The Meaning Of Love - Cerpen Cinta Remaja
Senin, 12 Mei 2014
THE MEANING OF LOVE
Karya Hasna Rafiedasarinie Irawan
Karya Hasna Rafiedasarinie Irawan
Braakkk!!!!
Aku memukul meja alasannya yaitu kesal. Berbekal muka kusut dan bibir cemberut berhasil menciptakan mama berdecak melihatku.“kenapa kok mukanya kaya di tekuk gitu?” Tanya mama dengan lembut. Ku balas dengan masuk ke kamar tanpa menghiraukan pertanyaan mama. Mama hanya menggelengkan kepalanya. Mungkin heran dengan tingkah laris anak pertamanya ini yang pulang dari sekolah membawa suasana badmood.“uuh! Kenapa sih harus kaya gini ceritanya!! Aku selalu sanggup persoalan setiap saya menginginkan sesuatu. Termasuk menyukainya!!! Argh!” gurutuku kesal.Aku mungkin salah satu dari sekian banyak orang yang memiliki nasib sial. Ya, setiap ada yang perhatian ke aku, saya selalu membiarkannya hingga 1 minggu, kalau tetap perhatian, kesimpulan sememtaraku yaitu beliau suka kepadaku. Setidaknya simpatik padaku.Tetapi, sesudah 1 bulan ku rasa perhatiannya semakin sering menimpaku. Yang di status facebook sering kaya bales-balesan, sering sindir-sindiran, dsb. Jadi, statusku sama si-doi nyambung kalo digabungin. Jelas dan ketara banget.
Aku memukul meja alasannya yaitu kesal. Berbekal muka kusut dan bibir cemberut berhasil menciptakan mama berdecak melihatku.“kenapa kok mukanya kaya di tekuk gitu?” Tanya mama dengan lembut. Ku balas dengan masuk ke kamar tanpa menghiraukan pertanyaan mama. Mama hanya menggelengkan kepalanya. Mungkin heran dengan tingkah laris anak pertamanya ini yang pulang dari sekolah membawa suasana badmood.“uuh! Kenapa sih harus kaya gini ceritanya!! Aku selalu sanggup persoalan setiap saya menginginkan sesuatu. Termasuk menyukainya!!! Argh!” gurutuku kesal.Aku mungkin salah satu dari sekian banyak orang yang memiliki nasib sial. Ya, setiap ada yang perhatian ke aku, saya selalu membiarkannya hingga 1 minggu, kalau tetap perhatian, kesimpulan sememtaraku yaitu beliau suka kepadaku. Setidaknya simpatik padaku.Tetapi, sesudah 1 bulan ku rasa perhatiannya semakin sering menimpaku. Yang di status facebook sering kaya bales-balesan, sering sindir-sindiran, dsb. Jadi, statusku sama si-doi nyambung kalo digabungin. Jelas dan ketara banget.
The Meaning of Love |
Tapi saya gak GR dulu. Dan selama 3 bulan begitu mulu. Lama-lama hatiku ke bawa juga. Yang semulanya gak suka dan nganggep temen biasa, eh, malah suka.Dan yang lebih parahnya lagi, ternyata temen yang sering curhat sama saya juga suka sama si-doi. Gila!!!*Aku harus gimana ni?* kata yang selalu ku ucapkan ketika temenku akan mengawali curhatannya.Padahal, temen yang suka sama si-doi gak cuma satu. Dan kebanyakan yang curhat sama aku. Ya Tuhan, kenapa engkau memberi hamba cobaan berat ibarat ini.Aku meletakkan tasku dan membuang badanku ke kasur untuk merebahan diri sembari berfikir. *Kenapa saya dulu terjebak di hatinya!!* batinku.
Tok tok tok“masuk” ujarku. Krreeeekk! “sayang, makan dulu yuk! Kamu belum makan siang, mama sudah siapin makaman kesukaan kamu” ajak mama dengan nada lembut.“nggak ah ma” meniarapkan tubuhku di kasur dan menyembunyikan kepalaku di bawah bantal. “aku ngantuk! Aku tidur dulu ya ma…”“ya sudah, jangan lupa pakai selimutnya” saran mama. Aku hanya mangut-mangut membalasnya.Aku tak mau tidur. Aku sesungguhnya tak sanggup tidur. Aku tak sanggup melupakan dia. Aku hanya beralasan kepada mama ibarat itu alasannya yaitu saya tak ingin melaksanakan apapun kecuali satu. Berfikir.Tar! Jedyaaaaarrrrrr!!Suara halilintar membangunkan lamunanku. Aku terkejut dan menutup telingaku. Aku ambil selimutku dan ku tutupi seluruh badanku dengan selimut.
Tapi sesudah saya sadar. Aku bangkit dari daerah tidurku. Mangambil baju baby doll-ku dan bergegas menuju ke kamar mandi. Hujan tidak menaklukkan-ku untuk tidak segera mandi.“Sudah bangkit sayang? Kok cepet bangun? Biasanya usang kalau tidur?” ujar mama ketika melihatku keluar dari kamar. “aku nggak sanggup tidur ma. Panas!” jawabku sambil berlalu.Mungkin sebagian anak menganggapku kurang asuh dan durhaka kepada orang bau tanah karna tidak menjawab pertanyaan orang bau tanah dengan perilaku yang baik tetapi sambil berjalan begitu saja.Hari ini cuaca begitu panas. Entah kenapa, tiba-tiba saya teringat akan dia. Si-doi pernah duduk berdapingan denganku ketika saya menunggu jemputan. Teman si-doi berdiri di sampingnya. Mereka mengobrol layaknya ibu-ibu yang sedang arisan. Topiknya berbeda dan ribet menurutku.Ternyata 3 menit kemudian, jemputanku datang. Ah, senangnya! Aku sanggup terbebas darinya.Tapi ternyata, sesudah saya naik, si-doi masih tetap memperhatikan saya hingga di ujung jalan. Dan bodohnya aku, saya juga memperhatikannya. Duh!Aku memukul jidatku sendiri dengan telapak tanganku sesudah meletakkan baju di kamar mandi karna memikirkan insiden itu. Ternyata saya tak sanggup melupakannya.Suara tetesan showerku mengiringi bunyi derasnya hujan. *ternyata sudah hujan, alhasil suhu kembali cuek lagi* batinku.Keluar dari kamar mandi, saya bergegas masuk ke kamar. Melewati mama yang sedang membaca majalah kesukaannya. Tetapi saya berhenti di tengah jalan. Terlintas di benakku untuk mencurahkan isi hatiku kepada mama.Aku membalikkan tubuh dan menghampiri mama. “ada apa? Kok tumben duduk di sebelahnya mama?” tanya mama terheran-heran.
Aku diam.Berfikir mencari dan menyusun kata-kata untuk memberi tahu mama semuanya. “lho? Kenapa diam?” Tanya mama sekali lagi.“em, apa jangan-jangan ada persoalan di sekolahmu hingga kau mau kisah sama mama tapi dak berani? Ada apa sayang?” ujar mama sambil menutup majalahnya dan mengalihkan perhatiannya kepadaku.“eumm, mah. Mama waktu suka sama papa mulai kapan?” tanyaku perlahan. Mama hanya tersenyum. Sepertinya mama mengerti mengapa saya tiba mendekati mama.“anak mama mulai suka sama orang lain ya?” Aku mangut-mangut dengan perlahan. Aku aib mengatakannya pada mama. Tidak ada yang tahu perasaanku.“nggak papa kau suka sama lawan jenis. Itu wajar. Mama memakluminya” Mama ibarat meneguhkan hatiku. Aku mulai memberanikan diri bercerita pada mama wacana semuanya.Mama mendengarkannya dan sesekali tersenyum alasannya yaitu senang. Entah apa yang ada di hati mama, saya tak tahu.
Akhirnya, saya selesai bercerita pada mama. Mama membisu sejenak, kemudian berkata“Sayang, menyukai lawan jenis itu wajar. Tetapi jangan kau terjebak di dalamnya. Banyak orang yang mengenal hal itu hingga mereka terjebak sendiri di dalam bulat kelam itu. Sebenarnya cinta itu suci, murni dan penuh kasih sayang. Tapi, cinta sanggup jadi bumerang kita untuk menuju kematian”Aku mengerutkan dahi. Kata-kata mama mulai tidak ku mengerti, tetapi sungguh sulit ku ungkapkan. *kenapa sanggup di ujung kematian?* tanyaku dalam hati.
Sepertinya mama tahu maksud expresi yang tak berbentuk ini.“cinta itu sanggup membutakan banyak orang. Sehingga kebanyakan orang tidak mau memakai logikanya untuk berfikir wacana cinta. Bila mereka patah hati, mereka sanggup melaksanakan hal yang fatal untuk menyalurkan kekecewaannya. Jangan hingga hal itu terjadi padamu nak”
Aku mulai faham. Mama menasehatiku biar saya tak terjebak dalam lubang cinta.“mengagumilah sewajarnya. Jangan berlebihan. Mama tidak melarang kamu. Tapi sebaiknya kau fikirkan dulu baik-baik bagaimana dengan masa depan kamu” mama munutup nasehatnya dengan mengelus pelan rambutku dan meninggalkanku sendiri termenung.Aku mulai berfikir wacana hal itu.
Dan saya mulai sedikit melupakan dia. Meskipun beliau masih ada di hatiku. Aku mendengar kabar bahwa beliau sedang menjalin hubungan lain dengan seorang gadis.
Aku tak menangis maupun patah hati. Ketika info burung itu tiba dan menyebar, saya tahu suatu ketika akan menjadi benar info itu. Aku tahu dari awal.“hehf “ saya tersenyum kecil sambil menghebuskan nafas.Aku sudah tahu. Jangan pertahankan cinta ketika cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan. Karna nasehat mama, saya tahu segalanya.Entah kini info burung itu benar atau salah. Hanya beliau dan gadis itu yang tahu. Senyuman kecil menghiasi wajahku. :) ^.^
Tok tok tok“masuk” ujarku. Krreeeekk! “sayang, makan dulu yuk! Kamu belum makan siang, mama sudah siapin makaman kesukaan kamu” ajak mama dengan nada lembut.“nggak ah ma” meniarapkan tubuhku di kasur dan menyembunyikan kepalaku di bawah bantal. “aku ngantuk! Aku tidur dulu ya ma…”“ya sudah, jangan lupa pakai selimutnya” saran mama. Aku hanya mangut-mangut membalasnya.Aku tak mau tidur. Aku sesungguhnya tak sanggup tidur. Aku tak sanggup melupakan dia. Aku hanya beralasan kepada mama ibarat itu alasannya yaitu saya tak ingin melaksanakan apapun kecuali satu. Berfikir.Tar! Jedyaaaaarrrrrr!!Suara halilintar membangunkan lamunanku. Aku terkejut dan menutup telingaku. Aku ambil selimutku dan ku tutupi seluruh badanku dengan selimut.
Tapi sesudah saya sadar. Aku bangkit dari daerah tidurku. Mangambil baju baby doll-ku dan bergegas menuju ke kamar mandi. Hujan tidak menaklukkan-ku untuk tidak segera mandi.“Sudah bangkit sayang? Kok cepet bangun? Biasanya usang kalau tidur?” ujar mama ketika melihatku keluar dari kamar. “aku nggak sanggup tidur ma. Panas!” jawabku sambil berlalu.Mungkin sebagian anak menganggapku kurang asuh dan durhaka kepada orang bau tanah karna tidak menjawab pertanyaan orang bau tanah dengan perilaku yang baik tetapi sambil berjalan begitu saja.Hari ini cuaca begitu panas. Entah kenapa, tiba-tiba saya teringat akan dia. Si-doi pernah duduk berdapingan denganku ketika saya menunggu jemputan. Teman si-doi berdiri di sampingnya. Mereka mengobrol layaknya ibu-ibu yang sedang arisan. Topiknya berbeda dan ribet menurutku.Ternyata 3 menit kemudian, jemputanku datang. Ah, senangnya! Aku sanggup terbebas darinya.Tapi ternyata, sesudah saya naik, si-doi masih tetap memperhatikan saya hingga di ujung jalan. Dan bodohnya aku, saya juga memperhatikannya. Duh!Aku memukul jidatku sendiri dengan telapak tanganku sesudah meletakkan baju di kamar mandi karna memikirkan insiden itu. Ternyata saya tak sanggup melupakannya.Suara tetesan showerku mengiringi bunyi derasnya hujan. *ternyata sudah hujan, alhasil suhu kembali cuek lagi* batinku.Keluar dari kamar mandi, saya bergegas masuk ke kamar. Melewati mama yang sedang membaca majalah kesukaannya. Tetapi saya berhenti di tengah jalan. Terlintas di benakku untuk mencurahkan isi hatiku kepada mama.Aku membalikkan tubuh dan menghampiri mama. “ada apa? Kok tumben duduk di sebelahnya mama?” tanya mama terheran-heran.
Aku diam.Berfikir mencari dan menyusun kata-kata untuk memberi tahu mama semuanya. “lho? Kenapa diam?” Tanya mama sekali lagi.“em, apa jangan-jangan ada persoalan di sekolahmu hingga kau mau kisah sama mama tapi dak berani? Ada apa sayang?” ujar mama sambil menutup majalahnya dan mengalihkan perhatiannya kepadaku.“eumm, mah. Mama waktu suka sama papa mulai kapan?” tanyaku perlahan. Mama hanya tersenyum. Sepertinya mama mengerti mengapa saya tiba mendekati mama.“anak mama mulai suka sama orang lain ya?” Aku mangut-mangut dengan perlahan. Aku aib mengatakannya pada mama. Tidak ada yang tahu perasaanku.“nggak papa kau suka sama lawan jenis. Itu wajar. Mama memakluminya” Mama ibarat meneguhkan hatiku. Aku mulai memberanikan diri bercerita pada mama wacana semuanya.Mama mendengarkannya dan sesekali tersenyum alasannya yaitu senang. Entah apa yang ada di hati mama, saya tak tahu.
Akhirnya, saya selesai bercerita pada mama. Mama membisu sejenak, kemudian berkata“Sayang, menyukai lawan jenis itu wajar. Tetapi jangan kau terjebak di dalamnya. Banyak orang yang mengenal hal itu hingga mereka terjebak sendiri di dalam bulat kelam itu. Sebenarnya cinta itu suci, murni dan penuh kasih sayang. Tapi, cinta sanggup jadi bumerang kita untuk menuju kematian”Aku mengerutkan dahi. Kata-kata mama mulai tidak ku mengerti, tetapi sungguh sulit ku ungkapkan. *kenapa sanggup di ujung kematian?* tanyaku dalam hati.
Sepertinya mama tahu maksud expresi yang tak berbentuk ini.“cinta itu sanggup membutakan banyak orang. Sehingga kebanyakan orang tidak mau memakai logikanya untuk berfikir wacana cinta. Bila mereka patah hati, mereka sanggup melaksanakan hal yang fatal untuk menyalurkan kekecewaannya. Jangan hingga hal itu terjadi padamu nak”
Aku mulai faham. Mama menasehatiku biar saya tak terjebak dalam lubang cinta.“mengagumilah sewajarnya. Jangan berlebihan. Mama tidak melarang kamu. Tapi sebaiknya kau fikirkan dulu baik-baik bagaimana dengan masa depan kamu” mama munutup nasehatnya dengan mengelus pelan rambutku dan meninggalkanku sendiri termenung.Aku mulai berfikir wacana hal itu.
Dan saya mulai sedikit melupakan dia. Meskipun beliau masih ada di hatiku. Aku mendengar kabar bahwa beliau sedang menjalin hubungan lain dengan seorang gadis.
Aku tak menangis maupun patah hati. Ketika info burung itu tiba dan menyebar, saya tahu suatu ketika akan menjadi benar info itu. Aku tahu dari awal.“hehf “ saya tersenyum kecil sambil menghebuskan nafas.Aku sudah tahu. Jangan pertahankan cinta ketika cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan. Karna nasehat mama, saya tahu segalanya.Entah kini info burung itu benar atau salah. Hanya beliau dan gadis itu yang tahu. Senyuman kecil menghiasi wajahku. :) ^.^