Menunggumu Selamanya - Cerpen Remaja

MENUNGGUMU SELAMANYA
Karya Thomas Mulia

Hari itu sedang hujan lebat. Michael berlari menebus hujan yang membasahi badannya menuju kampus. Melihat tak mungkin beliau sanggup hingga ke kampus sempurna pada waktunya, Michael memutuskan berteduh di restoran erat kampusnya. Memasuki restoran Michael eksklusif melepas jaketnya yang lembap dan duduk di salah satu meja kosong restoran itu. Sambil menghembuskan nafas yg berat Michael mengeringkan rambut hitamnya dengan handuk olahraga yg beliau ambil di tas punggungnya. Sial betul aku, pikirnya dalam hati..lima menit keluar rumah cuaca masih cerah, lima menit kemudian hujan lebat eksklusif mengguyur sempurna diatas kepalaku!

Saat sedang mengutuki nasib sialnya hari itu, seorang laki-laki bau tanah duduk di sebelah meja Michael dengan memakai jas hitam yg sangat rapi. Dari raut wajahnya dan rambut putih yg dimilikinya, Michael menebak mungkin umur kakek bau tanah ini sekitar enam puluh hingga tujuh puluh tahunan. Pelayan perempuan menghampiri meja Michael dan bertanya ” ada yg ingin dipesan?” “Yeah, coklat panas dan baju tahan air kalo bisa..” jawab Michael bergurau, si pelayan tersenyum mencatat pesanannya dan pergi.
Menunggumu Selamanya
Lima menit hening, Michael yg pikirannya sedang melayang memikirkan alasan absennya beliau di kampus hari itu dikejutkan dengam bunyi kakek bau tanah disebelahnya dengan pertanyaan “Nak, boleh saya tahu jam berapa sekarang?” “Jam tiga sore kurang lima belas menit” jawab Michael agak kaget sambil melihat jam tangannya. “hmm, Terima kasih. Boleh bertanya satu pertanyaan lagi? Si kakek meminta. “Tentu saja…” Jawab Michael ramah, ” Kenapa anak muda sepertimu tidak membawa payung kecil didalam tasnya, di tengah ekspresi dominan hujan menyerupai ini?” Michael tersenyum dan menjawab “aku tidak mengira akan hujan lebat hari ini..” “anak muda jaman kini memang tidak lagi membaca ramalan cuaca di pagi hari.” Si kakek menyindir. “Memang tidak..” Michael menjawab singkat, mereka berdua tertawa.

“apa yang Kakek sedang lakukan di restoran dengan pakaian rapi menyerupai itu?” Michael bertanya penasaran. “ini Nak, saya sedang menunggu kekasihku..” Si kakek menjawab tenang. Kekasih? Umur segitu masih pacaran? Wow..kakek ini niscaya sedang bercanda, Michael berkata dalam hatinya. “eer, umur berapa kekasih kakek?” Kakek bau tanah itu membisu sejenak, beliau menyerupai mencoba mengingat sesuatu yang penting dan menjawab “seumuranku, saya rasa beliau seumuranku..” sebelum Michael sempat melanjutkan, coklat panas pesanannya datang, beliau meminum seteguk coklat itu dan mencicipi kehangatan muncul dari tenggorokannya menyebar ke seluruh tubuhnya.

“kalau saya boleh tahu sudah berapa usang kakek pacaran?” michael kembali bertanya. bukannya menjawab, si kakek malah balik bertanya “kamu sendiri apa punya pacar?” “Tentu saja…” Michael menjawab agak kaget tiba2 ditanya menyerupai itu. “seperti apa pacarmu?” “hmm, beliau perempuan yang cantik, cukup berilmu dan mau mendapatkan saya apa adanya”"waah, jika begitu kau sangat beruntung nak, jaga beliau baik-baik” Michael tersenyum aib mendengar perkataan kakek itu.

beliau melanjutkan “ya, kau sangat beruntung. tidak semua sanggup menerima pacar yang menyerupai itu, bahkan beberapa harus menunggu seumur hidup untuk sanggup bertemu orang yang dicintainya” “maksud kakek?” Michael bertanya bingung. “kamu harus mengerti tidak semua hal sanggup berjalan menyerupai yang kita inginkan dalam hidup ini, terkadang apa yang paling kita inginkan tidak pernah kita dapat.” Si kakek menjawab misterius. Michael yang malah makin gundah dengan tanggapan kakek itu, mulai merasa beliau telah menentukan teman mengobrol yang salah, menggangap kakek ini pikirannya niscaya agak terganggu Michael memutuskan untuk membisu saja dan tidak bertanya lagi.

Jam di Gereja erat restoran itu belnya berbunyi tiga kali, menunjukan telah pukul tiga sore. Kakek bau tanah itu bangkit dari kursinya dan berkata pada Michael “aku pergi duluan ya, sampaikan salamku pada pacarmu” Michael hanya tersenyum kecil tapi tidak menjawab. Michael sedang melihat Kakek bau tanah berpakaian jas rapi itu keluar pintu restoran dikala beliau benar-benar yakin kakek bau tanah itu pikirannya niscaya benar-benar terganggu alasannya tidak ada seorangpun yang beliau sebut “kekasihnya” muncul! kakek yang aneh, Michael berpikir.

kemudian beberapa dikala kemudian Pelayan perempuan menghampiri meja Michael, mengambil cangkir coklat kosong miliknya dan berkata “kamu telah mengobrol dengan David…” “Kau tahu kakek bau tanah itu?” Michael bertanya “tentu saja, semua pelanggan tetap di restoran ini tahu siapa itu David” “dia populer alasannya beliau agak, eer terganggu?” Michael mencoba menebak “apa maksudmu? David ialah laki-laki bau tanah terbaik yang pernah kukenal” si pelayan perempuan menjawab yakin. “maksudnya?” “wah, wah..kamu harus sering-sering mampir kesini” “ya, terserah…ayo ceritakan perihal kakek bau tanah itu” Si Michael berkata penasaran.

pelayan perempuan itupun mulai bercerita ” dulu, berpuluh-puluh tahun yang lalu, tempat ini sedang dilanda perang saudara. waktu itu sekitar sore hari menyerupai ini David yang masih muda bertemu dengan kekasihnya di di Restoran ini. David memberi tahu pada kekasihnya bahwa beliau dipanggil untuk wajib militer, kemudian mereka berduapun berjanji dikala David kembali dari perang nanti mereka berdua akan bertemu di Restoran ini dan menikah.” Michael terperinci kaget mendengarnya, si pelayan itu melanjutkan “sayang..saat David kembali, Kekasihnya tak pernah tiba kesini. beberapa bilang kekasihnya telah pergi ke tempat lain alasannya perang yang makin meluas, dan ada juga yang bilang jika kekasihnya telah mati alasannya bom udara, tapi tak pernah ada yang tahu apa yang sedang terjadi dengannya”

si pelayan berhenti sejenak dan melanjutkan “sejak dikala itu setiap hari sabtu, David akan tiba kesini dan menunggu kekasihnya itu pada sore hari menyerupai ini, persis menyerupai mereka bertemu terakhir hari.” Sekarang jadinya Michael tahu apa arti perkataan kakek bau tanah itu tadi. Michael tak pernah mengira pertemuannya dengan kakek bau tanah di sore hari itu tak akan beliau lupakan seumur hidup. Saat Hujan reda dan Matahari sore kembali bersinar, David pergi menemui pacarnya dan berkata padanya “Hari ini Seorang yang sangat setia pada kekasihnya menitip salam untukmu” Pacarnya menganggap pikiran Michael terganggu.

-----
No. Urut : 658
Tanggal Kirim : 28/02/2013 17:31:10

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel