Tak Sebiru Langit - Cerpen Cinta

TAK SEBIRU LANGIT
Karya Ai

Akhirnya ku biasa menuntaskan lukisanku yang akan dipamerkan pada festival besok,tak sabar rasanya tuk memamerkan lukisan tersebut. Tak terasa waktu telah memperlihatkan jam 10 malam, saya pun berkemas tuk menyiapkan semua sebelum pergi tidur. “ku rasa dah siap semua,lukisan yang akan ku pamerkan besok……..”kataku sambil merapikan kanvas. “bener mas mau lukisan ini yang mas pamerkan besok”Tanya pak Asto,asistenku.”saya rasa besok niscaya banyak yang akan membeli lukisan mas.”. saya hanya tersenyum mendengarnya”bapak ini selalu saja berharap menyerupai itu,”kataku. “lho apa salahnya kalau kita berharap lebih,kan bagus buat do’a mas.”jawab pak Asto. “ ea-ea y udah semua dah siap lebih baik kita bergegas tuk istirahat buat program besok,ook pak” kataku sambil memegang pundak pak Asto kemudian pergi ke kamar.

Jam beker berbunyi membangunkanku dari mimpi-mimpiku. “Huuh padahal masih ngantuk banget”kataku dalam hati,”astaga sudah siang ternyata.” Kata sesudah melihat jam beker yang terpampang di meja,jam sudah memperlihatkan jam 8,padahal lukisan-lukisanku akan dibawa ke festival jam 7,aku pribadi mengambil langkah seribu tuk mandi dan pribadi bergegas ke sanggar. Setelah disana sudah tak ada likisan-lukisanku, “hem…….mas berdiri telat y pagi ini”Tanya Pak Asto yang mengagetkanku. “ ea ni pak,huuh semuanya dah diangkut y??”tanyaku. “ea udah diangkut tadi jam 7an,mbak Laela yang kemari langsung,tumben sekali beliau kemari pribadi biasanya hanya kurir-kurirnya saja.” Kata Pak Asto. “ saya pun tak tau mengenai itu,dia nda bilang kalau mau kesini langsung,dia nda pernah bilang sebelumnya” kataku sambil duduk dan meraih minum yang disuguhkan oleh pak Asto. “ya udah mending mas sarapan dulu,terus ke festival itu,sapa tau ada yang ingin dibicarakan oleh mbak Laela sama mas”kata Pak Asto. Aku hanya mengangguk saja,sambil menyantap sarapan.

Tak Sebiru Langit
Dengan ingin tau kenapa Laela pribadi tiba ke sanggarku,aku balasannya pergi ke pameran,dimana Laela yang menghandle program itu. Tak biasa memang saya ke festival biasanya saya hanya menunggu kabar dari Laela atas penjualan lukisan-lukisanku di rumah dengan santai. “hem saya ingin tau kenapa Laela tiba ke rumah perasaan beliau tak pernah tiba pribadi ke tempatku,acara festival dimulai jam sepuluh,ini udah memperlihatkan jam 11,tak apalah sekalian saya ingin liat gimana festival berlangsung.”kataku dalam hati sambil meluncur ke daerah dimana festival diselenggarakan. Sesampainya ditempat yang ku tuju,ternyata masih banyak orang disana. Berbagai orang berkumpul,tapi tak ada yang saya kenal. Aku melihat-lihat lukisan yang ada didalam sambil mencari Laela,ternyata bukan lukisanku saja yang dipamerkan disini. “mbak, saya mencari mba Laela dimana dia”tanyaku pada seorang petugas disitu.”owh mba Laela sedang ada urusan didalam,sebentar saya panggilkan mas,dengan mas siapa?”jawab petugas itu,” mas Fian,”jawabku singkat,petugas itupun pergi dari hadapanku.

Memang susah bertemu Laela,karena beliau termasuk orang yang sibuk,ku edarkan pandanganku ke sekitar daerah ini sambil menunggu Laela,”hem,sungguh bagus-bagus lukisannya,dekorasi ruangan pun bagus,sehingga menciptakan lukisan jadi cocok berada di tempatnya.”. pandanganku berhenti dan tertuju pada seseorang yang memegang sebuah lukisan dengan penuh perasaan, y itu lukisanku. Aku pun mendekat ke gadis itu. Gadis yang menggunakan bangku roda.” Maaf nona,kenapa kau memandangi lukisan ini dengan penuh perasaan??”tanyaku,” gadis itu menoleh,ternyata suaraku mengagetkannya. Gadis itu hanya membisu tersenyum,tak ada sebuah kata yang terucap darinya. Dia juga kembali memandangi lukisanku,dan tak menghiraukanku yang berada disampingnya, cukup usang ku mengamatinya dengan penasaran. Naela terdengar bunyi yang memanggil kamipun menoleh secara bersama ke arah suara. Ternyata bunyi itu tiba dari Laela. “ kalian disni rupanya,hay yan” kata Laela sambil melangkah ke gadis tersebut. “ saya tadi mencarimu keliling ruangan ternyata kau di
sini bersama Naela?” kata Laela. “ y saya juga mencarimu tuk menanyakan kenapa tadi pagi kau ke rumahku,tak menyerupai biasa kau ke rumahku.” Jawabku.” Dan tak menyerupai biasa juga kau kesini kan??”kata Laela sambil tersenyum,gadis itu pun ikut tersenyum.” Oh ya saya hingga lupa,kenalkan ini adikku Naela,dia penggemarmu lho.” Lanjut Laela,”kakak” kata Naela sambil mencubit punggung kakaknya.”ternyata kau dapat bicara juga”kataku,dia hanya nenunduk malu.”aku ke rumahmu tuk mengenalkan kau dengan adikku,tapi ternyata kau malah udah bertemu dengannya. Liat dek idolamu dah ada disampingmu.” Kata Laela menarik hati Naela. Aku hanya tersenyum mendengarnya,Laela pergi meninggalkan kami lantaran ada urusan., saya hanya dapat melongo mendengar kata-kata Laela bahwa gadis yang berada dihadapanku ini yaitu penggemarku,dan beliau sangat misterius.
“Apa mas punya penggemar?”Tanya pak Asto dengan mulut kaget,”nda usah kaget gitu pak”jawabku.”saya heran aja mas, kebanyakan yang tiba ke festival tersebut kan orang tua-tua,jadi penggemar mas orang bau tanah donk. Hahhahaha”lanjut Pak Asto,”sembarangan ni pak Asto,dia bukan orang tua,dia masih muda dan cantik,tapi sayang beliau menggunakan bangku roda,”kataku,”namanya siapa mas?”Tanya pak Asto. “ namanya Naela beliau adik dari Laela”. Kami bercakap-cakap sesudah kepulanganku dari pameran,sampai ketika ini saya masih terbayang-bayang wajah Naela,ingin rasanya saya mendekati dia. Ku baringkan tubuh diatas daerah tidur,selama ini saya melukis tapi tak pernah ada yang memandangi lukisanku dengan penuh perasaan menyerupai itu, hem saya akan mencoba menghubungi Naela,siapa tau beliau mau ku ajak bertemu kembali. Kupencet tombol dari hp ku untuk menghubunginya. “ haloo” beliau pun menjawab. Kami saling bertanya sana sini. Saling mengobrol ternyata beliau gadis yang menyenangkan.

Tak butuh waktu yang usang tuk erat dengannya,karena hobi kami yang sama yaitu melukis. Aku pun diajak ke sanggar lukisnya. “aku suka melukis disini’kata Naela,
“hem daerah yang menyenangkan,membuat kita jadi dapat melukis dengan bebas.”kataku,”oh ya kau kan suka melukis?,terus kakakmu juga organizer sebuah pameran,kenapa lukisanmu tak kau pamerkan?” tanyaku. Naela hanya tersenyum sambil memindahkan peralatannya,” saya kurang pede dengan lukisanku lantaran lukisanku tak menyerupai kebanyakan orang”jawabnya datar. Dia yang memegang sebuah kotak kuas yang cukup ringan menyerupai seorang dewi bagiku,tiba-tiba kotak itu terlepas dari tangannya,dan jatuh awut-awutan membuatku tersadar dari lamunanku. “ kau tak apa- apa Nae?”tanyaku. naela hanya menggeleng, menurutku Naela aneh,kadang-kadang beliau menyerupai orang struk,yang tak dapat menggerakkan anggota badannya sendiri.

Berkali-kali ku bertanya pada Naela,tapi beliau tak pernah menjawab kalau beliau sakit,dia bilang beliau duduk dikursi roda lantaran sebuah kecelakaan. “hay fian,tumben mencariku,ada apa??”Tanya Laela,”aku menemuimu lantaran saya ingin Tanya,siapa yang membeli lukisanku yang ku beri judul harapanku?”tanyaku kepada Laela. “ada ko’ Cuma orangnya nggak mau bilang identitasnya,kenpa kau Tanya soal itu??”Tanya Laela lagi,”aku hanya penasaraan aja,orang yang membeli lukisanku sebelum-sebelumnya kau begitu tau wacana identitas mereka tapi kenapa yang ini kau tak tau? Itu anehkan??,apa mungkin kau tau tapi tak ingin mengatakannya padaku??? Laela hanya tersenyum,tapi tetap saja tak mau menyampaikan siapa yang membelinya. “ohya Laela,aku sangat ingin bertanya,sebenarnya Naela itu sakit apa??tanyaku. “kenapa kau bertanya menyerupai itu??”jwb Laela.”ma’af bukannya saya menyinggung perasaanmu saya hanya ingin tau kenapa beliau selalu membawa obat??”lanjutku,” maaf saya tak dapat menjawab pertanyaaanmu itu”,”ohya saya ada urusan,bukankah kau juga ada janjikan ma Naela”jawab Laela,mengingatkanku pada akad yang ku buat bersama Naela,bahwa kami akan saling berguru wacana melukis.

Sesampainya disanggar Naela,aku melihat Naela sedang meminum sesuatu.
“kau minum obat lagi”tanyaku,”hei kau sudah datang,ko’aku tak tau kau datang??”jwb Naela. “barusan ajah,kamu itu sakit apa tie? Ko’ minum obat banyak sekali?”tamyaku,”pasca kecelakaan saya emang harus meminum obat” ini, supaya saya sembuh,itu juga kalau saya dapat sembuh”jwb Naela. “kau niscaya dapat sembuh Nae”kataku. Naela hanya mengangguk saja. “ohya kau bilang ingin memperlihatkan sesuatu padaku”tanyaku penasaran. “owh iya,aku hingga lupa”kata Naela, diapun mendorong bangku rodanya ke sebuah lemari,aku melihatnya sambil mempersiapkan kanvasku. “taraaaaaaaaaaa”kata Naela sambil memperlihatkan botol-botol berisi sebuah cairan. “ini yaitu pewarna alami kak”kata Naela bersemangat. “aku sering menggunakannya untuk lukisanku,karena dengan warna ini saya dapat melihat lukisan menyerupai hidup.”lanjutnya, “kau menggunakan ini untuk mewarnai lukisanmu??,kalau saya selalu menggunakan cat air biasa.” Kataku. “tapi meskipun begitu kau dapat menciptakan lukisannya menyerupai hidup”kata Naela,”bagiku kau jago kak,bisa menciptakan menyerupai itu,sedangkan saya tak bisa,mungkin lantaran saya tak suka menggunakan cat buatan” Lanjutnya, “tapi bagaimana kau mendapat warna alami menyerupai ini??”tanyaku “warna ini tak dapat dicari ditoko manapun,aku memperolehnya dengan membuatnya sendiri.” Jwb Naela, “membuat sendiri??” tanyaku penasaran. “yaps, saya mengambil warna-warna ini dari bunga yang ku keringkan,dan hasilnya menyerupai ini”jwb Naela,”tapi itu akan membutuhkan waktu yang usang tuk menciptakan hasil yang baik,”kataku. “emang tapi itu akan menciptakan hasil yang mengagumkan bagiku.”lanjut Naela. “itu sebabnya lukisanmu tak dapat kau selesaikan untuk dipamerkan??”tanyaku.
“iya lantaran saya harus menciptakan warna dulu,jadi susah tuk menyelesaikannya,lagipula saya tak bisa………..”kata Naela,terpotong. Aku sangat ingin tau dengan Naela,”lagipula apa? Kau tak dapat lantaran apa??ekspresi Naela sangat mencurigakan. “lagi pula saya tak dapat mencari warna biru yang alamikan??”kata Naela sambil menyeringai. “kau tak mungkin mengambil langit untuk kau jadikan sebagai warna biru alamimu”lanjutnya sambil tersenyum. Aku berlutut mendekatinya,”jika kau menyuruhku mengambil langit yang biru itu untukmu,aku niscaya akan melakukannya”kataku “karena seberat apapun permintaanmu,aku sangat ingin mengabulkannya.”lanjutku sambil memegang tangannya dan memandang matanya,mata yang selalu membawa kesegaran bagiku,tapi mata itu penuh dengan rahasia,tak ku sangka bibirku menyentuh bibirnya sangat hangat,lembut dan damai…. Tak ku sangka Kami berciuman.

Bruuuk bunyi Sesuatu mengangetkan kami,kupun kembali berdiri. Perasaan canggung pun muncul terhadapku,”ok kini kita mulai melukis”kataku mencairkan suasana. Naela hanya tersenyum dan mengangguk,lalu kami berkemas-kemas melukis,” ohya kak,hari ini kau ingin melukis apa?”Tanya Naela ketika beliau memulai membuka kanvasnya. “aku ingin melukiskan wajah seseorang yang ketika ini ada dihatiku,dan saya akan menawarkan lukisan itu padanya”jawabku sambil malu-malu. “ owh jadi kau sudah punya pacar y??”Tanya Naela kembali,”bukan pacar,tapi orang yang kusayang dan kucintai ketika ini,tapi saya belum mengungkapkan perasaanku kepadanya.”jawabku singkat sambil memulai menciptakan sketsa.”kenapa kau tak ungkapkan perasaanmu?,jangan kelamaan nanti beliau diambil orang lho.heheheheh”kata Naela menggodaku,aku hanya tersenyum”kurasa beliau takkan kemana-mana,karena dan akan ku pastikan tidak ada orang yang akan mengambilnya dariku”jwbku.’ohya”kata Naela dengan nada menggoda. “udah ach jangan kau goda terus saya ini,”kataku,dia hanya tertawa “kau sendiri apa yang ingin kau lukis ketika ini??”tanyaku kepada Naela. “owh itu bukan suatu yang besar,tapi ini yaitu impian terakhirku,aku sangat ingin menyelesaikannya,dan dapat memperlihatkannya pada semua orang.” Jawab Naela,”kau niscaya dapat menyelesaikannya”jawabku menyemangati Naela. “ohya apa saya boleh tau siapa gadis yang ada dihatimu kak”Tanya Naela kembali,”hem…. Kasih tau nggak ya……..”jawabku menggodanya,”ih…….kau ini”kata Naela dengan nada manja. kami pun tertawa bersama,dan melanjutkan melukis bersama.”kau niscaya tau,karena gadis itu yaitu dirimu”kataku dalam hati.

Begitulah kami selalu bersama,menghabiskan hari-hari bantu-membantu dengan melukis,hingga kini tiba saatnya untuk mengungkapkan perasaanku padanya,perasaan yang membuatku selalu ingin bersamanya dan yang ku pendam selama ini,dank u rasa inilah waktu yang pas untuk mengungkapkannya. Kamipun menciptakan akad makan malam bersama,ku siapkan segala mentalku,untuk malam ini,”waah-waah mas keliatan sangat keren malam ini,apa mas mau kencan ya??”Tanya pak Asto menggoda,”ach bapak ini,aku hanya akan makan malam bersama Naela pak.”jwbku seringai. “owh jadi gadis itu mba Naela,bapak kira mba Laela,gadis yang mas lukiskan?”kta Pak Asto.”ea pak,dia yang ku lukis,bukan hanya di kanvas,tetapi juga dihatiku.”kataku,”tapi berdasarkan bapak mereka menyerupai ya,walau bapak nggak pernah ketemu sama mba Naela,”lanjut pak Asto,”mereka memang menyerupai tapi mereka beda pak,udah ach saya mau pergi,ntar telat lagi.”kataku,sambil jalan menuju mobil.”jaga rumah ya pak.”lanjutku kemudian pergi menuju rumah Naela.

Setiba ku dirumah Naela,ku ketuk pintu rumahnya dengan hati yang dagdigdug. Pintupun terbuka,”maaf mas cari siapa ya??”Tanya seorang ibu beliau yaitu pembantu Naela,”maaf bi,non Naelanya ada??tanyaku. “non Naelanya tidak ada dirumah mas,”jawab bibi tersebut,”kemana bi,aku udah ada akad sama dia.”kataku penasaran. Mana mungkin beliau lupa akad ku sama dia.dalam hatiku bertanya. “siapa bi,”suara orang dari dalam. Diapun mendekat,ternyata bunyi itu dari Laela,”hai fian,ada apa kau kesini?”Tanya Laela. “hei juga saya ingin bertemu Naela,apa Naelanya ada??”tanyaku. Laela hanya membisu dan melewatiku,aku mengikutinya beliau menuju bagasi dan menyerupai ingin pergi. Ku cegah dia,kupegang tangannya ketika beliau membuka pintu mobil. “kau mau kemana? Kau belum menjawab pertanyaanku,dimana Naela??”tanyaku penasaran. Laela menghempaskan tanganku,”kau ingin tau dimana adikku berada?”aku hanya mengangguk.”maka dari itu ikut saya dan jangan banyak Tanya.”lanjutnya, akupun mengikuti apa katanya,masuk ke kendaraan beroda empat tanpa banyak Tanya.
di kendaraan beroda empat kami hanya diam,tak ada kata yang keluar dari Laela,begitupun denganku,tak ada kata yang keluar,meski sangat banyak pertanyaan yang inginkuk tanyakan kepadanya. Kulihat mulut Laela yang sangat sedih,bahkan hampir menangis. Akhirnya kami tiba ditempat tujuan,yaitu rumah sakit.

Begitu banyak pertanyaan yang ada dihatikku yang sangat ingin saya tanyakan ke Laela,”aku inign bertemu Naela,kenapa kau membawaku kemari??”itulah pertanyaan yang paling utama yang sangat ingin saya tanyakan. Namun tetap saja saya hanya membisu dan mengikuti kemana Laela membawaku. Langkah Laela,berhenti pada sebuah kamar VIP dari rumah sakit tersebut,”kau bilang kau ingin bertemu Naela.”Tanya Laela yang kini berbalik ke arahku. Aku hanya membisu dan mengangguk kebingungan.”dia ada diruangan ini,berbaring lemah dan tak berdaya”lanjut Laela sambil meneteskan air mata. Tak ku sangka,jantungku menyerupai melemah,Laela benar,Naela ada disana berpaling lemah,dengan begitu banyak peralatan pernapasan.
“Naela divonis dokter menderita attacksia,lima tahun yang lalu,penyakit itu perlahan-lahan menciptakan seluruh tubuhnya lumpuh,kondisi tubuh Naela yang lemahlah,yang menciptakan penyakit itu cepat menyebar”kata Laela,sepertinya beliau tahu apa yang ada dipikirkanku. “dia menggunakan bangku roda bukan lantaran beliau mengalami kecelakaan,tapi lantaran beliau sudah lumpuh satu tahun yang lalu.”Lanjut Laela sambil menitihkan air mata,ku tau betapa sangat berat baginya kenyataan ini,tak terasa air mataku jatuh,tanpa seijinku beliau mengalir membasahi pipiku. “dan kau tau kata dokter mungkin beliau takkan bertahan lama.” 

Aku tak berpengaruh mendengarnya,ku peluk Laela yang menangis,hatikupun menangis,baru saja saya ingin mengungkapkan perasaanku, “y Tuhan sembuhkanlah dia,sembuhkanlah gadis yang sangat saya cintai ini,biarkan saya senang bersamanya” do’aku yang ku panjatkan disaat air mata ini mengalir………..

PROFIL PENULIS
Nama : Novi Jumairoh
TTL : 27 November 1991
Add fb : devilopi dhim - dhim

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel