Dia Tak Pernah Meninggalkanku - Cerpen Cinta

DIA TAK PERNAH MENINGGALKANKU
Karya Ciwee
Awan menghitam, matahari bersembunyi, bunyi kilat menggelegar, tak ada cahaya, tak ada kehidupan, semuanya sunyi, sepi menyerupai hatiku hari ini. Ntah kenapa..... saya tak ingin melaksanakan apa-apa hari ini, saya hanya terdiam, termangu menatap jendela lamat-lamat.

Hari ini perayaan maulid nabi, diluar sana orang-orang sibuk membenahi panggung, membereskan kursi, dan sibuk kemudian lalang kesana-kemari. Aku hanya menelan ludah melihat yang mereka lakukan. Aku yaitu salah satu panitia perayaan maulid nabi ini. Tapi saya sedang malas. Aku malas melaksanakan apapun. Aku tahu tak seharusnya saya menyerupai ini, seharusnya saya senang merayakan maulid nabi Muhammad S.A.W, tapi apa daya biarkan saja mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Kesunyian ini menyelimuti hatiku, tiba-tiba tersirat dibenakku suatu nama, ya nama. RIKO..... nama itu muncul dan mengingatkanku akan masa laluku. Riko yaitu laki-laki yang pernah mengisi hidupku, lebih tepatnya pangeran kecilku. Dia yaitu cinta pertamaku. Mungkin itu cinta monyetku alasannya yaitu semenjak itu umurku 12 tahun.
Dia Tak Pernah Meninggalkanku
Aku menyukainya dikala dibangku kelas 3 SD. Dia yaitu murid gres di sekolah. Sangat senang dapat bertemu dan berkenalan dengannya. Tak terasa 2 tahun kami berteman dan balasannya kata sahabat itu naik satu level menjadi “teman dekat” atau lebih tepatnya sahabat. Kami melaksanakan banyak hal bersama.
Hari demi hari, tahun demi tahun berlalu, perasaan ini semakin mengembang menyerupai bunga yang sedang mekar. Aku mulai mencicipi perasaan ini benar-benar pertanda bahwa saya mencintainya. sangat mencintainya. Aku tahu saya salah, saya tak mungkin menyampaikan ini padanya dan saya pun tak mau membiarkan perasaan ini larut dan menjadi kesakitan.

Dan pada hari itu, tanggal 14 Februari , beliau menyatakan perasaannya padaku. Ya , ternyata perasaan yang selama ini saya rasakan dirasakannya pula. Sungguh,,,, saya sangat bahagia. Aku mulai menjalani hari dengan sahabat dekatku. TIDAK! Sekarang menjadi naik level dari sahabat erat menjadi “pacarku”. Sungguh beruntungnya diriku......... Dia yaitu sosok laki-laki yang pemalu, sedikit penakut, dan jahil. Tapi saya suka hal itu. Meski begitu, beliau juga sosok laki-laki yang baik, sholeh, pintar, dan setia. Doa dan harapanku setiap hari yaitu semoga beliau tak berubah dan kami akan selalu bersama sampai selesai waktu yang memisahkan.

Dua tahun berlalu, mengukir cerita senang saya dan dia. Kini bunga yang mekar sedang tumbuh menjadi buah. Buah yang segar dan matang. Tapi, disela kebahagiaanku sikapnya berubah total, dari laki-laki yang pemalu menjadi pendiam. Dia jarang menghubungiku lagi. saya tak tahu apa yang beliau sembunyikan dariku. Aku tak tahu ada apa dengannya. Aku sangat gelisah, kerinduan menyelimuti hatiku, saya tak tahu harus bertanya kepada siapa.

Kegelisahan ini bermetamorfosis ketakutan, dan ternyata apa yang kutakutkan terjadi. Saat itu tanggal 6 september. Dia tetapkan untuk pergi, pergi dari kehidupanku, dan memulai kehidupan yang gres di kota ntah berantah. Tuhan............ kenapa ini harus terjadi? Kenapa semuanya terjadi dikala saya sangat begitu menyanginya, dikala saya mencoba menggenggamnya dengan erat semoga tak terlepaskan, dikala saya sangat merindukannya, dikala saya berfikir bahwa dialah cinta pertama dan terakhirku, dikala saya berharap beliau yang akan menjadi pendamping hidupku. Semuanya musnah menyerupai kepingan kertas putih yang bertebaran. Kini buah yang matang itu menjadi busuk, wangi dimakan rayap........................

Lima tahun berlalu, dengan kenangan yang tak akan pernah hilang. Mungkin beliau disana telah senang menjalani hidup yang gres dan melupakan masa kemudian bersamaku. Tak terasa, saya tlah usang berdiam dan termangu disini. Dan program perayaan maulid nabi akan berlangsung sebentar lagi.
“heh....! termangu aja! Bukannya bantuin ! orang lain sibuk ini malah malas-malasan disini! Ayo kita kesana ! program sudah mau mulai! Kamu dihentikan melewatkannya !” bunyi Doni, temanku menyadarkanku dari lamunanku.
“ganggu aja ! iya ntar saya kesana!” ucapku dengan nada kesal. “cepetan ya !” kata doni sambil tersenyum. “iya.....!” kataku sambil membentak dan mengusir Doni.
Senyuman Doni tadi sangat aneh, menyerupai ada hal yang ia ingin katakan padaku. Tapi apa? Beribu pertanyaan muncul dibenakku. Ahhh... tapi biarlah, saya harus segera menyaksikan perayaannya.

Aku mendekati Doni dan duduk disebelahnya, di kursi penonton, sekitar 10 meter dari panggung. “Don, Mcnya udah ada?” tanyaku pada Doni. “mmm... sudah. Kamu hening aja! Mcnya sudah standby dari tadi!” kata Doni menenangkanku. “hmmmmm...” keluhku sambil menundukkan kepala lemas.
“assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhh....” bunyi Mc terdengar dari belakang pangguung yang kemudian ia berjalan menuju atas panggung.

Suara itu, tampaknya saya mengenalnya? Tapi siapa? Aku ingin tau dengan bunyi salam itu. Aku mencoba menengadahkan kepala ke depan dan mencoba melihat siapa Mc itu. Dan ternyata dia,,,dia yaitu Riko. Riko pangeran kecilku. Dia yang pergi kini ada di hadapanku. Ya di depan mataku.Dia sedang menatapku. Dia berbagi senyuman termanisnya padaku. Dia banyak berubah... dari Riko kecil yang pemalu kini pemberani. Dari Riko kecil yang lucu kini beliau sangat tampan dengan baju koko bersaku, sarung, dan peci yang ia kenakan. Sungguh saya tak percaya.

Saat saya menatap ia lamat-lamat dan meyakinkan diri bahwa ia yaitu Riko, tiba-tiba laki-laki di depan panggung tadi turun dan mendekatiku, ya mendekatiku. Dia semakin dekat. Wajahku bermetamorfosis pucat pasi, tanganku bergetar dan seluruh badanku kaku membeku. “apa kabar?” tanya Riko dengan senyuman manisnya. Tuhan..... sungguh saya sangat terharu. Aku merindukannya, saya merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Aku merasa berpengaruh dan semangat. Aku merasa bangun dari keterpurukanku dikala jauh darinya. Dan tak terasa air mataku menetes dan saya menjawab “alhamdulillah saya merasa lebih baik.”
Aku tak pernah merasa sebahagia ini dikala 5 tahun terakhir. Buah yang wangi itu, menyerupai tumbuh kembali di pohon yang subur. Kini keinginan dan doaku terwujud , saya tak pernah kehilangannya dan beliau tak pernah meninggalkanku.
Cintanya masih mengalir di hidupku....................................


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel