Mawar Untuknya - Cerpen Cinta

MAWAR UNTUKNYA
Karya Rika Dewi Hertiarini

“Siang dokter” sapa hangat gadis belia berperawakan tinggi semampai dengan rambutnya yang terurai indah.”siang cantik,bagaimana perkembanganmu akhir-akhir ini?”Tanya dokter Feni menyambut panasnya terikk matahari di siang itu.Gadis itu hanya bengong tanpa menjawab pertanyaan yang gres saja diutarakan kepadanya.
”Sabarlah Disa,percayakan dirimu bahwa kau akan segera sembuh.Saya yakin Hepatitis autoimun yang kau idap ini niscaya akan segera sembuh.Tidak akan usang lagi,percayalah” dengan nada meyakinkan.
”.gadis itu hanya tersenyum pesimis dan kembali bengong seakan terhayut dalam kegundahan hatinya.
”ya,aku yakin dok” tegasnya dengan senyuman manis dibibirnya yang tipis sesaat sehabis gadis itu terlepas dari kegundahan yang ia ciptakan tadi.
***

Mawar Untuknya
6 bulan sehabis insiden itu
Aku tau ini yaitu momen terindah dalam hidupku,setelah saya dinyatakan sembuh dari sakit lamaku yang sudah saya idap bertahun-tahun.Entah apa yang mungkin akan saya lakukan pertama kali untuk memulai kisah hiduku yang gres ini.
Aku teringat pada sosok laki-laki berperawakan hitam manis dengan tubuh khas Asianya yang sungguh mempesona.Tanpa berpikir panjang,aku segera bergegas beranjak menuju café favorit kami,tempat ia berada ketika ini.
Entah apa yang sedang saya rasakan ini,mungkin saya sudah terlanjur terhanyut dalam kebahagiaanku,sampai saya lupa bahwa saya gres saja hampir menabrak pengendara lain dihadapanku.”Oh Tuhan ternyata saya memulainya dengan insiden ini” batinnya sambil tersenyum.

Setibanya di ふるいcafé (café Furui)
“soree…….sudah usang menungguku disiniku?” sapaku pada seseorang yang sedang duduk di meja nomor 5 itu.”sore juga sayang.tidak terhitung usang kok untuk menunggumu disini”balasnya dengan senyumannya yang sangat khas dimataku.Pikiran itu kembali muncul dibenakku.Apa yang akan saya lakukan untuk menyampaikan ini semua.Ini memang begitu indah,namun terasa begitu sulit untukku memulainya.entah harus dari bait mana akan kusampaikan gosip senang ini.
“hmm….Reza,aku harap kau bersimpati dengan ceritaku ini”ujar Disa dengan penuh rasa kebahagian yang diiringi rintik hujan seakan menyambut indahnya melodi sore ini.
“Apa yang hendak kau bicarakan Dis?”sahut Reza dengan matanya yang berusaha menelusuri sudut pikiran Disa.
“Ini untukmu Za.Baca dengan teliti ya”Sambil menyodorkan berkas surat berwarna merah.

Reza mulai mencicipi getaran yang sangat dahsyat yang menyerang jiiwanya.Air matapun mulai terbendung dalam sudut gelap matanya.Entah apa yang ia rasakan.Bahagia yang berkecamuk dengan kehancuran hatinya menciptakan ia merasa sungguh tak berdaya.
“Oh Tuhannn…..kekasih macam apa saya ini.Yang harus segera pergi meninggalkannya demi perempuan lain yang sama sekali tidak saya cintai”Air matanya mulai terjatuh mengikuti arah gravitasi bumi.Angin pun terasa begitu dalam menghembuskan desahan kebimbangan hati.”Aku tak mungkin meniup lilin yang gres saja menyala untuk menerangi seluruh jagad raya”Lirih Reza dalam hati sambil mengepal telapak tangannya dengan ototnya yang mulai mengencang.
“Kamu niscaya menangis senang ya sayang?akupun demikian dengan kamu,aku selalu meneteskan air mata haru senang kerap kali ku buka tiap lembarannya”Ujar Disa memecahkan keheningan suasana kebimbangan hati Reza.”I I iiyaa sayang,aku sangat senang ternyata kau sembuh.Kamu tau?kamu yaitu perempuan terhebat yang pernah saya kenal.Kamu yaitu sosok terindah dalam hidupku yang pernah ku miliki”Ujar Reza dengan matanya yang basah.Tangannya senantiasa menggenggam erat tangan Disa yang selalu berusaha untuk menghapus air matanya.”Kamu aneh.Kamu kenapa?aku tau,kamu menyembunyikan sesuatu hari ini”Reza hanya tersenyum kecil pada Disa yang sedang mencoba membaca titik mata Reza yang sama sekali sulit untuk dilihat.
***

Ini yaitu bulan ke empat sehabis Reza mengakhiri hubungan ini dengan alasan yang menurutku antara masuk nalar dan tidak.Tapi cukup untuk mengiris batinku.Memang sangat sakit rasanya,ketika seseorang yang begitu kita cintai dan begitu mencitai kita harus pergi meninggalkan kita demi orang lain yang menggantungkan hidupnya pada orang yang kita cintai.Aku ingin sendiri sore ini,aku menentukan untuk berdiam diri di café daerah favorit kami dulu.
“Di ddi disa.Kau sedang apa?”Tanya seorang laki-laki yang gres saja turun dari kendaraan beroda empat berwarna merah marun itu.Aku masih bengong dalam ratapanku.Aku masih belum bisa memalingkan semua pikiranku dari kegalaauan hatiku.Entah siapa yang tiba itu,rasanya saya tidak ingin melihat siapapun kali ini.”Disa…..Maafkan aku”Tiba-tiba sosok laki-laki itu tiba kembali untuk menghampiriku.Reza—ya benar itu dia.Dia kembali,tapi bukan untuk merajut kembali semuanya.Reza segera duduk disampingku,dengan tangannya yang tetap memegang pundakku dari awal tadi.”Hmm…Kamu disinii Za?kamu mau saya pesankan sesuatu”jawabku sehabis saya berhasil melawan semua rasa kehancuranku tadi,dengan penuh rasa gugup.Aku masih belum berani untuk melihat matanya itu.Karena saya tau,setiap tatapan matanya itu bisa menusuk batinku ini.Oh Tuhan,mengapa kau munculkan sosok laki-laki ini lagi.Bersalahkah bila kini saya mulai membencinya?
“Aku sedang tidak ingin memesan apa-apa”dengan matanya yang sudah mulai berkaca-kaca Reza menjawab pertanyaanku tadi.Nada bicaranya mulai melemah.Alunan suaranya mulai bergetar,seiring dengan usahanya untuk menahan air matanya biar tetap pada tempatnya.

Seketika saya mulai memberanikan diri untuk sedikit menoleh pada dua lingkar bola matanya yang mulai basah.Dadaku mulai terasa sesak,batinku ini terasa semakin kering kerontang,aku tak ingin Reza membasahi hati ini kembali dengan air matanya yang sudah semenjak tadi ia bendung.
“Cukuplah Reza,aku tak ingin melihat ini semua.Aku ingin berusaha untuk melupakanmu.Aku ingin menghilang dari labirin ingatanmu itu.Ingat Reza,kamu dan saya tidak akan pernah menjadi kita lagi.Semuaa………”Ucapanku terhenti sehabis handphone Reza berbunyi.Dengan tergesa-gesa,Reza segera meraih handphone nya yang tergeletak di atas meja café daerah kami duduk.

Lia :
Syg kau dmn?Aku udah slesai nih.Jmput d tmpt SPA ya :*

Replay :
Ok.aku kesana sekarang

“Sorry dis,aku harus pergi jemput mamahku di daerah SPA.Lusa kita ketemu lagi di café ini jam 4 sore ok”.Dengan sangat terburu-buru,Reza segera bergegas meninggalkanku yang masih duduk terpaku tertahan oleh sakitnya hati ini.
Hati ini terasa semakin pedih,terlebih sehabis saya tahu bahwa Reza gres saja berkata bohong padaku tadi.Sebelum ia meraih handphonenya tadi,aku sudah terlanjur membaca nama yang muncul dilayar handphone Reza.rupanya gerakan mataku lebih cepat dibanding gerakan tangannya.
Lia Margareta—nama itu masih sangat teringat terperinci dalam memory otakku.Gadis itu yaitu mantan kekasih Reza sebelum ia menjalin hubungan denganku dulu.Dan kini Reza kembali menjadi kekasihnya demi membahagiakan Lia sebelum ia pergi.Lia yaitu penderita kanker saraf dan telah di vonis dokter jikalau Lia hanya mempunyai waktu tidak usang lagi.Mungkin ini kisah yang sangat klasik,tapi memang inilah kenyataanya.Terlebih sehabis kedua orang renta Lia meninggal dalam sebuah kecelakaan,yang menimbulkan Lia tidak punya siapa-siapa lagi untuk menjadi penyemangat dalam hidupnya.Sampai pada balasannya dokter pribadi yang selama ini menangani Lia tiba untuk menemui Reza yang ketika itu gres saja tiba rumah seusai makan malam kami.Dengan segala cara dan upaya,dokter pribadi Lia membujuk Reza untuk kembali pada Lia dan segera mengakhiri hubungan kami.Lia memang sudah tidak punya siapa-siapa lagi,dan itulah penyebab mengapa Lia sangat menginginkan Reza kembali padanya.Meskipun harus merelakan hubungan kami yang sudah terjalin cukup lama.Itulah alasan mengapa terkadang sering terlintas di benakku,untuk menjadi seorang black angel saja.mungkin alasannya ketika itu saya merasa lelah untuk bersabar.Tapi inilah hidupku,aku harus segera bangun meskipun tanpa sayapku.karena saya yakin,aku masih bisa berdiri dan berjalan tanpa harus terbang di atas awan.Dan saya percaya,suatu ketika nanti saya akan ada orang yang bisa mengajakku terbang dengan sayapnya yang indah.

Ya tuhan,aku hampir saja lupa.Aku sudah punya janji untuk menjenguk dokter Feni yang sedang sakit.”Aku harus segera pergi sebelum jam besuknya habis”.Aku segera bergegas pergi dan menuju Rumah sakit daerah dokter pribadiku dulu ini menjalani rawat inap.
***

Waktu sudah menyampaikan pukul 17.30.Aku harus segera pulang ke rumah,lagi pula jam besuk rumah sakit sudah habis.Dengan penuh semangat saya berjalan melewati setiap koridor rumah sakit menuju pintu keluar.Tapi tiba-tiba langkah kakiku terhenti sehabis saya bertemu dengan mereka—Reza dan Lia.Mereka gres saja keluar dari ruang pemeriksaan,dan muncul sempurna di jarak akrab pandanganku.
Apa yang harus saya lakukan ketika ini.Haruskah saya pergi menghindar,atau saya harus tetap berjalan dan bersikap biasa saja di hadapan mereka.
Jantungku berdegup sangat kencang,dadaku kembali terasa sesak menyerupai ada benda yang sangat berat menimpa tubuhku.Aku masih tetap memperhatikan mereka berdua.Memperhatikan canda tawa yang mereka perlihatkan kepadaku.Tapi tetap saja,mereka belum bisa menyadari kehadiranku di akrab mereka ketika ini.
Hatiku mulai terasa begitu sakit,seiring dengan munculnya tawa riang yang mereka perlihatkan kepadaku.Tawa mereka berdua terasa menyerupai jutaan bilah pisau yang sedang menyayat-nyayat hatiku.Candaan mereka bagaikan air garam yang sedang menyiram luka hati yang sedang ku rasa.
Aku bisa mencicipi air mataku yang mulai jatuh membasahi pipiku ini.Kali ini,rasanya saya sedang tidak ingin membendung air mataku ini.Aku ingin melepaskan kesedihanku ini,meskipun mereka nantinya akan melihat penderitaanku ini.

Seketika ,air mataku ini semakin deras mengalir dan membasahi pipiku.Apa yang saya lihat barusan begitu sangat terlihat jelas.Sampai pada balasannya saya menyadari sesuatu.
”itu tas dan sepatu milikku”batinku masih dalam kepedihan.Oh Tuhan…..Sepatu dan tas yang sedang Lia pakai itu yaitu punyaku,kedua barang itu yaitu hadiah anniversary yang Reza berikan untukku dulu.Aku sempat menitipkannya dulu sewaktu kamarku sedang dalam renovasi.Sampai pada balasannya kami berdua putus dan hadiah itu belum sempat saya ambil kembali.
Tapi kenapa harus ia yang memakainya.Kali ini air mataku benar-benar mengalir sangat deras dan menciptakan tangisku ini semakin tersedu-sedu.

“Aku juga pantas senang Tuhan.Bukan hanya dia.Tapi mengapa saya tidak melihat kebahagian itu.Aku hanya bisa melihat kebahagianku yang telah diambil orang lain.Aku nikmati ini semua dengan kepedihan hatiku.Aku tak mampu untuk melihatnya lagi.Aku harus segera bergegas pergi.Ya,aku harus pergi sekarang” Ucapku dalam hati.
Aku segera membalikan arah dan mencari jalan lain untuk bisa keluar dari daerah ini.
***

3 Bulan Kemudian

Yang berbahagia :

Reza Aditya Putra
&
Lia Margareta

Gedung Cendrawasih – Jakarta
7 Mei 2012

1 Mei 2012 . Hari ini saya mendapat sekaligus tiga seruan janji nikah mereka berdua.Ternyata mereka berbagi seruan bukan hanya melalui jasa pengiriman surat,tapi mereka juga berbagi melaui internet.
Kenyataan ini ternyata bisa menciptakan nafsu makanku hilang hari ini.Terlebih,mereka melangsungkan janji nikah sempurna di hari ulang tahunku yang ke 24 tahun.
“Belum puaskah mereka berdua?Ternyata penderitaanku selama ini masih saja kurang di mata mereka”.
Tapi sayangnya mataku ini mulai merasa kekeringan dengan ini semua.Aku sudah tidak bisa menangis menyerupai dulu lagi.Meskipun perih ini masih belum bisa terobati.Tapi saya berusaha kembali menjadi seorang white angel lagi,seperti apa yang diajarkan guruku waktu masih duduk di taman kanak-kanak dulu.

Tapi entah mengapa,air mata ini pun balasannya jatuh juga.Aku teringat masa-masa indahku bersama Reza dulu.
Aku teringat dengan semua tingkah manja Reza padaku.Tingkahnya yang begitu sangat lucu ketika ia sedang berusaha untuk meminta maaf kepadaku.
Ingatanku masih begitu besar lengan berkuasa untuk mengingat peringatan anniversary pertama kami dulu.Reza yang dulu yaitu Reza yang rela untuk bermalam di bawah pohon depan rumahku demi menyambutku dengan peralatan sederhana esok paginya.
Reza yang dulu yaitu Reza yan sangat Romantis,Reza yang selalu memberiku setangkai mawar putih padaku setiap kita bertemu.
Tapi sayangnya itu semua dulu Disaaa….Reza yang dulu telah mati.Reza yang dulu rela untukmu,kini rela meninggalkanmu.Reza yang dulu selalu memberimu mawar putih,kini ia memberimu mawar berduri.
“Tapi pada kenyataannya Reza mu itu masih ada Disa.Reza mu itu masih hidup.Nama yang tercantum pada seruan itu yaitu nama Reza yang kau miliki dulu—ya benar,Ini memang nama laki-laki yang selalu mengecup keningku dulu.Tapi saya tau,mungkin namanya saja yang sama.Aku yakin,sifat dan orangnya niscaya berbeda.Begitu juga hatinya,hatinya bukan mililkku lagi,dan hatinya bukan untukku lagi” Batinku.

Aku merasa sangat lelah siang ini.Aku memutuskan untuk segera pulang kerumah,meskipun tugasku dikantor belum semuanya selesai.Tapi saya rasa,aku bisa menyelesaikannya dirumah nanti.
“Kamu sudah pulang Dis?” Sambut mamahku setibanya saya dirumah.”Aku sedang tidak lezat tubuh mah,jadi saya pulang cepat hari ini”Jawabku dengan suaraku yang sudah parau.
Aku segera menuju kamarku untuk berisitirahat hingga sore nanti.
***

“Dissaa…bangun Disaa….Ayo bangun sayangg”Terdengar bunyi laki-laki dibalik alam bawah sadarku.Aku mulai berusaha untuk membuka mataku secara perlahan.
“Apa yang sedang terjadi padaku.Tubuhku terasa begitu sakit.Mataku sangat sulit untuk dibuka”Ucapku pada laki-laki yang berbicara padaku tadi.
“kamu gak apa-apa sayang?syukurlah.Ayo bangun”Balasnya dengan nada bunyi yang begitu bergembira.

Aku mulai bisa membuka mataku secara perlahan-lahan.Meskipun saya sudah bisa membuka kedua belah mataku,tapi pandanganku masih terlihat sangat buram.Aku tetap saja tidak bisa melihat siapa laki-laki yang sedang memelukku semenjak tadi itu.

Beberapa ketika kemudian,aku berhasil memfokuskan pandanganku.Tapi—Oh Tuhan,Reza.”Sedang apa kau disini?”tanyaku dengan tegas.Reza merasa aneh,ia mengangkat sebelah alisnya untuk menggambarkan pikirannya itu.”Kamu gres saja mengalami kecelakaan sayang.Tapi syukurlah kau tidak apa-apa”Ujar Reza dengan tawanya yang sedikit meledekku.”Bukannya kau seharusnya sedang mengurus janji nikah mu tanggal 7 nanti za?”Tanya ku dengan penuh rasa resah yang berkemelut dalam otakku.
”hmm.Ok,akan saya jelaskan sehabis kau bangun yang”.Dengan semangat saya segera bergegas untuk berdiri.Tapi entah ini mimpi atau apa.Aku melihat mobilku sudah dalam keadaan yang cukup mengkhawatirkan.ini semua membuatku semakin resah dengan apa yang tolong-menolong terjadi.
“Kamu lihat sekitarmu ini?Kamu gres saja mengalami kecelakaan sebelum kau menemuiku di café tadi.Aku segera ketempat insiden sehabis mendapat kabar dari warga sekitar yang menghubungiku melalui panggilan terakhir di handphone mu tadi.Menurut warga sekitar,kamu menabrak tiang baliho sehabis kau berusaha menghindari mengendarai lain”Jelas Reza sambil meyakinkanku.Dan saya masih tetap saja belum bisa tersadarkan dari kebingungan hatiku ini.
”Hhm..katanya kau punya gosip bahagi.Berita apa itu?”Tanya reza sambil tersenyum manis padaku.”hah gosip bahagia?berita apa?aku gak tau Za”Jawabku sambil berusaha mengingat-ingat hal yang dimaksud Reza.”Iya tadi kau telepon aku.Kamu Ngajak saya untuk ketemuan di ふるいcafé alasannya kau punya kabar senang untuk saya ”Jelas Reza dengan pennuh rasa sabar menghadapiku yang mulai merasa aneh.
“Berarti janji nikah ituuuu….??aghh..aku pusingg”

END

PROFIL PENULIS
Nama : Rika Dewi Hertiarini
Sekolah : Sekolah Menengan Atas Negeri 5 Karawang
Tempat,Tanggal Lahir : Jakarta,09 Agustus 1996
Facebook : Rika Dewi Hertiarini


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel