Apa Itu (Definisi) Cinta ? - Cerpen Cinta Remaja

APA ITU (DEFINISI) CINTA??
Karya Ghefira R Leonarita
Segarnya air di pagi hari membasahi tubuhku diiringi dentum musik rock kesukaanku. Setidaknya hal itu sejenak melupakan perasaanku ketika itu. Cinta, ya, C I N T A. apa sih definisi cinta itu? Perasaan atau Cuma khayalan? Khayalan seseorang yang tak pernah sanggup jadi kenyataan. Haha, pahit. Setidaknya itu yang kurasakan. Aku dilanda konflik belakangan ini. Lulusnya seseorang yang kutaksir semenjak usang dan (mantan) sahabatku yang juga menyukainya, pindah rumah ke daerah yang tak ku suka, nilai-nilaiku yang jeblok. Oh, tuhan! Mengapa saya begitu bodoh?

Tapi, pagi itu seketika berubah. Sesosok malaikat tak bersayap duduk di atas awannya dengan kulitnya yang eksotis. Senyumnya, oh senyumnya! Siapakah dia? Dimanakah ia tinggal? Berbagai pertanyaan klasik muncul dalam benakku. Pertanyaan itu berkecamuk dalam benakku sampai petang menjelang. Apa itu yang disebut cinta pandangan pertama?
Apa Itu (Definisi) Cinta ?
Sore hari yang cerah, dengan hati kelabu saya mendengarkan musik dari hpku. “ Hey, hey, oper!’’ terdengar teriakan yang mengganggu ‘me time’ ku. Berisik banget sih. Kalo mau main bola di lapangan sana jangan di jalan sempit kayak gini, umpatku dalam hati. Saat saya melongok dari jendela kamarku, terlihat sosok malaikat itu, duduk di pagar dan menyemangati teman-teman sekomplek yang sedang bermain bola. Bicaranya, senyumnya, pandangannya, candaannya. Semua begitu bermakna bagiku. Apakah ini cinta? Atau hanya sekedar rasa kagum semata?

Beberapa hari kemudian, saya sedang fban dngan hp kesayanganku. Aku sedang mengconfirm friends request ku. Muncul nama ‘Aghata’ disitu. “Siapa sih kenal kagak’’ hampir saja saya mengklik tombol not now. Tetapi ada sesuatu yang mendorongku untuk melihat profile nya. Terkejut diriku melihat profpict nya. Hatiku berbisik bahwa dialah malaikat yang selalu menciptakan hatiku terusik belakangan ini. Apakah ini cinta?
Tak sadar hariku mulai berwarna. Perlahan luka usang yang masam terobati. Perlahan kelabu berkembang menjadi putih dengan gesekan tinta warna-warni. Tertawa dan bercanda, Berbagi dongeng dan siap memberi sejuta solusi bersamanya. Bahagia itu begitu terasa. Indah.

Pelangi itu hanya terasa sekejap, Aghata tak lagi memberiku email ataupun massage. Tak usang ku ketahui bahwa ia sekarang berpacaran dengan Effryda. Aku mengingat nama itu dimemoriku. Seketika pikiranku tertuju pada Effryda abang kelasku yang sekarang telah melanjutkan pendidikannya ke SMA. Foto-foto kemesraan mereka terpampang di depan mataku.
Hatiku berdesir. Air mataku yang telah usang kering kembali menjadi telaga. Aku sudah lelah menangis! Lukaku yang telah usang sembuh kembali tersayat mengeluarkan kepedihan. Aku sudah lelah terluka!

Oh, tuhan! Mengapa senang ini begitu cepat? Aku tak siap melepasnya. Aku tak siap kembali terluka. Aku tak siap kembali menjalani hari penuh kesedihan.
“Tuhan! Aku hanya ingin Aghata senang bersama orang yang dicintainya. Jika saya bukan orangnya, pilihkanlah perempuan yang sempurna untuk mengisi hatinya.’’ Hanya itu doaku tiap malam. Berharap semoga Tuhan dan Aghata mengerti perasaanku.

Bulan-bulan berlalu, luka itu tak juga sirna. Sakit rasanya untuk kembali mencicipi bahagia. Aku tetapkan kembali fokus pada sekolah. Tak ada keluyuran dan hal kolot lain. Semenjak itu saya menjadi anak rumahan. Tak pernah keluar rumah dan terkungkung dalam kesedihan yang tak kunjung padam. Saat penerimaan raport, ayahku tersenyum puas, dari sepuluh besar saya menjadi tiga besar. Tentu sebuah pencapaian untukku. Dari yang bukan apa-apa menjadi sesuatu. Sesaat, saya merasa saya telah merengkuh dunia. Tapi saya kembali tersadar, luka itu tak sanggup hilang dengan prestasi. Aku harus coba mengenyahkan Aghata dari hati dan pikiranku.

Aku berkeras pindah rumah untuk suasana baru. Padahal, itu untuk melupakan kenangan kemudian wacana Aghata.
Aku melihatnya hari ini di daerah tinggalku yang baru. Kini ia berubah. Entah sebab pacar ataupun pergaulan barunya yang liar. Dia bukan lagi Aghata yang dulu. Bukan lagi Aghata yang mengasihi ‘biru’. Bukan! Dia bukan Aghata Prasetyo!

Pagi itu saya termenung di sudut kelas. Memandang sungai sebelah sekolahku. Ditengah suasana tenang terdengar tapakan kaki yang berlari kecil. Risa. Teman satu kursi ku.
“ Hey, mantannya Athario, Mba Effryda putus loh sama pacarnya. Haha.. sukurin! Makara orang songong banget sih!” Risa berkata sambil menaruh tasnya dan tersenyum sinis.
“ Oh ya? Aghata?”
“ Heh, kok tau sih?”
“ Siapa yang gak tau. Orang terpampang terperinci di account-accountnya kok.” Aku berjalan ke toilet dengan santai. Senyumku terkembang. Ada rasa senang dan murung dihatiku mengetahui putusnya Aghata dan Effryda.Tetapi, hati kecilku melonjak girang mendengarnya.
“ Makasih buat semua yang udah buat saya balik sama Aghata. Makasih banget. EA (Effryda ♥ Aghata).” tulis status itu. Deg! Hatiku bergetar. Apakah setahun belum cukup menciptakan hatiku sakit? Dan kini? Apa Effryda begitu berharga bagimu? Apa hanya satu malam kau sanggup terlepas darinya?

Hari-hari berlalu dengan pahit. Saat saya menelusuri dunia maya. Tertulis “ Ini gak mungkin diselamatkan. Kita memang gak cocok. I’m sorry, goodbye.” Aneh! Tak ada sejumput rasa pun di hatiku.
Sore itu cerah dengan hiasan awan. Hpku berdering nyaring. “Kangen deh gak smsan sama kau lagi.” Kutahu itu Aghata. Walaupun nomornya telah kuhapus, siapa lagi perjaka yang sanggup menciptakan hati cewek melayang selain dia. Kuhapus pesan itu. Untuk apa bersamanya bila hanya sebagai pelarian semata? Kini kusadari makna cinta yang sebenarnya.
PROFIL PENULIS
Nama : Ghefira R Leonarita
TTL : Purwokerto, 14 Agustus 1998
Profesi : Pelajar
Facebook : Ghefira Leonarita
Email : ghefira.fira@live.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel