Dimana Kasih Sayang Untuk Ku - Cerpen Sedih
Senin, 07 April 2014
Kehidupan selalu berjalan tanpa hentinya. Itulah kalimat yang membebani pikiran Fara ketika ini. Fara yaitu siswi yang duduk dibangku kelas tiga SMP, ia bersekolah di SMPN Harapan Mulia. Fara ialah gadis yang sangat rajin, ia selalu menerima peringkat 1 di kelas nya. Tetapi, ia tidak menerima kasih sayang yang penuh dari kedua orangtua nya. Dia selalu merasa murung ketika ia berada di rumah, alasannya yaitu fara selalu dibeda-bedakan dengan orang lain.
Seperti malam-malam sebelum nya, malam ini Fara berguru di dalam kamar nya seorang diri. Pada ketika ia sedang berguru ia mendengar bunyi dari luar, lebih sempurna nya dari ibu nya “hallo, lagi apa nak?”. Yah ibarat itu lah bunyi yang selalu Fara dengar dan menciptakan nya merasa sedih. Orangtua nya selalu menelepon kakaknya setiap malam, Fara hanya sanggup menahan kesedihannya seorang diri. Baginya, semakin ia pintar balig cukup akal semakin berkurang pula kasih sayang yang ia sanggup dari kedua orangtua nya.
Kesabaran yaitu kunci supaya ia sanggup menjalani hidupnya dengan mudah. Setelah mendengar bunyi dari luar tadi, Fara tidak melanjutkan belajarnya. Ia berjalan menuju lemari bukunya dan mengambil diary kecil miliknya. Ia mulai menulis kata demi kata dalam Diarynya.
*on 12 Desember 2012*
Dear Diary..
Aku capek dengan semua ini. Aku lelah dengan hidup ini. Kenapa saya selalu menerima kesedihan?? Apakan tuhan tidak sayang kepadaku?? Aku ingin mencicipi kebahagiaan ibarat teman-temanku yang lain. Aku ingin bebas ibarat yang lain. Aku butuh kasih sayang dari kedua orangtua ku. Tuhan, apakah saya dihentikan menerima kebahagiaan ibarat yang lain?? Aku ingin sekali menerima kebahagian dan saya ingin menerima kasih sayang dari orangtua ku tuhan. Kalau saya ibarat ini, kenapa dulu saya dilahirkan ke dunia yang suram ini?? Kenapa tidak semenjak lahir saya mati saja?? Aku lelah, saya capek, dan saya bosan dengan semua ini tuhan. Beri saya sedikit saja kebahagiaan. Aku ingin senang tuhan. Tolong bantu saya untuk menyadarkan orangtua ku tuhan, bantu mereka supaya tidak membedakan saya dengan orang lain dan supaya saya sanggup mencicipi kasih sayang dari mereka tuhan. Tolong kabulkan seruan ku tuhan. Amin =) :’)
Itulah isi dari Diary yang telah Fara tulis. Ia merasa sangat sedih, ia ingin senang ibarat oranglain.
Pagi ini sangat tidak bersahabat. Kenapa sepagi ini harus turun hujan? Itulah yang sedang Fara pikirkan. Sebelum berangkat sekolah, ia meuju ke meja makan untuk sarapan. Setelah ia sarapan, ia pamit ke orangtua nya dan berangkat ke sekolah memakai sepeda. “kenapa harus hujan sih, mana jalanan jadi enggak terlalu terang pula”. Ketika Fara sedang focus mengendarai sepedanya menuju ke sekolah, tiba-tiba ada kendaraan beroda empat yang menabraknya, sampai menciptakan nya tak sadarkan diri.
Setelah cukup usang menunggu, kesannya dokter yang menyelidiki Fara keluar. Dokter itu tidak berbicara apa-apa, ia hanya membisu sambil memandang kedua orangtua Fara. Karena merasa binggung dengan tatapan dokter, ayah Fara bertanya kepada dokter “Dok, bagaimana keadaan anak saya?? Anak saya baik-baik saja kan dok?”, dokter itu hanya diam, ia tidak menjawab pertanyaan dari ayah Fara. Karena merasa binggung Ibu nya bertanya “dokter, anak saya baik-baik saja kan dok?? Jawab dok??”, sang dokter menarik nafas panjang, kemudian berkata “maaf, saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi tuhan berkehendak lain”. Setelah mendengar bahwa anak nya telah tiada, kedua orangtua Fara menangis.
Nasi telah menjadi bubur. Semua nya telah terjadi, sekarang Fara telah tiada. Kedua orangtua nya benar-benar merasa kehilangan putri tercintanya. Setelah pemakaman Fara selesai, orangtua Fara masuk ke dalam kamar putri nya dan mengambil Diary milik Fara. Mereka membaca Diary itu dengan menangis. Mereka menyesal alasannya yaitu ketika Fara masih ada, mereka tidak memberi kasih sayang yang penuh untuk Fara. Mereka menyesal, tapi tak sanggup dikata, nasi telah menjadi bubur, sekarang Fara telah tiada.
*Selesai*
Mama pengirim : Rachma Devita
Pendidikan : SMP
Kontak : FB : Rachma Devita , Twitter @RachmaDevitaS No tlp 083856685747