She's My Girlfriend - Cerpen Remaja

SHE'S MY GIRLFRIEND
Karya Siti Lika Hanifa

Tok.. tok... tok..
“Za, si Gina udah nungguin kau tuh !” teriak Mama Reza dengan bunyi yang sungguh menghibur kuping.
“ia Ma, bentar. Nih lagi pake’ baju !” sahut Reza

Ya, itulah keadaan yang hampir setiap hari terjadi sempurna pukul 06.30 ketika Gina tiba menemui sahabatnya, Reza, yang rumahnya hanya berjarak 5 meter dari rumahnya. Gina, seorang cewek kutu buku dengan body yang dapat dibilang sangat pendek dan kuper, berbeda jauh dengan Reza, pemuda terkenal di sekolah mereka plus seorang model terkenal yang sangat diidolakan semua cewek. Tapi entah kenapa, persahabatan mereka tidak pernah terganggu akan hal itu.
“Za, masa’ tiap hari saya harus nunggu kau kayak gitu sih ?? kenapa gak sekali-sekali kau yang tiba kerumahku ?” tanya Gina pada Reza ketika mereka berada didalam kendaraan beroda empat gres milik Reza yang dibelikan papanya ketika ulang tahunnya yang ke 17.
“loh, kau yang salah. Toh juga jikalau kau nggak kerumahku, saya yang bakal kerumahmu” jawabnya
“huh ! terakhir kau kerumahku untuk nungguin saya kan waktu kelas 5 sd. Kamu kan bangunnya selalu telat” sahut Gina sambil menyetel lagu dengan volume kecil
“ya jikalau gitu, apa boleh buat ? hahaha..” balas Reza sambil tertawa lebar dan 3 detik kemudian sebuah buku melayang di kepalanya.
...

She's My Girlfriend
“aku duluan yah, dikit lagi pak Hendra dah masuk, dapat di sembelih saya jikalau telat” kata Reza
“ntar ketemu di perpus yah ?” sahut Gina
“ia sayang,,” goda Reza seraya berlalu.
Gina hanya tersenyum melihat tingkah temannya, seandainya aja, kata-kata itu bukan candaan batin Gina kemudian segera memasuki kelasnya.

@perpus
“sstt,, Na,, kenapa sih tiap hari kita harus janjian disini ? bosen tau, kenapa gak di kantin aja ?” tanya Reza dengan bunyi berbisik seraya mengambil sebuah buku dan duduk disebelah Gina
“kan dapat berguru juga Za,, lagian kan ntar juga istirahat kedua kita dapat kekantin kan” jawab Gina sambil membalik halaman buku yang sedang dipegangya
“belajar ? masa’ udah dua tahun kita sekolah disini, hari-harinya cuma berlalu di perpus doang ? kau mau ngalaihin einsten ? istirahat kedua kan cuma 15 menit,, yuk, ke kantin yuk,, please..” bujuk Reza sambil sesekali melirik Bu Rahma, penjaga perpus.
“ada apa sih ? biasanya juga kan kau hening disini”
“ada murid baru, cewek, katanya bawah umur sih cantik”

Gak tahan dengan ocehan si Reza, Ginapun menariknya keluar dari perpus
“gitu dong, liat deh rambutku dah mau botak alasannya tiap hari nemenin kau di perpus” kata Reza sambil mengeluarkan senyum terbaiknya, eits.. tapi bukan untuk Gina, melainkan untuk si anak gres yang sedang berdiri di belakang Gina. Reza pribadi mengambil langkah panjang menuju si anak gres yang sedari tadi memasang senyum termanisnya dengan menunjukkan lesung pipinya.
“anak gres yah ?” sapa Reza
“ia..” jawabnya masih dengan senyum mengembang
“pindahan dari mana ?” tanya Reza tanpa mempedulikan Gina yang sudah pergi alasannya merasa terabaikan
“Bogor..” jawabnya singkat. “eh, cewek tadii....”
“Gina ! temenku.. oh yah, saya Reza, kau ?” kata Reza yang pribadi menyambung pembicaraan anak gres itu seraya mengulurkan tangannya.
“Citra” jawabnya lembut seraya membalas uluran tangan Reza. “kamu, Reza Riandra kan ?” sambungnya
“ia,, kenal sama saya ?” tanya Reza
“ia, kau kan model terkenal. Dan saya juga model gres di agency kamu.”
Dalam hati Reza girang bukan main, ada cewek secantik Citra yang masuk dalam agency daerah ia bernanung, alasannya 95% model di daerah itu yaitu cowok.
...

Tidak usang sesudah perkenalan itu, Reza dan Citra mulai dekat. Gina yang sadar akan hal itupun mulai menjauh dari Reza, bahkan sudah seminggu semenjak perkenalan Reza dan Citra, Gina sudah tidak pernah bertemu dengan Reza.
Reza pantas mendapat Citra, pemuda setampan dan sebaik ia gak pantas selalu berdampingan dengan seorang cewek kuper sepertiku batinnya

Keesokan harinya disekolah, tanpa sengaja Reza dan Gina bertemu dikantin
“Gin ! kemana aja sih kau ? kok nggak ada kabar ? saya tuh nyariin kau terus tau ! kau udah lupa yah sama saya ?” tanya Reza bertubi-tubi seakan ia tak menyadari apa yang sedang dirasakan Gina
“sorry, akhir-akhir ini saya banyak bimbel akibatnya sibuk. Kamu nyari saya ?” tanya Gina seraya berbalik menatap Reza
“ya ialah, tapi saya gak pernah ketemu kamu” jawab Reza dengan wajah memelas seakan mulai mengerti penyebab semua ini
“kok nggak ada sms masuk dari kau yah ? telfon juga gak ada. Rumahku kan dekat dengan rumahmu, kenapa gak tiba aja ? alessan aja kamu” sahut Gina seraya membuka buku yang gres ia pinjam dari perpus
“kamu murka sama saya ?” tanya Reza
“gak” jawab Gina singkat sambil terus membaca

Kriiiinnggg...
Bel masuk berbunyi..
“aku duluan yah Za, dah..” kata Gina seraya menutup bukunya dan berlalu tanpa peduli reaksi Reza yang mulai berubah.
....

Sepulang sekolah, Reza menunggu Gina di parkiran berharap gadis itu akan tiba menyapanya menyerupai seminggu yang kemudian sebelum ia berubah
“reza !” teriak seseorang

Reza segera membalikkan badannya berharap Gina yang memanggilnya. Tapi harapannya tidak terkabul
“eh, Cit..” sapa Reza
“lagi nunggu siapa ? eh, jalan yuk..” ajak Citra dengan nada manja
“sorry Cit, saya lagi ada urusan..”
“hhmmm.. kok gitu sih ? penting banget yah ?” rajuknya lagi
“ia,, sorry yah,,”
“ya udah deh,, jikalau gitu, saya pergi dulu yah ?” kata Citra seraya memegang tangan Reza

Reza hanya mengangguk sembari melepaskan tangannya dan membiarkan gadis bagus itu berlalu kau bagus Cit, baik pula... tapi maaf, hatiku nggak dapat terbuka untuk kamu..
“Reza, ngapain kau ? tadi kuliat, Citra udah jalan tuh,,” kata Gina yang tiba-tiba muncul
“aku gak nunggu dia, saya nunggu kamu,, yuk,, saya pengen ngajak kau ke toko buku.., lagi banyak buku-buku gres lohh..” ajak Reza seraya menarik tangan Gina, tapi Gina pribadi melepaskan tangannya.
“maaf.. saya nggak bisa” kata Gina sambil menunduk
“kenapa ? kita kan dah usang gak pulang bareng”
“a.. aku,, aku,, saya lagi ada bimbel... duluan yah !!” kata Gina seraya pergi tanpa mempedulikan teriakkan-teriakkan Reza.
...

Malam harinya, Reza mendatangi rumah Gina. Rumah yang sangat dekat dengan dirinya, namun sudah usang tak ia kunjungi.
“malam tante..” sapa Reza pada ibunya Gina
“malam.. eh, Reza, udah usang gak main kesini, masuk dulu gih”
“nggak usah deh tante, cuma mau ketemu Gina sebentar. Ginanya ada ?”
“Gina ? lagi keluar tuh ke toko buku. Tante kira tadi ia pergi sama kamu”
“oh, nggak tante, soalnya tadi saya sibuk. Ada pemotretan. Ya udah tante, saya pergi dulu yah..”
“ia,, hati-hati yah ?”
“ia tante..”

Reza segera menyusul Gina ke toko buku langganan mereka, ketika di perjalanan Reza melihat seorang gadis yang sudah tak absurd lagi baginya, dengan shirt bertulisan “HE’S MY BEST FRIEND” dan disamping kirinya ada gambar anak panah mengarah ke kiri. Reza tersenyum membacanya, ia teringat 4 bulan yang kemudian sempurna ulang tahun persahabatan mereka yang ke 9, Reza menawarkan Gina shirt itu.
“Gin !” teriak Reza ketika keluar dari mobil
“Reza..”
“aku mau ngomong bentar sama kamu..” ajak Reza sembari menarik Gina ke dalam mobil, kali ini ia pastikan genggamannya erat biar Gina tidak melarikan diri lagi
“apa sih ? kau tuh udah kayak maling tau gak sihh ?” kata Gina sambil meletakkan beberapa buku yang gres ia beli di bawah kakinya
“kamu,, kau cemburu kan sama Citra ?!!!” teriak Reza seketika
“Reza, apa-apaan sih kau ?” tanya Gina heran
“Citra emang cantik, bodynya semampai, seorang model, punya segalanya. Sedangkan kamu.. kau gak cantik, gak seksi, kuper... tapi.. gak tau kenapa, aku,, aku.. saya gak dapat singkirin kau dari hati aku. Kamu berharga Gin.. saya sayang sama kamu..seminggu saya lalui tanpa kamu, saya gak bisa... saya tetap mikirin kau walaupun Citra masih disamping aku, saya masih ngerinduin sosok kau walaupun Citra sedang genggam tangan aku... saya gak dapat kehilangan kamu” tutur Reza
“Reza... maafin saya udah menjauh dari kamu, saya juga sayang sama kamu..” sahut Gina
Malam itu Gina sadar, ia telah membaca banyak buku dan menghafal semua isi dari buku-buku itu, tapi ia belum dapat membaca hati dari seseorang yang menyayanginya dengan ikhlas dan ia juga belum dapat menghafal semua gejala kehilangan dari seseorang yang menyayanginya, dan malam ini ia sudah mempelajari itu semua dari Reza.

Reza juga sadar, bahwa cewek yang special bukanlah cewek yang hanya memberinya kepuasan mata, tapi cewek yang special yaitu cewek yang tetap terasa keberadaannya walaupun ia sedang menutup mata.

Keesokan harinya, ketika berjalan-jalan di toko buku Reza memakai kaos berwarna merah dan bertulisan “SHE’S MY GIRLFRIEND” dengan gambar anak panah mengarah kekanan daerah Gina berada.
Norak ? tapi Reza nyaman dengan itu. Bukan nyaman, lebih cocoknya, BAHAGIA..

PROFIL PENULIS
@silfahanifa (my twitter)
Siti Lika Hanifa (my fb)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel