Gejala Dbd (Demam Berdarah) Pada Anak 1 Tahun, 2 Tahun Dan 3 Tahun
Kamis, 12 September 2019
Dewasa ini ada berbagai macam penyakit berbahaya. Salah satunya yaitu DBD atau yang biasa dikenal juga dengan sebutan demam berdarah dengue. Orang bau tanah khususnya harus menyadari Gejala DBD tersebut semenjak dini. Biasanya anak umur 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun sangat rentan terkena penyakit yang satu ini. Apalagi di Indonesia sendiri merupakan negara dengan iklim tropis yang sanggup menjadi habitat ideal nyamuk Aedes aegypti. Penyuluhan seputar cara mencegah penyakit DBD pun terus dilakukan.
Tidak hanya pada anak anak dan orang dewasa, bayi saja menyerupai umur 3 bulan atau 10 bulan sanggup terjangkit penyakit yang sanggup mematikan ini dengan siklus yang cepat. Ciri ciri dan karakteristik munculnya penyakit ini pun sanggup dilihat, namun tidak terlalu terlihat pada fase awal atau pertama. Orang bau tanah khususnya dihimbau untuk jeli dan teliti ketika anak mengalami bintik merah atau demam tinggi yang tidak turun turun. Tingkat pencegahan memang sangat penting, namun apabila sudah terjangkit perawatan khusus perlu segera dilakukan.
Anda niscaya bertanya tanya bagaimana cara spesifiknya kita sanggup mengenali Gejala demam berdarah ini? Khususnya pada bayi dan anak anak. Sebab bila bertindak lamban dalam penanganan lantaran tidak sadar, tentu saja akan berdampat jelek terhadap kesehatan. Anda juga harus tahu pinjaman pertama yang dilakukan orang bau tanah ketika anak terjangkit DBD. Dengan tindakan yang cepat, DBD sanggup ditangani lebih cepat dan persentase sembuh akan lebih besar.
Baca Juga :
Gejala penyakit DBD pun berbeda beda, contohnya tanda-tanda demam berdarah pada bayi dan balita akan lebih sulit terdeteksi. Bahkan kebanyakan bayi dan balita yang gres terjangkit penyakit demam berdarah ini sanggup jadi tidak menunjukkan tanda-tanda nya secara spesifik. Karena faktor ini lah orang bau tanah memang harus lebih waspada dengan setiap perubahan kecil yang dialami oleh badan anak. Untuk itu, sebagai berikut akan dijelaskan secara lebih terperinci dan lengkap cara mengetahui tanda-tanda DBD pada anak. Cekidot.
Gejala DBD (Demam Berdarah) pada Anak 1 Tahun, 2 Tahun dan 3 Tahun
Seseorang sanggup mulai terjangkit penyakit DBD dalam kurun waktu 4 hingga dengan 10 hari sehabis tergigit oleh nyamuk yang membawa virus dengue tersebut. Pada ketika terjangkit demam berdarah ini, maka si kecil akan menunjukkan beberapa tanda dan ciri –ciri tanda-tanda sebagai berikut :
Apabila sikecil Anda mengalami tanda-tanda –gejala diatas, segera bawalah ke dokter terdekat atau rumah sakit untuk mendapat investigasi dan penanganan secara cepat. Nah, untuk kemunculan tanda-tanda demam berdarah pada anak ini sendiri terdiri dari tiga tahapan fase atau yang mungkin Anda kenal juga dengan sebutan Siklus Pelana Kuda. Dalam fase ini akan menggambarkan kondisi naik dan turunnya panas demam. Ini juga yang menunjukan proses perlawanan dalam badan sedang menghadapi bisul virus dengue. Untuk lebih mengenalnya, di bawah ini yaitu tahapan fase demam berdarah :
1. Fase Demam
Fase demam yaitu fase yang pertama –tama dilalui oleh para pengidap DBD. Terjadi untuk anak –anak maupun juga orang dewasa. Sedangkan untuk gejalanya sendiri sang anak akan mengalami demam secara mendadak dan tiba –tiba hingga suhu 40 derajat celcius selama jangka waktu 2 hingga 7 hari. Ciri lebih spesifik pada fase ini, badan anak akan terdapat bintik atau ruam merah di beberapa bagian, di tambah lagi dengan adanya nyeri otot. Bahkan parahnya beberapa anak mungkin sanggup mengalami tanda-tanda hingga kejang.
Selain itu juga anak dalam fase ini akan sangat rentan terhadap kehilangan cairan tubuh atau kondisi dimana adanya kekurangan mineral atau cairan. Pada tanda-tanda kehilangan cairan tubuh inilah yang paling sanggup membedakan antara kasus DBD pada orang remaja dan anak –anak. Sebab anak –anak akan cenderung sangat gampang terkena kondisi kekurangan cairan pada ketika demam tinggi berbeda dengan orang yang sudah dewasa.
2. Fase Kritis
Selanjutnya, sehabis melewati 2 hingga 7 hari terjangkit demam maka fase selanjutnya yang harus dilalui yaitu fase kritis. Biasanya fase ini sanggup mengecoh, lantaran suhu badan sanggup saja turun hingga 37 derajat celcius. Disini anak sanggup dianggap sudah kembali sembuh. Beberapa anak juga pada fase ini sanggup melaksanakan acara kembali dan ceria. Namun, tahukah Anda? Pada fase inilah orang bau tanah harus lebih waspada. Sebab ciri –ciri demam berdarah pada fase ini berpotensi berbahaya.
Pada fase kritis, anak kecil lebih beresiko mengalami adanya kebocoran plasma atau pembuluh darah. Apabila ini terjadi kemungkinan yang terjadi yaitu mengakibatkan kerusakan organ dan adanya pendarahan ahli dalam tubuh. Fase ini ditandai dengan tanda-tanda muntah, mimisan, pembesaran organ hati bahkan nyeri perut yang semakin parah.
3. Fase Penyembuhan
Apabila anak berhasil melewati masa menegangkan yakni masa kritis, ada beberapa ciri dan tanda yang sanggup menunjukkan bahwa ia sudah sehat kembali. Ciri –ciri khususnya yaitu adanya kadar trombosit yang mulai turun kembali menjadi normal. Secara perlahan –lahan demam pada anak pun akan berangsur –angsur segera hilang. Mungkin ada beberapa kondisi si anak akan kembali mencicipi demam kembali, namun disini orang bau tanah tidak perlu cemas lantaran hal ini normal saja dalam tahap penyembuhan. Setelah fase penyembuhan ini muncul, maka secara otomatis jumlah cairan di tubuhnya pun akan kembali normal secara perlahan.
Lihat Juga : trendtips.net (Blog Kesehatan)
Inilah isu seputar penanganan pertama pada anak ketika terjangkit penyakit DBD atau demam berdarah. Dengan tips mengetahui secara cepat dan sempurna penyakit ini, Anda sanggup turut meminimalisir kondisi yang lebih parah lagi. Karena mengetahui begitu ancaman nya penyakit ini, alangkah lebih baik untuk Anda bersama keluarga selalu waspada dan hati –hati pada setiap ancaman penyakit yang ada. Tidak hanya DBD, tetapi juga terhadap penyakit lainnya yang berada di sekitar lingkungan kita.
Memang benar lebih baik mencegah daripada mengobati. Terus lengkapi pengetahuan Anda dan terapkan teladan hidup sehat, tidak hanya bagi diri sendiri, keluarga dan orang –orang terdekat Anda. Tapi cobalah untuk lebih memperhatikan kondisi lingkungan sekitar Anda. Apakah dari lingkungan tersebut sanggup dikatakan sumber datangnya penyakit DBD atau daerah yang cocok berkembang biaknya nyamuk? Apakah tempatnya kurang memadai dalam kebersihannya? Cobalah seimbang dan pikirkan kesehatan Anda dan untuk keluarga. Sekian isu ini dan terus waspada!
Tidak hanya pada anak anak dan orang dewasa, bayi saja menyerupai umur 3 bulan atau 10 bulan sanggup terjangkit penyakit yang sanggup mematikan ini dengan siklus yang cepat. Ciri ciri dan karakteristik munculnya penyakit ini pun sanggup dilihat, namun tidak terlalu terlihat pada fase awal atau pertama. Orang bau tanah khususnya dihimbau untuk jeli dan teliti ketika anak mengalami bintik merah atau demam tinggi yang tidak turun turun. Tingkat pencegahan memang sangat penting, namun apabila sudah terjangkit perawatan khusus perlu segera dilakukan.
Anda niscaya bertanya tanya bagaimana cara spesifiknya kita sanggup mengenali Gejala demam berdarah ini? Khususnya pada bayi dan anak anak. Sebab bila bertindak lamban dalam penanganan lantaran tidak sadar, tentu saja akan berdampat jelek terhadap kesehatan. Anda juga harus tahu pinjaman pertama yang dilakukan orang bau tanah ketika anak terjangkit DBD. Dengan tindakan yang cepat, DBD sanggup ditangani lebih cepat dan persentase sembuh akan lebih besar.
Baca Juga :
Gejala penyakit DBD pun berbeda beda, contohnya tanda-tanda demam berdarah pada bayi dan balita akan lebih sulit terdeteksi. Bahkan kebanyakan bayi dan balita yang gres terjangkit penyakit demam berdarah ini sanggup jadi tidak menunjukkan tanda-tanda nya secara spesifik. Karena faktor ini lah orang bau tanah memang harus lebih waspada dengan setiap perubahan kecil yang dialami oleh badan anak. Untuk itu, sebagai berikut akan dijelaskan secara lebih terperinci dan lengkap cara mengetahui tanda-tanda DBD pada anak. Cekidot.
Gejala DBD (Demam Berdarah) pada Anak 1 Tahun, 2 Tahun dan 3 Tahun
Seseorang sanggup mulai terjangkit penyakit DBD dalam kurun waktu 4 hingga dengan 10 hari sehabis tergigit oleh nyamuk yang membawa virus dengue tersebut. Pada ketika terjangkit demam berdarah ini, maka si kecil akan menunjukkan beberapa tanda dan ciri –ciri tanda-tanda sebagai berikut :
- Demam tinggi selama kurang lebih 2 hingga tujuh hari berturut –turut. Suhu demamnya pun sanggup mencapai hingga 39 atau 41 derajat celcius.
- Adanya gangguan pencernaan, menyerupai halnya muntah, mual, dan nyeri perut.
- Nafsu makan terus berkurang bahkan anak –anak cenderung tidak mau menyusu sama sekali.
- Terlihat lebih sering mengantuk.
- Lebih rewel dari pada kebiasaannya sehari –hari
- Adanya ruam pada kulitnya
- Adanya gusi berdarah dan mimisan
- Terdapat darah di urine, kotorannya atau bahkan muntahannya
- Sering sesak nafas
Apabila sikecil Anda mengalami tanda-tanda –gejala diatas, segera bawalah ke dokter terdekat atau rumah sakit untuk mendapat investigasi dan penanganan secara cepat. Nah, untuk kemunculan tanda-tanda demam berdarah pada anak ini sendiri terdiri dari tiga tahapan fase atau yang mungkin Anda kenal juga dengan sebutan Siklus Pelana Kuda. Dalam fase ini akan menggambarkan kondisi naik dan turunnya panas demam. Ini juga yang menunjukan proses perlawanan dalam badan sedang menghadapi bisul virus dengue. Untuk lebih mengenalnya, di bawah ini yaitu tahapan fase demam berdarah :
1. Fase Demam
Fase demam yaitu fase yang pertama –tama dilalui oleh para pengidap DBD. Terjadi untuk anak –anak maupun juga orang dewasa. Sedangkan untuk gejalanya sendiri sang anak akan mengalami demam secara mendadak dan tiba –tiba hingga suhu 40 derajat celcius selama jangka waktu 2 hingga 7 hari. Ciri lebih spesifik pada fase ini, badan anak akan terdapat bintik atau ruam merah di beberapa bagian, di tambah lagi dengan adanya nyeri otot. Bahkan parahnya beberapa anak mungkin sanggup mengalami tanda-tanda hingga kejang.
Selain itu juga anak dalam fase ini akan sangat rentan terhadap kehilangan cairan tubuh atau kondisi dimana adanya kekurangan mineral atau cairan. Pada tanda-tanda kehilangan cairan tubuh inilah yang paling sanggup membedakan antara kasus DBD pada orang remaja dan anak –anak. Sebab anak –anak akan cenderung sangat gampang terkena kondisi kekurangan cairan pada ketika demam tinggi berbeda dengan orang yang sudah dewasa.
2. Fase Kritis
Selanjutnya, sehabis melewati 2 hingga 7 hari terjangkit demam maka fase selanjutnya yang harus dilalui yaitu fase kritis. Biasanya fase ini sanggup mengecoh, lantaran suhu badan sanggup saja turun hingga 37 derajat celcius. Disini anak sanggup dianggap sudah kembali sembuh. Beberapa anak juga pada fase ini sanggup melaksanakan acara kembali dan ceria. Namun, tahukah Anda? Pada fase inilah orang bau tanah harus lebih waspada. Sebab ciri –ciri demam berdarah pada fase ini berpotensi berbahaya.
Pada fase kritis, anak kecil lebih beresiko mengalami adanya kebocoran plasma atau pembuluh darah. Apabila ini terjadi kemungkinan yang terjadi yaitu mengakibatkan kerusakan organ dan adanya pendarahan ahli dalam tubuh. Fase ini ditandai dengan tanda-tanda muntah, mimisan, pembesaran organ hati bahkan nyeri perut yang semakin parah.
3. Fase Penyembuhan
Apabila anak berhasil melewati masa menegangkan yakni masa kritis, ada beberapa ciri dan tanda yang sanggup menunjukkan bahwa ia sudah sehat kembali. Ciri –ciri khususnya yaitu adanya kadar trombosit yang mulai turun kembali menjadi normal. Secara perlahan –lahan demam pada anak pun akan berangsur –angsur segera hilang. Mungkin ada beberapa kondisi si anak akan kembali mencicipi demam kembali, namun disini orang bau tanah tidak perlu cemas lantaran hal ini normal saja dalam tahap penyembuhan. Setelah fase penyembuhan ini muncul, maka secara otomatis jumlah cairan di tubuhnya pun akan kembali normal secara perlahan.
Lihat Juga : trendtips.net (Blog Kesehatan)
Inilah isu seputar penanganan pertama pada anak ketika terjangkit penyakit DBD atau demam berdarah. Dengan tips mengetahui secara cepat dan sempurna penyakit ini, Anda sanggup turut meminimalisir kondisi yang lebih parah lagi. Karena mengetahui begitu ancaman nya penyakit ini, alangkah lebih baik untuk Anda bersama keluarga selalu waspada dan hati –hati pada setiap ancaman penyakit yang ada. Tidak hanya DBD, tetapi juga terhadap penyakit lainnya yang berada di sekitar lingkungan kita.
Memang benar lebih baik mencegah daripada mengobati. Terus lengkapi pengetahuan Anda dan terapkan teladan hidup sehat, tidak hanya bagi diri sendiri, keluarga dan orang –orang terdekat Anda. Tapi cobalah untuk lebih memperhatikan kondisi lingkungan sekitar Anda. Apakah dari lingkungan tersebut sanggup dikatakan sumber datangnya penyakit DBD atau daerah yang cocok berkembang biaknya nyamuk? Apakah tempatnya kurang memadai dalam kebersihannya? Cobalah seimbang dan pikirkan kesehatan Anda dan untuk keluarga. Sekian isu ini dan terus waspada!