Ketika Komitmen Itu Hilang - Cerpen Ayah Dan Ibu

KETIKA JANJI ITU HILANG
Oleh Abdul Aziz setiawan 

Dihalaman depan masjid Toni Dan Parman sedang berkelahi ayam, suasana sangat ramai Toni dan Parman hanya iseng-iseng saja berkelahi ayam, banyak orang yang tertarik melihat peertarungan berkelahi ayam itu. Padahal, ayam itu hanya ayam kampung biasa Tapi yang menontonnya banyak hingga orng-orang dari kampung tetangga pun tiba untuk melihatnya.

Ketika Tanto pulang dari warung Tanto melihat kerumunan orang, tanto pun ingin tau untuk melihatnya ternyata pertarungan ayam jago. Pertarungan itu hingga menjelang dzuhur, hingga adzan duzhur pun pertarungan ayam andal itu belum usai juga,

Tanto pun belum pulang sedangkan ibunya menunggu obat yang dibelinya. Jam dua siang pertarungan andal itu usai dan tanto pun lanjutkan perjalanannya untuk pulang.
“Aduh saya lupa akan obat ibu”. Gumam tanto sambil membuka kantong plastik yang dibawanyab sehabis hingga kerumah, Tanto memberikannya kepada ibunya yang sedang sakit itu.
“to…to dari mana saja kau kewarung aja usang sekali…….?”, Tanya ibu”.
“Aku habis liat pertarungan ayam bu…!!!!!” jawab tanto”
“Oh …… Kirain dari mana kata. “si Ibu”

 Dihalaman depan masjid Toni Dan Parman sedang berkelahi ayam Ketika Janji Itu Hilang - Cerpen Ayah dan Ibu
Ketika Janji Itu Hilang
Tanto eksklusif kekamar mandi Untuk Berwudlu, Karna belum sholat, Tak usang kemudian Bapak tanto pulang Setelah pekerjaannya selesai memantau acara pertambangan kerikil bara, yang disebut Mandor, ketika ayahnya duduk istirahat diruang tamu Tanto eksklusif menghampirinya dan Tanto pun duduk disebelah ayahnya. Tanto berbicara eksklusif Kepada ayahnya
“ Ayah, saya ingin membeli Ayam adu.” Kata sitanto”
“Apa ….. Ayam adu.” Kata ayah kaget mendengarnya.”
“Ya. kata tanto”
“Nggak ,,, ayah tidak akan membelikan kau ayam, niscaya untuk judi kan..?>>!” Tanya Ayah”

Tidak untuk judi yah, tapi untuk diadu biasa.” Jawabnya Tanto”
“ Ayah tonto berfikir dulu, untuk menawarkan keputusan itu, tak usang kemudian ayah tanto
menjawab .
”Ok” tapi dengan satu syarat,,, ayah akan membelikan ayam Untuk kau asal ayam itu jangan digunakan untuk judi atau taruhan. Kalau Dipakai judi ayah do’a-kan ayam itu akan mati.” Kecam Ayah”
“Siap ayah,,, .”Kata si Tanto”

Beberapa hari kemudian Tanto dan Ayahnya pergi kepasar untuk membeli ayam Petarung. Tanto membeli ayam kepeternak ayam berkelahi yang populer di kawasan itu., Karna tanto yakni anak seorang Mandor Tanto menentukan ayam Kelas Tinggi..
“Yah, saya suka ayam ini,.” Gumam si Tanto”
“ To,,,,,, emangnya ayam ini bagus.” Kata si Ayahnya sambil mengelus ekor ayam andal itu”
“Loh, , , ayah kok bilang begitu, Kan harganya juga mahal, Ya niscaya anggun Yah.” Kata Si Tanto”

Ya sudah,,, Apa mau yang itu saja.” Tanya Si Ayah”
“Iya yah.” Jawab si Tanto”
“Berapa ini Mas?….” Tanya Si Ayah”
“ 800 ribu ……” jawab si penjual ayam”
“ Terima kasih mas .”.Kata Si Tanto Sambil memasukan ayam kekisa”
“ Ya sama-sama.””’ Jawab peternak ayam”
Pada karenanya Tanto dan ayahnya membeli ayam yang 800 Ribu,, Kemudian tanto dan ayahnya bergegas untuk pulang kerumahnya. Setelah hingga dirumah Tanto eksklusif memandikan ayamnya dan menjemurnya semoga kelihatan gagah.

Keesokan Harinya Minggu pagi Rutin diadakan Latihan Adu ayam yang letaknya tidak jauh dari masjid tempat tinggal Tanto, orang orang berkumpul sambil memangku ayamnya masing-masing untuk diadukan dengan lawannya. Setiap hari ahad Tanto selalu Bangun siang, Tetapi Setelah mempunyai ayam Tanto Jam 04.00 Pagi Sudah bangun, Karna terbangunkan oleh Ayam yang berkokok itu.Tanto eksklusif kekandang ayam itu untuk memberi pakan ayamnya itu karna jam 08.00 pagi akan dilatih untuk Diadukan.
“To, , tumben kau bangunnya pagi…?” Tanya Si Ibu.”
“Kan Saya akan melatih ayam.” Jawab tanto”
“ Sudah sholat belum to.? “ Tany Si Ibu.”
“Nanti saja Bu, tanggung lagi memberi pakan ayam .” Kata Tanto”
“Awas kalu tidak sholat,” Kata Si Ibu.”

Tak biasanya tanto menunda-nunda sholat, Tanto eksklusif membawa ayamnya ke arena sabung ayam Didekat halaman masjid itu. Disitu, Belum ada siapa siapa,., Hanya ada Toni Yang sedang main Kartu diteras rumah bersama temannya.
“Hai Ton, , Kita main sabung ayam yuk.”Ajak Si Tanto”
“Boleh, tapi bila tidak taruhan tidak seru.” Jawab Toni”
“ Emang Berapa taruhannya…? “ . Kata si Tanto.”
“ 5-ribu aja jangan gede-gede To”. “ ajak Si Toni”

Tanto berfikir dulu Sebelum menjawab, karna pesan ayahnya kemarin, bila ayam ini saya pakai taruhan ayam ini akan mati.
“ Ah, . . . . . .. . Ini Kan Cuma Sedikit”. Fikirnya Tanto”
Tanto eksklusif mendapatkan tantangan itu, dan mengabaikan pesan ayahnya. Toni mulai mengeluarkan ayamnya, kata orang-orang ayam Toni itu jawara, Tapi nggak tahu bila diadukan dengan ayam tanto, ayam Tanto kan ayam Bangkok sedangkan Ayam toni ayam biasa.
Ayam toni dan tanto sudah dimasukan kearena, dan kedua ayam itu bertarung dengan gagah berani, tetapi dalm waktu singkat ayam toni berhasil menaklukan ayam Bangkok Tanto hingga mati. Padahal Ayam toni ayam biasa, Tanto pun sangat terkejut Dan melamun Pilu melihat ayamnya eksklusif mati. Tanto terpaksa harus menawarkan uang sakunya 5-ribu yang sisa jajan kemarin kepada Toni, dan pulang dengan membawa bangkai ayam miliknya.

Sebelum ayahnya pulang Tanto secepat mungkin membuang ayamnya Kesungai, Matahari sudah terbenam ayah tanto pun pulang, ayah tanto eksklusif mandi kemudian ayah tanto duduk santai diruang tamu untuk berbincang-bincang dengan tanto. Ditengah perbincangan itu, Ayah tanto menanyakan keadaan ayamnya itu.
“ To, , , bagaimana keadaan ayammu”. Tanya si Ayah”
“Baik-baik saja ayah, Tadi siang sudah dimandiin dan dijemur semoga ayamnya terlihat segar”. “Jawab tanto”
“ Oh bagus.” Kata Si Ayah”
Pas jam 09.00 malam waktunya tidur tanto eksklusif masuk kekamar untuk tidur, ayah tanto tidur disofa ruang tamu sedangkan ibu diruang tengah.. semalam suntuk tanto tidak tidur, Karna memikirkan insiden ayamnya itu yang telah mati diadu.

Jam 05.00 pagi ibu tanto berdiri kesiangan , Ibu tanto heran, Kemana ayam itu… kenapa ayam itu tidak berkokok..?” Fikir ibu”. Biasanya sebelum adzan shubuh ayam itu sudah berkokok ibu eksklusif kekamar tanto..
“To, , , kenapa ayammu tidak berkokok.” Tanya Ibu”
“Masih Tidur Kalie bu . . . . .!!!!!” Jawab Tanto sambil Garuk garuk kepala”
“ Coba liat kebelakang.” Kata Ibunya”
“Iya Bu………!!” Jawab Tanto”

Padahal ayam itu sudah mati, tanto mengaku kepada ibunya ayamnya dicuri oleh maling. Dengan segera Tanto melihatnya kebelakang.
“Bu , , , Ayamnya hilang dicuri maling,,,” Kata sitanto berbohong kepada ibunya”
“Pantas saja tidak berkokok, Sungguh teganya maling itu. Padahal ayam Cuma satu satunya.” Ibu kesal”

Tanto akal-akalan sedih dan kesal karna ayamnya telah dicuri semoga ibu tidak curiga padanya, Ibu hanya sanggup pasrah, Sedangkan ayahnya masih tidur karna kelelahan bekerja. Kemudian ayahnya berdiri mendengar bunyi ibu.
“Ada apa sih to Pagi-pagi kok pada rebut.”Tanya Ayah”
“Ayam kita ayah ada yang mencuri!!!.” Jawab tanto”
“Hahh . . . Ayam kita Dicuri, perasaan tadi malam tidak ada bunyi apa-apa.” Ayah Terkejut”
“Tapi Buktinya ayam kita hilang.”Kata Si Ibu”
“Yah , , , Beli Lagi Donk. . . . .!!!” Harap Tanto”
“Tidak, Karna uangnya sudah habis buat mengecat rumah. “ seru Ayah”
Mendengar pembicaraan ayah, tanto tidak banyak bicara, tanto hanya melamun meratapi perbuatanya berbohong kepada kedua orang tuanya dan mengingkari janji. Dalam hatinya tanto berjanji tidak akan berbohong dan mengingkari kesepakatan yang telah disepakati kepada ayah dan ibunya lagi.

PROFIL PENULIS
Nama : Abdul Aziz Setiawan
Alamat Fb : http://www.facebook.com/aziz.b.setiawan?ref=tn_tnmn
Twitter ; @azizsetiawan98

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel