Ketika Cinta Tiba - Cerpen Cinta

KETIKA CINTA DATANG
Karya Dian Rizkya Ulfa

“ Yes… gue LULUS. Loe gimana Stell ?” Jerit kegirangan seorang gadis mungil berambut lurus sebahu, berkulit putih kemerah-merahan. “Iya, sama. Gue juga. Danem loe berapa Vir?” bunyi Stella seorang gadis berkuncir satu dibelakang dan sikapnya sangat hambar tampak terdengar di tengah keramaian anak sekolah yang sudah usang menunggu sebuah pengumuman kelulusan. “ 38,45. Loe berapa ? Jawab Vira. Sambil cengar cengir Stella pun menjawab pertanyaan Vira “39,15. Huahahahaha.”
“Jadi gimana nich? Kita jadi cari Sekolah Menengan Atas bareng kan ?"
“Iya donk. Sekolah Menengan Atas 5 Bogor yang pasti.”
“Yap. Tentu donk.”
Mereka berdua memang sahabat semenjak kecil, dan mencita-citakan kepengen sekolah bareng, dari mulai masih TK, SD, sampe Sekolah Menengah Pertama pun mereka selalu sama-sama. Dan kini mereka udah ngrencanain sekolah di Sekolah Menengan Atas 5 Bogor. Dah kaya pacaran aja ya selalu pengen bersama. :)
♠♣♥♦

Ketika Cinta Datang
Sebulan sehabis kelulusan di umum kan Vira dan Stella segera bergegas menuju sekolah yang mereka idam-idamkan. Mereka pribadi mengambil formulir yang berisi persyaratan- persyaratan yang harus di penuhi tentunya, ya salah satunya investigasi kesehatan di puskesmas terdekat.
“Loe udah ngambil formulirnya belom ?” tanya Vira ke shabat kecilnya itu.
“Udah kok, tapi kita harus periksa kesehatan dulu nich.”
“Iya, trus dimana nich ada puskesmas yang deket sini?”
“Setau gue dideket rumah Diana ada.” (Diana yakni salah satu sahabat Sekolah Menengah Pertama sekelas mereka)
“Ya uda. Cepetan kesana yuk.” sambil bersiap-siap memasukana kertas-kertas persyaratan dan pribadi menuju ke puskesmas yang tak jauh dari Sekolah Menengan Atas 5 Bogor.
♠♣♥♦

Setelah hingga mereka pribadi memakirkan motor yang dikendarainya.
“Aduh, rame banget nich puskesmas kaya pasar aja.” Vira yang agak jenggel melihat susana puskesmas yang begitu ramai, ya tentu lah ya. Lagi demam isu registrasi murid baru.
“Ya ialah, semua calon penerima Sekolah Menengan Atas 5 pada periksa disini. Kaprikornus ya gak heran lagi.” jawab Stella yang juga sedikit jenggel juga.

Vira berhenti berbicara sejenak sehabis Vira melihat seorang Cowok yang perfek berdasarkan Vira. Padahal dikala itu Vira udah punya Rey cowoknya.
”Stell, lihat deh, tu perjaka cakep amat.”
“Mana? Loe tau aja ada perjaka cakep. Gak usah macem-macem deh. Inget tu Rey dirumah nungguin loe.” stella yang cuma geleng-geleng kepala stelah melihat sahabatnya itu tercengang melihat perjaka itu.
“Iya. Cerewet amat loe. Tapi cakep lo. Leat dulu deh.”
“Dasar loe, emank yang mana sich?”
“Itu yang pake hem item, pake kacamata.”

Stella cuma manggut-manggut aja lihat cowo cakep itu. “hemm .. iya-iya.”
“Iya apa?” jawab Vira rada sewot karna sahabatnya itu agak gak peduli kali ya sama cowo yang dilihat Vira.
“iya, iya cakep juga maksudnya. Huahaaaa, tidak mengecewakan lach dari pada Rey.”
“Sialan loe, tapi iya sich.” Vira malah cekikikan ketwa.

Saat mereka tengah asyik ngobrol-ngobrol salah satu pegawai puskesmas mulai memanggil giliran untuk diperiksa. “Vira Ega. Silahkan masuk.”
“Iya, Stel gue duluan ya.”
“Iya, sebentar lagi juga gue yang dipanggil.” Agak jenggel juga Stella, habisnya usang nunggu malah Vira duluan yang di panggil.

Setelah Stella dan Vira selesai diperiksa, mereka pribadi bergegas menuju ke calon sekolah barunya untuk mengumpul formulir dan tentu bersama persyaratan yang sudah lengkap itu.
“Yuk Vir, kita harus kesekolah lagi nih.”
“Iya, tapi tu perjaka mau daftar dimana ya?” Vira yang cemas ninggalin perjaka cakep itu.
“Masih mikirin perjaka itu aja loe. Udah lah,kalo jodoh loe bakal ketemu kok. Yuk, keburu jamnya habis” Stela yang keburu-buru sambil menggeret Vira yang sempat melamun ditempat.
“Cerewet. Iya-iya.”
♠♣♥♦

Kring.. Kring..kring..
Suara hand pone ditas Vira berbunyi keras, tapi napaknya Vira tak mendengar bunyi benda kecil itu. Kring.. Kring.. Kring.. Suara itu berulang kali berbunyi. Dan lagi-lagi Vira tak mendengarnya.
"Vir, kaya bunyi Hand pone loe deh." Stella yang mulai sadar mendengar bunyi hand pone sahabatnya itu berbunyi.

Sambil merogoh isi dalam tasnya dan menemukan benda kecil itu Vira memang sudah sadar kalo hand ponenya berbunyi dan segera mengangkatnya. "Masak sih"
"Hallo.. Kenapa Rey?"
"Kamu masih sibuk banget ya Vir sampai-sampai telf ku usang kau angkat?" Rey yang agak kesel juga, soalnya udah nunggu 3jam lebih dirumah Vira. Udah garing kali ya.
"Maaf Rey, kau pulang dulu aja, saya masih belom selesai."

Tut.. Tut.. Tut..
Rey pribadi mematikan telfnya.
"Gila aja gue suruh pulang, udah 3 jam lebih nunggu malah suruh pulang." Gerutu dalam hati Rey yang kesal dengan perilaku Vira.
"Gimana sih anak, main dimatiin aja telfnya. Gak pengertian banget kalo gue lagi susah daftar." Vira yang dikala itu jenggel malah di buat kesal dengan perilaku Rey yang pribadi matiin telfnya.
"Kenapa lagi? Berantem lagi, aduh udah bosen gue denger kalian berantem mulu. Kali-kali gue denger kalian akur kenapa sih?"
"Ah.. Biarin. Dia itu emang gak sanggup ngertiin gue Stel."
"Sama aja kalian. Egois."
Vira cuma senyum kecut aja denger sahabatnya ikut-ikutan jengkel itu.

♠♣♥♦

“Huuuh… banyak amat yang daftar disini? Kaprikornus gak yakin bakal diterima.” Vira udah frustasi aja liat kerumunan orang di sekolah itu. “Udah, jangan bicara dulu. Kumpulin dulu nich formulirnya.”
“iya.”

Setelah beberapa jam menunggu, Vira, Stella, dan calon penerima lainnya pribadi menggerumbul di papan pengumuman. Dan mereka pun mencari-cari nama mereka di papan pengumuman itu yang berharap nama mereka ada di sebuah papan kecil tersebut.
“Stelll, kita keterima.”
“iya, gue tau.” tetap hambar walaupun Stella pengen teriak-teriak kalo udah diterima."
♠♣♥♦

Hari pertama Masa Orientasi Siswa, ibarat biasa siswa Sekolah Menengan Atas 5 Bogor menggunakan benda-benda yang sangat aneh. Contohnya pakai kalung dari bawang, rambut dikuncir kuda dan sebagainya.
“Aduh, gue risih banget nich pake kaya gini.” keluh Vira.

Stella hanya membisu mendengar sahabatnya itu resah dengan aksesorisnya yang ajaib itu. Tiba-tiba dikejutkan seorang cowo di depan pintu, tinggi dan menggunakan beling mat. Tidak salah lagi, perjaka yang dikagumi Vira pun muncul didepan mata mereka.
“Vir, liat tu." sambil menunjuk ke arah pintu.
“Apaan sih, gue lagi ribet banget nich.” Vira yang sibuk membenahi aksesoris yang di pakainya tak mau mendengarkan Stella.
“Itu, lihat dulu dech, nyesel kalo gak mau liat.”
“Stell, gue gak mimpi kan? Coba deh loe tampar gue.” tercengang melihat sosok didepan pintu yang akan memasuki kelas mereka berdua. Dan Stella pun pribadi menampar pelan Vira.
“ Aduuuh. Sakit. Gue bener-bener gak mimpi, beliau satu kelas sama kita.”
“Iya. Segitunya loe liat tu cowok.”
♠♣♥♦

3hari selesainya pelaksanaan kegiatan Masa Orientasi Siswa ( MOS), dan kini pun giliriran penentuan kelas. Setelah beberapa dikala Pak guru membacakan dan menyebutkan nama-nama siswa Vira tampak begitu kecewa, tak puas dengan apa yang di dengarnya kali ini. Maklum beliau berharap Oscar cowo yang di kaguminya itu sekelas dengannya. Tapi sebaliknya, justru Oscar malah sekelas dengan sehabat kecilnya itu.
“Sudahlah. Jangan murung gitu. Jelek tau’. Huaaahahaha. Ntar kalo gue udah kenal, gue niscaya bakal kenalin beliau Oscar loe." Stella yang tau temannya kecewa itu mencoba menghiburnya.
“Iya, tapi gue sedikit kecewa. Kenapa harus loe yang sekelas sama dia? Kenapa gak gue aja?” ujar Vira dengan nada lirih.

Stella pun senyum-senyum sedikit ngledek si Vira namun berusaha menghibur Vira. “Jangan salahin gue donk, tu salahin gurunya. Loe percaya sama agu. Gue janji. Loe bakal gue kenalin sama Oscar.”
“Iya makasih ya. Loe emank sahabat gue, Stell. Eits .. Tapi kesepakatan loe gak boleh naksir Oscar" ujar Vira yang sedikit cemas karna takut Stella naksir sama Oscar.

Sebenarnya Vira sudah punya cowo, tapi entah kenapa Vira merasa kurang nyaman lagi dengan Rey cowonya itu. Padahal mereka pacaran ±2 tahunan. Keesokan harinya Vira , Stella dan murid-murid Sekolah Menengan Atas 5 Bogor mulai memasuki pelajaran baru. Kring.. Kring.. Kring.. Suara bel sekolah berbunyi menunjukkan tanda istirahat dimulai.
“Gimana temen-temen loe?” tanya Stella kepada Vira.
“Ya begitulah, sama kaya pertama kali gue kenal loe dulu waktu SMP.”
“Loe lagi bĂȘte yaaa?” tanya Stella yang mengetahui Vira kurang semangat hari ini.
“Iya nih, Kenapa gak gue aja yang sekelas sama Oscar.“
“Gue uda nebak kalo loe bakalan ngomong itu. Oscar tu orangnya cuek. Dari tadi gue perhatiin beliau diem aja, di ajak ngomong temennya aja jawabnya seperlunya.” ujar Stella yang dari tadi dikelas merhatiin tingkah laris Oscar, sanggup dibilang jadi dektektif.
“Masak sih? Kaprikornus tambah ingin tau gue sama dia.” Vira tamabh ingin tau aja tuh sama si OScar, soalnya beliau suka banget sama cowo yang cuek. Dulu Rey juga gitu. Cuek banget.
♠♣♥♦

Setelah ±3bulan pelajaran dimulai, ternyata Stella uda pacaran aja tuh sama temen satu kelasnya tanpa sepengetahuan Vira, raka namanya . Raka yakni sahabat Oscar. Memang kebetulan sekali.
“Raka nanti malem kita jadi ketemu ?" tanya Stella pada Raka.
“Jadi dong, emang kenapa?"
“JAngan lupa sama planning kita ya? Kamu ngajak Oscar, saya ngajak Vira."
"Iya cayang. Beres deh pokoknya. Yuk pulang.” Sambil meraih tangan Stella.
♠♣♥♦

“Loe ngapain sich ngajak gue segala, gue gak mau loe jadiin kambing congek loe sama Raka ya.” tanya Vira jengkel yang terpaksa ikut dengan Stella dan Raka.

Stella hanya membisu saja melihat Vira yang mulai kesal. Tak usang kemudian sebuah kendaraan beroda empat berhenti di depan mereka. Kemudian dua perjaka tampan itu menghampiri Stella dan VIra. Dan tak usang Vira pun terkejut dengan kedatangan mereka berdua.
“Stell?”
“Loe kaget ya Raka ngajak Oscar kesini? Gue sengaja ko.”
“Sialan loe, kenapa loe gak ngomong dari tadi? Kalo tau gini tadi gue dandan dulu semoga kelihatan cantik.”
“Hay , udah usang ya nunggunya? Maaf tadi macet banget.” ujar Raka.
“Iya gak papa kok, kita juga gres nyampai.”
“Yuk sayang." ajak Raka kepada Stella.
“yuk, gue tinggal dulu ya Vir.” Stella pribadi bangun meninggalkan Vira ditempat duduk yang mereka huni dari tadi.
“Loe mau kemana Ka ?” tanya Oscar pada Raka
“Bentar, gue keluar dulu. Gue nitip Vira ya?” Stella dan Raka pribadi pergi dan meninggalkan Vira dan Oscar,sebenarnya Stella dan Raka sudah merencakan ini semenjak awal.
“Maksud loe?” jawab Raka.
“Apa-apaan ini?” tanya Vira yang kebingungan, tapi dalam hati seneng juga. Tiba-tiba Raka dan Stella pribadi pergi tanpa mendengarkan Vira dan Oscar. Setelah ±10 menit lamanya Vira dan Oscar berdiam diri, balasannya Oscar pun memulai pembicaraan mereka, masih canggung juga, soalnya Oscar itu gak mau ngomong jikalau gak diajak ngomong duluan.
“Loe temen deketnya Stella.” tanya Oscar.

Kemudian Vira menjawab lirih dan sedikit gugup. “Iya.”
“Kenalin gue Oscar, loe?” tanpa ragu-ragu Oscar pun pribadi mengulurkan tangan dan ingin berkenalan.
“Vira.”
“Gue gak ngerti maksud mereka apa? Kenapa juga diajak kesini.”
“Gue juga gak tau. Tadinya gue kira gue bakalan jadi kambing congek mereka. Mungkin mereka pengen kita kenal, kan loe sahabatnya Raka, sedangkan gue sahabatnya Stella.”
“hemm.. iya mungkin. Tapi kenapa gak bilang dari awal sih mereka.”
“Uda turuti aja apa mau mereka. Loe temennya Raka uda semenjak kapan?” akal-akalan gak tau, padahal jelas-jelas Stella pengin comblangin Vira sama Oscar.
“Gue temennya Raka semenjak gue SMP.” jawab Oscar jelas.
“Oh gitu ya?” Vira salting sendiri alasannya yakni terlalu bahagia sapai-sampai Vira resah mau jawab atau mau tanya apa.
“Sepertinya gue pernah liat loe sebelumnya dech. Tapi gue agak lupa sih dimana gue liat loe." Pura-pura mikir padahal Raka ingat terang dimana beliau lihat Vira dikala itu.
“Masak? Mungkin di sekolah kali’. Kan kita satu sekolah."
“Bukan, di puskesmas kalo gak salah. Loe waktu itu sama Stella kan?”
“Ternyata Oscar merhatiin gue waktu itu.” Gerutu Vira dalam hati, seneng banget diperhatiin.
“Hey.. Kok diem aja? Iya kan? Tanya Oscar lagi.
“Iya-iya.”
“hemm .. Bay the way gue boleh minta no hand phone loe? Ya supaya kita lebih kenal aja.” Oscar membaranikan diri, walaupun sesungguhnya itu keinginan beliau buat bersahabat dengan Vira.
“Boleh kok. Mana hand phone loe? Biar gue catetin no gue.” Vira yang dikala itu juga berharap sanggup tuker-tukeran nomer hanp pone.
“Mana sich Stella sama Raka? Lama banget.”

Setelah beberapa usang mereka berbicara, tak usang kemudian hand pone Vira bunyi. Dan ternyata telf dari Stella.
“Halo Stell. Loe dimana sih? Uda malem nich.”
“Gue udah pulang, huahahahaha. Met seneng-seneg ya?”
“sialan loe. Trus gue pulang sama siapa?” tanya Vira, tapi keburu telfnya dimatikan sama Stella.
“Kenapa? Mereka berdua udah pulang ya?" tanya Oscar.
“iyha nich. Hufh . trus gue gimana nich?” jawab Vira yang berharap Oscar bakal nganter beliau pulang.
“Gue anter yuk?”
“Gak usah, gue naik taxi aja. Gak lezat kalo loe yang nganterin. Kan gue tadi kesini sama stella.”
“Udah, ayo. Gak baik cewek pulang sendirian.”
“Iya, makasih ya?”
♠♣♥♦

Setelah beberapa usang Vira dan Oscar SMS'n, telf-telf'nan juga, bahkan mereka juga sempat keluar berdua tanpa sepengetahuan Stella dan Oscar, balasannya merka berdua pun muncul perasaan yang mungkin cinta kali ya namanya? Kemudian Oscar pun menyatakan perasaannya itu kepada Vira.
“Uda usang nunggu ya?" tanya Oscar.
“Gak ko, lumutan dikit lah. Hihihi. Kamu mo ngomong apa?”
“Maaf ya? Sebentar, saya pesen minum dulu. Kamu mo pesen apa?”
“Terserah kau aja.”

Beberapa dikala kemudian Oscar pun kembali dan membawa makanan yang dipesannya.“To the point aja deh, saya ngajak kau kesini alasannya yakni aku… aku.. saya ..” melamun sejenak sambil menata kalimat yang akan diucapkan kepada Vira.
“Aku apa? Kok saya aku?” tanya Vira penasaran.
“Aku mau ngomong kalo saya syang kamu, kau mau gak jadi pacar aku?”
"Apa? Kamu.. kau suka sama aku? Tapi kan kita belom usang kenal.”
“Iya , saya tau itu. Semenjak saya ketemu di puskesmas, saya sesungguhnya pengen pribadi nyamperin kamu. Dan sehabis saya tau kita bakal sekelas saya seneng banget. Tapi sayangnya,kita malah beda kelas. Dan jalan satu-satunya yakni saya comblangin aja Raka sama Stella. Dengan gitu saya bias lebih gampang kenal kamu." Oscar pun penjelaskan.
“Kamu comblangin Stella sama Raka? Berarti sebelumnya kau uda kenal sama Stella?” Vira pun terkejut mendengar klarifikasi Oscar.
"Sebenernya Stella itu temen saya waktu kecil.”
“Jadi selama ini kau dan Stella akal-akalan gak kenal? Dan waktu di puskesmas itu?” jawab Vira seolah-olah menjadi sebuah pertanyaan besar.
“Iya, waktu itu saya nyuruh Stella begitu. Kaprikornus gimana nich? Kamu mau apa gak?”

Vira pun masih bingung, alasannya yakni Vira masih punya Rey, tapi disisi lain Vira pun juga sangat menyayangi Oscar.
“Kenapa kau diem ? kau gak mau ya?”
“Bukannya saya gak mau. Tapi saya butuh waktu untuk jawab ini. Boleh beri waktu saya buat mikirin ini semua?”
“Baiklah, kau butuh waktu berapa lama?”
“3hari .”
“oke, saya tunggu jawaban kau disini 3 Hari lagi pas istirahat.” kemudian Vira pun menganggukkan kepalanya yangberarti iya.
♠♣♥♦

Saat itu Stella sedang berada dirumah Vira, Vira ragu akan crita ke Stella apa enggak. Masalahnya sehabis bencana kemarin Vira gak pernah crita apa-apa ke Stella, pikirnya masak crita-crita pas Oscar nembak dia. Tapi balasannya Vira pun crita.
“Stell, gue mau minta pendapat lho nich. Gue resah banget. Gue tadi ditembak sama Oscar. Tapi dikala ini gue masih pacaran sama rey. Trus gue harus gimana?”
"apa?? Kok udah ditembak aja? Loe juga belom pernah crita-crita wacana Oscar, ee.. Uda ditembak aja." Stella pun kaget menf=dengar Vira bertanya.
"hehehhe.. Maaf, saya gak pernah crita ya? Tapi gue harus gimana nih?"
“Gue mau ngasih tau sesuatu ke loe. Tapi loe jangan murka sama gue. Waktu tu gue pernah liat Rey jalan sama cewek lain. Maka dari situ lah gue kenalin loe sama Oscar. Dan sesungguhnya Oscar itu temen kecil gue, di puskesmas itu sengaja gue pertemuin loe sama Oscar. Karena gue yakin Oscar terbaik buat loe. Gak kaya Rey brengsek. Maafin gue uda bohongin loe problem Oscar. Tapi kini , terserah loe. Loe mau lanjutin sama Rey ato loe mau nerima loe.” Stella pun menjelaskan ke Vira wacana bencana diman Stella pernah melihat Rey pergi bareng sama cewe lain.
“Loe serius Stell? Sebenarnya gue juga punya perasaan sama Oscar. Dan gue pengin mutusin tu perjaka brengsek. Makasih loe uda kenalin gue sama Oscar.”
♠♣♥♦

Sebuah sedan berhenti di rumah Vira. Tok.. Tok.. Tok.. Rey pun mengetuk pintu.
“Vira ada Mbok?” tanya Rey pada seorang ibu bau tanah yang membuka pintu rumah Vira.
“Ada, silahkan duduk.” Rey pun pribadi duduk diantara bangku yang berada di depan rumah Vira yang di hiasai taman bunga. Dan tak usang kemudian Vira pun datang.
“To the point aja. Gue mau kita putus.” Vira pun pribadi mengucapkan kata putus. Mungkin emosinya lagi naik.
“Apa alesan kau mutusin aku?” tanya Rey yang dikala itu panik mendengar undangan Vira yang mendadak dan begitu cepat.
“Gue uda tau sifat loe. Ternyata selama ini loe gak kerumah gue alasannya yakni loe menduakan kan ?” muak gue liat muka loe.”
“Tapi..?” Rey kebingungan, dari mana Vira tau semua itu.
“Sekarang loe pergi dari rumah gue. Pergi !!” Vira pun pribadi masuk rumah dan menutup pintu keras.
♠♣♥♦

“Gue uda mutusin Rey kemarin Siang.” Vira penceritakan bencana semalam kepada sahabatnya itu. Sebenarnya terlalu cepat juga mutusin Rey. Tanpa ada klarifikasi yang terang dari Rey. Tapi keadaan kini Vira memang lebih respek sama Osccar. Semenjak Rey mulai jarang menghubungi Vira. Perasaan VIra pun mulai perlahan hilang kepada Rey. Makanya beliau tanpa ragu-ragu memututskan Rey.
“Yang bener loe? Cepet banget?” Stella pun kaget mendengar crita Vira yang begitu cepat.
“Iya. Dan kini gue lagi nungguin Oscar buat jawab pertanyaan dia.”
“Jadi gue ganggu nich.”
“Ya begitulah.” sambil tersenyum Vira pun memberi tanda kepada Stella supaya Stella segera meninggalkan Vira sendiri di kantin sekolah.
“Sialan loe, oke- oke.” Setelah beberapa dikala kepergian Stella, Oscar pun datang.
“hay,, pribadi aja ya? Gimana kau kan?”tanya Oscar.
“Kamu serius sama aku?”
“Aku serius Vira. Kenapa? Kamu masih ragu sama aku?”
“Iya.”
“Serius?” jawab Oscar yang lagi nunggu jawaban Vira.
"iya, saya mau."

Dan balasannya mereka berdua pun resmi pacaran. Tak usang kemudian Stella dan Raka pun menghampirin mereka berdua, sesungguhnya mereka berdua uda nguping dari tadi.
"selamat ya? Kalian udah jadian, jadi boleh pesen apa aja kan ini?" Raka yang lagi godain Vira dan Oscar pengen ditraktir alias makan gratis.
"Sialan loe, iya sana gratis deh. Tapi hari ini doang." jawab Oscar.

SELESAI

PROFIL PENULIS
Nama : Dian Rizkya
Alamat : Perum Purimas
facebook : Diviavant Dedepepe ( http://www.facebook.com/tekumok )

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel