Menjadi Blogger Full Time Tak Semudah Yang Kau Lihat
Senin, 18 Juni 2018
Mungkin ketika diantara kalian melihat screenshoot pendapatan blogger senior akan berdecak kagum dan mengatakan, "wow, kerja dirumah aja penghasilan bisa begitu". Mungkin tak butuh waktu usang untuk bisa menyerupai itu. Tapi tahukah kau "pejuang" tersebut kerja siang malam tak mengenal waktu. Menguras dan memeras otak untuk mendapat hasil terbaik.
Membuat artikel tak ubahnya seorang juru masak yang bekerja keras untuk menemukan racikan bumbu yang pas. Dan kemudian sajian sajian istimewa tersaji dalam sebuah piring. Berdasar pengalaman aku dari rekan-rekan yang lebih dulu sukses. Mereka yang berhasil mengeruk pundi-pundi dollar atau rupiah setidaknya dalam satu hari tak kurang dari 12 jam didepan layar komputer.
Bayangkan bila kau bekerja sebagai admin dalam sebuah perusahaan. Mungkin satu hari hanya akan menatap layar warna selama 8 jam. Itu pun bisa kurang alasannya dalam satu hari kerja masih bisa nyambi ini itu kalau tidak mau dibilang kabur-kaburan. Saat kau bekerja ikut orang mungkin kau bisa saja malas mikir. Dalam artian cukup mengerjakan kiprah yang ada sesuai jobdesk dan problem selesai.
Lain dongeng bila kau menjadi full time blogger. Tak cukup hanya memasukkan abjad demi abjad dalam layar kaca. Harus ada kreativitas sehingga apa yang dihasilkan mempunyai nilai lebih. Kalau hanya menghasilkan sesuatu yang biasa sudah niscaya akan ditinggalkan. Visi mungkin itu kata yang bisa mewakili seorang blogger bisa bertahan sampai bertahun-tahun. Tanpa visi seorang blogger mempunyai kecenderungan angin-anginan.
Hal ini nampak bila dalam beberapa bulan gagal membangun blog yang produktif kemudian meninggalkan.
Bagi seseorang yang mempunyai visi terperinci maka ia akan selalu yakin apa yang dikerjakan tidak akan sia-sia dan harus dipertahankan. Orang bilang full time blogger itu enak. Bisa bekerja ketika ingin bekerja dan bisa istirahat bila enggan bekerja. Tapi tahukah kau bila kebutuhan hidup tidak sesederhana itu. Saat lengah dan lupa waktu bisa jadi ia harus menahan lapar alasannya ketika membuka "kulkas" ternyata masih kosong.
Menulis saja tak cukup. Harus ada kemampuan untuk riset kata kunci meski terbilang kecil-kecilan. Dengan riset setidaknya kita tahu apa yang gotong royong diharapkan masyarakat. Analoginya menyerupai ini, jangan pernah jualan obat diare ke daerah yang lebih banyak didominasi warganya sakit gigi. Bekerja lebih untuk mendapat lebih. Mungkin itu rumus pertama yang aku gunakan.
Sebagai citra menyerupai ini, bila kerja normal maka pendapatan aku setara UMR. Namun disini aku ingin mendapat jauh lebih tinggi dari UMR. Artinya aku akan menawarkan jauh lebih banyak untuk mengkonversinya. Ngeblog bagi aku yaitu investasi digital. Apa yang dimulai beberapa tahun kemudian sampai kini bagaikan bola salju.
Bila beberapa waktu kemudian untuk mendapat fee atau kompensasi begitu sulit. Hal ini dikarenakan publik belum mengetahui siapa saya. Tapi kini, dengan memperlihatkan karya yang telah aku bangkit untuk mendapat beberapa lembar uang berwarna merah tidak lagi susah. Mereka percaya apa yang aku tawarkan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Blogger bagi aku eksklusif bisa disandingkan dengan istilah Kreatifprenuer atau pekerja kreatif. Hal ini didasarkan bila menjadi seorang blogger dan enggan kreatif sudah niscaya tertelan jaman. Kreativitas tersebut nampak dari goresan pena dan tampilan yang disajikan dalam blog. Tidak mau berpikir kreatif sama saja melaksanakan hal sia-sia.
Berpikir "out of the box" mungkin cara paling tepat. Menyajikan konten diluar apa yang mereka tawarkan.
Blog tak ubahnya miniatur media online mainstream. Kalau isinya sama sudah niscaya blog kita tidak akan mempunyai pengunjung. Ujung-ujungnya yaitu duit. Itu aku sepakat, tapi tidak ada hasil yang akan membohongi proses. Dan bila belum benar menjalankan proses harap sabar bila gejala waktu panen tidak nampak.
Berbicara mencari uang dari blog tidak melalui dari Google Adsense semata. Ada banyak cara bisa dikolaborasikan. Kalau aku secara eksklusif lebih gurih mencari pendapatan dari iklan mandiri. Saya katakan gurih alasannya kita ditantang untuk mempunyai kemampuan negosiasi. Tidak asal terima semua iklan yang masuk. Bisa lebih selektif sesuai dengan yang kita kehendaki. Tak gampang dan butuh waktu memang tapi percayalah kalau aku bisa, kau niscaya bisa. Mungkin bagi kau yang ingin tau bisa kunjungi blog aku di Joko Yugiyanto.
Bayangkan bila kau bekerja sebagai admin dalam sebuah perusahaan. Mungkin satu hari hanya akan menatap layar warna selama 8 jam. Itu pun bisa kurang alasannya dalam satu hari kerja masih bisa nyambi ini itu kalau tidak mau dibilang kabur-kaburan. Saat kau bekerja ikut orang mungkin kau bisa saja malas mikir. Dalam artian cukup mengerjakan kiprah yang ada sesuai jobdesk dan problem selesai.
Lain dongeng bila kau menjadi full time blogger. Tak cukup hanya memasukkan abjad demi abjad dalam layar kaca. Harus ada kreativitas sehingga apa yang dihasilkan mempunyai nilai lebih. Kalau hanya menghasilkan sesuatu yang biasa sudah niscaya akan ditinggalkan. Visi mungkin itu kata yang bisa mewakili seorang blogger bisa bertahan sampai bertahun-tahun. Tanpa visi seorang blogger mempunyai kecenderungan angin-anginan.
Hal ini nampak bila dalam beberapa bulan gagal membangun blog yang produktif kemudian meninggalkan.
Bagi seseorang yang mempunyai visi terperinci maka ia akan selalu yakin apa yang dikerjakan tidak akan sia-sia dan harus dipertahankan. Orang bilang full time blogger itu enak. Bisa bekerja ketika ingin bekerja dan bisa istirahat bila enggan bekerja. Tapi tahukah kau bila kebutuhan hidup tidak sesederhana itu. Saat lengah dan lupa waktu bisa jadi ia harus menahan lapar alasannya ketika membuka "kulkas" ternyata masih kosong.
Menulis saja tak cukup. Harus ada kemampuan untuk riset kata kunci meski terbilang kecil-kecilan. Dengan riset setidaknya kita tahu apa yang gotong royong diharapkan masyarakat. Analoginya menyerupai ini, jangan pernah jualan obat diare ke daerah yang lebih banyak didominasi warganya sakit gigi. Bekerja lebih untuk mendapat lebih. Mungkin itu rumus pertama yang aku gunakan.
Sebagai citra menyerupai ini, bila kerja normal maka pendapatan aku setara UMR. Namun disini aku ingin mendapat jauh lebih tinggi dari UMR. Artinya aku akan menawarkan jauh lebih banyak untuk mengkonversinya. Ngeblog bagi aku yaitu investasi digital. Apa yang dimulai beberapa tahun kemudian sampai kini bagaikan bola salju.
Bila beberapa waktu kemudian untuk mendapat fee atau kompensasi begitu sulit. Hal ini dikarenakan publik belum mengetahui siapa saya. Tapi kini, dengan memperlihatkan karya yang telah aku bangkit untuk mendapat beberapa lembar uang berwarna merah tidak lagi susah. Mereka percaya apa yang aku tawarkan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Blogger bagi aku eksklusif bisa disandingkan dengan istilah Kreatifprenuer atau pekerja kreatif. Hal ini didasarkan bila menjadi seorang blogger dan enggan kreatif sudah niscaya tertelan jaman. Kreativitas tersebut nampak dari goresan pena dan tampilan yang disajikan dalam blog. Tidak mau berpikir kreatif sama saja melaksanakan hal sia-sia.
Berpikir "out of the box" mungkin cara paling tepat. Menyajikan konten diluar apa yang mereka tawarkan.
Blog tak ubahnya miniatur media online mainstream. Kalau isinya sama sudah niscaya blog kita tidak akan mempunyai pengunjung. Ujung-ujungnya yaitu duit. Itu aku sepakat, tapi tidak ada hasil yang akan membohongi proses. Dan bila belum benar menjalankan proses harap sabar bila gejala waktu panen tidak nampak.
Berbicara mencari uang dari blog tidak melalui dari Google Adsense semata. Ada banyak cara bisa dikolaborasikan. Kalau aku secara eksklusif lebih gurih mencari pendapatan dari iklan mandiri. Saya katakan gurih alasannya kita ditantang untuk mempunyai kemampuan negosiasi. Tidak asal terima semua iklan yang masuk. Bisa lebih selektif sesuai dengan yang kita kehendaki. Tak gampang dan butuh waktu memang tapi percayalah kalau aku bisa, kau niscaya bisa. Mungkin bagi kau yang ingin tau bisa kunjungi blog aku di Joko Yugiyanto.