Cerita Bahwasanya Perihal Rohingya Di Myanmar Berdasarkan Sumber Terpercaya
Rabu, 06 September 2017
Apa yang anda pikirkan jikalau mendengar ihwal ROHINGYA di Myanmar !!! Rasa marah, kesal atau biasa saja. Mungkin sebagian orang berfikir disana bukan serpihan dari wilayah Indonesia jadi mengapa mesti pusing memikirkannya. Jika kita lihat di media umum menyerupai Facebook, Instagram, Twitter, BBM dan WA berbagai foto foto kondisi di Rohingya yang dibagikan. Sebagai insan yang mempunyai hati nurani dan perasaan niscaya ikut mencicipi sedih.
Bersyukur saya tinggal di kota Samarinda yang tenang ini, walaupun kami orang minoritas tetapi saling menghargai antar umat beragama cukup tinggi. Saya tidak tau persis konflik apa yang terjadi pada etnis Rohingya, yang saya lihat pada postingan sahabat sahabat di media umum ihwal konflik Agama begitu mengerikan ceritanya. Banyak sekali foto foto penindasan terhadap salah satu pihak dilakukan tanpa ada perlawanan.
Rasa keinggintahuan saya semakin tinggi alasannya ialah dari beberapa postingan yang menyebutkan bahwa foto foto kondisi rohingya tidak sesuai dengan kenyataannya alasannya ialah ada beberapa pihak yang memakai foto lain untuk menciptakan cerita. Mungkin ini ialah satu tips dari saya apabila anda membaca gosip lihat dulu sumber gosip apakah dari situs yang sanggup di percaya. Saat ini banyak situs abal abal yang hanya menarik perhatian biar mendatangkan visitor dan menguntungkan salah satu pihak.
Google ialah sumber pencarian yang kita sanggup menemukan apapun yang kita inggin ketahui. Carilah disana siapa itu etnis rohingya ? Apa penyebab terjadinya konflik Rohingya di Myanmar ? Siapa pelaku dan siapa Korbannya ? maka semua akan mendapatkan Informasi yang anda ingginkan. Sebelum membacanya lihat terlebih dahulu situs yang anda baca, menyerupai saya suka membaca di merdeka.com, detik.com, tribunnews.com dan masih banyak lagi situs yang menyajikan gosip sesuai kondisi sebenarnya.
Berikut ialah kisah bekerjsama ihwal konflik ROHINGYA di Myanmar dari beberapa sumber yang sanggup di percaya.
Siapa bekerjsama etnis Rohingya dan enam hal lain yang harus Anda ketahui (www.bbc.com)
Bagaimana awal mula permasalahan etnis Rohingya dan latar belakang terjadinya konflik?
Sejak lebih dari sepekan lalu, kekerasan terbaru meletus di negara serpihan Rakhine, Myanmar, yang banyak dihuni Muslim Rohingya. Gelombang kekerasan gres ini menandai eskalasi dramatis semenjak Oktober 2016 kemudian ketika milisi Rohingya melaksanakan serangan dengan skala yang lebih kecil. Para pengungsi menuduh pegawanegeri keamanan Myanmar dan kelompok militan radikal Buddha mengkremasi desa-desa mereka.
Pemerintah Myanmar berdalih, pasukan keamanan mereka sekadar mengambil langkah jawaban terhadap serangan bulan kemudian terhadap lebih dari 20 pos polisi oleh milisi Rohingya. Bentrokan susulan setelah itu menciptakan banyak warga sipil baik Islam maupun Buddha, lari menyelamatkan diri dari desa-desa mereka.
Setelah serangan milisi pada bulan Oktober 2016, militer melaksanakan operasi pembalasan yang keras, dan banyak warga Rohingya menuduh bahwa dalam operasi itu pasukan keamanan melaksanakan pemerkosaan, pembunuhan, pembakaran desa dan penyiksaan. PBB sudah menyebut serangan jawaban dari militer terhadap etnis Rohingya pada Oktober kemudian sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Militer Myanmar menyampaikan mereka sebisa mungkin akan menahan diri tapi juga menegaskan 'punya hak untuk membela diri dari serangan-serangan teroris'. PBB mendefinisikan Rohingya sebagai minoritas agama dan bahasa dari Myanmar barat dan bahwa Rohingya ialah salah satu dari minoritas yang paling dipersekusi atau paling menerima perlakuan jelek di dunia.
Namun asal kata Rohingya, dan bagaimana mereka muncul di Myanmar, menjadi isu kontroversial. Sebagian sejarawan menyampaikan kelompok ini sudah berasal dari ratusan tahun kemudian dan lainnya menyampaikan mereka gres muncul sebagai kekuatan identitas dalam seabad terakhir. Pemerintah Myanmar berkeras bahwa mereka ialah pendatang gres dari subkontinen India, sehingga konstitusi negara itu tidak memasukkan mereka dalam kelompok masyarakat moral yang berhak menerima kewarganegaraan.
Mereka tinggal di salah satu negara serpihan termiskin di Myanmar, dan gerakan dan jalan masuk mereka terhadap pekerjaan sangat dibatasi. Secara historis, lebih banyak didominasi penduduk Rakhine membenci kehadiran Rohingya yang mereka pandang sebagai pemeluk Islam dari negara lain dan ada kebencian meluas terhadap Rohingya di Myanmar.
Di sisi lain, penduduk Rohingya merasa bahwa mereka ialah serpihan dari Myanmar dan mengklaim mengalami persekusi oleh negara. Negara tetangga Bangladesh sudah mendapatkan ratusan ribu pengungsi dari Myanmar dan tak bisa lagi menampung mereka. Banyak warga Rohingya yang tinggal di kamp penampungan sementara setelah dipaksa keluar dari desa mereka oleh gelombang kekerasan komunal yang menyapu Rakhine pada tahun 2012.
Apa bekerjsama penyebab Myanmar menindas Muslim Rohingya? (www.merdeka.com)
Merdeka.com - Penindasan terhadap Muslim Rohingya masih terjadi. Baru saja pemerintah Myanmar mengerahkan pasukannya ke Provinsi Rakhine. Puluhan orang tewas ketika pasukan pemerintah menyerbu kampung-kampung. Konflik antara etnis Rohingya dan lebih banyak didominasi penduduk Myanmar yang lebih banyak didominasi beragama Budha seolah tak berkesudahan. Puluhan ribu warga Rohingya terlunta-lunta mengungsi ke negara lain, termasuk Indonesia.
Di Myanmar, etnis Rohingya tak diakui sebagai warga negara. Mereka kesulitan memperoleh jalan masuk kesehatan, pendidikan dan perumahan yang layak. Kekerasan juga terus terjadi. Sebenarnya apa pokok permasalahan di Myanmar? Apakah konflik Rohingya murni alasannya ialah agama semata? Secara umum orang berpendapat, krisis Rohingya di Myanmar ialah duduk masalah agama. Tetapi berdasarkan Kepala bidang penelitian pada South Asia Democratic Forum, Siegfried O Wolf, krisis ini lebih bersifat politis dan ekonomis.
Dari sisi geografis, penduduk Rohingya ialah sekelompok penganut Muslim yang jumlahnya sekitar satu juta orang dan tinggal di negara serpihan Rakhine. Wilayah Rakhine juga ditempati oleh masyarakat yang lebih banyak didominasi memeluk agama Budha. Rakhine dikenal sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya alam. Tetapi hal itu menjadi timpang ketika pada kenyataannya tingkat kemiskinan di sana ternyata tinggi.
"Komunitas warga Rakhine merasa didiskriminasi secara budaya, juga tereksploitasi secara ekonomi dan disingkirkan secara politis oleh pemerintah pusat, yang didominasi etnis Burma. Dalam konteks Istimewa ini, Rohingya dianggap warga Rakhine sebagai tentangan suplemen dan bahaya bagi identitas mereka sendiri. Inilah penyebab utama ketegangan di negara serpihan itu, dan telah mengakibatkan sejumlah konflik senjata antar kedua kelompok," kata Siegfried O Wolf ketika diwawancarai oleh media Jerman Deutsche Welle (DW).
Mayoritas warga Rakhine menilai Rohingya sebagai tentangan dalam hal mencari pekerjaan maupun untuk kesempatan untuk berwirausaha. Dari permasalahan politik, warga Rakhine merasa jikalau kaum Rohingya telah mengkhianati mereka karena tidak memperlihatkan bunyi bagi partai politik lebih banyak didominasi penduduk setempat. "Jadi bisa dibilang, rasa tidak suka warga Buddha terhadap Rohingya bukan saja duduk masalah agama, melainkan didorong duduk masalah politis dan ekonomis," kata Wolf.
Hal ini diperburuk oleh perilaku pemerintah Myanmar yang bukannya mendorong rekonsiliasi, tetapi malah mendukung kelompok fundamentalis Budha. Umat Budha di dunia sendiri mengutuk kekerasan yang dilakukan kelompok garis keras di Myanmar. Tahun 2014 lalu, Dalai Lama meminta Umat Budha menghentikan kekerasan di Myanmar dan Sri Lanka.
"Saya menyerukan kepada umat Buddha di Myanmar, Sri Lanka, membayangkan wajah Buddha sebelum mereka berbuat kejahatan. Buddha mengajarkan cinta dan kasih sayang. Jika Buddha ada di sana, ia akan melindungi muslim dari serangan umat Buddha," pesan Dalai Lama. Di dalam negeri Myanmar, nyaris tak ada yang membela Muslim Rohingya. Dunia mengutuk pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi yang membisu seribu bahasa soal penindasan di Rohingya.
Nasib Muslim Rohingya pun masih jauh dari kedamaian.
Bersyukur saya tinggal di kota Samarinda yang tenang ini, walaupun kami orang minoritas tetapi saling menghargai antar umat beragama cukup tinggi. Saya tidak tau persis konflik apa yang terjadi pada etnis Rohingya, yang saya lihat pada postingan sahabat sahabat di media umum ihwal konflik Agama begitu mengerikan ceritanya. Banyak sekali foto foto penindasan terhadap salah satu pihak dilakukan tanpa ada perlawanan.
Rasa keinggintahuan saya semakin tinggi alasannya ialah dari beberapa postingan yang menyebutkan bahwa foto foto kondisi rohingya tidak sesuai dengan kenyataannya alasannya ialah ada beberapa pihak yang memakai foto lain untuk menciptakan cerita. Mungkin ini ialah satu tips dari saya apabila anda membaca gosip lihat dulu sumber gosip apakah dari situs yang sanggup di percaya. Saat ini banyak situs abal abal yang hanya menarik perhatian biar mendatangkan visitor dan menguntungkan salah satu pihak.
Google ialah sumber pencarian yang kita sanggup menemukan apapun yang kita inggin ketahui. Carilah disana siapa itu etnis rohingya ? Apa penyebab terjadinya konflik Rohingya di Myanmar ? Siapa pelaku dan siapa Korbannya ? maka semua akan mendapatkan Informasi yang anda ingginkan. Sebelum membacanya lihat terlebih dahulu situs yang anda baca, menyerupai saya suka membaca di merdeka.com, detik.com, tribunnews.com dan masih banyak lagi situs yang menyajikan gosip sesuai kondisi sebenarnya.
Berikut ialah kisah bekerjsama ihwal konflik ROHINGYA di Myanmar dari beberapa sumber yang sanggup di percaya.
Siapa bekerjsama etnis Rohingya dan enam hal lain yang harus Anda ketahui (www.bbc.com)
Bagaimana awal mula permasalahan etnis Rohingya dan latar belakang terjadinya konflik?
Pengungsi Rohingya |
Pemerintah Myanmar berdalih, pasukan keamanan mereka sekadar mengambil langkah jawaban terhadap serangan bulan kemudian terhadap lebih dari 20 pos polisi oleh milisi Rohingya. Bentrokan susulan setelah itu menciptakan banyak warga sipil baik Islam maupun Buddha, lari menyelamatkan diri dari desa-desa mereka.
Setelah serangan milisi pada bulan Oktober 2016, militer melaksanakan operasi pembalasan yang keras, dan banyak warga Rohingya menuduh bahwa dalam operasi itu pasukan keamanan melaksanakan pemerkosaan, pembunuhan, pembakaran desa dan penyiksaan. PBB sudah menyebut serangan jawaban dari militer terhadap etnis Rohingya pada Oktober kemudian sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Militer Myanmar menyampaikan mereka sebisa mungkin akan menahan diri tapi juga menegaskan 'punya hak untuk membela diri dari serangan-serangan teroris'. PBB mendefinisikan Rohingya sebagai minoritas agama dan bahasa dari Myanmar barat dan bahwa Rohingya ialah salah satu dari minoritas yang paling dipersekusi atau paling menerima perlakuan jelek di dunia.
Namun asal kata Rohingya, dan bagaimana mereka muncul di Myanmar, menjadi isu kontroversial. Sebagian sejarawan menyampaikan kelompok ini sudah berasal dari ratusan tahun kemudian dan lainnya menyampaikan mereka gres muncul sebagai kekuatan identitas dalam seabad terakhir. Pemerintah Myanmar berkeras bahwa mereka ialah pendatang gres dari subkontinen India, sehingga konstitusi negara itu tidak memasukkan mereka dalam kelompok masyarakat moral yang berhak menerima kewarganegaraan.
Mereka tinggal di salah satu negara serpihan termiskin di Myanmar, dan gerakan dan jalan masuk mereka terhadap pekerjaan sangat dibatasi. Secara historis, lebih banyak didominasi penduduk Rakhine membenci kehadiran Rohingya yang mereka pandang sebagai pemeluk Islam dari negara lain dan ada kebencian meluas terhadap Rohingya di Myanmar.
Di sisi lain, penduduk Rohingya merasa bahwa mereka ialah serpihan dari Myanmar dan mengklaim mengalami persekusi oleh negara. Negara tetangga Bangladesh sudah mendapatkan ratusan ribu pengungsi dari Myanmar dan tak bisa lagi menampung mereka. Banyak warga Rohingya yang tinggal di kamp penampungan sementara setelah dipaksa keluar dari desa mereka oleh gelombang kekerasan komunal yang menyapu Rakhine pada tahun 2012.
Apa bekerjsama penyebab Myanmar menindas Muslim Rohingya? (www.merdeka.com)
Merdeka.com - Penindasan terhadap Muslim Rohingya masih terjadi. Baru saja pemerintah Myanmar mengerahkan pasukannya ke Provinsi Rakhine. Puluhan orang tewas ketika pasukan pemerintah menyerbu kampung-kampung. Konflik antara etnis Rohingya dan lebih banyak didominasi penduduk Myanmar yang lebih banyak didominasi beragama Budha seolah tak berkesudahan. Puluhan ribu warga Rohingya terlunta-lunta mengungsi ke negara lain, termasuk Indonesia.
Di Myanmar, etnis Rohingya tak diakui sebagai warga negara. Mereka kesulitan memperoleh jalan masuk kesehatan, pendidikan dan perumahan yang layak. Kekerasan juga terus terjadi. Sebenarnya apa pokok permasalahan di Myanmar? Apakah konflik Rohingya murni alasannya ialah agama semata? Secara umum orang berpendapat, krisis Rohingya di Myanmar ialah duduk masalah agama. Tetapi berdasarkan Kepala bidang penelitian pada South Asia Democratic Forum, Siegfried O Wolf, krisis ini lebih bersifat politis dan ekonomis.
Dari sisi geografis, penduduk Rohingya ialah sekelompok penganut Muslim yang jumlahnya sekitar satu juta orang dan tinggal di negara serpihan Rakhine. Wilayah Rakhine juga ditempati oleh masyarakat yang lebih banyak didominasi memeluk agama Budha. Rakhine dikenal sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya alam. Tetapi hal itu menjadi timpang ketika pada kenyataannya tingkat kemiskinan di sana ternyata tinggi.
"Komunitas warga Rakhine merasa didiskriminasi secara budaya, juga tereksploitasi secara ekonomi dan disingkirkan secara politis oleh pemerintah pusat, yang didominasi etnis Burma. Dalam konteks Istimewa ini, Rohingya dianggap warga Rakhine sebagai tentangan suplemen dan bahaya bagi identitas mereka sendiri. Inilah penyebab utama ketegangan di negara serpihan itu, dan telah mengakibatkan sejumlah konflik senjata antar kedua kelompok," kata Siegfried O Wolf ketika diwawancarai oleh media Jerman Deutsche Welle (DW).
Mayoritas warga Rakhine menilai Rohingya sebagai tentangan dalam hal mencari pekerjaan maupun untuk kesempatan untuk berwirausaha. Dari permasalahan politik, warga Rakhine merasa jikalau kaum Rohingya telah mengkhianati mereka karena tidak memperlihatkan bunyi bagi partai politik lebih banyak didominasi penduduk setempat. "Jadi bisa dibilang, rasa tidak suka warga Buddha terhadap Rohingya bukan saja duduk masalah agama, melainkan didorong duduk masalah politis dan ekonomis," kata Wolf.
Hal ini diperburuk oleh perilaku pemerintah Myanmar yang bukannya mendorong rekonsiliasi, tetapi malah mendukung kelompok fundamentalis Budha. Umat Budha di dunia sendiri mengutuk kekerasan yang dilakukan kelompok garis keras di Myanmar. Tahun 2014 lalu, Dalai Lama meminta Umat Budha menghentikan kekerasan di Myanmar dan Sri Lanka.
"Saya menyerukan kepada umat Buddha di Myanmar, Sri Lanka, membayangkan wajah Buddha sebelum mereka berbuat kejahatan. Buddha mengajarkan cinta dan kasih sayang. Jika Buddha ada di sana, ia akan melindungi muslim dari serangan umat Buddha," pesan Dalai Lama. Di dalam negeri Myanmar, nyaris tak ada yang membela Muslim Rohingya. Dunia mengutuk pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi yang membisu seribu bahasa soal penindasan di Rohingya.
Nasib Muslim Rohingya pun masih jauh dari kedamaian.