Lift Of Love - Cerpen Cinta Romantis
Selasa, 04 Maret 2014
LIFE OF LOVE
Karya S. Nurul R
“Khalyca…!! Seru seorang gadis berjilbab yang manis, ia ialah Lona adik dari Bagas, mantan ku.
“Lona… ada apa…?? Tanyaku datar.
“Ada titipan dari Mas Bagas..!! katanya sambil menyodorkan sebuah amplop.
“Kenapa gak ia sendiri yang kasih..!! ujarku
“Klo itu saya gak tahu..!! jawabnya bingung
“Ya udah…thanks ya..!! sambungku dan ingin beranjak pergi tapi lona menahanku.
“Gak ada kesempatan lagi untuk Mas Bagas Khal..?? tanyanya. Aku menggeleng pelan, tak perlu kata-kata untuk menjawabnya, akupun bergegas meninggalkan Lona.
Kepalaku benar-benar penat, dilema skripsi belum selesai, masalahku dengan Bagas seakan berlarut-larut. Terlebih rongrongannya untuk meminta maaf dan kembali diberi kesempatan. Tapi pintu kesempatan itu telah tertutup rapat, kuncinya sudah saya lempar ke samudera pasifik, jika memang berjodoh semoga Tsunami yang menghantarkannya kehadapanku.
“Khalyca…!! Seru seorang gadis berjilbab yang manis, ia ialah Lona adik dari Bagas, mantan ku.
“Lona… ada apa…?? Tanyaku datar.
“Ada titipan dari Mas Bagas..!! katanya sambil menyodorkan sebuah amplop.
“Kenapa gak ia sendiri yang kasih..!! ujarku
“Klo itu saya gak tahu..!! jawabnya bingung
“Ya udah…thanks ya..!! sambungku dan ingin beranjak pergi tapi lona menahanku.
“Gak ada kesempatan lagi untuk Mas Bagas Khal..?? tanyanya. Aku menggeleng pelan, tak perlu kata-kata untuk menjawabnya, akupun bergegas meninggalkan Lona.
Kepalaku benar-benar penat, dilema skripsi belum selesai, masalahku dengan Bagas seakan berlarut-larut. Terlebih rongrongannya untuk meminta maaf dan kembali diberi kesempatan. Tapi pintu kesempatan itu telah tertutup rapat, kuncinya sudah saya lempar ke samudera pasifik, jika memang berjodoh semoga Tsunami yang menghantarkannya kehadapanku.
Lift of Love |
Mataku terpejam, pikiranku terasa rileks, jari jemari Mba Wati, creambathners di salon langgananku ini memang tokcer melancarkan pemikiran darah di kepala dan leher ku, benar-benar menenangkan. Tak terasa 2 jam sudah saya memanjakan diri di salon langgananku, perutku telah mengajakku untuk segera beranjak dari salon dan meminta jatahnya. Ku lirik jam di lengan kiri ku, sudah jam 5 sore, dan saya belum makan siang…pantas saja.
Aku bergegas mengejar lift, beruntung masih ada kesempatan.
“Lantai berapa Mba..?? Tanya Liftboy nya
“Dasar mas…!! Jawab ku tanpa menoleh ke arahnya dan menatap asik ke luar beling lift yang transparan. Namun…tiba-tiba…lift berhenti mendadak, dan….
“kenapa Mas…?? Tanya ku panic, alasannya ialah begitu melihat sekeliling, didalam lift itu hanya saya dan si liftboy.
“Maaf Mba, liftnya mati..!! jawabnya. Ia pun mengambil tindakkan memberitahu teman-temannya. Benar saja, ke dua lift mendadak mati, jadi bukan hanya saya saja yang terjebak dalam situasi ini, di lift satu lagi juga sama, hanya saja mungkin bukan saya seorang yang berada di lift ini.
Aku berusaha hening sambil memperhatikan liftboy ini, “Ganteng….!! Ujarku dalam hati. Ku stop intermezzo itu, kini yang kupikirkan, akan memakan waktu berapa usang terjebaknya, alasannya ialah saya sudah kelaparan.
Sambil duduk di lantai lift, ku keluarkan surat dari Bagas yang tadi Lona kasih di kampus. Tersenyum sinis saya membacanya, ku remas-remas surat itu dan melemparnya ke pojokkan, nyaris mengenai liftboy tersebut dan saya tak perduli, ku buang pandanganku ke luar kaca, banyak orang yang memperhatikan keadaan ku. Tiba-tiba lift bergerak turun, mengagetkan, walau hanya sekejap tapi benar-benar membuatku takut dan reflex berpindah duduk kesebelah si liftboy, merangkul lengannya, setidaknya jika hingga kenapa-kenapa ada seseorang yang akan melindungiku.
“Pegangnnya sudah sanggup di lepas ko, gak apa-apa..!! katanya menenangkan ku, saya mendongak, mata kita bertemu, ada yang menjalar absurd ditubuh ku, buru-buru ku lepas pegangannku, dan menggeser duduk ku, hanya sedikit tidak menjauh.
Kembali ku menatap ke luar kaca, cukup usang hingga saya tersadar, tampaknya si liftboy itu tengah menatapku.
“Kenapa… ada yang aneh…?? Tanyaku, ia menggeleng.
“Kenapa ngeliatnya begitu..!! sambungku
“I think I like you…!! Jawabnya tanpa basa-basi, dan saya yang mendengarnya hanya sanggup memasang wajah melongo.
“Makasih..!! balasku sekenanya, pikirku alamat gak beres nih, rayuan najong… tapi kok tampaknya pipi ku menyemu. Ku akui… secara fisik akupun tertarik.
Ia tidak menjawab, ia hanya menundukkan wajahnya. Dan dengan curi-curi pandang, saya memperhatikannya dengan seksama setiap sudut garis tegas badannya. Cukup usang saya memperhatikannya, dan tidak sanggup mengelak tatkala mata kami kembali bertemu pandang, ada yang hangat menjalar dihatiku, nyaman…..
Tiba-tiba ia menggeser duduknya mendekati ku, ia memiringkan kepalanya menatapku, wajahnya sempurna di hadapanku, ia begitu cakep, matanya….hidungnya…bibir tipisnya….
“Do you believe with love at the 1st sight…?? Katanya. Aku tidak sanggup menjawab. Seperti tersihir, bahkan ketika ia menyentuh ku dengan lembut, saya tidak marah, ini bukan pengalaman pertamaku, tapi gres kali ini perasaan absurd itu menyergap ku, entah apa….
“Maaf…!! Ujarnya.
Aku melirik nametagnya “Radit…!! Ucapku pelan dan iapun mengangguk.
“Namamu…?? Tanyanya, saya menggeleng pelan dan tersenyum.
“If it called with love at the 1st sight, I agree with you, coz I feel it too, but… let the time will answer it, if we have our destiny… I believe we will meets again, but if there is no time for us, just asked this with cute lust…and it will be our story… will you…!! Kataku. Radit mengangguk setuju, dan bersamaan itu lift kembali berjalan normal.
Kamipun bangkit saling tatap, ini akan menjadi pertemuan pertama dan mungkin terakhir. Dan ketika kerumunan orang-orang menyambut kami, akupun menghilang meninggalkannya yang masih menatapku. “Sweet Lust” batinku.
Beberapa tahun kemudian.
“Jangan hingga gak tiba ya say…!! Kata Martina mengingatkan ku atas kegiatan reuni pekan ini. Reuni SMA. Sebenarnya saya enggan datang, alasannya ialah akan bertemu dengan beberapa mantanku dan bertemu teman-teman yang sudah memiliki pasangan bahkan momongan, sementara itu belakangan ini saya masih menjomblo, nyaris 4tahun.. bukannya gak mau buka diri sejak putus dari Bagas, tapi..hatiku telah tertambat dengan si liftboy itu dan masih berharap sanggup dipertemukan kembali, rasanya menyerupai gres kemarin.
Aku bergegas mempercepat langkahku, tampaknya saya melihat wajah yang saya rindui, beruntung saya masih bias mengejarnya, tapi saya keserimpet sepatu sendiri, akibatnya saya ikut masuk lift dengan nyungsep dan berada di dada seseorang, begitu ku dongakkan kepala ku, bibirku bergumam “Radit..!! desisku. Yang ku sabung menatapku, ada semburat senang disana, tapi tiba-tiba hilang begitu terdengar suatu suara.
“Khalyca..!! kata gadis berjilbab itu riang, saya terlihat shock.
“Lona…!! Jawabku
“Ya ampun… apa kabar, sudah usang gak ketemu, sejak lulus kan!! Katanya riang, saya ikut mengangguk senang.
“Kirain gak ikut reuni..!! sambungnya lagi
“Ikutlah…!! Balas ku
“Mas Bagas juga ikut, nanti ia nyusul..!! katanya lagi, saya Cuma nyengir kuda. Percakapan itu terhenti sesaat, alasannya ialah kita sudah tiba di lantai yang di tuju.
“Oh ya Khal, kenalin…cowokku…!! Kata Lona dan mengenalkan sosok yang saya kejar-kejar tadi
“Radit..!! katanya mantap
“Khalyca..!! balasku dan menjabat tangannya erat
“Kok dating sendirian Khal..?? Tanya Lona. Sumpah…. Gak perlu gue jawab kali klo gue jomblo.
“Gak apa-apa, nanti juga ada mas Bagas, masih jomblo loh sejak putus dulu..!! katanya, lagi-lagi saya gak menjawabnya, saya hanya tersenyum garing. Ingin rasanya segera tiba di kawasan reunion, suasana disini sudah tidak aman kalo kata berita, terlebih ada rasa kecewa yang melanda, penantianku ternyata sia-sia, kenapa juga di pertemukan kembali ketika ia sudah mempunya pasangan, dan kenapa mesti Lona…. Sebel….
Di reuni ini, ku akui, saya tidak bias melepaskan pandanganku dari Lona dan Radit. Lona mengenalkan Radit kesemua teman-teman, makin tipis saja kesempatanku untuk bias bersamanya, lagi melongo tiba-tiba…
“Hai Khalyca..apa kabar..lama gak ketemu..!! sapa suatu suara, terdengar tidak asing dan itu ialah Bagas.
“Oh..hei…Hai…!! balasku kikuk
“Sendirian…?? Tanyanya
“Nggak…sama teman, lagi ke toilet..!! bohongku
“Ketemu Lona…?? Tanyanya
“Iya..tuh disana sama pacarnya..!! jawabku
“Pacar… kok ia gak pernah dongeng sama gue..!! kata Bagas waspada
“Biarin aja kali, udah gede juga..!! balasku
“Gak bias gitu dong, sebagai abang gue harus tau..!! kata Bagas dan mengajakku menghampiri Lona, apa coba maksudnya ngajak gue kesana. Lona memperkenalkan Radit ke Bagas, dan tanpa di komando Lona pun berkoar-koar di depan Radit wacana kisah saya dan Bagas dulu, enggan menimpalinya, saya pun pamit dari hadapan mereka.
Aku tengah mengobrol bersama teman-teman ketika saya melihat sosok Radit berjalan ke arahku, tiba-tiba lampu padam.
“Khalyca..!! panggil suatu suara
“Iya..!! jawabku bingung. Dan dengan disertai temaramnya lampu café, saya melihat bayangan mendekat kea rah ku, menyentuh pipiku dan sebelum bayangan itu menyentuhku, ia mengucapkan “I miss you..!!
Aku sanggup mencicipi lampu telah kembali menyala, namun saya enggan membuka mataku, saya takut perasaan ini ikut menghilang di terpa sinar lampu. Namun ketika sentuhan lembut itu berakhir dan begitu saya membuka mataku, tak kuasa akupun terkejut, sama terkejutnya dengan teman-teman di sekelilingku.
PLAKKK…!! Dengan sukses Lona menampar wajahku, ia terlihat kesal dan murka sekali sama saya dan Radit, kemudian beranjak dari pesta dengan berlinang airmata. Namun Radit masih disisiku, membelaku dari perlakuan Lona tadi.
“Selesain dulu dilema kau sama Lona..it’s just a lust Radit..!! ujarku sambil meringis sakit
“You’re lying ... I can feel it, it’s not just a lust, and you can feel itu too right…?? Katanya mencari kebenaran
“Keadaannya berbeda kini Dit, kau sudah punya Lona, mungkin ketika itu juga kau gak single, dan saya mohon banget sama kamu, jangan main-main sama perasaan wanita Dit..!! kataku
“Nggak… saya sama ia gak ada apa-apa, he asked me to accompany her, we’re just friend..!! bela Radit, berusaha meyakinkan aku. Tiba-tiba Bgas dating dan menonjok Radit hingga bibirnya pecah.
“Itu untuk adik gue dank arena lu udah berani mencium Lyca..!! murka Bagas. Kalau saja teman-teman yang lain tidak memisahkan mereka, sudah bias di pastikan café ini akan porak poranda di terpa angin putting beliung….
Aku berlari keluar dari café dengan diiringi tatapan menyelidik, benar-benar menyiksaku, benar-benar gak habis piker dengan tragedi tadi, tapi saya juga tidak bias menyangkal, sentuhan lembut itu rasanya masih sama dengan 4 tahun yang lalu, tidak berubah…
“Tunggu..!! seru Radit sambil menahan pintu lift yang akan menutup, dan kini ia berada didalamnya bersama aku.
Kami saling terdiam dan menatap sejenak, sebelum lagi-lagi…lift mati.
“Kebetulan atau takdir..!! kata Radit. Ini mengingatkan saya kembali akan tragedi 4 tahun silam, di lift, berdua…
“Khalyca… kau percaya akukan, saya dan lona ga ada korelasi apa-apa, for several years I always praying, if I have a chance to meet you, I want you to know about my feels, selama 4th saya selalu menunggu hari ini,ketemu kau lagi dan bilang jika saya sayang kamu… it’s sounds silly… but it’s tue, my heart tou yo it’s true…can you feel it…!! Kata Radit berusaha meyakinkan ku
“Gimana jika kita tetap tidak bertemu, gak ada factor kesengajaan di takdir kita, terus kau mau ngapain, mau tetap nungguin aku, atau kau menikah dengan orang lain diluar sana, kenapa sih kau gak anggap kita tidak pernah bertemu, atau menganggap tragedi itu Cuma intermezzo dikehidupan kamu.!! jawabku.
“I told to my heart, if in 5 years I still cannot found you, I will forget you, but God have another plains for us, you are here right now… and I want to purpose you, Khalyca will you be my last , disisiku hingga selesai hidup memisahkan kita, mau..?? kata Radit, saya melongo dibuatnya
“kamu ngelamar aku, disini, oh God… so romantic, but…no Radit…no….!! ujarku, terlihat wajah Radit yang memucat mendengar balasan ku
“What do you expect from me Lyca, am I not good enough to stand beside you..?? tanyanya lagi
“Radit.. I even don’t know anything about you..!!
“Simple, just hold your hand, see in your glances, and I know you belong with me..!! katanya, hatiku mulai melumer mendengarnya.
“Khalyca..!! kata Radit dan bersimpuh didepanku, diikuti mata para penonton yang melihat kami dari luar beling lift, menyerupai lagi nonton adegan film, live.
“Maukah kau menikah dengan ku, untuk cinta pada pandangan pertama, maukah kau menjadi istriku, ibu dari anak-anakku, dan maukah kau mencintaiku segenap jiwamu, alasannya ialah saya begitu, I do loves you… will you..?! Kata Radit. Aku mencari kseunguhan di kalimatnya Radit, saya juga tidak bias pungkiri jika selama 4tahun ini saya berharap bertemu dengan Radit, penantianku tidak sia-sia.
Aku mengangguk niscaya “I do…!! Jawabku. Radit eksklusif bangkit dan reflex memelukku erat, ia mengacungkan tangan ke udara menyerupai seorang juara, lucunya lagi para penonton di luar sana ikut bertepuk tangan bahagia. Aku menatap Radit bahagia, saya bias melihatnya menitikkan airmata senang disana.
“I love you…!! Ujarnya sebelum kembali ia menyentuh ku lembut.
Aku bergegas mengejar lift, beruntung masih ada kesempatan.
“Lantai berapa Mba..?? Tanya Liftboy nya
“Dasar mas…!! Jawab ku tanpa menoleh ke arahnya dan menatap asik ke luar beling lift yang transparan. Namun…tiba-tiba…lift berhenti mendadak, dan….
“kenapa Mas…?? Tanya ku panic, alasannya ialah begitu melihat sekeliling, didalam lift itu hanya saya dan si liftboy.
“Maaf Mba, liftnya mati..!! jawabnya. Ia pun mengambil tindakkan memberitahu teman-temannya. Benar saja, ke dua lift mendadak mati, jadi bukan hanya saya saja yang terjebak dalam situasi ini, di lift satu lagi juga sama, hanya saja mungkin bukan saya seorang yang berada di lift ini.
Aku berusaha hening sambil memperhatikan liftboy ini, “Ganteng….!! Ujarku dalam hati. Ku stop intermezzo itu, kini yang kupikirkan, akan memakan waktu berapa usang terjebaknya, alasannya ialah saya sudah kelaparan.
Sambil duduk di lantai lift, ku keluarkan surat dari Bagas yang tadi Lona kasih di kampus. Tersenyum sinis saya membacanya, ku remas-remas surat itu dan melemparnya ke pojokkan, nyaris mengenai liftboy tersebut dan saya tak perduli, ku buang pandanganku ke luar kaca, banyak orang yang memperhatikan keadaan ku. Tiba-tiba lift bergerak turun, mengagetkan, walau hanya sekejap tapi benar-benar membuatku takut dan reflex berpindah duduk kesebelah si liftboy, merangkul lengannya, setidaknya jika hingga kenapa-kenapa ada seseorang yang akan melindungiku.
“Pegangnnya sudah sanggup di lepas ko, gak apa-apa..!! katanya menenangkan ku, saya mendongak, mata kita bertemu, ada yang menjalar absurd ditubuh ku, buru-buru ku lepas pegangannku, dan menggeser duduk ku, hanya sedikit tidak menjauh.
Kembali ku menatap ke luar kaca, cukup usang hingga saya tersadar, tampaknya si liftboy itu tengah menatapku.
“Kenapa… ada yang aneh…?? Tanyaku, ia menggeleng.
“Kenapa ngeliatnya begitu..!! sambungku
“I think I like you…!! Jawabnya tanpa basa-basi, dan saya yang mendengarnya hanya sanggup memasang wajah melongo.
“Makasih..!! balasku sekenanya, pikirku alamat gak beres nih, rayuan najong… tapi kok tampaknya pipi ku menyemu. Ku akui… secara fisik akupun tertarik.
Ia tidak menjawab, ia hanya menundukkan wajahnya. Dan dengan curi-curi pandang, saya memperhatikannya dengan seksama setiap sudut garis tegas badannya. Cukup usang saya memperhatikannya, dan tidak sanggup mengelak tatkala mata kami kembali bertemu pandang, ada yang hangat menjalar dihatiku, nyaman…..
Tiba-tiba ia menggeser duduknya mendekati ku, ia memiringkan kepalanya menatapku, wajahnya sempurna di hadapanku, ia begitu cakep, matanya….hidungnya…bibir tipisnya….
“Do you believe with love at the 1st sight…?? Katanya. Aku tidak sanggup menjawab. Seperti tersihir, bahkan ketika ia menyentuh ku dengan lembut, saya tidak marah, ini bukan pengalaman pertamaku, tapi gres kali ini perasaan absurd itu menyergap ku, entah apa….
“Maaf…!! Ujarnya.
Aku melirik nametagnya “Radit…!! Ucapku pelan dan iapun mengangguk.
“Namamu…?? Tanyanya, saya menggeleng pelan dan tersenyum.
“If it called with love at the 1st sight, I agree with you, coz I feel it too, but… let the time will answer it, if we have our destiny… I believe we will meets again, but if there is no time for us, just asked this with cute lust…and it will be our story… will you…!! Kataku. Radit mengangguk setuju, dan bersamaan itu lift kembali berjalan normal.
Kamipun bangkit saling tatap, ini akan menjadi pertemuan pertama dan mungkin terakhir. Dan ketika kerumunan orang-orang menyambut kami, akupun menghilang meninggalkannya yang masih menatapku. “Sweet Lust” batinku.
Beberapa tahun kemudian.
“Jangan hingga gak tiba ya say…!! Kata Martina mengingatkan ku atas kegiatan reuni pekan ini. Reuni SMA. Sebenarnya saya enggan datang, alasannya ialah akan bertemu dengan beberapa mantanku dan bertemu teman-teman yang sudah memiliki pasangan bahkan momongan, sementara itu belakangan ini saya masih menjomblo, nyaris 4tahun.. bukannya gak mau buka diri sejak putus dari Bagas, tapi..hatiku telah tertambat dengan si liftboy itu dan masih berharap sanggup dipertemukan kembali, rasanya menyerupai gres kemarin.
Aku bergegas mempercepat langkahku, tampaknya saya melihat wajah yang saya rindui, beruntung saya masih bias mengejarnya, tapi saya keserimpet sepatu sendiri, akibatnya saya ikut masuk lift dengan nyungsep dan berada di dada seseorang, begitu ku dongakkan kepala ku, bibirku bergumam “Radit..!! desisku. Yang ku sabung menatapku, ada semburat senang disana, tapi tiba-tiba hilang begitu terdengar suatu suara.
“Khalyca..!! kata gadis berjilbab itu riang, saya terlihat shock.
“Lona…!! Jawabku
“Ya ampun… apa kabar, sudah usang gak ketemu, sejak lulus kan!! Katanya riang, saya ikut mengangguk senang.
“Kirain gak ikut reuni..!! sambungnya lagi
“Ikutlah…!! Balas ku
“Mas Bagas juga ikut, nanti ia nyusul..!! katanya lagi, saya Cuma nyengir kuda. Percakapan itu terhenti sesaat, alasannya ialah kita sudah tiba di lantai yang di tuju.
“Oh ya Khal, kenalin…cowokku…!! Kata Lona dan mengenalkan sosok yang saya kejar-kejar tadi
“Radit..!! katanya mantap
“Khalyca..!! balasku dan menjabat tangannya erat
“Kok dating sendirian Khal..?? Tanya Lona. Sumpah…. Gak perlu gue jawab kali klo gue jomblo.
“Gak apa-apa, nanti juga ada mas Bagas, masih jomblo loh sejak putus dulu..!! katanya, lagi-lagi saya gak menjawabnya, saya hanya tersenyum garing. Ingin rasanya segera tiba di kawasan reunion, suasana disini sudah tidak aman kalo kata berita, terlebih ada rasa kecewa yang melanda, penantianku ternyata sia-sia, kenapa juga di pertemukan kembali ketika ia sudah mempunya pasangan, dan kenapa mesti Lona…. Sebel….
Di reuni ini, ku akui, saya tidak bias melepaskan pandanganku dari Lona dan Radit. Lona mengenalkan Radit kesemua teman-teman, makin tipis saja kesempatanku untuk bias bersamanya, lagi melongo tiba-tiba…
“Hai Khalyca..apa kabar..lama gak ketemu..!! sapa suatu suara, terdengar tidak asing dan itu ialah Bagas.
“Oh..hei…Hai…!! balasku kikuk
“Sendirian…?? Tanyanya
“Nggak…sama teman, lagi ke toilet..!! bohongku
“Ketemu Lona…?? Tanyanya
“Iya..tuh disana sama pacarnya..!! jawabku
“Pacar… kok ia gak pernah dongeng sama gue..!! kata Bagas waspada
“Biarin aja kali, udah gede juga..!! balasku
“Gak bias gitu dong, sebagai abang gue harus tau..!! kata Bagas dan mengajakku menghampiri Lona, apa coba maksudnya ngajak gue kesana. Lona memperkenalkan Radit ke Bagas, dan tanpa di komando Lona pun berkoar-koar di depan Radit wacana kisah saya dan Bagas dulu, enggan menimpalinya, saya pun pamit dari hadapan mereka.
Aku tengah mengobrol bersama teman-teman ketika saya melihat sosok Radit berjalan ke arahku, tiba-tiba lampu padam.
“Khalyca..!! panggil suatu suara
“Iya..!! jawabku bingung. Dan dengan disertai temaramnya lampu café, saya melihat bayangan mendekat kea rah ku, menyentuh pipiku dan sebelum bayangan itu menyentuhku, ia mengucapkan “I miss you..!!
Aku sanggup mencicipi lampu telah kembali menyala, namun saya enggan membuka mataku, saya takut perasaan ini ikut menghilang di terpa sinar lampu. Namun ketika sentuhan lembut itu berakhir dan begitu saya membuka mataku, tak kuasa akupun terkejut, sama terkejutnya dengan teman-teman di sekelilingku.
PLAKKK…!! Dengan sukses Lona menampar wajahku, ia terlihat kesal dan murka sekali sama saya dan Radit, kemudian beranjak dari pesta dengan berlinang airmata. Namun Radit masih disisiku, membelaku dari perlakuan Lona tadi.
“Selesain dulu dilema kau sama Lona..it’s just a lust Radit..!! ujarku sambil meringis sakit
“You’re lying ... I can feel it, it’s not just a lust, and you can feel itu too right…?? Katanya mencari kebenaran
“Keadaannya berbeda kini Dit, kau sudah punya Lona, mungkin ketika itu juga kau gak single, dan saya mohon banget sama kamu, jangan main-main sama perasaan wanita Dit..!! kataku
“Nggak… saya sama ia gak ada apa-apa, he asked me to accompany her, we’re just friend..!! bela Radit, berusaha meyakinkan aku. Tiba-tiba Bgas dating dan menonjok Radit hingga bibirnya pecah.
“Itu untuk adik gue dank arena lu udah berani mencium Lyca..!! murka Bagas. Kalau saja teman-teman yang lain tidak memisahkan mereka, sudah bias di pastikan café ini akan porak poranda di terpa angin putting beliung….
Aku berlari keluar dari café dengan diiringi tatapan menyelidik, benar-benar menyiksaku, benar-benar gak habis piker dengan tragedi tadi, tapi saya juga tidak bias menyangkal, sentuhan lembut itu rasanya masih sama dengan 4 tahun yang lalu, tidak berubah…
“Tunggu..!! seru Radit sambil menahan pintu lift yang akan menutup, dan kini ia berada didalamnya bersama aku.
Kami saling terdiam dan menatap sejenak, sebelum lagi-lagi…lift mati.
“Kebetulan atau takdir..!! kata Radit. Ini mengingatkan saya kembali akan tragedi 4 tahun silam, di lift, berdua…
“Khalyca… kau percaya akukan, saya dan lona ga ada korelasi apa-apa, for several years I always praying, if I have a chance to meet you, I want you to know about my feels, selama 4th saya selalu menunggu hari ini,ketemu kau lagi dan bilang jika saya sayang kamu… it’s sounds silly… but it’s tue, my heart tou yo it’s true…can you feel it…!! Kata Radit berusaha meyakinkan ku
“Gimana jika kita tetap tidak bertemu, gak ada factor kesengajaan di takdir kita, terus kau mau ngapain, mau tetap nungguin aku, atau kau menikah dengan orang lain diluar sana, kenapa sih kau gak anggap kita tidak pernah bertemu, atau menganggap tragedi itu Cuma intermezzo dikehidupan kamu.!! jawabku.
“I told to my heart, if in 5 years I still cannot found you, I will forget you, but God have another plains for us, you are here right now… and I want to purpose you, Khalyca will you be my last , disisiku hingga selesai hidup memisahkan kita, mau..?? kata Radit, saya melongo dibuatnya
“kamu ngelamar aku, disini, oh God… so romantic, but…no Radit…no….!! ujarku, terlihat wajah Radit yang memucat mendengar balasan ku
“What do you expect from me Lyca, am I not good enough to stand beside you..?? tanyanya lagi
“Radit.. I even don’t know anything about you..!!
“Simple, just hold your hand, see in your glances, and I know you belong with me..!! katanya, hatiku mulai melumer mendengarnya.
“Khalyca..!! kata Radit dan bersimpuh didepanku, diikuti mata para penonton yang melihat kami dari luar beling lift, menyerupai lagi nonton adegan film, live.
“Maukah kau menikah dengan ku, untuk cinta pada pandangan pertama, maukah kau menjadi istriku, ibu dari anak-anakku, dan maukah kau mencintaiku segenap jiwamu, alasannya ialah saya begitu, I do loves you… will you..?! Kata Radit. Aku mencari kseunguhan di kalimatnya Radit, saya juga tidak bias pungkiri jika selama 4tahun ini saya berharap bertemu dengan Radit, penantianku tidak sia-sia.
Aku mengangguk niscaya “I do…!! Jawabku. Radit eksklusif bangkit dan reflex memelukku erat, ia mengacungkan tangan ke udara menyerupai seorang juara, lucunya lagi para penonton di luar sana ikut bertepuk tangan bahagia. Aku menatap Radit bahagia, saya bias melihatnya menitikkan airmata senang disana.
“I love you…!! Ujarnya sebelum kembali ia menyentuh ku lembut.
PROFIL PENULIS
Nama :Siti Nurul R
Fb : snr_arulicious@yahoo.com
Fb : snr_arulicious@yahoo.com
No. Urut : 557
Tanggal Kirim : 09/02/2013 21:02:48
Tanggal Kirim : 09/02/2013 21:02:48