Susu Dan Keringat Bapak - Cerpen Ayah Dan Ibu
Jumat, 07 Agustus 2015
SUSU DAN KERINGAT BAPAK
Karya Intan Susila Putra
Intan Susila Putra,ya itu lah nama derma kedua orang renta ku. Tepat pada tanggal 26 Desember 1993 saya di lahirkan di sebuah desa di salah satu kabupaten di tempat jawa timur. Mereka menyebut tempat itu dengan nama magetan.
Aku anak pertama dari dua bersaudara. Wiwik Susilowati,dia ialah perempuan terhebat dalam hidup dan keluarga ku. Tepat sekali,dia ialah ibu ku,orang yang melahirkan dan membesarkan saya sampai ibarat ini. Aku sangat mengasihi ibu lebih dari apa pun. Aku tidak akan pernah lupa dimana ibu terbangun di tengah malam,menyusui saya ketika saya lapar,menggantikan popok ku,hingga saya tumbuh menjadi sebesar ini. Ini semua karnamu ibu,terima kasih ibu.
Suprihadi,dia ialah kepala rumah tangga di keluarga kami. Bapak,begitu sebutku memanggil beliau. Dia ialah tolak punggung keluarga kami,dia adlah pria andal yang pernah saya temui. Bapak rela mengorbankan segala galanya demi saya dan juga keluarga. Aku teringat di mana saya di pisahkan oleh keadaan,bapak pergi merantau demi untuk membiayai kehidupan aku,menyekolahkan aku, dan juga memenuhi semua kebutuhan saya sampai sekarang. Hingga kini saya sadari,andai saya sanggup saya ingin membeli semua waktu ku yang hilang bersama bapak di waktu saya kecil dahulu. Aku ingin bapak melihat ku tumbuh,aku ingin bersama nya di kala kecil.
Susu dan Keringat Bapak |
Sakit,iri,kecewa,marah ketika saya melihat mereka yang tumbuh dengan kedua orang renta nya,tapi saya sadar bapak ibarat ini karna keadaan yang memaksa nya. Aku hanya berdua bersama ibu menunggu ke pulang bapak dari ibu kota. Luapan kegembiraan yang saya rasakan ketika menerima kabar bila bapak ingin pulang ke gubuk ini,ya walau saya sadar kepulangan nya hanya beberapa hari saja. Tapi itu sangat menciptakan ku bahagia.
Ketika bapak pulang dia memelukku,menggendongku,mencium dan bermain bersama ku. Aku sadar bila bapak juga sangat merindukan saya dan ibu. Betapa besar cinta yang ku dapatkan dari mereka tidak akan pernah ada yang sanggup menandingi. Namun waktu kembali lah yang harus memisahkan aku,ibu dengan bapak.
Tak usang sehabis bapak pulang,beliau pun kembali ke ibu kota. Dimana tempat nya mengais rezeki,bergelut dengan kejamnya ibu kota. Untung nya bapak ku bukan lah orang yang pantang menyerah,mungkin karna ada keluarga yang harus ia beri makan dan harus ia nafkahi yang membuatnya menjadi tegar menghadapi semua nya. Bapak jadikan keluarga sebagai motifasi mu begitu juga dengan saya disini.
Ibu ku selalu berkata, ”lihat pengorbanan bapak mu hanya untuk membelikan mu susu”. Jadilah anak yang mempunyai kegunaan ibarat bapak mu kelak,jadilah pria remaja yang kuat,tegar dan tidak gampang putus asa. (terlihat muka ibu yang sedih menahan air mata nya)
Aku sadar hidup ini keras,aku tau ibu terlihat tegar di hadapan ku saja karna ibu tidak ingin terlihat lemah di depan anak nya. Setiap pagi ibu yang selalu menyiapkan semuanya untuk ku,memandikan ku,memakaikan saya baju,menyiapkan sarapan untuk ku. Padahal ibu sendiri belum makan,tapi dia lebih memntingkan anak nya di bandingkan diri nya sendiri. I LOVE YOU MOM...
Sesekali bapak mengirimi kami surat,ya hanya itu cara kami untuk mengetahui kabar masing masing. Senang rasa nya bila mendengar kabar baik dari bapak,perasaan ibu dan saya pun mulai sedikit terobati. (ibu menahan air mata haru nya ketika membaca surat dari bapak). Mungkin di jaman kini untuk berkomunikasi sangat gampang semenjak ada nya handphone. Namun dulu handphone menjadi barang yang langka dan juga mahal bagi keluarga kami,ya alasannya ialah bapak dan ibu hanya di besarkan dari keluarga yang sederhana di kampung nya. Begitu juga dengan ku kini.
Tapi saya tidak pernah merasa menyesal di besarkan oleh keluarga ini,kami memang keluarga sederhana tapi kami mempunyai cinta yang luar biasa. Kami selalu sanggup mengatasi semua persoalan yang ada di keluarga kami dan kami sanggup selalu menciptakan nyaman dengan semua persoalan yang menerpa keluarga kami.
Saat saya mulai memasuki Taman Kanak-kanak ibu lah yang selalu mengantarku ke sekolah,menungguku sampai jam sekolah selesai. Namun ibu tidak pernah berkata lelah. Pagi pagi buta ibu bangun,membuatkan saya susu untuk mengisi perut ku yang kosong dan ku sadari ibu sendiri belum makan. Siang hari sehabis saya tamat berguru ibu memasak untuk ku,buka masakan yang istimewa atau pun glamor tapi buat ku masakan ibu lah yang terenak di dunia.
Kami selalu makan siang bersama dengan hidangan yang alakadar nya,seperti yang ku bilang tadi,”aku dan keluarga ku selalu sanggup mengatasi ketidak sempurnaan dan menciptakan nya menjadi sesuatu yang istimewa”. Itu lah andal nya keluarga kami,sehingga kami tidak akan iri dengan apa yang di miliki oleh keluarga lain.
Ketika siang menyapa dan adzan dzuhur telah berkumandang,ibu menyuruhku mengambil air wudhu. Ibu lah yang mengajarkan saya wacana apa itu sholat. Setelah kami tamat beribadah,ibu mengajak ku ke kamar dan menidurkan aku. Di dikala saya sudah tertidur ibu bangun,ibu harus menuntaskan pekerjaan ibarat merapihkan buku buku ku,merapihkan rumah dan juga mencucikan baju baju ku.
Tepat pukul 15.00 wib,ibu membangunkan aku. Beliau menyuruh ku untuk segera mandi ya karna saya akan pergi mengaji di salah satu TPA. Aku pun ibarat biasa bermalas malasan,namun ibu dengan sabar membangunkan saya dari tempat tidur ku. Beliau menggendong ku sampai ke kamar mandi. Setelah saya mandi saya lekas berangkat untuk pergi mengaji,untuk yang ini saya tidak perlu di antar karna TPA tempat ku mengaji cukup akrab dengan rumah ku.
Setelah saya pulang dari TPA,aku di suapin oleh ibu sambil saya bermain dengan sahabat sahabat sebaya ku. Ya itulah andal nya ibuku,beliau orang yang sangat sabar. Aku tidak tau apakah ibu ku sendiri sudah makan atau belum di dikala dia menyuapkan saya nasi. Aku hanya asik bermain tanpa memperdulikan apakah ibuku sudah makan atau belum,mungkin karna saya masih terlalu kecil sehingga saya belum sanggup berfikir sejauh itu.
Matahari pun telah tenggelam,tanda dimana saya dan ibu harus kembali ke rumah. Setelah ibu menunaikan ibadah,ibu pun mengajak ku berguru mengulang kembali pelajaran di sekolah pagi tadi sampai membantuku menuntaskan PR ku. Ya ibu ialah guru bila saya sendang berada di rumah. Setelah saya tamat belajar,aku di perbolehkan menonton tv oleh ibu. Selagi saya asik menonton tv ibu tidak pernah lupa mengembangkan saya susu untuk ku minum sebelum tidur nanti.
Tepat pukul 20.30 wib ibu mengajak ku untuk tidur,selagi saya menghabiskan susu yang di buatkan oleh ibu ku tadi tidak lupa ibu membereska buku buku yang awut-awutan sehabis saya berguru tadi. Aku pun tidur tidur lelap bersama indah nya kasih sayang ibu. Aku tidak berfikir bagaimana keadaan bapak di dikala saya tertidur lelap ibarat sekarang. Mungkin di dikala saya terlelap tidur bapak sedang mambanting tulang bekerja di malam hari untuk semoga saya sanggup melanjutkan sekolah dan semoga saya sanggup kebali bertemu dan menikmati nikmat nya susu.
Bapak saya sayang kamu,aku rindu kau saya ingin engkau disini menemai setiap detik bersama aku. Bermain ibarat keluarga yang lain bapak dengan anak nya. Kasihan ibu pak membesarkan saya sendiri,aku mohon pak...aku di sini butuh perhatian dari sosok seorang bapak. (di masa kecil ku sering hati ku berkata ibarat itu)
Begitu lah hari hari ku di kala saya Taman Kanak-kanak sampai SD kelas 3.
PROFIL PENULIS
Nama : Intan Susila Putra
Email : diamond_putr@rocketmail.com
Email : diamond_putr@rocketmail.com