Brownis Lagi - Cerpen Cinta
Senin, 21 Juli 2014
BROWNIS LAGI
Karya Maratus Shopiyah
Kukuruyuggggg…. bunyi ayam telah berkokok tapi selimut tetap setia menghangatkan Ara yang tertidur pulas dikamar tidur.
Maklumlah Ia gres mudik ke ngawi –awalnya sih kerja di Jakarta–rasa capek bahwasanya sudah hilang. Mengingat pas hari-Hnya hingga kampung ia masuk angin kasep (dalam bahasa jawa artinya terlanjur parah).
Maklumlah Ia gres mudik ke ngawi –awalnya sih kerja di Jakarta–rasa capek bahwasanya sudah hilang. Mengingat pas hari-Hnya hingga kampung ia masuk angin kasep (dalam bahasa jawa artinya terlanjur parah).
Hari ini agendanya ialah mencari Surat Sehat guna memenuhi persyaratan masuk kerja. Keluarga Ara ialah keluarga yang tidak kurang bisa dibidang perekonomian jadi Ia tidak bisa meneruskan pendidikannya sehabis SMA. Meskipun kakaknya yang terakhir bisa melanjudkan tapi karna Kakaknya mendapatkan beasiswa. Awalnya Ara pernah mencoba mendaftar untuk sanggup beasiswa, tapi otaknya yang pas-pasan kalah saing dengan teman-temannya yang lebih cendekia dari Dia.
Brownis Lagi |
Mentari mulai menampakkan cahaya kehidupannya, perlahan tapi niscaya ia merangkak naik ke atas angkasa yang begitu luasnya. “Buk, saya pergi ke puskesmas dulu yha”, pamit Ara kepada Ibunya. “ yakin yha tidak mau dianterin Ibu?” tanya Ibu yang sudah siap dengan pakaian rapi. “ tidak usah Bu, Ara berani kok sendirian” jawabnya sampil mencium tangan Sang Ibu tercinta.
Assalamualaikum ... Ara pergi meninggalkan rumah.
Di dalam bis Ara mengambil handphonenya dan memainkan jarinya diatas tombol angka hp tersebut, dan mengirimkan sebuah sms kepada Agus — salah satu perjaka yang sedang akrab dengannya (saat ini hubungannya dengan Andi sedang kacau, nyaris putus mungkin, atau mungkin lebih tepatnya memang sudah PUTUS).
Assalamualaikum ... Ara pergi meninggalkan rumah.
Di dalam bis Ara mengambil handphonenya dan memainkan jarinya diatas tombol angka hp tersebut, dan mengirimkan sebuah sms kepada Agus — salah satu perjaka yang sedang akrab dengannya (saat ini hubungannya dengan Andi sedang kacau, nyaris putus mungkin, atau mungkin lebih tepatnya memang sudah PUTUS).
Aku lagi OTW ke puskesmas nie
Biiippphhh…
Ngapain
Jawabannya jutek amat sih, pikirnya.
Nyari Surat Sehat
Tak usang kemudian ada tanggapan sms masuk
Owh… moga berhasil ya
Sesuai dengan yang Ara ingin kan. Andai kau tau saya pengen ketemu kau Gus, aduh anak kecil ini. Lalu Ara membalas sms dengan jujur apa yang ada dihatinya.
Kamu g mau ketemu saya tha?
Sepertinya Agus juga ingin bertemu, tapi bronish ini memiliki tingkat jaim yang sangat tinggi. Bukan Agus namanya bila Ia terlalu ramah kepada seorang cewek. Kemudian hp Ara bergetar, tanda ada sebuah sms masuk.
Yadah jam 10 saya tunggu di pegadaian ngrambe yha
Lalu Ara mulai menurunkan kedua kakinya disebuah perempatan yang bersebelahan dengan pasar, ya itulah yang dinamakan prapatan ngrambe. Ia menyusuri toko-toko dan jadinya hingga juga ia di puskesmas ngrambe.
Antrean nomer 18? Aduh gimana nie bisa usang donk, fikir Ara dalam hati. Spiker berbunyi dengan amat keras “Antean nomer 17 masuk ruang BP”. Seorang bapak-bapak bau tanah pun masuk ke ruang dokter.kemudian spiker itu berbunyi kembali tanda mempersilahkan nomer antrean berikutnya untuk masuk ke ruangan dokter, memang betul spiker itu mempersilahkan Ara untuk masuk keruang dokter “ nomer 18 masuk ruang BP”
“ Mbak Arsya Shofia, betul” sapa dokter itu dengan ramah. “Iyha saya Arsya Shofia” jawabnya dengan santun. “ Mau minta Surat Sehat? Benar?” tanya dokter itu selanjutnya, “iyha” jawannya dengan singkat. Kemudian Ara melanjutkan dengan beberapa tes mengenai kesehatannya. Dan alhamdulilah ia dinyatakan sehat oleh dokter yang memeriksanya.
Biiippphhh…
Ngapain
Jawabannya jutek amat sih, pikirnya.
Nyari Surat Sehat
Tak usang kemudian ada tanggapan sms masuk
Owh… moga berhasil ya
Sesuai dengan yang Ara ingin kan. Andai kau tau saya pengen ketemu kau Gus, aduh anak kecil ini. Lalu Ara membalas sms dengan jujur apa yang ada dihatinya.
Kamu g mau ketemu saya tha?
Sepertinya Agus juga ingin bertemu, tapi bronish ini memiliki tingkat jaim yang sangat tinggi. Bukan Agus namanya bila Ia terlalu ramah kepada seorang cewek. Kemudian hp Ara bergetar, tanda ada sebuah sms masuk.
Yadah jam 10 saya tunggu di pegadaian ngrambe yha
Lalu Ara mulai menurunkan kedua kakinya disebuah perempatan yang bersebelahan dengan pasar, ya itulah yang dinamakan prapatan ngrambe. Ia menyusuri toko-toko dan jadinya hingga juga ia di puskesmas ngrambe.
Antrean nomer 18? Aduh gimana nie bisa usang donk, fikir Ara dalam hati. Spiker berbunyi dengan amat keras “Antean nomer 17 masuk ruang BP”. Seorang bapak-bapak bau tanah pun masuk ke ruang dokter.kemudian spiker itu berbunyi kembali tanda mempersilahkan nomer antrean berikutnya untuk masuk ke ruangan dokter, memang betul spiker itu mempersilahkan Ara untuk masuk keruang dokter “ nomer 18 masuk ruang BP”
“ Mbak Arsya Shofia, betul” sapa dokter itu dengan ramah. “Iyha saya Arsya Shofia” jawabnya dengan santun. “ Mau minta Surat Sehat? Benar?” tanya dokter itu selanjutnya, “iyha” jawannya dengan singkat. Kemudian Ara melanjutkan dengan beberapa tes mengenai kesehatannya. Dan alhamdulilah ia dinyatakan sehat oleh dokter yang memeriksanya.
Tepat pukul setengfah sepuluh ia keluar dari puskesmas. Aduch masih setengah jam lagi, mau ngapain dulu yha, hmm ke indomart dulu ach. Baru saja Dia melangkah dari pintu puskesmas, Ia gres ingat bahwa ibu nitip suruh beliin obat buat bapak, uch hampir aja lupa. Lalu Ara singgah ke apotik “shofa” yang berdiri diseberang jalan dan sempurna didepan puskesmas.
Lalu Ara melanjutkan berjalan menuju indomart, Ia memang lebih suka belanja keperluannya di minimarket tersebut, selain harganya yang relative lebih murah juga barang-barangnya yang lebih lengkap..
Setelah membayar ke kasir, Ara beranjak ke sebuah bangunan pegadaian yang terletak didekat indomart tersebut. Kemudian Ara duduk disebuah kawasan duduk didepan pegadaian. Aduh anak kecil ini selalu menemaninya akhir-akhir ini, apa lagi sehabis Andy kekasihnya yang begitu dicintainya menggantung hubungannya, tidak ada kabar. Kadang seketika terbesit dibenaknya bahwa hubungannya memang telah berakhir, tapi perasaannya kepada saudaranya itu tidak bisa berhenti. Meski banyak orang yang bilang cinta mereka ialah “Cinta Terlarang”. Tapi apa mau dikata, Cinta sudah terlanjur tumbuh dan sudah mendarah daging diantara keduanya. Apa sih yang dipikirkan kekasihnya itu sehingga Ia tega menghukum dirinya dengan cara yang menyiksa menyerupai ini. Sentuhan tangan seseorang menyadarkannya dari lamunannya, refleknya Ara eksklusif berdiri dan menoleh kepada sumber tangan itu. Betapa kagetnya Dia mengetahui siapa orang itu.
“udah usang yha nunggunya?” tanya agus
“ Enggak kok gres aja saya nunggunya” jawab Ara yang masih kaget. “ Gimana udah dapet surat sehatnya?” tanya Agus yang begitu datar. “ udah ” jawab Ara yang ingin membalas kejutekan Agus. Suasana hening karna keduanya yang sama-sama meningikan jaim masing-masing.
Kamu g dimarahin gurumu ntar kalo lama-lama?” Tanya Ara sekedar untuk memecahkan keheningan diantara mereka. “ Enggak, hening aja, ini waktu istirahat kok…” jawabnya yang menciptakan hati Ara lega, karna Ia tidak ingin terlalu mengganggu sekolah anak tersebut, apalagi Agus skarang sudah kelas XII. Kaprikornus harus ekstra belajarnya. “ tapi…..” lanjudnya lagi.” Tapi apa gus?” Ara yang ingin tau dengan kelanjutan pembicaraan Agus. “ Ini udah waktunya masuk, Mbak” Jawabnya dengan kalem. “Owh,,,,, yha udah cepet kembali sana, ntar malah dikira mbolos lagi.” Jawab Ara dengan sedikit rasa kecewa di hatinya. Tanpa menjawab perkataan Ara, Agus eksklusif balik tubuh dan meninggalkan Ara didepan pegadaian.
Huft, Anak kecil itu.
Dari arah kanan terlihat sebuah bis Andy’s Kencana. Kenapa nama Andy itu pasaran banged di dunia ini. Lalu Ara melangkahkan kedua kakinya untuk mendekati jalan raya. Kernet bis tersebut mangatakan “Ayho Gendingan-gendingan-gendingan” dengan amat lantang. Ara melambaikan tangannya sebagai mengambarkan ingin naik bis tersebut. Dan bis melaju dengan kecapatan sedang.
Udah naik bis?
Sebuah sms masuk dari Agus. Gus-gus, sebenernya mau mu apa sih, kadang hambar bebek, kadang poerhatiannya minta ampun, kadang biasa aja, ach dasar susah ditebak. Tak usang kemudian sebuah sms masuk lagi.
Kenapa g di bales? Marah sama aku? Maaf kalo gitu yha saya g berniat nyueki kamu, tapi……
Tapi? Tapi apa gus? Kenapa kau g mau jujur aja sama aku, padahal kau selalu menuntut kejujuran kepada ku tapi kau sendiri?, sejuta misteri mu membuatku semakin penasaran.
Udah kok,
Ara sengaja membalas dengan kata-kata singakat padatnya, seakan ingin menciptakan Agus semakin menghawatirkannya.
Nanti jam satu kita bertemu di warnet biasa kita ketemu
Hmmm tentu aja caranya ini benar-benar manjur menciptakan hati seorang Agus yang keras bagai kerikil bisa mencair oleh panasnya api.
Bis melaju dangan santai menciptakan Ara sejenak merilekskan badannya yang agak tegang karna pertemuan tadi.
Jam sudah menunjukan pukul 12.30 waktunya untuk mengantarkan nasi buat anak-anaknya abang Ara, Dia abang satu-satunya yang tinggal didesa.
Mbak hari ini agar Aku aja yha yang nganter bekal buat anak-anak” katanya kepada kakaknya tersebut
“ Serah kau aja” jawabnya dangan begitu santai.
Ara menyiapkan semua bekal yang akan diantarkannya kepada anak kakaknya tersebut. Kemudian Ara menaiki sepeda motor Supra X milik kakaknya. Dan melaju dangan kecepatan tingkat tinggi,
Ara memberhentikan sepedamotor sempurna didepan sekolahan putri dan Rifky
Tak usang kemudian muncul sosok anak pria kecil yang kurus namun berpostur tinggi, Dialah keponakan Ara yang paling ganteng—semua cucu Ayah Ara wanita kecuali Ryfky—
“Riphy” Ara memanggilnya dan memperlihatkan bekalnya. Ara kerap memanggilnya menyerupai itu sehingga Ia sudah terbiasa memanggil Rifky dengan sebutan Riphy.
Setelah menawarkan bekal mereka, Ara bergeges untuk pergi ke warnet kawasan Agus menunggu. Ia mencari computer yang masih kosong, betapa kagetnya Ia melihat sosok Agus disitu. Kemudian Ara masuk kedalamnya, terjadi keheningan beberapa ketika sehabis Ia duduk disebelah Agus.
“Katamu jam satu?” Ara mulai mengawali pembicaraan mereka
“ Maaf,” hanya itu yang keluar dari lisan Agus
“ Maaf? Maaf buat apa??” tanya Ara yang mulai heran dengan perilaku Agus
“ Maaf, Aku udah lancang mencintaimu” jawabnya dengan mimik muka amat sangat serius, menciptakan Ara tak berani memandang ke wajah Agus. “ Gus,,,”
“ Kenapa kau tidak mau natap Aku mbak, tatap mataku dan jawab pertanyaan ku tadi” hardik Agus namun dengan bunyi yang lemah. “ Maaf Gus,,,”
“ Kenapa?” tanyanya. “KENAPA” bentaknya lagi dengan bunyi yang lebih keras. Dasar anak kecil ini, Aku bimbang Gus, Kamu tidak tau saya memang sudah melupakan luka yang telah dilakukan mas Andy. Tapi sayang ku kepadanya tidak bisa berubah sedikit pun. Fikiran Ara udah mulai buyar mengingat kenangannya bersama Andy yang sudah berjalan setahun lebih.
“Maaf Gus ada beberapa hal yang menciptakan saya tidak bisa mendapatkan kamu” jawabnya dengan sedikit rasa bimbang. “Apa?” tanyanya dengan sedikit kekecewaan.
“ Pertama, karna umurmu yang masih dibawahku”
“Tapi Cuma jarak 2 hari mbak kau tanggal 9 saya tanggal 11, Mbak”
“Aku tidak mau memanjakan diriku kepada orang yang lebih muda dari ku lagi, Aku kapok Gus, dulu saya juga pernah punya pacar yang lebih muda dariku, tapi jadinya saya dihianati demi cewek lain”
“ Aku kesepakatan akan berikan yang terbaik buat kamu”
“ Maaf cintaku kepada mas Andy tidak bisa berubah, Aku takut itu akan menyakiti kau Gus, Aku tidak mau kau cuma jadi pelampiasanku bila saya mendapatkan kau Gus, yang pada jadinya akan menyakiti kamu. Maafkan aku, maaf”
“Awalnya saya masih bisa menolerir alasanmu yang pertama dan yang kedua, tapi bila itu alasanmu menolakku karna perasaanmu kepada Andy tidak bisa berubah, Aku tidak akan memaksa kau untuk menarima cintaku, mbak”,” Makasih Gus, kita berteman aja yha”kataku, dan Agus hanya menganggukkan kepala.
Setelah insiden itu, Aku dan Agus masih sering menjalin hubungan, tapi kekerabatan itu tidak lebih dari sebuah persahabatan. Pacaran memang indah untuk dijalani, Tapi bila itu sebuah paksaan, endingnya tidak akan baik bagi pasangan kita sendiri.
PROFIL PENULIS
Nma :maratus shopiyah
Umur :18 tahun
Agama : Islam
Alamat facebook :maratus shopiyah
Umur :18 tahun
Agama : Islam
Alamat facebook :maratus shopiyah