk,ilmu dan kesempatan.maka yang harus ku lakukan ketika ini yaitu menjadi hamba nya yang setia.percaya padanya,taat dan berusaha menjadi lebih baik untuk membalas dosa ku padanya.kini saya menyadari bahwa asa ku telah telah terbelengu, terbelengu oleh dosa dan saya haruslah melepas belengu itu dari hidupku supaya saya tidak terpenjara oleh nafsu,dosa dan rasa iri meski saya tau belengu itu meningalkan jejak dan bekas yang mendalam.
PROFIL PENULIS
Nama : Resti Noviani
Pekerjaan:TU SD Muhammadiyah 10
Alamat :MOjo 3 gres 17
FB : novianiresti@yahoo.com ( resti Noviani )
Umur : 19 tahun
Lahir 07 november 1993
Pekerjaan:TU SD Muhammadiyah 10
Alamat :MOjo 3 gres 17
FB : novianiresti@yahoo.com ( resti Noviani )
Umur : 19 tahun
Lahir 07 november 1993