Pertemuan Termanis - Cerpen Cinta

PERTEMUAN TERMANIS
Karya Gustiati Suwandi

Halaman sekolah belum begitu penuh, alasannya yaitu sebagian tamu permintaan belum tampak hadir. Berulang kali Akbar melayangkan pandangannya ke arah sudut sana, “Pokoknya gadis itu punya pesona tersendiri yang selalu mengajak mataku untuk menatapnya”, gerutu Akbar dalam hati. Sebenarnya penampilan gadis itu sederhana, tapi entah mengapa di mata Akbar Ia tampak sangat memukau dengan seragam putih bubuk dan balutan kerudung putihnya. Namun terkadang pandangan Akbar terhalang oleh beberapa tamu yang tengah mencari kawasan untuk duduk.

Dalam rangka menyambut hari ulang tahun sekolah yang ke-9 ini, Akbar sanggup iktikad untuk menjadi salah satu panitia perayaan dengan sahabat-sahabatnya, “Bar, kau laper gak??” tanya Semy setengah berbisik. “Emang jikalau saya lapar kau mau nraktir??”Akbar kembali bertanya. Sem tertawa, alasannya yaitu memang begitulah Dia, selalu hadir dengan guyonan-guyonan khasnya.

Pertemuan Termanis
Akbar sedikit mengalihkan pembicaraan, “Sem, coba kau lihat gadis itu?!” perintah Akbar sambil menerangkan ke arah gadis itu duduk. Tapi sepertinya pandangan Semy masih terhalang beberapa tamu. “Yang mana Bar??” sambil clingak-clinguk mencari. Belum sempat Akbar menerangkan mana yang Dia maksud, tiba-tiba Yudi muncul sehingga pembicaraan mereka terhanti sejenak. Ketika Samy dan Yudi sedang asyik berbincang, tiba-tiba terlintas dalam benak Akbar untuk memanfaatkan Samy semoga mencari tahu siapa nama gadis itu, alasannya yaitu biasanya Samy tak pernah aib untuk melaksanakan sesuatu sekalipun itu perbuatan yang sangat memalukan, apalagi ini hanya sekedar duduk kasus perempuan.”Sem, sini bentar..!!” panggil Akbar. “Apaan sih??” Semy penasaran. “Kamu lihat kan gadis yang di sudut sana??” tunjuk Akbar ke arah sudut sebelah utara. “Iya saya lihat, kenapa? Naksir ya??” ledek Semy pada Akbar. “Iya nih, tolong bantu saya ya Sem, cari tau namanya, sekolahnya dan kelasnya!!” pinta Akbar pada Semy. “Ciiiiiippppllaaaahhhh, apa sih yang nggak buat kau sob, heeehee” kata Semy sambil mengedipkan sebelah mata dan mengacungkan jempolnya.

Dengan langkah berani Semy berjalan mendekat ke arah gadis itu duduk, padahal jantungnya berdetak tak karuan, alasannya yaitu biarpun ia sering merayu wanita tapi gres kali ini ia merayu wanita berjilbab. “Permisi mba, boleh ikut gabung di sampingnya gk??” sapa Semy dengan perilaku SKSD-nya, sementara gadis itu hanya menoleh dan tersenyum tanpa mengeluarkan sepatah katapun. “Eemmm....maaf mba, jikalau boleh tau permintaan dari sekolah mana yaa??” tanya Semy so’ akrab. “SMA 06..” jawab gadis itu singkat. “Ternyata gadis ini sangat sulit untuk sanggup di dekati, tak semudah yang ku bayangkan” gerutu Semy dalam hati, tapi ia tak mau menyerah, ia tetap kekeh bertanya ini itu pada sang gadis. Terakhir ia bertanya nama, tapi alhasil sia-sia saja. Semy kembali pada teman-temannya, dan menceritakan semua yang ia ketahui wacana gadis itu, dan satu yang ia tidak dapatkan, yaitu nama, nama gadis itu.

Sedang asyik mereka mengobrol, secara tidak sengaja gadis itu melintas di hadapan mereka, dan dengan sepontan mereka menyapa, “Haaii...???” sapa mereka dengan cita-cita akan menerima balasan, tapi sayang gadis itu hanya menoleh dengan sedikit senyuman dari bibir manisnya. Belum selesai mereka menikmati pemandangan yang istimewa itu, tiba-tiba Pak Dedi pembina osis yang gres itu menyuruh semoga Akbar dan Semy menambah bangku untuk para tamu undangan. Keduanya tak bisa menolak dan saling pandang sambil berjalan lunglay menuju kawasan penyimpanan kursi. Sementara Yudi yang bebas dari kiprah memanfaatkan moment ini untuk mencari tahu lebih lanjut siapa gadis yang menciptakan sahabatnya begitu ingin tau itu, alasannya yaitu Yudi tahu sebelumnya Akbar tak pernah ibarat kini ini.

Setelah usang berbincang, hasilnya Yudi tau nama gadis itu dan memberitahukan gosip cantik ini kepada Akbar. “Ternyata nama gadis itu cukup singkat, Rianti, sungguh nama yang anggun” bisik Akbar dalam hati. Tiba-tiba Semy tiba mengagetkan. “Woooyyy, lagi pada ngomongin apa sih?? Serius banget??” tanya Semy ingin tau sambil menepuk pundak kedua temannya itu. “Kamu tahu gak Sem, ternyata nama gadis itu Ranti..”Akbar memcoba memberitahu Semy. “Lhhaa....kamu tahu dari mana Bar??” Semy kembali bertanya. “Tuuhh dari Dia!” tunjuk Akbar pada Yudi. “Haaahh...jadi kau Yud, kenapa kau gak ngasih tahu Aku???” kata Semy sedikit kecewa. “heehee....sorry deehh, abis tadi kau gk da sih..” kata Yudi tersenyum. Sementara Semy dan Yudi tengah sibuk membicarakan Ranti, Akbar tersenyum-senyum sendiri. “Ternyata gadis itu memang luar biasa, tak bisa di anggap enteng, ia punya pesona dan keistimewaan tersendiri, dan tak banyak yang tahu akan hal itu” ujar Akbar dalam hati.

Tak terasa program telah selesai dan matahari mulai tergelincir ke arah ia tinggal. Perlahan para tamu permintaan mulai meninggalkan bangku mereka dan menuju kendaraan masing-masing bergegas untuk kembali ke kawasan peraduan. Terlihat Rianti berjalan di depan Akbar dengan beberapa temannya. “Inilah gadisku..” ujar Akbar dalam hati. “Heeiii....tunggu sebentar..!!” teriak Akbar pada Rianti. Langkah Rianti terhenti dan ia melihat seorang laki-laki mendekat ke arahnya, Akbar, dialah laki-laki itu. “Rianti, kita duluan yaa..” kata teman-teman Rianti. “Ooh iyaa..” jawab Rianti. Dengan agak gugup Akbar berkata, ”Tak ku sangka ada gadis seistimewa dirimu, Rianti..”. “Haahh, kau tahu namaku dari siapa??” tanya Rianti kaget sekaligus tersipu oleh ucapan Akbar. “Itu tak penting, yang terpenting kini yaitu dirimu..” sanjung Akbar. Rianti semakin tersipu sehingga tak bisa berkata apa-apa lagi, Dia hanya membentuk sebuah senyuman manis yang tersungging dari bibirnya.

Rianti dan Akbar tak menyadari lamanya waktu yang telah mereka lalui. Semy, Yudi, dan yang lainnya sudah tak tampak, dan hanya tinggal mereka berdua di temani dengan belaian angin senja yang mesra. Tak usang sesudah itu, Akbar mengajak Rianti untuk pulang bersamanya. Akbar tak menyadari bahwa ia telah menghabiskan waktu bersamanya, bersama gadis yang ia kagumi. Entah mengapa, semua ini seakan terjadi secara tiba-tiba. Bagai sudah ada perintah dari hati masing-masing. Akbar mengutarakan perasaannya pada Rianti, alasannya yaitu Akbar merasa ini kesempatan yang sangat istimewa dan sama sekali belum pernah tercipta sebelumnya.

Hingga hari usai, pasangan yang telah mengikat hati itu tetap merasa hari masih berjalan ibarat biasanya, melintasi sang waktu dalam meniti kehidupan mereka bersama. “Semoga cinta kita abadi”, itulah sebaris doa yang selalu mereka panjatkan kepada yang Agung...

PROFIL PENULIS
Nama: Gustiati Suwandi
Alamat: Subang, Jawa Barat
Ttl: Subang, 15 Agustus 1993
Fb: Gustiati Suwandi

No. Urut : 624
Tanggal Kirim : 21/02/2013 14:52:45

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel