Kenangan Bersama Sobat - Cerpen Persahabatan
Senin, 16 Februari 2015
Judul : Kenangan Bersama Sahabat
"Kangen, itu yang kurasakan dikala ini sesudah hampir 4 tahun lamanya saya tidak pernah bertemu lagi dengan sahabat-sahabat istimewaku. Hendrik, Riko, Kemal, Indra, Ika, Lia, Dedi, Yugus, dan Zaenal yaitu sahabat terbaikku sekaligus partner kerjaku dulu di Surabaya. Aku sendiri biasa dipanggil Herteg oleh teman-temanku. Banyak kenangan berharga yang kuperoleh selama 3 bulan bersama mereka. Diantaranya yaitu ketika memasuki bulan mulia kami jadi semakin dekat dan kompak. Kami sering sahur dan buka puasa bersama ditempat kerjaan. Mbak Indra biasanya yang sering memasak nasi untuk kami, sementara kami hanya tinggal beli lauknya saja di warung terdekat. Riko dan Kemal biasanya yang paling rakus makan. Sampai-sampai yang masak pun tidak kebagian nasi. Zaenal juga sering tak kebagian jatah nasi. Ia menyerah untuk bikin mie instan saja. Menurutnya lebih mudah dan hemat tentunya. Yang memprihatinkan ialah jikalau sedang mendekati tanggal tua. Semua teman-teman pada ngirit, hingga makan pun seadanya. Pernah kami semua cuma makan pakai kerupuk dan kecap manis. Mbak Indra yang merasa kasihan menyuruh Lia untuk membeli gorengan di warung seadanya. Tak tahunya yang dibelinya justru molen dan pisang goreng. Aku dan teman-teman yang lain hingga ketawa gara-gara Lia salah beli gorengan. Karena sudah terlanjur dibeli, terpaksa kami makan bersama nasi. Yang penting kami kenyang walaupun rasanya sungguh tak sanggup kami bayangkan.
Kami juga sering bercanda jikalau lagi kumpul bersama. Hendrik dan Kemal malah sering usil jikalau lihat karyawan cewek yang lagi sendirian. Mbak Indra, Ika, dan Lia pernah hampir nangis gara-gara ulah mereka berdua. Aku sendiri juga pernah dikerjain mereka. Waktu itu saya lagi sibuk bersih-bersih. Tiba-tiba Hendrik memanggilku dan menyuruhku berbalik ke belakang. Katanya sih bajuku belakangnya kotor. Eh gak tahunya beliau malah memasukkan pecahan es watu kedalam bajuku. Sontak saya kaget dan kedinginan. Justru teman-teman yang melihatku malah tertawa.
Kejadian seru lain yaitu ketika Aku, Kemal, Dedi, Yugus, Lia, dan Ika sedang main kartu remi. Aturan mainnya yang kalah mukanya harus dicoretin pakai spidol. Kemal dan Lia bergantian kalah terus sehingga muka mereka kelihatan ibarat badut dipinggir jalan, penuh dengan coretan. Aku dan yang lain jadi tertawa lepas melihat mereka. Beruntung saya hanya sekali kalah dikala itu.
Dan kenangan yang satu ini yang niscaya selalu ku ingat hingga sekarang. Yaitu tradisi bagi anak gres harus mentraktir seniornya jikalau sudah gajian nanti. Waktu itu saya dan Yugus bergantian mentraktir teman-teman. Riko, Kemal, dan Dedi mengajakku makan nasi lauk ayam panggang. Sementara Mbak Indra, Ika, dan Lia minta dibelikan es krim. Ya karenanya ku turuti semua undangan teman-teman. Aku justru merasa bahagia dan besar hati sanggup mentraktir mereka.
Puncak kebersamaan kami yaitu ketika tiap sebulan sekali kami mengikuti Opname besar-besaran atau biasa dikenal dengan SO GRAND. Mulai dari tutup toko jam 9 malam hingga pagi tiba menyapa, kami semua berjibaku mencari dan menghitung barang-barang yang ada. Semalaman kami tak tidur alasannya demi pekerjaan kami. Kalau lelah dan mengantuk, kadang kami istirahat sebentar dan bikin kopi ataupun susu hangat. Bahkan sahabat kami Lia dan Mbak Indra pernah hingga pingsan gara-gara kelelahan. Aku jadi kasihan dan terharu menyaksikan teman-teman yang selalu bersemangat tiap ikut SO GRAND. Tapi dari situlah saya menyadari ternyata untuk meraih suatu keberhasilan itu tak mudah. Butuh kerja keras, semangat yang berlipat ganda, bahkan cucuran keringat dan tetesan air mata.
Semoga lebaran tahun depan kita sanggup berkumpul bersama setidaknya untuk reuni kecil sesudah kita saling terpisah alasannya ada rejeki yang lebih baik ditempat lain.
Terimakasih para sahabat istimewaku."
Pengirim : Heri Teguh Arifianto
Email : aheriteguh@yahoo.com
Facebook : Heri Ariv
Tanggal Kirim : 26 - 09 - 2014
"Kangen, itu yang kurasakan dikala ini sesudah hampir 4 tahun lamanya saya tidak pernah bertemu lagi dengan sahabat-sahabat istimewaku. Hendrik, Riko, Kemal, Indra, Ika, Lia, Dedi, Yugus, dan Zaenal yaitu sahabat terbaikku sekaligus partner kerjaku dulu di Surabaya. Aku sendiri biasa dipanggil Herteg oleh teman-temanku. Banyak kenangan berharga yang kuperoleh selama 3 bulan bersama mereka. Diantaranya yaitu ketika memasuki bulan mulia kami jadi semakin dekat dan kompak. Kami sering sahur dan buka puasa bersama ditempat kerjaan. Mbak Indra biasanya yang sering memasak nasi untuk kami, sementara kami hanya tinggal beli lauknya saja di warung terdekat. Riko dan Kemal biasanya yang paling rakus makan. Sampai-sampai yang masak pun tidak kebagian nasi. Zaenal juga sering tak kebagian jatah nasi. Ia menyerah untuk bikin mie instan saja. Menurutnya lebih mudah dan hemat tentunya. Yang memprihatinkan ialah jikalau sedang mendekati tanggal tua. Semua teman-teman pada ngirit, hingga makan pun seadanya. Pernah kami semua cuma makan pakai kerupuk dan kecap manis. Mbak Indra yang merasa kasihan menyuruh Lia untuk membeli gorengan di warung seadanya. Tak tahunya yang dibelinya justru molen dan pisang goreng. Aku dan teman-teman yang lain hingga ketawa gara-gara Lia salah beli gorengan. Karena sudah terlanjur dibeli, terpaksa kami makan bersama nasi. Yang penting kami kenyang walaupun rasanya sungguh tak sanggup kami bayangkan.
Kami juga sering bercanda jikalau lagi kumpul bersama. Hendrik dan Kemal malah sering usil jikalau lihat karyawan cewek yang lagi sendirian. Mbak Indra, Ika, dan Lia pernah hampir nangis gara-gara ulah mereka berdua. Aku sendiri juga pernah dikerjain mereka. Waktu itu saya lagi sibuk bersih-bersih. Tiba-tiba Hendrik memanggilku dan menyuruhku berbalik ke belakang. Katanya sih bajuku belakangnya kotor. Eh gak tahunya beliau malah memasukkan pecahan es watu kedalam bajuku. Sontak saya kaget dan kedinginan. Justru teman-teman yang melihatku malah tertawa.
Kejadian seru lain yaitu ketika Aku, Kemal, Dedi, Yugus, Lia, dan Ika sedang main kartu remi. Aturan mainnya yang kalah mukanya harus dicoretin pakai spidol. Kemal dan Lia bergantian kalah terus sehingga muka mereka kelihatan ibarat badut dipinggir jalan, penuh dengan coretan. Aku dan yang lain jadi tertawa lepas melihat mereka. Beruntung saya hanya sekali kalah dikala itu.
Dan kenangan yang satu ini yang niscaya selalu ku ingat hingga sekarang. Yaitu tradisi bagi anak gres harus mentraktir seniornya jikalau sudah gajian nanti. Waktu itu saya dan Yugus bergantian mentraktir teman-teman. Riko, Kemal, dan Dedi mengajakku makan nasi lauk ayam panggang. Sementara Mbak Indra, Ika, dan Lia minta dibelikan es krim. Ya karenanya ku turuti semua undangan teman-teman. Aku justru merasa bahagia dan besar hati sanggup mentraktir mereka.
Puncak kebersamaan kami yaitu ketika tiap sebulan sekali kami mengikuti Opname besar-besaran atau biasa dikenal dengan SO GRAND. Mulai dari tutup toko jam 9 malam hingga pagi tiba menyapa, kami semua berjibaku mencari dan menghitung barang-barang yang ada. Semalaman kami tak tidur alasannya demi pekerjaan kami. Kalau lelah dan mengantuk, kadang kami istirahat sebentar dan bikin kopi ataupun susu hangat. Bahkan sahabat kami Lia dan Mbak Indra pernah hingga pingsan gara-gara kelelahan. Aku jadi kasihan dan terharu menyaksikan teman-teman yang selalu bersemangat tiap ikut SO GRAND. Tapi dari situlah saya menyadari ternyata untuk meraih suatu keberhasilan itu tak mudah. Butuh kerja keras, semangat yang berlipat ganda, bahkan cucuran keringat dan tetesan air mata.
Semoga lebaran tahun depan kita sanggup berkumpul bersama setidaknya untuk reuni kecil sesudah kita saling terpisah alasannya ada rejeki yang lebih baik ditempat lain.
Terimakasih para sahabat istimewaku."
Pengirim : Heri Teguh Arifianto
Email : aheriteguh@yahoo.com
Facebook : Heri Ariv
Tanggal Kirim : 26 - 09 - 2014