Lebih Indah - Cerpen Cinta

LEBIH INDAH
Karya Ayuning H. Hamidah
“Aku benci merindukan kamu, tapi saya lebih benci lagi ketika sadar saya bukan lagi siapa-siapa kamu, satu hal yang menyakitkan dari sebuah perpisahan yang tidak baik-baik, yakni ketika rindu tak lagi bisa disampaikan, semuanya terhalang jeruji-jeruji benci, berkali-kali saya mencoba lari, lari dari kenyataan yang menghampiri, semuanya sia-sia, kau pergi..”

Aku menatapi langit-langit kamar yang penuh dengan kehampaan dengan ditemani soundcloud dari Oka yang setiap katanya bergumam ditelingaku, membayangi apa yang telah terjadi walaupun itu seringkali menciptakan air mataku keluar tiba-tiba. Itu sudah menjadi kebiasaanku sebelum tidur selama kurang lebih 3 bulan ini.
“Ya tuhan, jangan hingga saya memimpikannya malam ini. Aku tidak mau ia hadir dalam mimpiku lagi”. Begitulah doaku setiap saya ingin tidur. Yang dulu berharap bermimpi indah alasannya kehadirannya dalam mimpiku, kini ia menjadi mimpi jelek bagiku. Karena setiap saya memimpikannya, sehabis saya terbangun dari tidurku. Aku sangat merindukan sosoknya, sosok yang selalu mengucapkan selamat pagi padaku setiap hari.
 tapi saya lebih benci lagi ketika sadar saya bukan lagi siapa Lebih Indah - Cerpen Cinta
Lebih Indah
Setiap pagi, benda yang pertama kali saya cari yakni handphone. Berharap ada keajaiban menghampiriku, yaitu diucapkan ‘selamat pagi’ oleh seseorang yang ku harapkan. Tapi, sudah tau itu tidak bakal terjadi, saya tetap saja melaksanakan hal itu setiap saya bangkit dari tidurku.
Namaku Neila, gadis berjilbab yang suka lemot dan aslinya pemalu tetapi percaya dirinya bisa dikatakan cukup baik kata teman-temanku, saya juga bisa menjadi pendengar yang baik buat orang lain. Bahkan banyak yang bilang kalau saya dewasa..
Sudah menjadi kepribadianku yang selalu memasang muka cemberut layaknya tidak punya semangat hidup. Aku tidak mengerti apa yang telah terjadi pada diriku. Semuanya berawal dari tanggal 19 November 2012. Aku menjadi pribadi yang lemah, yang bisanya membisu dan termenung. Tenggelam dalam kesendirian dan kesedihan. Ahh.. saya tidak berharap menjadi menyerupai itu, tapi apa daya? Betapa bodohnya diriku. Tidak heran teman-temanku sering memanggilku ‘miss galau’ alasannya kerjaanku hanya galau dan galau..

Menurutku, move on itu susah. Aku telah menjalin kekerabatan dengan seorang laki-laki yang dulu sewaktu duduk dibangku kelas X, saya sekelas dengannya. Kurang lebih sekitar 14bulan lamanya, tentu saja bukan waktu yang usang menurutku, terlalu banyak kenangan bagiku selama bersamanya. Dan disaat saya sangat menyayanginya, ia pergi. Mungkin itu alasanku yang membuatku susah move on.
“Ada yang punya jadwal movie maker? Aku minta soft copynya dong” Tanyaku kepada teman-teman yang ada di UKS.
“Ga punya, coba kau download saja di google. Pasti ada” jawab salah satu temaku.

UKS yakni salah satu daerah yang bisa menghapuskan galauku sejenak. Karena kehadiran teman-teman yang bisa menghiburku. Selain UKS, daerah favoriteku untuk bisa melepas tawa yakni sekre OSIS. Disaat inilah saya mengenal arti sobat yang sebenarnya, ada disaat sedih. Aku merasa lebih baik bila berada disekolah alasannya saya bisa melupakan kegalauanku walaupun itu hanya sementara.
“Movie Maker Windows aja downloadnya, jadwal itu lebih simple dan ga rumit” kata temanku yang kebetulan ia yakni anak IT disekolahku.
“Oke, terimakasih ya” Jawabku.
Aku terpikir akan menciptakan sebuah video yang menceritakan masa laluku ketika bersamanya. Itu terinspirasi dari temanku yang menghadiahkan video untuk pacarnya. Sampai dirumah, saya pribadi membuka laptop dan mendownload jadwal dan mengumpulkan foto-fotoku yang dulu hingga kini ketika masih bersamanya. Entah begitu semangatnya, saya mengubrak-abrik laptop hingga larut malam. Kali ini, sebelum tidur. Aku hanya berharap video itu cepat selesai dan bisa saya beri kepadanya.
Setelah 3 hari saya menciptakan video kecil berdurasi sekitar 25 menit. Aku lega walaupun hasilnya kurang memuaskan. Setidaknya didalam video itu sudah mewakili perasaanku terhadapnya dan ketika ia melihat apa yang ada didalam video itu, ia bisa mengerti keadaanku.

Keeseokan harinya, saya bertemu dengannya. Dia, mantan yang paling saya harapkan untuk bisa kembali kedalam kehidupanku. Orang yang selalu hadir dalam doaku dan harapanku. Namanya, Darel. Sebelumnya saya sudah menghubunginya dan bilang saya ingin memperlihatkan sesuatu kepadanya. Dengan lisan muka yang bisa dibilang ‘malas’ melihat sosokku. Aku memberanikan diri untuk mendekatinya dan ia juga mendekatiku.
“Ini untuk kamu” ucapku
“Apa ini? Pegang aja dulu di kamu” jawabnya
“Kenapa?” tanyaku
“Aku gabawa tas. Besok saja saya ambil” jawabnya.
“yasudah” jawabku sambil membuang CD itu ke lantai.
Yang saya harapkan, ia menghargaiku. Tapi ternyata tidak sama sekali. Aku menunggu ia menghampiriku untuk menanyakan CD itu. Tetapi ia sama sekali tidak ada, mungkin ia sudah berpikir ‘masa bodo’. Dan akhirnya, saya memutuskan untuk tiba kerumahnya.
Aku melaju kerumahnya yang bisa dibilang cukup jauh dari sekolah, dan juga jalan kerumahnya yang menanjak. Awalnya saya tidak berani mengendarai motor pada jalan menyerupai itu. Tapi sehabis saya sudah tidak bersamanya, saya memberanikan diri. Tiba-tiba dipertengahan jalan, turun hujan yang lebat. Awalnya saya sudah berpikir untuk mengalah alasannya saya juga takut dengan jalannya yang nanjak dan licin. Tapi pikiran itu saya kurung dan tetap ingin memperlihatkan CD itu padanya.
Sampai dirumahnya, saya tidak tau harus bagaimana cara untuk memperlihatkan CD itu. Dan saya terpikir untuk memberikannya diam-diam, saya menuliskan beberapa kalimat dikertas kecil: “Maaf, bukan maksudnya untuk ganggu kehidupanmu lagi. Aku hanya ingin kau mengerti perasaanku”. Kurang lebih menyerupai itu, saya menyelipkan kertas itu ditempat CD dan meletakkannya didepan rumahnya secara diam-diam. Dan saya bergegas ke motor dan berjalan pulang..
Belum jauh dari rumahnya, terpikir dibenakku “Apa caraku itu benar? Bagaimana bila ibunya melihat CD itu? Apakah itu cara yang sopan untuk memperlihatkan sesuatu?”. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali kerumahnya, dan melihat kearah rumahnya. Dan saya terkejut, CDnya sudah hilang! Aku resah dan berpikir panjang didepan rumahnya.

Setelah 15 menit kebingungan, balasannya saya memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
“tok.. tok.. Assalamualaikum” salamku.

Sudah usang saya mengetuk pintu dan tidak ada jawaban sama sekali dari dalam. Aku berpikir tidak ada orang didalamnya. Tapi ketika saya melihat jendela yang mengarah ke kamarnya, saya melihatnya sedang menonton videoku! Lalu saya kembali mengetuk jendelanya.
“Hey buka pintunya, saya tau kau ada didalam”.
Darel melihat ke arah jendela dan bergegas keluar dan membuka pintu.
“aku kira kau ibuku, makanya saya tidak membuka pintu”

Didalam pikiranku, apa ia tidak bisa mengenali suaraku? Selama setahun lebih bersama, tidak mungkin jikadia tidak bisa mengenali suaraku.
“Masuk dulu, hujan loh” sahutnya
“mm.. gausah kayaknya. Aku pribadi pulang aja. Liat ya videonya”

Dan hal yang tidak ku harapkan, hujannya semakin lebat.
“mm.. kayaknya saya numpang neduh dulu deh hehe” ucapku sambil menahan malu dan tawa.
“Yaudah ayo masuk. Motor kau dimana? Biar saya naikin ke atas” jawabnya
“Ah tidak usah, biar saja disitu”jawabku
“Heh kau ini” ia mengambil handuk dan menutupi kepalanya dan pergi kearah motorku.
Kamipun berjalan menuju motorku. Tiba-tiba ia menutupi kepalaku dengan haduk yang dipegangnya, disaat itu saya benar-benar ingin menangis. Sudah usang saya tidak mencicipi hal itu, hujan-hujanan bersamanya. Sambil bercandaan ia menutupi kepalaku dengan handuk itu. Ahh.. momen yang diluar dugaan..

Didalam rumahnya, saya menemaninya menonton pertandingan klub bola kesayangannya. Dan sekali lagi, sudah usang saya tidak menemaninya nonton bola. Dulu, ketika saya masih bersamanya, ketika klub kesukaannya mencetak gol. Dia teriak ke arahku dan mencubitku juga menggocangkan badanku saking senangnya. Sekarang? Aku hanya bisa melongo melihatnya teriak ketika ia menonton bola.
“Ah.. mungkin ini ketika yang tepat untuk mengungkit duduk perkara kekerabatan kami” dalam hatiku bergumam.
“Aku dengar kau sedang akrab sama temen sekelasmu” tanyaku.
“Itu Cuma gossip”
“benarkah? Tapi kau mengakui kepada teman-temanku kalau kau pacaran sama dia?
“Itu Cuma pacaran bohongan. Tapi kalo beneran juga saya ga nolak”

Ah… bayangkan apa yang saya rasakan ketika itu. SAKIT!
“Aku dengar juga kau suka sama abang kelas? Tanyanya.
“Siapa bilang? Itu Cuma bercanda”
“Bohong! Ayolah jujur, mana tau saya bisa bantu kau dengannya”

Ah.. betapa bodohnya dirimu. Sudah jelas-jelas yang saya harapkan selama ini yakni kamu..
“Apa kau tidak bisa memikirkan kembali apa yang selama ini saya ungkapin? Tanyaku

Dia hanya melongo sambil menonton pertandingan di TV..
“hey.. jawab dong”
“Ahh sudahlah. Biarkan saya damai menonton, jangan rusak keadaan dong”.
Sabar… saya sudah terbiasa diabaikan menyerupai ini. Aku kira saya bisa berharap bisa kembali ke kehidupannya. Kondisi yang sama menyerupai waktu itu.. kerumahnya dalam kondisi hujan-hujanan bukan pertama kalinya bagiku. Saat itu ia sakit dan tidak masuk sekolah, dalam status saya dan ia sudah putus. Aku menjenguknya dan membawa makanan dan jus, lagi-lagi dalam keadaan hujan-hujanan hingga saya mendapat kecelakaan kecil ketika perjalanan kerumahnya. Sampai dirumahnya, dalam kondisi tubuhku basah, ia memelukku dan melihatku terharu. Dan ia berkata ‘sayang’ kepadaku, padahal ketika itu kami tidak mempunyai status apapun. Dan sehabis itu balasannya kami balikan, dan tanggal 16 November 2012 tidak menjadi failed anniversary kami yang ke-14 bulan. Tapi, keadaan kini berbeda. Sepertinya sudah tidak ada impian lagi untuk kami kembali.

Terhitung dari putus, saya masih menghubunginya dan memperjuangkannya untuk bisa balikan. Sampai balasannya ia mendapat pacar gres dan disaat itu saya berhenti menghubunginya. Dan ketika ia telah putus, saya kembali menghubunginya, tetapi tidak menyerupai dulu yang benar-benar ngeperjuanginnya. Dan tak usang itu balasannya ia kembali mendapat pacar, disaat itu juga saya merasa lelah dan tersadar bahwa semuanya sia-sia.
“Jika kau tau, semua yang saya perjuangkan ini telah menimbulkan luka dibanyak hati. Aku mencari bayangmu dalam wujud orang lain, Aku mencari cintamu dalam hati yang lain. Dan bila kau balasannya mendengarkan ini ketahuilah saya sudah benar-benar pergi. Mungkin, banyak yang lebih baik dari kamu, tapi ngga akan, ngga akan ada yang menyerupai kamu. Kenyataan itu yang kini menghampiri saya dan balasannya saya bekap rasa sakit ini berharap semuanya berlalu, semoga bayangmu tak lagi menjadi bayang semu, tapi biarkan semuanya berlalu, perihal saya dan kamu.”

Selama saya memperjuangkannya, hadir sosok sobat yang selalu mendengar keluh kesahku. Dia seorang laki-laki yang selalu saya harapkan kehadirannya, alasannya saya sudah terbiasa ditemani dengan candanya yang tidak terang tetapi bisa menghiburku ketika saya down dan sedih. Setelah saya mencoba melupakan masa laluku, saya perlahan bisa dan mulai membuka hatiku untuk yang lain. Tetapi, entah mengapa sobat baikku memperlihatkan perhatian yang lebih. Perhatian yang saya artikan berbeda, bukan sekedar sobat dan saya berpikir itu lebih. Dan usang kelamaan saya merasa nyaman dengan perhatiannya dan saya merasa senang ketika mengobrol dengannya. Sampai saya mencicipi perasaan yang membuatku bingung. “Apakah saya menyukainya?” saya selalu bertanya-tanya dalam hatiku setiap kali ia memulai percakapan lewat bbm, twitter, maupun sms.
“Tak apa, saya sempat putuskan untuk mencari lagi, mencari sosok menyerupai kau yang dulu ada dihati hingga saya sadar rasa apa yang kini ada dalam benak diri, rasa mati, semuanya hanya rasa mati”.
“Apa yang saya rasakan ini? Aku tidak hanya ingin ia menjadi temanku, tapi apa itu mungkin? Dia yakni sobat baikku, ia juga yakni sobat baik mantanku, dan mantannya yakni sobat baikku. Ahh.. kenapa saya harus mempunyai perasaan ini? Tanyaku dalam hati.

Sudah usang kami bersama Adli, sobat baikku yang dia-diam menjadi orang yang istimewa bagiku, dalam candaan dan perhatian yang lebih dari sekedar teman. Seperti mempunyai kekerabatan yang special layaknya orang pacaran. Kini setiap pagi, kebiasaanku itu tidak sia-sia. Setiap hari juga saya mendapat ucapan ‘selamat pagi’ darinya. Aku sangat merasa lebih baik alasannya kehadirannya. Sosoknya seakan menjadi pelangi ketika hujan badai.
“Dan kau hadir, merubah segalanya menjadi lebih indah. Kau bawa cintaku setinggi angkasa. Membuatku merasa sempurna. Dan membuatku utuh, tuk menjalani hidup berdua denganmu selama-lamanya. Kaulah yang terbaik bagiku”

Lagu itu benar-benar menggambarkan sosoknya, ia tiba disaat yang tepat. Semakin usang semakin perasaanku mendalam padanya. Ditambah lagi, ia menyanyikan lagu-lagu kesukaanku diiringi gitar. Nyanyiannya seakan menyihirku, dan yang terpikir dariku adalah, saya ingin memilikinya secara utuh..
Suatu hari, saya memberanikan diri untuk menanyakan hal yang berkaitan dengan status apa yang selama ini kami jalani. Dia juga resah dengan pertanyaanku dan tiba-tiba ia mengungkapkan perasaannya bahwa ia menyayangiku tetapi ia ingin punya waktu yang tepat untuk melanjtui kehubungan yang nyata. Ya.. pacaran. Dia ingin saya menunggunya, dan saya meng-iyakan permintaannya. Dan ia berjanji tidak akan memperlihatkan impian yang tidak niscaya dan tidak akan mengkecewakanku.

Hari-hari telah ku lewati bersamanya menyerupai pasangan kekasih tapi masih dalam perilaku yang malu-malu. Aku makin mencicipi kenyamanan pada dirinya, ia selalu ada disaat saya membutuhkan seseorang yang bisa mengerti keadaanku. Semakin usang juga, semakin perasaanku tak terhingga, saya ingin segera memilikinya dengan utuh. Ya, saya tidak mau kehilangannya walaupun ia bukan milikku.

Aku berharap suatu hari saya akan mencicipi senang alasannya senyumannya yang selalu menghiasi hari-hariku, dan semuanya berawal dari canda tawa..
“Mau nonton drama bareng sama aku?” ajaknya.

Akupun mengiyakan, saya pergi bersamanya. Selama perjalanan, kami bersenda guraw, tertawa alasannya sikapnya yang tidak jelas, ngeselin tapi bisa membuatku tertawa. Ah.. mungkin itu hari paling senang bagiku, hingga dirumah ia mengirimkanku pesan lewat BBM.
“Kamu mau jadi pacarku?”

Seakan saya ingin teriak, lebay sih tapi itulah yang kurasakan. Aku tak mampu menahan senyum dan bahagia. Lalu saya mengiyakan pertanyaannya. Dan hari itu yakni hari dimana kebahagiaan gres saya awali. Hari yang saya tunggu, hari yang saya impikan. Yang bisa memilikinya utuh, membuatnya bahagia. Aku bersyukur dengan keadaanku yang sekarang, saya menikmati kebahagiaanku yang sekarang. Sungguh, saya sangat mencintai mantan temanku itu, mantan teman? Ya alasannya kini ia telah menjadi pendampingku yang bisa disebut ‘pacar’. Dan masa laluku, telah saya lupakan dan hanya menimbulkan itu sebuah kenangan.

Kini saya percaya, bahwa ada rencana lebih indah dibalik kesedihan yang mendalam. Tergantung kau menghadapinya, sesabar apapun kau niscaya akan ada hasil yang tidak akan mengecewakanmu. Tuhan itu adil, ia memberikanmu kesedihan semoga kita bisa berguru artinya kesabaran. Dan itu akan dibalas dengan kebahagiaan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya. Roda terus berputar. Tersenyumlah maka kebahagiaan akan menantimu. Buatlah kebahagiaan yang bukan sesaat, bukan yang gampang tiba dan pergi.. Jagalah kebahagiaan itu dengan tulus, sebelum semuanya pergi dan tak akan kembali. Cinta diiringi kebahagiaan menciptakan segalanya lebih indah..
PROFIL PENULIS
Masih amatiran dalam dunia tulis-menulis. Selamat membaca!;)

Twitter: @yuninghaha
Blog: ayuninghamidahnh.blogspot.com
Facebook: Ayuning H. Hamidah

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel