Gadis Pink
Sabtu, 14 Februari 2015
Judul : Gadis Pink
"Setiap kali ku bertemu dengannya saya selalu teringat mantan kekasihku yang telah meninggal 4 tahun yang lalu, wajahnya senyumnya ia semua tentangnya kurasa sama ibarat mantan kekasihku itu, tepatnya itu yaitu hari atau malam ke 5 bulanya pacaran kami tetapi entah kenapa tiba-tiba ia tetapkan hubungan itu
“kak, kau cari yang lebih baik dari saya aja yaa, saya udah ga tahan dengan ini semua maaf kak jangan kaka minta saya buat balik sama kaka please maaf”
Itulah kata yang ku ingat hingga sekarang, saya sempat murka padanya dan saya berjanji pada diriku sendiri untuk tidak akan pernah memaafkannya
belum sempat saya memaki-maki dia, murka padanya saya mendapatkan kabar bahwa ia telah pergi dari keluarganya saya sempat bertanya-tanya ia pergi kenapa hingga kesannya saya faham maksud keluargannya itu bahwa Lingling telah meninggal iya nama gadis itu yaitu Lingling, saya terus bertanya kepada keluarga Lingling dan orang-orang terdekatnya tetapi mereka tidak mau memberitahuku penyebab tamat hidup Lingling, ini menjadi misteri bagiku
#
Awal pertemuanku dengan gadis pink itu kufikir ia yaitu Lingling gadis yang pernah singgah di hatiku itu
“kini saya telah menemukanmu” kataku dalam hati dengan penuh harap
Setiap sore saya menunggu gadis pink itu di kedai kopi pojok kompleks kelurahan sebelah ternyata benar ia selalu kesana, saya suka tiba di kedai itu alasannya yaitu saya suka melihat gadis pink itu selalu ku lihat ia dari kejauhan kuperhatikan tiap gerak geriknya, saya suka senyumnya pandangannya yang menunduk ketika melihat lelaki dan juga wajahnya dibalik balutan jilbab pink yang dikenakannya berapa hari yang lalu. saya menyebutnya ia gadis pink alasannya yaitu ia selalu menggunakan pakaian pink entah itu jilbabnya bajunya ataupun apa yang dikenakannya selalu berkolaborasikan warna pink
“Ini sudah malam hampir jam 11 malam tetapi kenapa ia tidak muncul juga” kecemasanku mulai tiba “aku tidak mau kehilangan kau untuk yang ke dua kalinya Lingling” tak terasa saya meneteskan air mataku kuputuskan pulang malam itu
Hari ke 2,3,4 hingga 1bulan tetap ibarat itu tidak ku temukan dia
‘mungkin ini sudah takdirku dan yang kemarin hanyalah bayanganku terhadap kerinduanku pada Lingling” saya terkejut tiba-tiba ada tiga cewe yang duduk disebelahku di dingklik panjang di taman sore itu
Lebih terkejutnya saya “gadis pink!!!” batinku menjerit dalam hati
dia tampak bercanda dan sedang memakan es krim coklat, itu semakin meningatkan saya pada mantan kekasihku itu, seakan saya melihat ia itu tepat bahkan sangat persis dengan Lingling hanya satu yang berbeda ia tampak bagus dengan hijabnya sedang Lingling tidak pernah menggunakan kain lebar dikepalanya
Aku ingin menyapanya tetapi pengecap ini kelu kaku, rokok yang ku pegangpun jatuh air mata ingin menetes lagi “ada apa denganku padahal saya ini Jantan tidak pernah menangis ibarat ini sebelumnya kecuali kalau wacana gadis pink itu”
#
“Azam berdiri nak, mama punya kabar baik buat kau , mama udah menemukan pengganti Lingling buat kau nak” bunyi mamaku membuatku kaget bahkan ibarat terpental dari kasur
“apa??? Maksud mama apa?”
“mama sudah memilih calon istri buat kau sayang”
“haaah saya dijodohin!!! Hahh please ma jangan paksa Azam kaya gitu ma, ini bukan zamannya siti nurbaya lagi yang harus dijodoh-jodohkan, memang cewe yang dijodohkan denganku itu juga mau apa”
“orang tuanya oke kok dan anaknya juga sangat nurut sama orang tuanya, mama pingin kau mencar ilmu banyak dari dia”
Saking jengkelnya saya aku pribadi lari membawa Motor ninja kesayanganku dan saya mengajak teman-temanku untuk minum-minum lagi ya alcohol bagiku itu barang yang sudah lazim saya minum
Sore itu saya lansung pergi ke taman dengan geng MOGE ku yang suka hura-hura kebut-kebutan dijalan raya, saya tertarik dengan gadis behijab merah di ujung jalan taman itu, saya punya keberanian untuk ingin menggodainya alasannya yaitu saya ditantang teman-temnaku untuk menarik hati cewe berhijab merah itu
“hei cewe, boleh kenalan yaa biasanya cewe dipinggir jalan itu murah-murah, ayo ikut saya kau boleh minta apa ajaa dari aku”
“hhaa lepaskan saya mas, saya tidak mau sama mas dan tolong jaga ucapan mas pada wanita jangan macam-macam saya sanggup teriak” ucap cewe hijab merah itu yang sambil terus menundukkan pandangannya sehingga saya tidak mengenali wajahnya tapi yang terperinci ia niscaya sanggup saya beli
kutarik tanganya dan kuarahkan wajahnya untuk kucium bibir tipisnya itu
Dan ternyata apa yang saya lihat lansung kulepaskan tanganku yang semula ada di pipinya “gadis pink!!! Lingling”
Gadis itu menangis dan berlari kuhalangi temanku yang mencoba untuk mengejarnya
#
“Azam pake ini, cepat mandi” teriak mama sabil melemparkan sebuah pakaian atau baju koko lengkap dengan tudung khas pria muslim
“ihhh sii mama apaa’an lagi saya disuruh pake baju buruk gini ichh”
“udah sana mandi dan kau pakek itu, 5menit lagi calon menantu mama datang”
“Haacch” saya shock tanpa banyabicara lagi mama lansung mengantarku kekamar mandi
Benar saja 5 menit sudah ku dengar ada tamu di ruang tamu dan mau tidak mau saya pakai pakaianku itu
Mama mengantarku ke ruang tamu mama sangat memperhatikan saya dan sangat-sangat menjaga kesopananku
Keluargaku dan keluarga orang yang kata mama akan jadi istriku itu sudah banyak berbincang-bincang dan kesannya mereka meminta memperkenalkan calon istriku itu ketika wanita itu mulai berdiri hatiku berdegup dengan kencangnya entah kenapa sebelumnya belum pernah sama sekali saya mencicipi getaran ibarat itu
Aku juga mulai bediri mengiringinya
Dan tatapan kami bertemu “dia!! Gadis pink!! Lingling” kataku
Perempuan itu memalingkan wajahnya lagi dan mengulurkan tangan sambil menangis “Araniry” katanya “Azam”balasku dengan terbata-bata
“bagaimana Rani, apa kau mau menikah dengan cowok tampan didepanmu itu? Tanya Abah gadis Pink itu
“iya abah umi, Rani yakin apa pilihan abah dan umi yaitu yang terbaik buat Rani”
Dengan air mata yang terlihat menetes dibalik jilbab Pink yang dikenakannya
“Alhamdulillah” ucapan mereka semua
“berarti kita setuju menikahkan mereka” tungkas Papaku kepada calon besannya
#
Tidak terasa kurang 3hari lagi saya dan Rani akan menikah, tetapi saya merasa tidak pantas untuk Rani, saya merasa ia terlalu halal untuk disentuh, ia terlalu sholeh dan baik untukku yang hina ini suka minuman keras merokok dan ugal-ugalan di jalan raya untuk balap moge atau motor gede, saya yakin Rani kemarin menangis alasannya yaitu ia tau kelakuanku beberapa hari yang kemudian menggodanya dan mencoba menciumnya
Hari ijab kabul tepat di hari ini semua telah siap dan sudah tertata rapi
Aku sangat senang pernikahanku sudah berjalan sudah bersanding dipelaminan meskipun sesungguhnya saya merasa saya tidak pantas untuknya, kukecup keningnya dan saya bekata maaf dengan lirih kini air matanya menetes lagi ku usap,” mengapa kau mau menerimaku” ketika kami masih duduk di pelaminan
“karena Rani yakin pilihan abah dan umi mas, sesungguhnya mas itu baik, Rani yakin”
Akupun ikut menangis dan memeluknya biarlah para tamu ajakan menjadi saksi kesucian cinta Rani
“kamu yakin sanggup mencintaiku Rani” kataku dalam isak tangis
“bisa mas”
Setelah hari pernikahanku itu saya sangat berubah secara drastis dan keseluruhan hal-hal burukku telah kutinggalkan dan tidak pernah punya cita-cita untukku ulangi lagi
Secara rahasia saya selalu pergi ke masjid setiap tengah malam ketika istriku sudah tidur saya menangis dimasjid dan bertobat secara sepenuhnya, tiba tiba istriku tiba dan menangis memelukku
“maaf mas saya mengikutimu secara diam-diam, keyakinanku sudah terwujud mas”
Sejak ketika itu saya sanggup menjadi imam yang baik bagi keluargaku untuk mewujudkan keluarga yang sakinah mawwada warrohmah"
Pengirim : Rettno Hayuningtyas
Email : rettnohayuningtyas@gmail.com
Facebook : Rettno Hayuningtyas Septiani Putrii
Twitter : @rettno_hayun
"Setiap kali ku bertemu dengannya saya selalu teringat mantan kekasihku yang telah meninggal 4 tahun yang lalu, wajahnya senyumnya ia semua tentangnya kurasa sama ibarat mantan kekasihku itu, tepatnya itu yaitu hari atau malam ke 5 bulanya pacaran kami tetapi entah kenapa tiba-tiba ia tetapkan hubungan itu
“kak, kau cari yang lebih baik dari saya aja yaa, saya udah ga tahan dengan ini semua maaf kak jangan kaka minta saya buat balik sama kaka please maaf”
Itulah kata yang ku ingat hingga sekarang, saya sempat murka padanya dan saya berjanji pada diriku sendiri untuk tidak akan pernah memaafkannya
belum sempat saya memaki-maki dia, murka padanya saya mendapatkan kabar bahwa ia telah pergi dari keluarganya saya sempat bertanya-tanya ia pergi kenapa hingga kesannya saya faham maksud keluargannya itu bahwa Lingling telah meninggal iya nama gadis itu yaitu Lingling, saya terus bertanya kepada keluarga Lingling dan orang-orang terdekatnya tetapi mereka tidak mau memberitahuku penyebab tamat hidup Lingling, ini menjadi misteri bagiku
#
Awal pertemuanku dengan gadis pink itu kufikir ia yaitu Lingling gadis yang pernah singgah di hatiku itu
“kini saya telah menemukanmu” kataku dalam hati dengan penuh harap
Setiap sore saya menunggu gadis pink itu di kedai kopi pojok kompleks kelurahan sebelah ternyata benar ia selalu kesana, saya suka tiba di kedai itu alasannya yaitu saya suka melihat gadis pink itu selalu ku lihat ia dari kejauhan kuperhatikan tiap gerak geriknya, saya suka senyumnya pandangannya yang menunduk ketika melihat lelaki dan juga wajahnya dibalik balutan jilbab pink yang dikenakannya berapa hari yang lalu. saya menyebutnya ia gadis pink alasannya yaitu ia selalu menggunakan pakaian pink entah itu jilbabnya bajunya ataupun apa yang dikenakannya selalu berkolaborasikan warna pink
“Ini sudah malam hampir jam 11 malam tetapi kenapa ia tidak muncul juga” kecemasanku mulai tiba “aku tidak mau kehilangan kau untuk yang ke dua kalinya Lingling” tak terasa saya meneteskan air mataku kuputuskan pulang malam itu
Hari ke 2,3,4 hingga 1bulan tetap ibarat itu tidak ku temukan dia
‘mungkin ini sudah takdirku dan yang kemarin hanyalah bayanganku terhadap kerinduanku pada Lingling” saya terkejut tiba-tiba ada tiga cewe yang duduk disebelahku di dingklik panjang di taman sore itu
Lebih terkejutnya saya “gadis pink!!!” batinku menjerit dalam hati
dia tampak bercanda dan sedang memakan es krim coklat, itu semakin meningatkan saya pada mantan kekasihku itu, seakan saya melihat ia itu tepat bahkan sangat persis dengan Lingling hanya satu yang berbeda ia tampak bagus dengan hijabnya sedang Lingling tidak pernah menggunakan kain lebar dikepalanya
Aku ingin menyapanya tetapi pengecap ini kelu kaku, rokok yang ku pegangpun jatuh air mata ingin menetes lagi “ada apa denganku padahal saya ini Jantan tidak pernah menangis ibarat ini sebelumnya kecuali kalau wacana gadis pink itu”
#
“Azam berdiri nak, mama punya kabar baik buat kau , mama udah menemukan pengganti Lingling buat kau nak” bunyi mamaku membuatku kaget bahkan ibarat terpental dari kasur
“apa??? Maksud mama apa?”
“mama sudah memilih calon istri buat kau sayang”
“haaah saya dijodohin!!! Hahh please ma jangan paksa Azam kaya gitu ma, ini bukan zamannya siti nurbaya lagi yang harus dijodoh-jodohkan, memang cewe yang dijodohkan denganku itu juga mau apa”
“orang tuanya oke kok dan anaknya juga sangat nurut sama orang tuanya, mama pingin kau mencar ilmu banyak dari dia”
Saking jengkelnya saya aku pribadi lari membawa Motor ninja kesayanganku dan saya mengajak teman-temanku untuk minum-minum lagi ya alcohol bagiku itu barang yang sudah lazim saya minum
Sore itu saya lansung pergi ke taman dengan geng MOGE ku yang suka hura-hura kebut-kebutan dijalan raya, saya tertarik dengan gadis behijab merah di ujung jalan taman itu, saya punya keberanian untuk ingin menggodainya alasannya yaitu saya ditantang teman-temnaku untuk menarik hati cewe berhijab merah itu
“hei cewe, boleh kenalan yaa biasanya cewe dipinggir jalan itu murah-murah, ayo ikut saya kau boleh minta apa ajaa dari aku”
“hhaa lepaskan saya mas, saya tidak mau sama mas dan tolong jaga ucapan mas pada wanita jangan macam-macam saya sanggup teriak” ucap cewe hijab merah itu yang sambil terus menundukkan pandangannya sehingga saya tidak mengenali wajahnya tapi yang terperinci ia niscaya sanggup saya beli
kutarik tanganya dan kuarahkan wajahnya untuk kucium bibir tipisnya itu
Dan ternyata apa yang saya lihat lansung kulepaskan tanganku yang semula ada di pipinya “gadis pink!!! Lingling”
Gadis itu menangis dan berlari kuhalangi temanku yang mencoba untuk mengejarnya
#
“Azam pake ini, cepat mandi” teriak mama sabil melemparkan sebuah pakaian atau baju koko lengkap dengan tudung khas pria muslim
“ihhh sii mama apaa’an lagi saya disuruh pake baju buruk gini ichh”
“udah sana mandi dan kau pakek itu, 5menit lagi calon menantu mama datang”
“Haacch” saya shock tanpa banyabicara lagi mama lansung mengantarku kekamar mandi
Benar saja 5 menit sudah ku dengar ada tamu di ruang tamu dan mau tidak mau saya pakai pakaianku itu
Mama mengantarku ke ruang tamu mama sangat memperhatikan saya dan sangat-sangat menjaga kesopananku
Keluargaku dan keluarga orang yang kata mama akan jadi istriku itu sudah banyak berbincang-bincang dan kesannya mereka meminta memperkenalkan calon istriku itu ketika wanita itu mulai berdiri hatiku berdegup dengan kencangnya entah kenapa sebelumnya belum pernah sama sekali saya mencicipi getaran ibarat itu
Aku juga mulai bediri mengiringinya
Dan tatapan kami bertemu “dia!! Gadis pink!! Lingling” kataku
Perempuan itu memalingkan wajahnya lagi dan mengulurkan tangan sambil menangis “Araniry” katanya “Azam”balasku dengan terbata-bata
“bagaimana Rani, apa kau mau menikah dengan cowok tampan didepanmu itu? Tanya Abah gadis Pink itu
“iya abah umi, Rani yakin apa pilihan abah dan umi yaitu yang terbaik buat Rani”
Dengan air mata yang terlihat menetes dibalik jilbab Pink yang dikenakannya
“Alhamdulillah” ucapan mereka semua
“berarti kita setuju menikahkan mereka” tungkas Papaku kepada calon besannya
#
Tidak terasa kurang 3hari lagi saya dan Rani akan menikah, tetapi saya merasa tidak pantas untuk Rani, saya merasa ia terlalu halal untuk disentuh, ia terlalu sholeh dan baik untukku yang hina ini suka minuman keras merokok dan ugal-ugalan di jalan raya untuk balap moge atau motor gede, saya yakin Rani kemarin menangis alasannya yaitu ia tau kelakuanku beberapa hari yang kemudian menggodanya dan mencoba menciumnya
Hari ijab kabul tepat di hari ini semua telah siap dan sudah tertata rapi
Aku sangat senang pernikahanku sudah berjalan sudah bersanding dipelaminan meskipun sesungguhnya saya merasa saya tidak pantas untuknya, kukecup keningnya dan saya bekata maaf dengan lirih kini air matanya menetes lagi ku usap,” mengapa kau mau menerimaku” ketika kami masih duduk di pelaminan
“karena Rani yakin pilihan abah dan umi mas, sesungguhnya mas itu baik, Rani yakin”
Akupun ikut menangis dan memeluknya biarlah para tamu ajakan menjadi saksi kesucian cinta Rani
“kamu yakin sanggup mencintaiku Rani” kataku dalam isak tangis
“bisa mas”
Setelah hari pernikahanku itu saya sangat berubah secara drastis dan keseluruhan hal-hal burukku telah kutinggalkan dan tidak pernah punya cita-cita untukku ulangi lagi
Secara rahasia saya selalu pergi ke masjid setiap tengah malam ketika istriku sudah tidur saya menangis dimasjid dan bertobat secara sepenuhnya, tiba tiba istriku tiba dan menangis memelukku
“maaf mas saya mengikutimu secara diam-diam, keyakinanku sudah terwujud mas”
Sejak ketika itu saya sanggup menjadi imam yang baik bagi keluargaku untuk mewujudkan keluarga yang sakinah mawwada warrohmah"
Pengirim : Rettno Hayuningtyas
Email : rettnohayuningtyas@gmail.com
Facebook : Rettno Hayuningtyas Septiani Putrii
Twitter : @rettno_hayun