Mawar Putih Terajut Pilu - Cerpen Cinta Sedih
Rabu, 16 Juli 2014
MAWAR PUTIH TERAJUT PILU
Karya Erindah Chriestika.
Berkali-kali gadis itu menatap keluar jendela,dirasakannya angin semilir sore tak seindah kemarin.Berkali-kali pula gadis itu menatap kertas tebal dengan penuh ornamen bunga terangkai indah berwarna-warni ditangannya.Bagai kilatan yang menyambar hati,bahkan tamparan ribuan peluru terasa menghujam.Pikirannya menerawang,bagai memutar memori masalalu,dimana semua penyesalan itu berawal..berawal merajut dongeng yang tak sanggup dianulir hati.
"Kak,udah waktunya".Gadis itu menoleh sejenak,mengikuti bunyi yang memanggilnya.Dia berharap waktu berhenti kini juga.Gadis itu beralih menatap jendela lagi,memejamkan matanya,mencoba memutar ulang kenangan yang menyayat hati,dimana sebuah penyesalan terajut rapi bagai dongeng ironi.Dimana keegoisan diri menciptakan hal yang indah tak kunjung berakhir sempurna.
Berkali-kali gadis itu menatap keluar jendela,dirasakannya angin semilir sore tak seindah kemarin.Berkali-kali pula gadis itu menatap kertas tebal dengan penuh ornamen bunga terangkai indah berwarna-warni ditangannya.Bagai kilatan yang menyambar hati,bahkan tamparan ribuan peluru terasa menghujam.Pikirannya menerawang,bagai memutar memori masalalu,dimana semua penyesalan itu berawal..berawal merajut dongeng yang tak sanggup dianulir hati.
"Kak,udah waktunya".Gadis itu menoleh sejenak,mengikuti bunyi yang memanggilnya.Dia berharap waktu berhenti kini juga.Gadis itu beralih menatap jendela lagi,memejamkan matanya,mencoba memutar ulang kenangan yang menyayat hati,dimana sebuah penyesalan terajut rapi bagai dongeng ironi.Dimana keegoisan diri menciptakan hal yang indah tak kunjung berakhir sempurna.
Mawar Putih Terajut Pilu |
Gadis itu memutar kembali memori masalalu,dimana beliau kehilangan seorang yang berarti,namun tak pernah beliau sadari karna keegoisan diri,kini penyesalan tak sanggup di hindari.
_
"Kak rene,ini bunga dari kak johan,tadi beliau nitip ke saya pas saya pulang sekolah".Rene menatap penuh mawar berwarna putih lembut dengan daun berhias rapi,lalu mengambilnya,dan menaruhnya kedalam daerah sampah yang berisi penuh mawar putih.Ini yang ke 100 kalinya Rene mendapatkan mawar putih bunga kesukaannya dari seorang laki-laki yang tak pernah beliau sukai,Johan.Andin,adik Rene menatap santai perlakuan kakaknya,tak heran karna beliau sering melihat pemandangan itu.Hanya saja beliau cukup prihatin,diamana Johan yaitu lelaki yang baik,yang rela membeli 100 bunga mawar putih yang pada kesannya berakhir pada daerah sampah.
"Kak,gak bagus loh kayak gini terus".Andin duduk di tepi daerah tidur,menatap sebuah bungkusan kado bewarna-warni yang sanggup menarik hati,siapa lagi jikalau bukan dari kak Johan untuk kak Rene yang kini bahkan hirau padanya.Lelaki malang.
"Aku emang gak suka sama beliau kok ndin".Ucap Rene santai sambil sibuk menyisir rambut lurus sebahunya.Andin menghela nafas panjang,berusaha menahan emosi hati yang kini merayap."Kakak gak boleh gini,bilang dong sama dia,kasian beliau kak,tiap hari abang hirau terus sama dia,padahal beliau sering nolong kakak".Andin berusaha mengontrol nada suaranya semoga terdengar biasa saja.
Dimata Rene Johan bukanlah orang spesial,namun seorang yang selalu mengganggunya.Rene sering memanfaatkan kebaikan Johan demi egonya.Jahat memang,tapi beliau tak punya pilihan lain dikala lelaki itu tak peduli meskipun dirinya menyampaikan bahwa beliau tak menyukai lelaki itu. "Gapapa,cinta itu tiba karna terbiasa kok".Itulah yang selalu diucapkan Johan yang diiringi dengan wajah penuh senyuman,tak tersirat sedikitpun kesakitan dari wajahnya,namun Rene tak peduli,baginya Johan sanggup saja menjadi pengusik ulung yang tak gentar mengusik dirinya.
"Sekarang kau pergi!jangan ganggu saya lagi,kamu gak ngerti ya? kau tuh pengganggu!".Sembur Rene tanpa ampun pada Johan.Seketika lelaki berkaca mata dengan rambut cepak ala taylor lautner itu pun menundukkan kepalanya,menggeleng dan mengangkat kembali wajahnya dengan dihiasi senyuman tulus.
"Tapi saya bener Ren..aku liat Niko jalan sama Nia..aku gak pernah ngada-ngada wacana itu".
"Alah!! kau bohong! kau cuma pengen buat Niko buruk dimata saya kan?..itu karna kau dari dulu gak pernah sanggup dapetin saya kan?,gak gini caranya Han!".Kini mata Rene menyiratkan amarah yang menggelegar.
"Aku gak pernah bohong wacana itu Ren..maaf jikalau saya selama ini jadi pengganggu kamu..aku kesepakatan gak akan ganggu kau lagi..aku nyerah Ren,mungkin saya harus nyerah buat dapetin kamu".Suara Johan terdengar parau,tersirat kekecewaan dalam di wajahnya,dari sepanjang usaha cintanya kini pada kesannya lelaki malang itu mengalah dalam kesakitan.
Rene menatap punggung Johan yang kini kian menjauh.Dalam hatinya tersimpan rasa bersalah pada lelaki itu,namun itu tak sebanding dengan amarahnya yang mengutamakan ego.
"Maksudnya apa?!!!".Rene mencoba menahan emosinya,nafasnya memburu tajam,tatapannya pahit menerkam.Niatnya untuk menjenguk dan mengantarkan masakan untuk kekasihnya tercinta kini harus berakhir dengan pemandangan yang tak sanggup Ia anulir lagi,kekasihnya sedang berduaan dengan seorang perempuan lain."Ren...aku sanggup jelasin".PLAKKKK..tamparan itu berbunyi nyaring bagai kilat,tamparan yang bercampur dengan emosi yang tak tertahankan."Cukup Niko! kalian biadab!!".Rene berlari dengan air mata kebencian yang mengalir deras kolam air terjun.Dengan rasa sakit yang kini menusuk ulu hati tak tertahankan.Rene benci dirinya,dan membenci dirinya yang tak mempercayai kata-kata Johan dan malah membela habis-habisan lelaki biadab itu,membuat Johan pergi dengan rasa sakit.
_
Rene masih menatap kertas tebal dengan penuh ornamen bunga itu dengan rasa sakit yang kini barakhir pilu.Dengan karakter yang terangkai pasti,membuatnya tak rela melihat surat permintaan itu,dimana lelaki yang kini mulai membuatnya jatuh kedalam rengkuhan cinta akhir penyesalan malah pergi dengan haluan lain,dengan ikatan sebuah ijab kabul yang akan berlangsung 30 menit lagi.
"Ayo kak,upacara pernikahannya sebentar lagi,kita harus buru-buru".
"Ayo Ndin,kakak udah siap".Rene berbalik meninggalkan kamar dengan balutan gaun putih gading berenda yang amat elok yang terhias rapi ditubuhnya yang ramping dan semampai.Rene telah siap mendapatkan kenyataan pahit yang berakhir pilu ini,kenyataan yang membuatnya sadar bahwa inilah yang terbaik,dimana merelakan cinta pergi mungkin lebih baik daripada mempertahankannya dengan rasa sakit,Rene sadar bahwa itulah yang dirasakan Johan selama ini,dan kini beliau harus merasakannya juga.
''Ayo kak Buruan".Andin menyambutnya di bawah tangga,bersiap pergi dengan kendaraan beroda empat x trail merah terang,mobil yang akan melaju melawan waktu untuk pergi menghampiri sebuah pesta ijab kabul yang sangat berarti bagi Johan dan calon mempelainya.
TAMAT
_
"Kak rene,ini bunga dari kak johan,tadi beliau nitip ke saya pas saya pulang sekolah".Rene menatap penuh mawar berwarna putih lembut dengan daun berhias rapi,lalu mengambilnya,dan menaruhnya kedalam daerah sampah yang berisi penuh mawar putih.Ini yang ke 100 kalinya Rene mendapatkan mawar putih bunga kesukaannya dari seorang laki-laki yang tak pernah beliau sukai,Johan.Andin,adik Rene menatap santai perlakuan kakaknya,tak heran karna beliau sering melihat pemandangan itu.Hanya saja beliau cukup prihatin,diamana Johan yaitu lelaki yang baik,yang rela membeli 100 bunga mawar putih yang pada kesannya berakhir pada daerah sampah.
"Kak,gak bagus loh kayak gini terus".Andin duduk di tepi daerah tidur,menatap sebuah bungkusan kado bewarna-warni yang sanggup menarik hati,siapa lagi jikalau bukan dari kak Johan untuk kak Rene yang kini bahkan hirau padanya.Lelaki malang.
"Aku emang gak suka sama beliau kok ndin".Ucap Rene santai sambil sibuk menyisir rambut lurus sebahunya.Andin menghela nafas panjang,berusaha menahan emosi hati yang kini merayap."Kakak gak boleh gini,bilang dong sama dia,kasian beliau kak,tiap hari abang hirau terus sama dia,padahal beliau sering nolong kakak".Andin berusaha mengontrol nada suaranya semoga terdengar biasa saja.
Dimata Rene Johan bukanlah orang spesial,namun seorang yang selalu mengganggunya.Rene sering memanfaatkan kebaikan Johan demi egonya.Jahat memang,tapi beliau tak punya pilihan lain dikala lelaki itu tak peduli meskipun dirinya menyampaikan bahwa beliau tak menyukai lelaki itu. "Gapapa,cinta itu tiba karna terbiasa kok".Itulah yang selalu diucapkan Johan yang diiringi dengan wajah penuh senyuman,tak tersirat sedikitpun kesakitan dari wajahnya,namun Rene tak peduli,baginya Johan sanggup saja menjadi pengusik ulung yang tak gentar mengusik dirinya.
"Sekarang kau pergi!jangan ganggu saya lagi,kamu gak ngerti ya? kau tuh pengganggu!".Sembur Rene tanpa ampun pada Johan.Seketika lelaki berkaca mata dengan rambut cepak ala taylor lautner itu pun menundukkan kepalanya,menggeleng dan mengangkat kembali wajahnya dengan dihiasi senyuman tulus.
"Tapi saya bener Ren..aku liat Niko jalan sama Nia..aku gak pernah ngada-ngada wacana itu".
"Alah!! kau bohong! kau cuma pengen buat Niko buruk dimata saya kan?..itu karna kau dari dulu gak pernah sanggup dapetin saya kan?,gak gini caranya Han!".Kini mata Rene menyiratkan amarah yang menggelegar.
"Aku gak pernah bohong wacana itu Ren..maaf jikalau saya selama ini jadi pengganggu kamu..aku kesepakatan gak akan ganggu kau lagi..aku nyerah Ren,mungkin saya harus nyerah buat dapetin kamu".Suara Johan terdengar parau,tersirat kekecewaan dalam di wajahnya,dari sepanjang usaha cintanya kini pada kesannya lelaki malang itu mengalah dalam kesakitan.
Rene menatap punggung Johan yang kini kian menjauh.Dalam hatinya tersimpan rasa bersalah pada lelaki itu,namun itu tak sebanding dengan amarahnya yang mengutamakan ego.
"Maksudnya apa?!!!".Rene mencoba menahan emosinya,nafasnya memburu tajam,tatapannya pahit menerkam.Niatnya untuk menjenguk dan mengantarkan masakan untuk kekasihnya tercinta kini harus berakhir dengan pemandangan yang tak sanggup Ia anulir lagi,kekasihnya sedang berduaan dengan seorang perempuan lain."Ren...aku sanggup jelasin".PLAKKKK..tamparan itu berbunyi nyaring bagai kilat,tamparan yang bercampur dengan emosi yang tak tertahankan."Cukup Niko! kalian biadab!!".Rene berlari dengan air mata kebencian yang mengalir deras kolam air terjun.Dengan rasa sakit yang kini menusuk ulu hati tak tertahankan.Rene benci dirinya,dan membenci dirinya yang tak mempercayai kata-kata Johan dan malah membela habis-habisan lelaki biadab itu,membuat Johan pergi dengan rasa sakit.
_
Rene masih menatap kertas tebal dengan penuh ornamen bunga itu dengan rasa sakit yang kini barakhir pilu.Dengan karakter yang terangkai pasti,membuatnya tak rela melihat surat permintaan itu,dimana lelaki yang kini mulai membuatnya jatuh kedalam rengkuhan cinta akhir penyesalan malah pergi dengan haluan lain,dengan ikatan sebuah ijab kabul yang akan berlangsung 30 menit lagi.
"Ayo kak,upacara pernikahannya sebentar lagi,kita harus buru-buru".
"Ayo Ndin,kakak udah siap".Rene berbalik meninggalkan kamar dengan balutan gaun putih gading berenda yang amat elok yang terhias rapi ditubuhnya yang ramping dan semampai.Rene telah siap mendapatkan kenyataan pahit yang berakhir pilu ini,kenyataan yang membuatnya sadar bahwa inilah yang terbaik,dimana merelakan cinta pergi mungkin lebih baik daripada mempertahankannya dengan rasa sakit,Rene sadar bahwa itulah yang dirasakan Johan selama ini,dan kini beliau harus merasakannya juga.
''Ayo kak Buruan".Andin menyambutnya di bawah tangga,bersiap pergi dengan kendaraan beroda empat x trail merah terang,mobil yang akan melaju melawan waktu untuk pergi menghampiri sebuah pesta ijab kabul yang sangat berarti bagi Johan dan calon mempelainya.
TAMAT
PROFIL PENULIS
Namaku Erindah Chriestika.
Kelahiran jakarta 3 september 1997..
Aku MADRIDISTA :D.
Follow twitter ku ya @erindah_elreal
Kelahiran jakarta 3 september 1997..
Aku MADRIDISTA :D.
Follow twitter ku ya @erindah_elreal