Dongeng: Asal Mula Candi Prambanan
Selasa, 11 November 2014
Di bersahabat kota Yogyakarta terdapat candi Hindu yang paling indah di Indonesia. Candi ini dibangun dalam masa kesembilan Masehi. Karena terletak di desa Prambanan, maka candi ini disebut candi Prambanan tetapi juga populer sebagai candi Lara Jonggrang, sebuah nama yang diambil dari legenda Lara Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Beginilah ceritanya.
Konon tersebutlah seorang raja yang berjulukan Prabu Baka. Beliau bertahta di Prambanan. Raja ini seorang raksasa yang menyeramkan dan besar kekuasaannya. Meskipun demikian, jika sudah takdir, hasilnya beliau kalah juga dengan Raja Pengging. Prabu Baka meninggal di medan perang. Kemenangan Raja Pengging itu disebabkan lantaran santunan orang berpengaruh yang berjulukan Bondowoso yang juga populer sebagai Bandung Bondowoso lantaran beliau memiliki senjata sakti yang berjulukan Bandung.
Dengan persetujuan Raja Pengging, Bandung Bondowoso menempati Istana Prambanan. Di sini beliau terpesona oleh kecantikan Lara Jonggrang, putri bekas lawannya -- ya, bahkan putri raja yang dibunuhnya. Bagaimanapun juga, beliau akan memperistrinya.
Lara Jonggrang takut menolak pinangan itu. Namun demikian, beliau tidak akan menerimanya begitu saja. Dia mau kawin dengan Bandung Bondowoso asalkan syarat-syaratnya dipenuhi. Syaratnya yaitu biar beliau dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso menyanggupinya, meskipun agak keberatan. Dia minta santunan ayahnya sendiri, orang sakti yang memiliki balatentara roh-roh halus.
Pada hari yang ditentukan, Bandung Bondowoso beserta pengikutnya dan roh-roh halus mulai membangun candi yang besar jumlahnya itu. Sangatlah mengherankan cara dan kecepatan mereka bekerja. Sesudah jam empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Di samping itu sumurnya pun sudah hampir selesai.
Seluruh penghuni Istana Prambanan menjadi kebingungan lantaran mereka yakin bahwa semua syarat Lara Jonggrang akan terpenuhi. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta menaburkan bunga yang harum baunya. Mendengar suara lesung dan mencium busuk bunga-bungaan yang harum, roh-roh halus menghentikan pekerjaan mereka lantaran mereka kira hari sudah siang. Pembuatan candi kurang sebuah, tetapi apa hendak dikata, roh halus berhenti mengerjakan tugasnya dan tanpa santunan mereka mustahil Bandung Bondowoso menyelesaikannya.
Keesokan harinya waktu Bandung Bondowoso mengetahui bahwa usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk para gadis di sekitar Prambanan -- tidak akan ada orang yang mau memperistri mereka hingga mereka menjadi perawan tua. Sedangkan Lara Jonggrang sendiri dikutuk menjadi arca. Arca tersebut terdapat dalam ruang candi yang besar yang hingga kini dinamai candi Lara Jonggrang. Candi-candi yang ada di dekatnya disebut Candi Sewu yang artinya seribu.
Konon tersebutlah seorang raja yang berjulukan Prabu Baka. Beliau bertahta di Prambanan. Raja ini seorang raksasa yang menyeramkan dan besar kekuasaannya. Meskipun demikian, jika sudah takdir, hasilnya beliau kalah juga dengan Raja Pengging. Prabu Baka meninggal di medan perang. Kemenangan Raja Pengging itu disebabkan lantaran santunan orang berpengaruh yang berjulukan Bondowoso yang juga populer sebagai Bandung Bondowoso lantaran beliau memiliki senjata sakti yang berjulukan Bandung.
Dengan persetujuan Raja Pengging, Bandung Bondowoso menempati Istana Prambanan. Di sini beliau terpesona oleh kecantikan Lara Jonggrang, putri bekas lawannya -- ya, bahkan putri raja yang dibunuhnya. Bagaimanapun juga, beliau akan memperistrinya.
Lara Jonggrang takut menolak pinangan itu. Namun demikian, beliau tidak akan menerimanya begitu saja. Dia mau kawin dengan Bandung Bondowoso asalkan syarat-syaratnya dipenuhi. Syaratnya yaitu biar beliau dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso menyanggupinya, meskipun agak keberatan. Dia minta santunan ayahnya sendiri, orang sakti yang memiliki balatentara roh-roh halus.
Pada hari yang ditentukan, Bandung Bondowoso beserta pengikutnya dan roh-roh halus mulai membangun candi yang besar jumlahnya itu. Sangatlah mengherankan cara dan kecepatan mereka bekerja. Sesudah jam empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Di samping itu sumurnya pun sudah hampir selesai.
Seluruh penghuni Istana Prambanan menjadi kebingungan lantaran mereka yakin bahwa semua syarat Lara Jonggrang akan terpenuhi. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta menaburkan bunga yang harum baunya. Mendengar suara lesung dan mencium busuk bunga-bungaan yang harum, roh-roh halus menghentikan pekerjaan mereka lantaran mereka kira hari sudah siang. Pembuatan candi kurang sebuah, tetapi apa hendak dikata, roh halus berhenti mengerjakan tugasnya dan tanpa santunan mereka mustahil Bandung Bondowoso menyelesaikannya.
Keesokan harinya waktu Bandung Bondowoso mengetahui bahwa usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk para gadis di sekitar Prambanan -- tidak akan ada orang yang mau memperistri mereka hingga mereka menjadi perawan tua. Sedangkan Lara Jonggrang sendiri dikutuk menjadi arca. Arca tersebut terdapat dalam ruang candi yang besar yang hingga kini dinamai candi Lara Jonggrang. Candi-candi yang ada di dekatnya disebut Candi Sewu yang artinya seribu.