Cerpen Cinta Romantis - Siklus Cintaku

SIKLUS CINTAKU
Karya Jessica Febrina

“Jo, jangan pergi Jo … Jangan menyerupai ini, kita bisa selesaikan semuanya dengan kepala cuek kan? Memang apa sih salahku Jo? Kenapa tiba – tiba kau menyerupai ini? Kita gres pacaran selama 5 hari dan kau menyerupai ini sehabis 2 tahun penantianku?” Kini air mata tak sanggup lagi terbendung di pelupuk mataku. Ia tumpah dengan sendirinya, mengalir deras bagai riam yang tiada hentinya. Aku pun tak bisa menatap matanya. Aku hanya bisa menarik tangannya untuk menahan kepergiannya. Aku berharap ia tak meninggalkanku, tapi pada kenyataannya ia tak sedikit pun melirik ke arahku. Ia melepaskan genggaman tanganku dan pergi menjauh dariku. Aku kehilangan keseimbangan. Tubuhku terhempas di atas aspal jalan. Aku tak sanggup menahan diriku.
“Rean, Rean … Hei, kau ngelamunin apa sih? Dan kenapa kau menangis?” ucap Melly membuyarkan lamunanku. Aku sendiri pun tak sadar setitik air mata telah menetes dari mataku. “Gak, saya gak apa – apa, lupakan aja …” “Pasti kau inget Jo lagi ya ?? Udah lah Rean, jangan diinget lagi perjaka gak tahu perasaan itu. Belum tentu juga ia inget kamu. Lagipula juga udah 2 tahun kau lewati tanpa ada dia. Kenapa masih kau inget aja sih dia?” “Iya sih Mel, tapi tetep aja saya gak bisa lupain ia dan insiden itu. Rasa sakit masih ada hingga sekarang. Ya walaupun itu terjadi waktu saya kelas 3 Sekolah Menengah Pertama dan kini saya udah kelas 2 SMA, tapi tetep aja, saya belum bisa hapus ia dari benakku.” “Come on Rean, please deh, jangan galau terus, ia juga udah beda sekolah denganmu. Udah deh ya, daripada kau duka gak terang mending kini kita ke Shanty dan Netty. Pasti mereka udah nungguin kita di kantin.” “Oke deh …” jawabku seraya beranjak dari daerah dudukku.
***

Siklus Cintaku
Aku, seorang Reany Caroline, cewek gendut yang duduk di kelas 2 Sekolah Menengan Atas YPPI – 2 Surabaya. Kata banyak sahabat – sahabat sih saya bakir dalam segala hal. Pendidikan, olahraga, pergaulan, dan kekayaan. Tapi hanya 1 hal yang menciptakan semua itu hancur berantakan, percintaan. Aku rasa hanya 1 hal inilah yang tak bisa kukuasai. Di dikala semua sahabat di sekelilingku dicintai dan menyayangi pasangannya masing – masing, saya seorang diri jomblowati. Cinta pertamaku saya sanggup dikala saya duduk di Sekolah Menengah Pertama YPPI – 3 dengan lelaki berjulukan Jonny Nugraha. 2 tahun penantianku bersamanya kulalui dengan banyak persoalan dengannya. Mulai dari bantuanku untuknya supaya sanggup berbaikan dengan pacarnya hingga pertengkaranku dengannya yang diakibatkan kesalahpahaman. Itu semua membuahkan hasil yang cukup memuaskan.

Di tamat masa sekolah, sehabis saya melewati UNAS tahun 2011, sempurna tanggal 16 April, ia memintaku untuk menjadi pacarnya. Aku menerimanya dan alhasil kami berpacaran. Tapi hanya 5 hari berselang ia tiba – tiba pergi meninggalkanku tanpa alasan yang jelas. Hatiku hancur seketika. Penantian dan ketabahanku sia – sia. Hingga kini 2 tahun telah berlalu, saya tak pernah sedetikpun melupakan hal itu. Walaupun ke – tiga sahabatku di Sekolah Menengan Atas ini, Melly, Shanty, dan Netty telah membantuku untuk mencari perjaka pengganti Jo, tapi itu semua percuma saja. Aku tetap saja teringat dengan kenangan masa laluku dengan Jo.
***

Terik matahari yang menembus jendela kamarku membuatku terbangun dari tidur lelapku. Aku pun pribadi mencari hanphoneku dan mengecek pesan masuk. Aku tercengang melihat nama Jo ada di pesan masukku. Hatiku berdebar ingin tau dengan apa isi dari pesan itu. Segera kubuka pesan darinya.
Sender : Jo
“Reany Caroline? Kamu masih ingat denganku?”

To : Jo
“Ya, tentu aja saya ingat kamu. Ada apa Jo?”

Sender : Jo
“Rean, saya mau tanya, apa kau kenal dengan cewek yang berjulukan Shanty Rennata?”
Aku bingung, kenapa ia tiba – tiba menanyakan Shanty? Apa ia kenal dengan Shanty? Atau apa?

To : Jo
“Ya, ia sahabatku, kenapa Jo? Kamu kenal?”

Sender : Jo
“Aku cukup menyukainya …”
Seketika itu juga tubuhku terasa lemas tak berdaya. Hati ini hancur bagai beling yang dilempari palu. Mengapa ini semua bisa terjadi? Di dikala saya tersanjung dengan pesan darinya, justru ini yang ia katakan padaku? Tanganku pun tak sanggup untuk menggenggam handphone dan ia pun terlepas dari tanganku. Tubuhku terjatuh, hatiku karam dalam kekelaman yang terdalam. Aku tak bisa melaksanakan apapun. Bipp bipp bipp … Terdengar bunyi penanda pesan masuk di hanphoneku dan saya pun membukanya.

Sender : Jo
“Tahun ini untuk kenaikan menuju kelas 3 saya akan pindah ke sekolahmu. Siapkan dirimu dan saya harap bantuanmu supaya saya bisa berpacaran dengannya … Kamu tidak keberatan bukan? ;)”
Aku tak bisa lagi untuk berfikir. Seharusnya saya bahagia jikalau Jonny pindah ke sekolahku. Itu artinya saya bisa berada akrab dengannya, tapi kenapa harus dengan situasi menyerupai ini? Kenapa Jonny harus menyukai sahabatku sendiri?

To : Jo
“Oke.”
Hanya 1 kata itu yang sanggup kubalas untuk pesan dari Jo …
***

To : Melly, Shanty, Netty
“Guys, kumpul di daerah biasa kini ya. Gak usah dibales, pribadi kumpul aja, URGENT, thanks.”
Aku pun segera menuju Cafe Rose daerah saya dengan 3 sahabatku berkumpul. Satu persatu dari mereka pun berdatangan. Setelah mereka semua berkumpul saya memberitahukan insiden yang kualami, mengenai Jo yang menyukai Shanty dan kepindahan Jo ke sekolah kami dalam waktu dekat.
“Apa sih maksudnya sih Jo itu? Setelah kau dibentuk sakit hati kini ia berusaha mendekati sahabatmu sendiri? Apa perlu kita labrak aja?” “Jangan memakai cara menyerupai itu Net, percuma. Jo bukan orang yang mau melawan cewek. Dengan begitu saya niscaya dinilai buruk olehnya.” “Tapi Rean, ia gak bisa menyerupai ini. Lagipula Shanty juga gak mungkin mau dengan Jo kan?” Aku menatap mata Shanty dan saya merasa curiga dengannya. Tingkah lakunya agak aneh dan mencurigakan. Ada sebercak rasa tak nyaman merasukiku. Tapi saya tak ingin berpikiran buruk wacana sahabatku sendiri. Ah, sudahlah …
“Hoi Shan …” ucap Melly seraya meninju kecil lengan Shanty. “Emm, iya iya saya juga gak mungkin mau lah dengan Jo.” “Tuh kan Rean, udah kau hening aja.” “Oke oke, thanks ya guys.”
***

Saat yang kutunggu telah datang. Di hari pertama tahun anutan gres 2013 – 2014 ini saya memulai pagiku dengan mempersiapkan segala keperluan untuk MOS. “Mel, ayo kita kumpul di lapangan. Sekalian bilang ke anak – anak gres ya supaya berkumpul di lapangan.” “Oke.”
***

Aku menatap seluruh siswa – siswi yang berbaris dan alangkah terkejutnya saya dikala melihat Jo ada di tengah – tengah barisan, lengkap dengan atribut seragam sekolahku. Jantungku berdegup sangat kencang. Ternyata yang dikatakan oleh Jo bahwa ia akan pindah ke sekolahku demi Shanty itu benar adanya. Apa yang harus saya lakukan? Aku mencoba meredam gejolak hati ini. Aku harus kuat, saya harus bisa!!! Setelah saya memperlihatkan sepatah dua patah kata, saya pun melanjutkan MOS dan memberi pengarahan pada anak – anak baru.
***

4 bulan berselang sehabis masuknya Jonny di sekolah ini. Anehnya saya dan Jo layaknya orang yang tidak pernah kenal satu sama lain. Cukup miris bagiku dikala saya tahu ternyata Jo sekelas dengan Shanty di XII IPS 1, Melly sekelas dengan Netty di kelas XII IPS 2, sementara saya sendiri memang terpencil sendiri di kelas XII IPA. Dan banyak gosip simpang siur yang menyampaikan bahwa Shanty mengkhianatiku.

Aku tidak mau begitu saja percaya dengan apa yang orang lain katakan. Aku ingin lebih mempercayai sahabatku sendiri. Tapi bukti – bukti yang ada cenderung memperlihatkan bahwa Shanty memang mengkhianatiku, apalagi memang sehabis menginjak kelas XII ini aku, Melly, Shanty, dan Netty sibuk dengan aktifitas masing – masing. Kaprikornus saya masih belum bisa memastikan kebenaran gosip itu.
***

“Rean, ke kantin yuk …” ajak Virnie sambil menyeringai. Aku heran, semenjak kapan ia akrab denganku, hingga – hingga ia mengajakku ke kantin. Secara dulu aku, Melly, Shanty dan Netty pernah bertengkar jago di kelas X. Tapi saya juga tak kuasa menolak. Kaprikornus ya saya ikuti saja. “Baiklah.” Sesampainya di kantin yang bersebelahan dengan lapangan, saya lihat kerumunan anak berkumpul di tepi lapangan. Aku heran ada apa. “Rean, kau mau lihat ke lapangan?” “Iya deh Vir, saya mau lihat.” “Ya udah, saya tinggal ke perpustakaan dulu ya.” “Sip.”
“Shan, ditengah lapangan ini, di depan semua banyak anak, saya mau kau tahu bahwa saya menyayangi kamu. Apa kau mau menjadi pacarku?” Aku tak bisa lagi menopang tubuhku. Rasanya saya ingin pingsan dikala ini juga. Aku melihat Jo menembak Shanty di depan mataku sendiri. Aku tampaknya akan menggila alasannya ini semua. Aku bahkan tak bisa mencicipi kakiku. Lemah, tak berdaya, rapuh.
“Ya, saya mau.” Dan balasan itulah yang semakin membuatku hancur berkeping – keping. Air mata yang sedari tadi terbendung di pelupuk mataku, kini mengalir perlahan. Sesegera mungkin saya meninggalkan lapangan. Aku berlari sekuat tenaga menuju toilet. Aku tak ingin seorang pun melihat kelemahanku. Tak boleh ada seorang pun yang tahu. Apalagi statusku sebagai Ketua OSIS. Aku keluarkan semua kesedihanku di toilet dan sehabis bel berdering saya pun kembali ke ruang kelas. Begitu banyak mata yang menatap ke arahku tapi saya berusaha tenang. Aku harap saya bisa menahan kesedihanku hingga sesampainya saya di rumah.
***

“Anak – anak, sesuai kesepakatan Ibu tanggal 28 Oktober nanti kita akan mengadakan kegiatan GHL (Gunung Hutan Laut) yang digabung dengan retreat. Kegiatan ini diadakan selama 3 hari 2 malam di PPLH Seloliman.” Awalnya saya bahagia sekali alasannya ada kegiatan ini, tapi sehabis mendengar lokasi daerah kegiatan, semuanya berubah. Aku pun teringat kembali dengan kenangan masa Sekolah Menengah Pertama yang kulewati dengan Jo. Oh sial, umpatku dalam hati. Teetttttttt. Bel tanda pulang pun berbunyi dan hari ini saya harus pulang sendirian alasannya papa dinas ke luar kota. Huft, sialnya hari ini …
“Hai cewek.” “Eh Sony, hai juga. Ngapain kau disini?” “Ya mau pulang dong, ini lagi nunggu bemo. Kamu sendiri?” “Sama dong, hehehe.” “Pulang bareng yuk, rumahku kan sejalan sama rumahmu, nanti saya antar deh, gimana?” “Boleh …” Sejak dikala itu saya mulai akrab dengan Sony. Aku tidak menyangka, selama ini saya tidak pernah memperhatikan Sony, ternyata ia baik juga.
***

Hari ini saya akan berangkat untuk GHL. Aku mulai memasuki bis bersama sahabat – temanku. 2 jam perjalanan ke PPLH Seloliman dan alhasil kami sampai. Suasana di sini tidak berubah. Hanya saja situasinya yang berbeda. Tak sengaja saya melihat Shanty bermesraan dengan Jo. Malam harinya ada renungan malam dan saya duduk di daerah dimana dulu saya duduk berdua bersama Jo untuk renungan malam juga, tapi kini saya ditemani Sony. Aku hampir saja meneteskan air mata. Tapi saya menahannya. Jo sempat melirikku, namun saya hanya bisa menatap matanya sebelum ia kembali bermesraan dengan Shanty.
***

Setelah renungan malam saya berjalan – jalan dengan Sony. Kami berkeliling di daerah yang pernah saya lalui beberapa tahun yang lalu. Di tengah perjalanan saya melihat Jo dan Shanty bermesraan. Tak sengaja tatapanku dan Shanty bertemu. Percakapan mereka terdengar olehku alasannya jarak kami yang tak terlalu jauh. “Jo, kau benar – benar mencintaiku?” “Iya dong Shanty ku sayang.” “Aku perlu bukti.” “Bukti apa?” “Cium saya …” Sepertinya Shanty sengaja melaksanakan ini. Aku terkejut bukan kepalang. Hatiku kembali tersayat. Luka yang belum kering di dalam hatiku ini kini kembali tergores. Seakan membuka luka usang dan bahkan menyakitinya lebih lagi.

Jo terlihat tak begitu terkejut. Aku semakin sakit hati karenanya. Tampak Jo mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Shanty. Dan jarak wajah mereka semakin mendekat. Hingga dikala mereka akan berciuman tiba – tiba Sony menarik tanganku hingga saya tak sengaja berciuman dengan Sony. Aku terkejut dan saya segera melepaskan ciuman itu. Namun hatiku sudah terlampau hancur. Air mata kembali tumpah dengan derasnya dari mataku. Kepalaku serasa berputar. Air hujan pun mulai turun dari langit dan semakin usang semakin deras. Yang sanggup kulakukan hanya berlari sekuat mungkin. Aku pun tak tahu saya berlari kemana. Hujan yang mengguyur tubuhku tak terasa. Aku hanya mencicipi hati yang yang terlampau hancur. Dadaku terasa amat sesak hingga alhasil saya jatuh terjerembap di akar pepohonan. Sony segera tiba membopongku. Tetapi untuk berdiri saja saya tak mampu.

Air mataku tak berhenti mengalir. Aku pun jatuh ke dalam pelukan Sony. Hangatnya pelukan ini tak bisa meredam dinginnya lautan es hatiku. “Semuanya akan baik – baik aja Rean, tenanglah. Mulai dikala ini saya akan menjagamu dan takkan kubiarkan orang lain menyakitimu lebih dari ini. Walaupun saya tahu hatimu masih terluka alasannya Jonny, tapi ketahuilah Rean, saya akan selalu berada di belakangmu mulai dikala ini hingga kapanpun.”
***

Semenjak dikala itu saya selalu bersama Sony. Ia menepati janjinya dan selalu menjagaku. Aku sudah mulai bisa melupakan Jo dan tidak memperdulikannya lagi. Aku biarkan Jo menjadi bab dari kenangan masa laluku dan membiarkan Sony menjadi masa depanku. Aku sadar bahwa masa kemudian takkan pernah bisa terulang dan masa kemudian itu sanggup kugunakan untuk memperbaiki dan menata masa depanku hingga lebih baik dari sebelumnya. Dan alhasil pacarku jadi sahabatku, sahabatku jadi musushku, musuhku jadi temanku, dan temanku menjadi pacarku. Siklus cinta yang memberi 1 langkah tuk mendewasakan diriku.

PROFIL PENULIS
Aku cewek yang hobby sama sastra, saya suka buat cerpen, puisi, drama, dll.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel