Kakakku Sobat Terbaiku - Cerpen Persahabatan

KAKAKKU SAHABAT TERBAIKKU
Karya Melinda S. Rini

Indri dan Rindi
Kami terlahir sebagai abang beradik dalam sebuah keluarga sederhana penuh kasih sayang. Indri berusia satu setengah tahun lebih muda dariku. Karna usia kami yang tak jauh beda. Orang-orang agak sulit membedakan kami. Terlebih semenjak kecil Ayah dan Ibu sering memakaikan baju yg sama dan menentukan potongan rambut yang sama.

Tapi sesudah kami mulai beranjak sampaumur Ibu sudah mulai tidak memakaikan baju yang sama sebab kami berdua sudah mulai mencari jati diri kita masing-masing. Indri suka bergaya lebih feminim sementara saya lebih suka bergaya casual.

Cerpen Persahabatan

Kakakku Sahabat Terbaiku
Sejak Taman Kanak-kanak saya selalu di sekolahkan yang sama tapi semenjak saya masuk SMA, saya menolak anjuran Ayah dan Ibu untuk masuk sekolah yang sama dngan Indri. Aku jengkel bila satu sekolah terus dengan Indri.
Indri dan saya memiliki minat dan keinginan yg berbeda. Indri bercita-cita ingin menjadi seorang Ilmuwan yang sangat ahli sementara saya lebih ingin menjadi seorang jurnalis karna suatu ketika nanti saya ingin mencatat kejadian yang ahli di dunia.
*****

"Rin ada seorang perjaka disekolah ku yang ingin mendekati ku," ujar Indri sambil tersenyum malu.
"Bukankah itu sudah biasa? Setiap ahad kau selalu bercerita perihal seorang cowok.Aku capek mendengar ceritamu yg itu-itu saja," kataku sinis, pikiranku tertuju pada layar laptopku yang sedang mambaca artikel perihal pengalaman hidup seorang penulis yg ahli di dunia.
"Tapi yang ini lebih baik."
"Cukup. Aku capek mendengar ceritamu. Aku lebih suka jikalau kau bercerita perihal seorang penulis populer tapi berhubung kau nggak tau apa-apa perihal dunia jurnalistik jadi lebih baik saya mencarinya sendiri lewat internet." jawabku sinis. Aku mendengar helaan nafas Indri. Mungkin beliau jengkel mendengar jawabanku yang sinis.
"Baiklah, saya minta maaf jikalau menciptakan murka dan jengkel. Kalau begitu saya pergi tidur saja." kata Indri sambil pergi menuju kawasan tidurnya.
"Itu lebih baik daripada kau menggangguku."
*****

Jam 8 malam, saya pulang telat karna saya ada rapat OSIS disekolah. Sekolahku akan mengadakan Pensi. Setiap tahun sekolahku memang selalu mengadakan Pensi dan karna Pensi sekolahku berjalan dengan baik, sekolah ku makin terkenal.
"Dari mana saja kamu,Rin?" tanya Ayah yg tampaknya semenjak dari tadi menungguku di ruang tamu.
"Dari rapat OSIS,yah. Aku kan sudah bilang ke Ayah tadi pagi." kataku mencoba membela diri.
"Makin usang Ayah lihat rapat OSIS kau nggak ada gunanya." kata Ayah lagi
"Ayah selalu berbicara menyerupai itu. Ayah nggak pernah mendukung semua acara yang saya lakukan."
"Rindi,dengarkan pesan tersirat Ayahmu. Ayah menasehati mu menyerupai itu karna demi kebaikanmu juga." tiba-tiba Ibu ikut bicara juga.
"Rin,ingat semester kemudian nilai-nilai belajarmu sangat menurun. Ayah akan mengijinkan hal-hal yg kau suka tapi kau juga harus imbangi dengan cara belajarmu. Coba kau lihat abang perempuanmu,Indri." kata Ayah mulai membanding-bandingkan.
"Atau sebaiknya kurangi acara outdoor mu dan fokus dengan berguru menyerupai Indri." Ibu juga mulai membanding-bandingkan. Mendadak kepala ku menjadi pusing. Aku paling tidak suka jikalau dibanding-bandingkan dengan Indri. Aku mengambil tasku dan pribadi pergi menuju kamar.
"Ayah dan Ibu nggak sanggup membatasi semua acara yang saya suka." kataku sambil pergi meninggalkan Ayah dan Ibu.
*****

Aku membanting pintu kamar dan mengagetkan Indri yg sedang melaksanakan percobaan-percobaan yang selama ini memang beliau lakukan. Melihat lisan wajahku yang kurang enak, Indri pun pribadi menyudahi percobaan-percobaan kimianya.
"Kenapa?"
"Kenapa apanya? Pura-pura nggak tau lagi, kau bahagia kan saya dimarahi Ayah dan Ibu habis-habisan!!" Indri pun melihat ke arah jarum jam tangan yg sudah menunjukkan pukul 8 malam, kemudian beliau kembali melihat ke arah ku dan beliau tersenyum.
“karna kau pulang malam? Hmm,rin. Ayah dan Ibu itu gotong royong memarahimu karna mereka khawatir dengan keadaanmu, apalagi kau cewek. Mereka juga ingin kau imbangi dengan belajarmu , jikalau kau sanggup imbangi sekolah mu dengan acara yang kau lakukan niscaya mereka akan.....”
“Sudahlah, nggak usah nasehati aku. Aku lebih tau apa yang harus saya lakukan dan apa yang nggak saya lakukan.” saya memotong pembicaraan Indri. Indri hanya tersenyum.
“Urus saja tuh percobaan-percobaan kimia mu supaya jadi Ilmuwan ahli dan nggak akan pernah ganggu saya lagi.”
“Terima kasih telah menciptakan saya semangat untuk menggapai keinginan mu.” kata Indri. Aku kaget ternyata beliau menanggapi perkataan ku yang berangasan dengan senyuman dan berbicara dengan lembutnya.
*****

Hari-hariku terus di sibukki oleh seluruh persiapan Pentas Seni Sekolah. Apalagi jabatanku sebagai ketua program yang sangat penting untuk memastikan semua akan berjalan dengan lancar. Indri sibuk mempersiapkan olimpiade yang akan diikutinya. Entah itu pagi,siang,ataupun malam,Indri selalu sibuk dengan semua percobaan-percobaan kimianya. Hingga suatu hari waktu saya sedang santai beliau menghampiriku di kawasan tidurku.
“Rin,minggu depan yaitu olimpiade yang sangat saya tunggu-tunggu dan saya mengikuti olimpiade tersebut . Dan saya sangat berharap kau sanggup tiba di olimpiade kimia ku untuk mendukungku.”
“Sorry,minggu depan yaitu Pentas Seni Sekolahku, jadi saya nggak sanggup tiba di program olimpiade mu.” Aku nggak nyangka Indri tersenyum mendengar jawabanku,
“Pentas Seni dengan kau sebagai ketuanya ya. Pasti akan sukses besar. Aku do’akan supaya program itu berjalan dengan lancar. Kalau begitu saya pergi ke kawasan tidurku.”

Baru saja Indri bangun dari kawasan tidurku dan beranjak ke kawasan tidurnya tapi tiba-tiba beliau kembali melihat ke arah ku,
“Apa lagi sih?” tanyaku dengan sinis
“Aku hanya ingin bilang ...melihat dirimu,aku menyerupai melihat diriku sendiri.Wajah kita sangat mirip.Andai kau sanggup sedikit lebih terbuka,mungkin kita akan bersahabat,dan selamat malam.”
*****

Hari ini yaitu hari pelaksanaan Pentas Seni sekolahku. Sejak pagi saya sudah pergi dari rumah menuju lokasi program dan memantau semua persiapan. Untunglah program yang saya pimpin tampaknya akan berjalan lancar. Tiga ratus tiket terjual habis dalam jangka waktu dua hari. Hari sudah mulai gelap,orang-orang mulai memenuhi antrean pembelian tiket untuk sanggup masuk ke dalam Aula pentas seni sekolahku. Aku melihat pemandangan itu dengan rasa puas dan senyum penuh kemenangan.

Aku sadar handphone ku bergetar terus,tapi karna kesibukanku saya mengabaikannya. Tak lama,aku mengambil handphone ku di dalam tas. Nama Indri tertera di layar ponsel ku. Ternyata beliau sudah mencoba menelponku sebanyak 12 kali dan mengirimkan 4 pesan singkat untukku. Setelah membaca pesan tersebut,tiba-tiba dadaku menjadi sesak. Aku merasa bersalah dengan Indri. Yang saya inginkan kini yaitu bertemu Indri,kakak perempuanku yang saya sayang.
*****

Hai Rindi,bagaimna program sklh yg kmu pimpin?Aku yakin niscaya sukses&berjalan lancar. Oh ya, mngkin kau tak ingin mndengar kisah ku,tpi saya sngt ingin sekali memberitahukan kamu. Aku menerima juara dalam olimpiade kimia tingkat nasional. Percobaan yang saya tampilkan ke semua juri ternyata menciptakan mereka bangga. Dan kau tau? Aku berhasil mndapatkan beasiswa melanjutkan kuliah di Negeri Kincir Angin! Dan saya berangkat lusa.
*****

Sepanjang perjalanan,aku merasa sangat bersalah. Aku menyesal selama ini,aku selalu menganggap Indri yaitu orang yang sangat menyebalkan. Dia selalu berusaha untuk mendekatiku sementara saya semakin menjauhinya. Tapi kini saya sadar,aku mulai merasa kehilangan ketika beliau menyampaikan jikalau ia akan pergi jauh meninggalkan negara ini. Adik macam apa saya ini hingga nggak tau jikalau selama ini abang perempuanku sedang mengurus beasiswanya di Belanda.

Akhirnya saya hingga di kawasan tujuanku. Aku melangakah masuk ke dalam sebuah kawasan perlombaan tingkat nasional. Disana saya melihat seorang gadis bagus sambil tersenyum senang,matanya memandangi seluruh juri dan penonton yang melihatnya. Hingga hasilnya kedua mata kami bertemu.
*****

Di depan layar laptopku,aku membaca e-mail yang dikirimkan Indri ke aku. Dia sangat bahagia di sana, karna beliau berteman dengan sebagian anak muda dari beberapa negara yang ingin menjadi ilmuwan hebat. Akhir tahun nanti Indri akan pulang ke Indonesia. Ahh,Indri cepatlah pulang saya sangat rindu kepadamu dan saya ingin mendengar semua cerita-ceritamu.
*****

PROFIL PENULIS
Bernama lengkap Melinda Sulistya Rini. Sedang menempuh sekolah di Sekolah Menengah kejuruan Farmasi Samarinda. Sedang berguru nulis novel.
Twitter : @MelindaSRN
Fb : Melinda S Rini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel