Doa Disetiap Air Mataku - Cerpen Ibu Dan Ayah

DOA DISETIAP AIR MATAKU
Karya Rachma Mamlu'atul Maulla

Aku masih termenung di antara rintikan air hujan sore ini,berharap mendapatkan wangsit biar sanggup menciptakan cerpen dan menambah koleksi cerpenku,tapi bukan wangsit dongeng yang ku dapatkan,melainkan pernyataan abah kalau saya akan di kirim ke pesantren untuk meneruskan studyku,itu bukan pilihanku,aku tak pernah berpikiran kalau saya akan di pondokkan,bagiku itu sama saja dengan di penjara,aku tak lagi sanggup menciptakan cerpen ataupun main dengan teman-temanku,huffttt....ku usap beling jendelaku yang ber embun dengan telapak tanganku . . .
‘’Selna . . . abah udah daftarin kau di pesantren daerah abah dan tetehmu dulu menimba ilmu,besok kau ikut abah kesana buat ngasih formulir ini,isi formulir ini’’.ujar abah menyodorkan selembar kertas padaku,aku hanya menganggukkan kepala mendapatkan kertas dari abah dan masuk kedalam kamar,ku tenggelamkan mukaku di antara bantal dan boneka-boneka kesayanganku,ku peluk erat-erat benda milikku yang ada di kamar,mungkin sebentar lagi saya akan meninggalkan ini semua,mungkin saya akan kehilangan ini semua,ku lirik tumpukan novel di rak bukuku,dan mungkin juga tumpukan novel itu akan menjelma tumpukan kitab kuning ataupun al qur’an yang akan menemani setiap hariku,
‘’Selna...makan malam dulu nak,abah sudah menunggu di ruang makan’’,kata umi membuka pintu kamarku
‘’selna masih kenyang umi,selna mau tidur aja ya’’.kataku
‘’baiklah....’’.kata umi pengertian menutup pintu kamarku.
****

Doa Disetiap Air Mataku
Hari ini saya akan berangkat ke pesantren dengan baju dan barang-barang yang boleh ku bawa,tentunya saya harus meninggalkan laptop dan boneka-boneka yang selalu menemani tidur malamku,segera saya berpamitan pada abah dan umi sesudah kendaraan beroda empat jemputan hingga di depan rumahku . .
‘’mantabkan hatimu,kamu harus ingat untuk apa kau kesana,jangan salah pengertian’’.kata abah mengelus jibab yang menutup kepalaku
‘’jaga kondisi kau ya na,seminggu sekali atau 2 ahad sekali abah dan umi niscaya akan menyambangimu,jangan kwatir ya,allah niscaya akan selalu melindungimu selagi niat kau itu baik’’.pesan umi padaku,aku hanya menganggukkan kepala tanpa berkata apa-apa,aku tak tau apa saya siap menjalani hariku yang baru,aku melihati setiap sudut rumahku . . .selamat tinggal,batinku memasuki mobil,dari beling jendela kendaraan beroda empat yang tak transparan itu terlihat kalau umi tengah menangis dan bernego dengan abah,tapi abah hanya menggandeng umi masuk kedalam rumah, dari kecil memang umi yang paling erat dan selalu mendukung aku,tapi kali ini umi hanya menuruti kemauan abah untuk megirim saya ke pesantren,hmmmmm.... ku sandarkan kepalaku dan menutup mataku berharap kalau saya segera terbangun dari mimpi jelek ini . . .
****

Aku tlah hingga di pesantren yang akan mengubah hidupku,orang-orang di sekelilingku begitu absurd di mataku, ada sekerumunan wanita berjilbab tengah mendiskusikan kiprah mereka,ada juga yang tengah asyik menyantab masakan mereka bersama-sama,dan ada pula yang menghabiskan waktunya untuk membaca al qur’an di kamarnya,aku masuk kedalam kamarku,menata semua barangku,kurasa semua menjadi berjalan dengan lancar hingga saya mendapatkan teman,minggu pertama,kedua dan ketiga abah dan umi masih menjengukku menyerupai teman-temanku yang lain,hingga pada jadinya saya aku tak mendapati abah dan umi menjengukku,aku hanya termangu di antara teman-temanku yang tengah asyik menumpahkan isi hatinya pada orang tuanya . .
‘’Selna....selamat ya’’.rani sobat sekamarku menghampiriku
‘’selamat???selamat buat apa?’’,aku tak mengerti
‘’atas kelahiran anak pertama tetehmu,tadi sewaktu ibuku menyambangiku ia bilang kalau tetehmu melahirkan bayi laki-laki,menurutnya abah dan umimu sangat gembira dengan kelahirannya,aku pikir kau juga begitu’’.kenang rani,aku termangu sejenak
‘’pasti...’’.ku anggukkan kepalaku
‘’oiya saya ada jam ngaji nih,aku pergi dulu ya na’’.kata rani berlalu dari hadapanku,aku terdiam,jadi ini alasannya mengapa abah dan umi tak lagi mengunjungiku,apa mereka nggak tau kalau saya sangat merindukan mereka,apa kehadiran anak teteh tlah menggantikan posisiku di rumah,apa mereka membuangku,apa mereka tak pernah memikirkan keadaanku sekarang,uangku juga semakin menipis,aku nggka sanggup terus-terusan menyerupai ini,aku harus sanggup menghidupi diriku,ya...aku harus sanggup lakukan itu...
*****

‘’kamu itu suka banget menyendiri ya’’.kata efril duduk di sampingku,cowok yang di kagumi banyak cewek di sekolahku karna kegantengan dan ketajiran orang tuanya itu
‘’emangnya kenapa???’’.tanyaku balik
‘’kamu selalu duduk menyendiri disini,aku pikir kau suka menulis,kamu nggak mau ketawa-tawa bareng sobat temanmu menyerupai itu’’.katanya mengarahkan jari telunjuknya di antara kerumunan para santri yang tengah asyik bercanda
‘’kata siapa saya nulis??’’.
‘’ini...aku nemuin ini disini kemarin sewaktu kau meninggalkan daerah ini,cerpen kau anggun kok’’.dia memperlihatkan lembaran kertas yang berisi cerpenku yang terjatuh kemarin,pujinya yang membuatku tersipu malu
‘’hmmmm saya lebih suka di daerah yang hening menyerupai ini,menghabiskan waktu dengan mencicipi semilir angin yang menerpaku,dengan begitu saya sanggup mendapatkan wangsit dan saya sanggup menciptakan cerita’’.kataku antusias
‘’buat apa kau menciptakan dongeng sebanyak itu kalau kau tak mendapatkan hasilnya’’.katanya
‘’aku itu bukan anak yang hanya mengandalkan uang dari orang tuanya’’.aku menyelanya
‘’bu..bukan itu maksud aku,kamu kan sanggup mempublikasikan cerita-cerita kau dan kau sanggup menerima uang’’.efril merasa tak lezat hati karna tlah berkata menyerupai itu
‘’hmmmmmm...’’,aku menimbang-nimbang kata-kata efril
‘’katanya pingin punya uang????’’.efril meledekku
‘’iya sih,tapi gimana caranya saya melaksanakan itu semua,kamu kan tau sendiri kalau saya tinggal di pesantren dan tidak di perbolehkan membawa laptop’’.aku berdiri memunggungi efril
‘’kamu kan punya hari minggu’’.
‘’terus????’’.
‘’kan kau sanggup ke warnet untuk mempublikasikan cerpenmu itu,mengirim cerpen-cerpenmu ke majalah biar mendapatkan uang,beres kan’’.efril nyengir
‘’pinter juga kamu’’.aku terseyum mendengar ide darinya
‘’efril....’’.dia semakin memperlihatkan gigi-gigi putihnya itu,aku tak percaya kalau dia mempunyai pemikiran yang cendekia balig cukup akal menyerupai itu,aku pikir dia Cuma mau berteman dengan orang sederajatnya saja,ternyata dia juga mau nyamperin saya dan membantuku yang tak sepadan dengannya,kini saya di sibukkan dengan menciptakan cerpen,hingga saya sering tidak mengikuti pelajaran alasannya yakni saya selalu izin pergi ke lap komputer ataupun warnet dengan alasan untuk mengerjakan tugasku,dan kini saya mendapatkan keinginanku,cerpenku tlah di muat dan saya mendapatkan honorku,cukuplah untuk sekedar membiayai makanku setiap hari,tapi...aku sering menerima nilai di bawah 70 alasannya yakni sering tidak mengikuti pelajaran,hingga suatu ketika abah dan umi menyambangiku di pesantren di waktu jam besuk santri...
‘’abah ....’’.ku cium tangan abah dan umi
‘’kamu ini apa-apaan,kenapa raport kau merah,abah menerima laporan dari guru kau kalau kau sering nggak ikut pelajaran,kamu sering tidur di kelas,apa kau lupa tujuan kau disini untuk apa???’’,
‘’tapi abah . . .’’.aku mencoba membela diriku,tapi percuma,amarah telah menggelegak di dalam sanubari orang bau tanah itu
‘’tapi apa,kamu mau bilang kalau pesantren bukan daerah kamu,jika kau nglakuin ini semua karna terpaksa,iya...kamu itu harus sanggup hidup mandiri,kamu harus sanggup mengatur dan menghidupi dirimu sendiri,kamu nggak sanggup terus-terusan menggantungkan hidupmu pada orang lain,kamu harus mempersiapkan dirimu kalau suatu ketika abah atau umimu sudah tidak ada,kamu harus sanggup berdiri di atas kakimu sendiri ‘’.abah melotot matanya
‘’abah sudah abah,kecilkan bunyi abah,malu di lihat orang bau tanah santri yang lain,istigfar abah istigfar’’,umi mengelus dada abah,abah mencoba mengatur nafasnya dan saya hanya menunduk, jam besuk sudah habis dan saya harus segera masuk kedalam pesantren,
‘’maafin selna abah,umi,selna akad akan nglakuin yang terbaik buat diri selna,’’kataku
‘’iya nak,lakukan yang terbaik buat dirimu,turuti kata hatimu,karna perubahan itu hanya akan tiba dari diri kau sendiri’’.kata umi memelukku,kupeluk umi dan mencium tangan abah,
‘’suatu ketika kau akan mengerti apa yang abah maksud nak’’.kata abah memegang dadanya,aku menunduk,berlalu dari hadapan abah,ingin saya menangis,tapi saya harus ingat kalau saya tak boleh nangis,aku nggak boleh cengeng....
*****

‘’hey ....’’.efril mendekatiku
‘’hmmmmm efril’’.ku lontarkan senyumanku padanya
‘’kenapa sih,kok kelihatannya sedih gitu’’.tanyanya
‘’nggak..nggak papa kok,aku nggak lagi sedih,justru saya tengah senang karna tlah mendapatkan semuanya’’.kataku tersenyum kecut
‘’oiya????bohong,kamu belum mendapatkan segalanya’’.katanya memalingkan muka
‘’kata siapa,aku menang,aku tlah mendapatkan semuanya,cerpen-cerpenku tlah di muat di majalah-majalah,dan saya tinggal nunggu panggilan untuk menciptakan novel,kurang apa’’.aku beranjak, memunggunginya
‘’kamu memang tlah mendapatkan semuanya selna,kamu memang menang,tapi kau kalah selna kamuu kalah,kamu nggak sanggup memenangkan hatimu,kamu nggak sanggup menuruti kata hatimu,kamu selalu membohongi hatimu’’.akunya
‘’kata siapa,aku suka dengan hidupku yang sekarang,aku bahagia’’.
‘’menangislah na,jika kau memang ingin menangis,aku tau yang kau rasain,kamu kecewa dengan keputusan orang tuamu kan,kamu kecewa karna mereka membawamu kesini,kamu kecewa karna apa yang kau inginkan selalu bertengtangan dengan abahmu’’.
‘’kamu sok tau,aku tak pernah berpikiran sejauh itu’’.kataku menatapnya
‘’sorotan matamu yang menyampaikan itu semua padaku na’’.dia menatapku dengan tajam,aku terdiam
‘’aku lemah fril,aku lemah,aku nggak tau apa yang saya rasakan ini hanya lah perasaanku saja atau memang begitu kenyataannya,yang niscaya saya kecewa dengan mereka,terutama abah,beliau begitu murka denganku hanya karna raportku merah,padahal saya begitu karna saya ingin nyari uang sendiri,sedangkan dulu waktu tetehku mempunyai kesalahan abah tak pernah semarah itu padaku,aku ingat sangat sangat ingat pesan pesan abah padaku,tapi nggak gini caranya,abah dengan gampangnya memaafkan kesalahan teteh sedangkan aku....nggak fril nggak,aku sakit,hatiku menangis,dari kecil saya mencicipi ini,tapi saya selalu membuang perasaan ini jauh-jauh karna saya nggak mau mengundang rasa benci di benakku, karna saya sayang sama abah fril’’.akuku
‘’menangislah na’’.afril memperlihatkan pundaknya
‘’nggak fril,aku udah akad kalau saya tak akan menangis hanya karna dilema menyerupai ini, saya ingin membendung air mataku,karna suatu ketika saya akan menangis karna orang yang saya sayang akan pergi dariku’’,kataku
‘’setiap orang bau tanah slalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya,nggak ada orang bau tanah yang nggak sayang dengan anaknya,suatu ketika kau akan tau apa maksud abahmu kenapa abahmu begitu keras sama kau na’’.efril menepuk pundakku,aku tersenyum
‘’makasih ya fril,kau sudah mau menjadi temanku’’.aku menoleh padanya
‘’aku akan slalu jadi temanku na,tenanglah..’’,katanya menepuk pundakku’’masuk yuk’’.ajaknya dan saya hanya mengekor di belakangnya.... sejak itu abah dan umi tak lagi menjengukku,tak sekalipun,aku mencoba menguatkan hati,mulai saya menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh,aku harus sanggup memegang kata-kataku,saat saya rindu dengan abah dan umi saya selalu mengirim surat,aku juga tak lupa menanyakan si kecil keponakanku,dia sudah mulai berguru berjalan,pasti lucu,aku tak sabar segera menuntaskan studyku disini dan segera berkumpul dengan keluarga,dan saya juga tak lagi mempermasalahkan kalau saya tak lagi di beri uang bulanan,karna pendapatanku menjual cerpen udah lebih dari cukup untuk membiayai hidupku,aku hanya ingin menandakan kalau saya bisa,dan abah....abahlah yang selalu membalas surat-suratku,tapi saya justru mencicipi kalau itu umi yang membalas,dari kata-kata yang di ucapkan saya sanggup mencicipi kalau itu umi,tapi saya mencoba membuang jauh-jauh rasa itu,mungkin saja abah sudah mulai luluh hatinya,tapi sudahlah,yang penting abah yang telah membalasnya,itu yang membuatku lebih semangat menjalani semua ini . . .semangat dari abah.
*******

Aku telah siap dengan pakaian dan semua perlengkapanku untuk program perpisahan nanti,3 tahun tlah berlalu dan saya seneng sanggup melewati ini semua,aku gembira dengan diriku,aku sanggup menepati janjiku pada abah,abah niscaya gembira karna nilaiku tak lagi merah dan saya akan segera meluncurkan novelku,aku tak sanggup membayangkan betapa bangganya abah dan umi nanti padaku,dan pastnya abah telah akad kalau abah akan tiba pada perpisahanku ini dan akan menjemputku untuk pulang,batinku tersenyum di depan beling dengan baju toga yang ku kenakan.
‘’cie..yang mau jadi penulis terkenal’’.santi meledekku
‘’iih apaan sih,aku kan jadi malu’’.kataku tersipu malu
‘’beneran tau,udah ayoo kita ke depan,pasti udah di tungguin’’.ajak santi,dan saya hanya mengiyakan saja
‘’selna..’’.efril memangilku
‘’efril..’’ku hentikan langkahku,menoleh kebelakang
‘’nggak nyangka ya,udah 3 tahun kita disini,dan kau udah berhasil buktiin ke abahmu kalau kau sanggup melewati masa-masa ini’’.katanya membarengi langkahku
‘’iya frl,aku juga nggak nyangka sanggup nglakuin ini semua,’’kita pun duduk di barisan paling depan,acara demi program telah di laksanakan ,saatnya pengumuman siswa yang berprestasi,dan ternyata namaku yang di sebutkan menjadi santri yang berprestasi,aku senang pastinya,nama orang tuaku pun di panggil tapi tak kunjung abah ataupun umi maju ke depan,aku pun lari kebelakang panggung dan efril mengejarku...
‘’selna..selna’’.efril menahanku
‘’kemana abah dengan umi fril kemana,abah udah akad akan tiba hari ini,tapi nyatanya????abah mengingkari janjinya,mereka benar-benar udah nggak sayaag lagi denganku,buat apa saya nglakuin ini semua,buat apa saya mendapatkan semuanya kalau abah dan umi tak turut merasakannya’’.aku mencoba tak menangis
‘’selna...trimakasih ya atas pialanya,umi gembira sama kamu’’,suara umi mengagetkanku,
‘’umi.....’’.
‘’iya sayang...selamat ya nak atas kemenanganmu,kamu udah buktiin sama kami,abahmu niscaya gembira denganmu nak’’.umi mengelus kepalaku
‘’nggak umi,abah tak pernah gembira padaku,nyatanya abah tak tiba untuk mengambilkan piala dan menjemputku’’,kataku tidur di antara paha umi
‘’abahmu tak pernah mengingkari janjinya nak,abahmu selalu menepati janjinya,seperti kamu,kamu tlah menepati janjimu menjadi anak ke banggaan kami nak,abahmu niscaya gembira sama kamu,abahmu disana niscaya melihatnya’’.kata umi
‘’maksud umi apa???’’,aku tak mengeri,mengangkat kepalaku
‘’ayahmu tlah pulang ke pangkuanNYA, sepulang dari menyambangimu,kami mengalami kecelakaan,abahmu luka parah,uang abahmu habis untuk biaya pengobatan abahmu,abahmu bilang kau tak perlu mengetahui itu semua,yang perlu kau tau hanyalah kalau abahmu sayang sama kamu,abahmu berhasil menciptakan kau menjadi anak sukses nak,dengan menyekolahkan kau ke pesantren kau akan sanggup mendoakan abahmu kalau abahmu sudah tak lagi di dunia ini,abahmu memang tak pernah mengabulkan apa yang kau inginkan,tapi abahmu mencoba memperlihatkan apa yang kau butuhkan,Cuma itu yang abah inginkan’’.jelas umi,tak terasa saya mencicipi sesuatu mengalir di pipiku,air mata yang sekian usang tak pernah mengalir di pipiku dan kini saya meneteskannya tanpa saya menginginkannya,apakah ini saatnya saya menangis????
‘’teru surat-suratku umi????’’.
‘’umi yang membalasnya,itupun pesan dari abahmu,slama ini abahmu telah melaksanakan banyak hal yang kau nggak tau nak,abahmu selalu melaksanakan yang terbaik untukmu,sekarang lakukan yang terbaik untuk abahmu nak,lakukan’’.kata ibu memelukku
‘’umi....’’.aku memeluk umi erat-erat, slama ini saya tlah salah menilai abah,abah menginginkan yang terbaik untukku,tapi mengapa saya mengecewakan abah,aku slalu membuatnya marah,bahkan saya sempat ingin membencinya ketika abah terlalu keras padaku,anak macam apa saya ini,abah melaksanakan ini semua untuk masa depanku tapi mengapa saya tak pernah menyadari ini semua,maafin selna abah maafin selna,selna akad akan jadi anak kesayangan abah...selna akad akan selalu ngebahagiain umi,bukan harta karna kesuksesanku nanti yang abah inginkan dariku,tapi doa dan bagaiman saya sanggup menghargai setiap detik hembusan nafasku apa saya sanggup bersyukur atas nikmat yang di berikan allah padaku,karna harta bukanlah segalanya,abah hanya menginginkan kalau saya mengirimkan doa untuk abah ketika abah tlah tertidur di bawah tanah yang kekal ini untuk selama-lamanya,abah tak mau kalau saya tersesat di dunia,abah hanya ingin saya sanggup menikmati hasil kerja kerasku di ketika bau tanah nanti dan saya sanggup menerima bekal buat saya di alam abadi nanti ....

Tamat . . . .

PROFIL PENULIS
Nama : Rahma Mamlu'atul Maula
Sekolah :MTsN Kanigoro
Alamat : Mojosari Kras-Kediri
Fb : Rachma Chirasstoryastra Maulla

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel