Kumpulan Dongeng Misteri Hantu Menyeramkan, Jangan Baca Sendirian Ya !!!

Cerita Misteri atau Cerita Hantu itu menciptakan ingin tau pada pembacanya, saya sendiri bergotong-royong penakut, baca kisah hantu atau mendengarkan orang bercerita kadang menciptakan bulu kuduk merinding, serem hingga sampai tidur sendiri aja ketakutan. Cerita misteri hantu ini sengaja saya share supaya menambah wawasan sahabat ihwal hantu hehehe... yang punya Iman jangan takut ya, kita insan yaitu mahluk tepat yang Tuhan ciptakan, ini hanya beberapa kisah Misteri Hantu yang saya dapatkan dari mbah Google, jangan di baca sendirian ya... serem lho... 

TIDUR SORE MENJELANG MALAM

Nama saya Dinda, Saya yaitu seorang mahasiswi yang tinggal di rumah kost di Yogyakarta. Sore itu, mendadak saya merasa ngantuk sesudah seharian mengerjakan kiprah di depan komputer. Tidak berapa usang kemudian, saya tertidur di kamar kost saya. Menjelang malam kira-kira jam setengah enam sore, saya terbangun dari tidur. Saat itu, keadaan di luar kamar kost sudah mulai gelap.

Saya mencicipi sebuah keanehan. Mendadak saya terbangun dengan kondisi bulu kuduk merinding dan rasa dingin yang tidak biasa padahal kondisi pintu dan jendela kamar saya tertutup rapat. Sambil mencoba membuka mata perlahan di kondisi yang sedikit gelap, pandangan mata saya mengarah ke arah cermin di kamar saya. Samar-samar saya melihat sebuah bayangan di depan cermin di kamar saya.

Dengan kondisi setengah mengantuk, saya mencoba meraih kesadaran saya hingga seratus persen. Samar-samar saya melihat seorang perempuan menggunakan kain kerudung hijau, blouse lengan panjang, dan rok abu-abu dengan motif bunga-bunga besar berwarna pink tua. Dia gres saja meletakkan sebuah sisir kayu yang saya yakin bukan milik saya alasannya sisir saya berwarna hitam.

Pada mulanya, saya ingin murka dan menegur perempuan itu alasannya berani masuk ke kamar saya tanpa ijin. Akan tetapi, beberapa detik kemudian saya gres ingat bahwa kamar saya terkunci rapat. Jendela saya juga terkunci rapat dan korden jendela saya juga masih tertutup rapi. Seketika itu juga saya melihat bab bawah roknya melayang dan saya hanya sanggup melihat kakinya saja. Jantung saya menjadi berdegup sangat cepat!.

Saat saya melihat ke arahnya, dia akan menolehkan kepalanya. Buru-buru saya akal-akalan tertidur sambil menghadap ke tembok supaya tidak melihat mukanya. Saya bahkan mendengar bunyi beberapa benda yang mengisyaratkan bunyi orang yang sedang berdandan. Dengan mengumpulkan segenap tenaga dan keberanian, saya kemudian akal-akalan terbangun dengan menggerakkan tubuh dan bersuara sambil tetap menutup mata. Kemudian, saya membuka mata dan duduk di kasur, saya mengamati sekeliling saya, Tidak ada siapa-siapa. Hilang!.

Esok harinya saya bercerita kepada sahabat saya yang tinggal di depan kamar saya. Dia bercerita bahwa dia pernah melihat sosok yang sama membawa payung merah lewat di depan kamarnya kemudian menghilang entah ke mana ketika hujan di sore hari. Sejak kejadian tersebut, saya tidak pernah mau lagi tertidur di sore hari bagaimana pun lelahnya mata saya. Menurut pembantu rumah tangga ibu kost, perempuan itu yaitu penunggu di kost saya. Dia tidak mau bercerita banyak dan hanya menyampaikan hal tersebut kepada saya. Sampai hari ini hal itu masih menjadi misteri.

HANTU NENEK ANI

Hai namaku Aisyah, saya akan menceritakan sebuah janjkematian seorang nenek yang berjulukan nenek ani yang sangat tidak masuk akal sekali. Kejadian ini terjadi pada suatu malam, ada seorang nenek yang berjulukan ani sedang berjalan kaki untuk membeli makanan ketika malam itu, tapi ketika sedang menyebrang jalan tiba tiba dari arah yang tidak terduga muncul dua truk gandeng, satu kendaraan beroda empat dan satu sepeda motor yang menabraknya.

Akhirnya nenek ani itu pun terpental sangat jauh di jalan dan tubuh nya terpisah pisah, di dalam kisah ini saya akan memberi sebuah saran kepada kalian yang membaca kisah ini supaya percaya pada kisah ini. Karena ini sangat aktual terjadi dan saya memiliki beberapa bukti yang kuat, dan bagi orang yang tidak percaya dengan kisah ini akan mendapat petaka yang tidak terduga, percaya tidak percaya semua itu tergantung keyakinan.

Bukti pertama (1) = ada seorang anak yang berjulukan Mulyadi yang tiba tiba terbangun disaat tidur alasannya pintu kamarnya di ketuk dan sesudah dibuka ternyata itu yaitu hantu nenek ani tanpa kepala.

Bukti kedua (2) = ada seorang anak yang berjulukan Alfin yang disaat tidur, terbangun alasannya mendengar ada bunyi yang sangat gaduh dan ketika dia melihat suasana di dalam kamarnya. Tiba tiba muncul sesosok kepala hantu nenek ani dari dalam lemari kamarnya.

Bukti ketiga (3) = ada seorang anak yang berjulukan Mukya yang sedang membaca buku, dan dia mulai mendengar bunyi ibarat ada orang yang menggedor gedor jendelanya dan ketika dibuka, tiba tiba muncul sebuah kepala hantu nenek ani yang sedang melayang-layang diluar jendelanya.

Itulah beberapa bukti-bukti yang telah bertemu dengan hantu nenek ani tanpa kepala dan bila anda tidak percaya ihwal kisah hantu nenek ani ini maka akan mendapat sebuah penampakan hantu nenek ani yang dialami sama ibarat Mukya, Alfin dan mulyadi. “Ingat kalian harus percaya dengan kisah hantu nenek ani ini atau kalian akan mendapat alhasil alasannya tidak percaya dengan apa yang telah orang lain alami!!!”.

KELAS YANG BERHANTU

Nama saya aldi yogasmara saya bersekolah di MAN, baiklah pribadi saja ke ceritanya. Waktu itu saya sedang mengikuti pendalaman di kelas, ketika itu teman-teman sedang fokus mendengarkan guru yang mengajar dan sekitar jam 5 waktunya pulang sekolah. Aku dan teman-temanku sedang menunggu jemputan di lobby depan sekolah.

Semua temanku sudah pada di jemput orang tuanya, hanya saya dan alfiyan saja yang belum di jemput. Tiba-tiba saya teringat bahwa handphoneku tertinggal di dalam kelas. Lalu saya mengajak alfiyan untuk mengantarku ke dalam ruang kelas, di dalam ruang kelas hawanya agak panas. Tiba-tiba saja pintu kelas menutup dengan sendirinya, sontak saya kaget.

Aku dan alfiyan mencoba membuka pintu namun pintu itu terkunci dengan sendirinya. Saat itu saya mulai merinding dan saya melihat sosok tanpa kepala ada di meja paling belakang kelas. Aku berpura-pura tidak melihatnya namun sialnya, tiba-tiba buku yang ada di dalam kelas berhamburan. Sontak saya dan alfiyan berteriak histeris.

Dan pintu kelas terbuka dengan sendirinya, saya pun pribadi lari dengan alfiyan dan disaat saya menoleh ke belakang ke dalam kelas, saya melihat sosok itu lagi. Besoknya saya pribadi bercerita ke Bu Naning ihwal yang saya alami kemarin, ternyata memang kelas itu dulunya pernah ada seorang murid yang meninggal alasannya serangan jantung. Tamat sudah kisah saya maaf klo tidak menakutkan dan kalau ada penulisan yang salah.

BERTEMU ORANG YANG SUDAH MENINGGAL

Peristiwa bertemu dengan orang yang sudah meninggal ini tidak pernah akan terlupakan olehku. Kejadian ini terjadi pada ketika saya gres duduk di dingklik kelas 2 SMU, di sebuah kota yang sangat populer toleransi kehidupan beragamanya. Manado, Sulawesi Utara. Sebenarnya saya bukan orisinil penduduk kota itu. Tapi alasannya pekerjaan orang tuaku sebagai Anggota TNI, saya dan adik-adikku menghabiskan masa kecil dan cukup umur di kota yang penuh kenangan mengesankan itu.

Hari itu menjelang magrib. Aku dan teman-temanku sedang berbincang-bincang di emperan masjid. Tiba-tiba, kami mendapat kabar Tante Armi (Nama Samaran) telah meninggal dunia. Tante Armi memang telah usang menderita penyakit paru-paru kronis. Sebagai bab dari cukup umur masjid, kami segera mengambil inisiatif untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan program pemakaman.

Hingga keesok harinya, sesuai waktu yang ditentukan, saya dan teman-teman berangkat ke rumah sedih dengan membawa aneka macam perlengkapan yang telah kami persiapkan semenjak malam hari. Walaupun jarak masjid dan rumah sedih hampir 3 kilo meter jauhnya, kami tetap bersemangat berjalan kaki menuju rumah duka. Selesai program demi acara, sekarang tiba saatnya mayit akan diberangkatkan ke tempat pemakaman umum yang jaraknya tidak mengecewakan jauh.

Tanpa diperintah, kami berenam pribadi mengambil posisi sebagai petugas pengangkut jenazah. Awalnya sih enteng-enteng saja. Tetapi sesudah hampir 15 menit mengusung keranda, pundakku terasa berat sekali. Apalagi ketika mayit mulai memasuki areal pemakaman yang jalannya agak menanjak. Aku yang berada diposisi paling belakang mencicipi paling berat. Entah apa yang ada dalam pikiranku, tanpa sengaja saya nyeletuk, “Tante Armi kurus kok jenazahnya berat amat sih?” Teman-teman yang mendengar keluhanku pribadi mengingatkan saya supaya tidak bicara sembarangan.

Sebenarnya sih, saya sanggup minta gantian dengan sahabat lain untuk menganti posisiku, tetapi alasannya saya melihat teman-teman yang lain masih bersemangat, aib juga untuk minta gantian. Setelah prosesi pemakaman selesai, saya dan teman-teman mohon pamit dan pribadi pulang. Entah mengapa, ketika berjalan saya kembali mengulangi ucapanku. “Kok mayatnya Tante Armi rasanya berat banget ya?” Omelku.

Ucapanku pribadi ditanggapi oleh teman-teman yang lain. Ternyata bukan saya saja yang merasa berat, keenam temanku juga mencicipi hal yang sama. Walaupun demikian, ketika mengusung keranda, mereka tidak berani berkomentar macam-macam. Tiga hari sesudah pemakaman, terjadilah kejadian yang tidak pernah sanggup kulupakan. Peristiwanya berawal ketika kami janjian untuk bertemu di perempatan jalan. Sudah jadi kebiasaan kami, setiap ahad subuh berolah raga lari pagi.

Tapi, keganjilan telah terjadi. Entah apa yang terjadi, ketika itu saya merasa hari sudah subuh. Tanpa membuang waktu, saya pribadi menggunakan sepatu dan baju olahraga yang telah saya siapkan. Dengan berjalan perlahan-lahan saya membuka pintu, selanjutnya pintu saya tutup. Setelah melempar anak kunci melalui celah yang ada dibawahnya, saya pribadi menuju perempatan jalan tempat kami janjian untuk bertemu.

Mungkin alasannya ketika itu bulan bersinar sangat terang, saya merasa tiba terlambat. Dari kejauhan di perempatan jalan saya melihat ada orang berbaju putih sedang berdiri. Aku tak punya pikiran apa-apa. Aku yakin, orang itu niscaya yaitu ibu-ibu yang hendak belanja ke pasar. Melihat ada orang, sambil berlari-lari kecil, saya hampiri ibu itu. Anehnya, ketika saya dekati, tiba-tiba si ibu mengeluarkan bunyi batuk-batuk yang sangat keras. Semakin saya dekati, bunyi batuknya semakin sering dan keras.

Ketika jarakku dan ibu itu berdiri kurang lebih lima meter, sosok si ibu berbalik ke arahku dengan batuk yang lebih keras lagi. Dan betapa terkejutnya aku. Wajah itu sangat kukenal. Dengan tatapan mata tajam, dia memandangku. Sambil gelagapan, walaupun diliputi rasa takut yang sangat luar biasa, masih juga saya sanggup bicara. “Tante Armi kan sudah mati?” Suaraku terbata-bata.

Aku tak berpengaruh menatap wajahnya yang mengerikan. Kakiku terasa berat dan sulit untuk melangkah. Rasanya ada kekuatan yang memegang kakiku. Syukurlah, dengan Istighfar yang saya sebut berkali-kali, kakiku mulai sanggup digerakkan. Setelah sanggup mundur beberapa langkah, akhirnya saya berbalik mengambil jurus langkah seribu bagaikan orang dikejar hewan buas.

Dengan takut tak terhingga, kugedor-gedor pintu rumahku. Sambil sesekali memandang ke belakang, jangan-jangan Tante Armi masih ada. Karena pintu kugedor-gedor, Bapak membukanya dengan agak kesal. Mungkin tidur dia agak terganggu alasannya tindakku. Tapi alasannya melihat wajahku yang pucat pasi, dia tidak meneruskan marahnya dan mencoba mendapat keterangan atas tindakanku itu sesudah diberi minum segelas air putih.

Barulah saya sanggup bercerita ihwal pengalaman menegangkan yang gres saja kualami. Bapak hanya tersenyum sambil mengingatkanku untuk tidak takut jikalau mengalami kejadian-kejadian ibarat itu. Tapi jujur saja, rasanya insan yang mana saja niscaya akan takut kalau mengalami hal ibarat ini.

PENGEMUDI TAKSI MALANG

Mula-mula perkenalkan, saya Hendro. Saya yaitu seorang supir taksi di Surabaya. Kejadian ini saya alami ketika saya bekerja sebagai supir taksi di ketika malam. Malam itu ibarat biasa saja saya sedang menikmati segelas kopi di warkop di sekitar tempat Kedurus. Semakin malam, semakin sunyi tapi masih ada beberapa pekerja yang kemudian lalang, mungkin mereka pulang kerja.

Setelah usang ngopi sambil merokok, saya punya pikiran kenapa tidak mutar-mutar saja di jalan. Siapa tau sanggup penumpang dan tujuan saya yaitu di tempat TP (Tunjungan Plaza). Karena biasanya di tempat itu masih banyak penumpang dari para LC (Ladies Club) yang akan mencari tumpangan ketika mereka pulang dari diskotik Coyote. Singkat kisah meluncurlah saya ke arah TP dari Kedurus melewati Gunungsari.

Tapi entah kenapa malam itu saya yang biasanya lewat terminal Joyoboyo mendadak berbelok ke arah Ketintang. Dari belokan itulah awal kisah ini terjadi. Saya susuri jalan dengan perlahan-perlahan sambil mendengarkan radio yang acaranya mengaji. Tak usang sesudah itu pas di depan kampus UNESA, di samping jalan erat kuburan yang terletak di di pinggir jalan, saya melihat seorang ibu-ibu yang melambaikan tangan tanda mau menumpang taksi. Waktu itu jam menyampaikan pukul 23.30 malam.

Suasana tidaklah terlalu sepi, alasannya masih banyak muda-mudi di sekitaran tempat ibu-ibu itu masih nongkrong di Warkop. Lalu ibu itu pun masuk dan saya menanyakan kemana arah tujuannya. Si Ibu menjawab mau ke Rumah Sakit Dr. Soetomo. Awalnya saya tidak curiga, tetapi yang menjadi pertanyaan yaitu ketika ibu itu masuk, seketika tercium bau-bau harum yang sangat menusuk hidung.

Udara malam itu dingin sekali ditambah AC yang memang sudah dingin. Tiba-tiba ibu itu meminta saya untuk mengecilkan volume radio yang sedang saya dengarkan. Padahal itu sedang siaran mengaji. Akhirnya saya menuruti ibu itu, saya kecilkan dan sayapun mengendarai dengan santai dan fokus. Tiba-tiba saking saya fokus, saya tidak memperhatikan ibu itu. Lalu tiba-tiba ibu itu tertawa terbahak-bahak, alangkah terkejutnya saya, apalagi malam itu jalanan sepi sekali.

Pikiran dan bulu kuduk akhirnya sinkron menjadi satu. Ibu ini orang gila atau apa? Kenapa dia tertawa? Kenapa dia mau ke RS Dr. Soetomo malam-malam begini? Dan yang menciptakan pikiran ini makin ngawur, yaitu teringat ibu ini menyetop taksi saya di depan kuburan. Ditambah lagi waktu ibu itu masuk taksi, tercium amis yang sangat wangi sekali. Apalagi ibu itu juga meminta saya mengecilkan volume siaran radio yang mengaji.

Cuma ada 2 terlintas di pikiran saya. Orang gila atau hantu? Sudah dalam 1/2 perjalanan ibu itu terus tertawa dan sesekali berbicara sendiri. Alamak kemalangan apa lagi ini. Tiba-tiba di ketika rasa takut ini sudah semakin menjadi-jadi, tercium amis yang teramat busuk, yang awalnya tadi wangi tiba-tiba menjadi busuk. Masih ibu itu tertawa dan berbicara sendiri hingga sampai beberapa pengendara motor yang sedang melintasi melihat ke arah kursi belakang dan mereka melihat dengan takut di tengah perjalanan.

Saya pun berdoa dalam hati “Ya Allah, jauhkanlah saya dari segala kesusahan dalam menjalani pekerjaan yang halal ini” dalam hatiku berdoa demikian. Pikiran ini sudah sangat berkecamuk dan satu balasan siapa ibu ini yaitu hantu. Dari awal dia menyetop taksi di depan kuburan, amis yang wangi, tiba-tiba tertawa, tidak mau mendengarkan siaran mengaji dan amis busuk yang menyengat. Di dalam perjalanan itu saya tidak berani berkata atau bertanya pada ibu itu.

Keringat ini sudah bercucuran padahal AC dan beling taksi dalam keadaan dingin dan tertutup. Ditambah lagi amis busuk yang sangat amat menyengat. Singkat kisah di dalam perjalanan yang sedikit lagi hingga di tujuan, saya cuma sanggup berharap kapan ini semua berakhir. Akhirnya sampailah saya di tempat tujuan. Ibu itu pun bertanya sambil berkata “Maaf nak, berapa argo taksinya?”. Saya tidak berani menatapnya ke belakang, cuma sambil menunjuk ke arah Argometer.

Ibu itu pun meminta tolong dihidupkan lampu untuk mengambil uang di dalam tasnya. Saat akan menyodorkan uang, ibu itu berkata “Maaf nak ambil saja kembalian nya, itu untuk jasa anak yang bersedia mengantar saya dan maaf lagi nak, soal tadi saya tertawa dan berbicara sendiri itu alasannya saya sedang ngobrol dengan sahabat saya yang seorang dokter di rumah sakit ini dengan menggunakan handfree Bluetooth, maka itu saya meminta anak mengecilkan volume radio”.

Perkataan ibu itu tidak serta merta menciptakan saya puas. Darimana asal amis busuk itu pikirku, di tamat pembicaraan ibu itu, dia menyampaikan “Maaf nak saya tadi buang angin, hehe”. Mendengar kata itu saya pun pribadi dengan cepat membuka beling jendela taksi saya dan tertawa terbahak-bahak dibuatnya. Haha akhirnya ibu itu pun keluar dengan sambil tertawa juga. Mungkin dia memberi tip lebih alasannya sudah bersedia menghirup buang anginnya yang busuk itu. Itulah kisah saya maaf kalau tidak seram. Salam klub kelakar seram, haha.

MEJA TERANGKAT SENDIRI

Perkenalkan nama saya Revinda, saya biasa di panggil dengan nama vinda. Ini kisah saya yang kedua. Cerita ini dialami oleh guru sekolahku. Langsung aja ke ceritanya ya. Pada hari itu (tanggal dan waktunya lupa) ketika sekolah sedang berguru mengajar. Guruku sedang menulis di meja ruang kelas kami.

Awalnya semua berjalan lancar-lancar saja. Tetapi ada sebuah kejanggalan yang mulai terjadi. Saat sedang menulis, guruku mulai mencicipi mejanya bergetar, dan semakin usang terus bergetar. Tapi guruku tidak menghiraukannya dan terus melanjutkan menulis lagi di meja tersebut.

Meja kembali bergetar dan sekarang meja tersebut mulai terangkat dengan sendirinya yang bab pojok kiri meja. Awalnya guruku ini tidak menyadari kalau mejanya mulai terangkat dengan sendirinya. Lalu ada salah seorang siswa yang lagi duduk di dingklik paling depan, menyampaikan bahwa meja yang di pakai oleh bu guru terangkat sendiri.

Sontak semua murid melihat ke arah mejanya, dan memang meja itu benar-benar terangkat sendiri. Guruku yang sedang menulis pribadi berhenti menulis dan memukul meja hingga meja itu kembali ibarat semula. Kejadian ini memang asing dan sulit dipercaya oleh nalar sehat. Tapi ini aktual loh. Memang setiap tempat itu niscaya ada penunggunya. Kaprikornus kita harus menjaga bicara dan perilaku kita. Baiklah, cukup hingga disini ceritanya. Maaf kalau tidak menakutkan dan ada penulisan kata yang salah.

HANTU PENGHUNI KOST

Namaku Yuri dan 2 orang temanku yaitu, rindi dan sonia sekarang sedang melakukan magang di sebuah perusahaan terkemuka di Pekanbaru. Kami yaitu siswi kelas 2 sebuah Sekolah Menengah kejuruan swasta. Untuk menghemat biaya transport, maka kami mencari kost yang erat dengan tempat kerja kami. Pada awal kami menempati kamar kost ini, kami tidak mencicipi hal-hal asing yang terjadi. Namun waktu itu ibu kost pernah bilang, entah bercanda atau serius, saya pun tak tau pasti. Beliau bilang bahwa kost ini memang ada penunggunya.

Karena menerka ibu kost hanya menakut-nakuti kami maka kami pun tak ambil pusing. Kost itu sendiri berada di lantai 3, yaitu lantai paling atas. Lantai pertama ibu kost gunakan sebagai rumah makan sedangkan lantai 2 dipakai sebagai kamar ibu kost. Menurutku, lantai 2 inilah ruangan yang paling ngeri alasannya hanya sedikit bab yang dipakai sebagai kamar. Sedangkan yang sebagian besar dibiarkan kosong.

Anehnya, disitu tertumpuk barang-barang yang entah punya siapa. Waktu itu pernah kami tanyakan pada ibu kost tapi dia tidak mau memberi tau. Kamar kost lantai 3 sendiri terdiri dari enam kamar dan hanya 3 kamar yang terisi. Suasana yang gelap menciptakan kami tidak mengecewakan deg-degan untuk tinggal sendiri. Namun beberapa bulan berlalu, saya lah yang paling sering tinggal sendiri di kost ketika teman-temanku pulang ke rumah.

Dan sejauh itu, saya tak mencicipi hal aneh. Kakak kost kami yang kamarnya bersebelahan dengan kami pernah bercerita bahwa di kost ini sering terjadi penampakan. Pada awalnya kami tak percaya namun sesudah mereka pindah, suasana bertambah sepi dan mengerikan. Dari kamar samping yang kosong, kami sering mendengar sesuatu sedang menggaruk-garuk dinding pembatas yang hanya terbuat dari triplek.

Suara garukan itu begitu keras sehingga kami sanggup menebak bahwa kuku makhluk itu panjang-panjang. Hal itu sering terjadi tak peduli siang atau malam. Puncaknya kami pun sering ketakutan apalagi ketika kami hanya bertiga di kost itu. Aku merasa jauh lebih ketakutan ketika sonia menceritakan pengalaman yang menakutkan. Kejadian itu terjadi ketika sonia akan mandi. Kamar mandi itu sendiri tidak mengecewakan jauh dari kamar kami.

Untuk hingga ke kamar mandi harus melewati beberapa kamar kosong. Sebelum kejadian ini dia memang sering mandi malam. Waktu sudah mengambarkan pukul 21.00 malam ketika dia mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi. Di erat kamar mandi itu terdapat sebuah jendela kaca. Dia bercerita bahwa ia melihat sesosok genderuwo yang menatap tajam ke arahnya lewat jendela itu.

Bisa kalian bayangkan seberapa besar dan tingginya makhluk itu hingga kepalanya saja tampak di jendela lantai 3 kamar kami. Gara-gara takut. Akhirnya sonia tak jadi mandi. Ia hanya mencuci muka kemudian balik ke kamar. Beruntung, ketika melihat makhluk itu sonia tidak menjerit. “Aku takut kalo saya menjerit kalian juga akan ketakutan” katanya. Temanku yang satu ini tidak mengecewakan berani juga. Selain kejadian itu, hal-hal asing yang sering kami alami yaitu sering terdengarnya bunyi langkah kaki naik turun tangga padahal sesudah kami cek tak ada orangnya.

Dan sebuah kejadian yang menurutku paling menakutkan terjadi pada malam hari, tanggal 14 Mei 2010. Saat itu kami bertiga sedang ngobrol tidak mengecewakan seru. Di kost itu hanya ada kami bertiga alasannya ibu kost sedang pergi ke Medan. Diantara bunyi kipas angin yang tidak mengecewakan berisik kami ngobrol hingga pukul 22.30 malam. Aku sendiri tidak ingat bahwa malam ini yaitu malam jumat. Saat saya dan rindi sudah mulai terlelap, tiba-tiba sonia menutup telinganya dengan bantal dan berkata “ihh.. niscaya kaya gini”.

Karena merasa terganggu, saya dan rindi pribadi membentak murka pada sonia. “napa sih son? ngantuk nih” ucap rindi marah. “iya nih..” timpalku. “Coba kalian dengerin, ada bunyi genderuwo lagi ngorok” ucapnya yang lantas menciptakan bulu kuduk kami meremang. Karena merasa kurang percaya, akhirnya saya matikan kipas angin yang berisik itu dan mulai mendengarkan. Dan benar saja, entah darimana asalnya terdengar bunyi mengerikan yang menciptakan kami pribadi berpelukan takut.

“Aduh.. gimana nih?” keluhku takut. Akhirnya kipas tadi kembali saya nyalakan supaya bunyi itu tidak begitu terdengar. Suara mengerikan itu silih berganti menjadi bunyi tangis bayi dan wanita. Cukup usang kami di hantui rasa takut. Setelah yakin bunyi itu sudah tidak ada yaitu sekitar jam 1 malam, maka kami pribadi bersepakat untuk segera hengkang dari kost mengerikan itu. Malam itu juga kami pribadi mengemasi barang masing-masing. Kami bertekad akan pergi sepulang dari magang. Kira-kira jam 1 lewat, kedua temanku sudah tertidur.

Sedangkan saya tidak sanggup tidur sama sekali. Kembali saya di hantui rasa takut ketika tepat di depan kamar kami terdengar gaduh yang tiba tiba-tiba entah dari mana. Aku takut banget dan rasanya kepengen bangunin teman-temanku tapi saya kasihan pada mereka yang gres saja tertidur. Jadinya saya ketakutan seorang diri. Pada pukul 4 pagi, akhirnya saya tertidur sesudah mengalami kejadian menakutkan itu. Pagi harinya ketika tiba di kantor, kami bercerita pada bos kami dan dia berkata “tadi malam kan malam jumat kliwon”.

Kami gres ingat, ternyata tadi malam memang malam jumat kliwon. Hari itu, saya pulang lebih dulu alasannya temanku masih ada tugas. Aku segera bersiap alasannya pacarku akan segera menjemputku untuk membawaku pergi dari tempat yang sangat angker itu. Itulah kisah yang kami alami di masa pertama kami jauh dari orang tua.

Baca juga : Cerita romantis cukup umur ketika menyatakan cinta di KOS, jadi teringat si dia

HANTU PENGANTIN BARU

Aku Jess 24 tahun asal Malang, kisah ini terjadi di kampungku di pinggiran kota Malang. Di tepi jalan raya sebelum gang masuk kampungku, kalau malam rame dengan pedagang kaki lima, ada nasi goreng, bakso dan lain-lain. Dan setiap malam belum dewasa kampung mesti nongkrong di pinggir jalan itu sampe dini hari. Suatu malam terjadi peristiwa dimana sepasang pengantin gres tertabrak motor ketika menyebrang di jalan itu. Mereka barusan membeli makanan dan kayaknya sih mau pulang.

Saat menyebrang tiba-tiba ada motor dengan kecepatan tinggi pribadi menabrak pasangan itu. Si pengemudi motor sih cuma lecet-lecet tapi si cewek yang ditabrak pribadi tewas di TKP alasannya kepalanya luka parah, sedang yang perjaka dengar-dengar sih meninggal di rumah sakit 2 hari kemudian. Nah kira-kira selang 3 – 4 hari sesudah kejadian itu, di suatu malam, ibarat biasa kita belum dewasa kampung di situ nongkrong di pinggir jalan ngobrol sambil makan atau ngopi.

Tapi sekitar jam 11 malam tiba-tiba hujan gerimis sehingga banyak pedagang (yang kebanyakan sih warga kampung situ juga) memutuskan untuk membereskan dagangan dan pulang, padahal biasanya sih jam 12 ke atas para pedagang gres pulang. Aku ingat pada ketika itu sekitar jam 1 malam kita tinggal 5 orang nongkrong ditepi jalan itu. Aku sama 4 orang temanku berteduh sambil main gitar di depan apotek di pinggir jalan itu.

Pas hujan sudah makin deras tiba-tiba di kampung situ lampu mati. Kita yang sudah berniat mau pulang jadi takut juga mau pulang dan lewat gang masuk kampung kalau kondisi gelap gulita, jadi kita nongkrong aja di pinggir jalan sambil menunggu lampu hidup. Saat itu lampu jalan raya dan beberapa toko besar di jalan itu gak ikut mati, tapi jalan raya sudah sepi banget dan gak ada kendaraan yang lewat.

Ketika lagi nyanyi tiba-tiba tercium harum bunga yang biasanya buat orang pas kawin. Kita semua pribadi kaget dan bengong dan pribadi kepikiran sama kejadian beberapa hari sebelumnya dimana ada pengantin gres yang tewas di jalan raya yang TKP-nya pas di hadapan kita yang lagi nongkrong malem itu. Temanku Joni pribadi bilang “Ayo pulang yok”. Temanku Rio pribadi bilang “Nanti deh tunggu lampu nyala” sambil belaga cuek.

Akhirnya kita ngobrol di situ tapi kelihatan banget kalau kita semua sudah tegang dan ketakutan 5 menit kemudian tiba-tiba Rio yang tadi sok berani lari kencang sambil teriak “Liat tuh di Barat”. Kita semua kaget, dan pas noleh ke arah Barat kurang jelas terlihat sepasang pria dan perempuan lagi jalan gandengan ke arah kita nongkrong sambil pake pakaian nikah sopan santun Jawa warna Hijau dibawah rintik gerimis dan tipis kabut malam itu.

Tapi yang asing samar-sama mata mereka kelihatan hitam semua dan kulitnya pucat. Dan amis wangi makin semerbak. serem banget deh pokoknya kemudian kita berlima pribadi lari masuk kampung dan tidur di rumah Joni alasannya rumahnya paling erat dan saya sendiri hingga seminggu sesudah kejadian itu gak berani nongkrong di pinggir jalan itu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel